Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal dengan hipertensi merupakan
penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat,
mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang
menyeluruh dan terpadu.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya
interaksi dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai
penelitian telah menghubungkan antara berbagai faktor resiko terhadap
timbulnya hipertensi.
Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat
perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat
pedesaan. Hal ini dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota
yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas,
kurangnya olahraga, merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar
lemaknya.
1.2 Rumusan Maasalah
1. Bagaimana definisi hipertensi ?
2. Apa saja faktor penyebab hipertensi ?
3. Gejala apa saja yang timbul pada penyakit hipertensi ?
4. Apa saja klasifikasi hipertensi ?
5. Bagaimana cara penatalaksanaan hipertensi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hipertensi
2. Untuk mengetahui faktor penyebab hipertensi
3. Untuk mengetahui gejala yang timbul pada penyakit hipertensi
4. Untuk mengetahui klasifikasi hipertensi
5. Untuk mengetahui cara mencegah hipertensi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi hipertensi


Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang sangat umum di
masyarakat. Penyakit hipertensi umumnya dialami oleh lansia dan orang
dewasa, tidak menutup kemungkinan juga dialami oleh anak muda.
Hipertensi merupakan tekanan darah di dalam tubuh melebihi batas normal.
Hal ini sesuai dengan pendapat Rusdi (2009:60) “hipertensi merupakan
penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh meningkatnya tekanan darah
dalam tubuh”. Sedangkan pengertian dari tekanan darah adalah “tekanan
dimana darah beredar dalam pembuluh darah. Tekanan ini terus menerus
berada dalam pembuluh darah dan memungkinkan darah mengalir konstan”
(Santoso,2010:102).
Hipertensi sama untuk semua golongan umur akan tetapi pada tingkat
tekanan darah dan adanya resiko kardiovaskular yang ada pada pasien
( Aru,2010). Hipertensi sistolik terisolasi bentuk hipertensi yang paling
menonjol pada lansia, definisinya jika tekanan darah sistolik 140 mmhg atau
lebih dengan tekanan diastolik kurang dari 90 mmhg. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah
( Potter dan Perry,2005:255).

2.2 Faktor penyebab hipertensi


Penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan menurut Junaidi (2010:56)
yaitu :
1. Hipertensi Primer / esensial
Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang memiliki beberapa
kemungkinan penyebabnya. Beberapa perubahan pada jantung dan
pembuluh darah dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Hipertensi primer terjadi karena kondisi masyarakat yang memiliki asupan

2
garam cukup tinggi, lebih dari 6,8 gram per hari, serta karena faktor
genetik.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan karena
gangguan pembuluh darah atau organ tubuh tertentu, seperti ginjal,
kelenjar adrenalin, dan aorta. Penyebab hipertensi sekunder sekitar 5-10%
berasal dari penyakit ginjal, sekitar 1-2% karena kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu.
Penyakit hipertensi paling menonjol terjadi pada lansia (Potter dan
Perry,2005:256), jika tekanan darah sistole lebih dari 140 mmhg dan
diastole kurang dari 90 mmhg. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
hipertensi. Menurut Rusdi (2009:62), antara lain :
 Faktor yang tidak dapat diubah :
1. Faktor Keluarga
Disetiap anggota keluarga yang mempunyai riwayat hipertensi,
diabetes, dan penyakit jantung biasanya akan menurun kepada
keturunan dibawahnya.
2. Jenis Kelamin
Laki-laki mempunyai faktor resiko paling besar daripada perempuan.
Ini dikarenakan perempuan lebih memiliki pola hidup sehat seperti
tidak merokok, rendahnya aktifitas pekerjaan, dan lebih bisa
mengatur pola makan.
3. Faktor Usia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, sangat berpotensi
terkena hipertensi. Tekanan sistole akan terus meningkat hingga usia
80 tahun sedangkan tekanan diastole terus meningkat hingga usia 55
sampai 60 tahun.
 Faktor yang dapat diubah :
1. Obesitas
Penderita obesitas beresiko dua sampai empat kali lebih besar untuk
terserang hipertensi dibanding orang normal. Dikarenakan daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas lebih

3
tinggi. Menurut Iskandar (2010) “efek samping dari obesitas antara
lain : Gangguan pernapasan, kelelahan pada tulang, kelainan kulit,
dan pembengkakan/Edema”.
2. Konsumsi garam yang tinggi
Garam bersifat mengikat air di dalam tubuh, maka air akan masuk ke
dalam intravaskuler yang menyebabkan meningkatnya volume
darah. Dengan ini menyebabkan tekanan darah yang meningkat
karena volume darah meningkat.
3. Merokok
Merokok dapat menyebabkan perangsangan sistem adrenergik,
meningkatkan tekanan darah, dan penyempitan dalam saluran paru-
paru yang dapat memicu kerja ginjal dan jantung menjadi lebih
cepat, sehingga naiknya tensi darah tidak dapat dihindarkan lagi. Hal
ini selaras dengan pendapat Iskandar (2010) bahwa “ zat nikotin
yang terdapat dalam rokok dapat meningkatkan pelepasan epineprin,
yang dapat mengakibatkan terjadinya penyempitan dinding arteri
karena kontraksi yang kuat”.

2.3 Gejala hipertensi


Sebagian besar gejala dari penyakit hipertensi timbul setelah mengalami
hipertensi bertahun-tahun (Corwin,2000), berupa :
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

2.4 Klasifikasi Hipertensi


Banyak masyarakat awam yang hanya mengetahui tentang hipertensi saja,
yang sebenarnya tekanan darah memiliki 3 klasifikasi, menurut Gunawan
(2001), sebagai berikut :
1. Tekanan darah rendah ( hipotensi )

4
2. Tekanan darah normal ( normotensi )
3. Tekanan darah tinggi ( hipertensi )
Sedangkan menurut Wibowo (2008), penggolongan tekanan darah manusia
adalah sebagai berikut :
1. Tekanan darah normal : Tekanan darah sistolik kurang dari 120 dan
tekanan darah diastolik kurang dari 80
2. Tekanan darah prehipertensi : Tekanan darah sistolik 120-139 atau tekanan
darah diastolik 80-89
3. Tekanan darah tinggi derajat 1: Tekanan darah sistolik 140-159 atau
tekanan darah diastolik 90-99
4. Tekanan darah tinggi derajat 2: Tekanan darah sistolik di atas 160 atau
tekanan darah diastolik di atas 100
Kemudian, Santoso (2009) memberikan batasan atau ukuran tertentu dalam
memutuskan orang tersebut hipertensi atau tidak. Ketentuan tersebut sebagai
berikut :
1. Seorang pria berusia kurang dari 45 tahun dapat disebut menderita
hipertensi apabila pada waktu istirahat tekanan darahnya lebih dari 130/90
mmhg
2. Seorang pria berusia lebih dari 45 tahun juga dapat disebut menderita
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih dari 145/95 mmhg.
3. Dan bagi seorang wanita yang tekanan darahnya lebih dari 160/95 mmhg,
maka dinyatakan hipertensi.

2.5 Penatalaksanaan Hipertensi


Menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2014), penatalaksanaan
hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan ataupun dengan
cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan
membatasi asupan garam tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh ( 6 gram/hari ),
menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan
minuman beralkohol. Olahraga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi,
dapat berupa jalan, lari, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5

5
kali per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat 6-8 jam dan
mengendalikan stress.
Adapun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi
adalah :
1. Makanan kadar lemak jenuh tinggi
2. Makanan yang diolah menggunakan garam natrium
3. Makanan dan minuman kaleng
4. Makanan yang diawetkan
5. Susu full cream, mentega, margarin, keju, serta sumber protein hewani
yang tinggi kolesterol seperti daging merah.
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta
bumbu penyedap lain yang mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkhol seperti durian, tape.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit tekanan darah tinggi yang
melebihi batas normal, umumnya dialami oleh lansia dan orang dewasa,
tidak menutup kemungkinan juga dialami oleh anak muda. Faktor
penyebab dari hipertensi di bagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi
primer dan hipertensi sekunder. Penyebab dari penyakit hipertensi juga
berasal dari faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah.
Sebagian besar gejala dari penyakit hipertensi timbul setelah
mengalami hipertensi bertahun-tahun. Tekanan darah memiliki 3
klasifikasi yaitu Tekanan darah rendah ( hipotensi ), Tekanan darah normal
( normotensi ), Tekanan darah tinggi ( hipertensi ) dan terdapat batasan
tertentu seseorang dapat dikatakan hipertensi atau tidak. Penatalaksanaan
hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan ataupun
dengan cara modifikasi gaya hidup.
3.2 Saran
Diharapkan setiap orang memeriksakan tekanan darahnya secara
rutin agar dapat mengantisipasi bila terjadi hipertensi terutama bagi yang
berusia lanjut. Cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah
tinggi adalah dengan mengubah ke arah hidup yang lebih sehat,
pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup, aktif
berolahraga, dan mengatur diet atau pola makan.

7
DAFTAR RUJUKAN

Depkes RI, 2014. Info DATIN HIPERTENSI.


(http://www.depkes.go.id/download.php%Ffile
%3Ddownload/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi.html), diakses pada
tanggal 02 Oktober 2016.
Iskandar, 2010. Hipertensi ( Pengenalan, pencegahan, dan pengobatan ). Jakarta :
PT Bhuana Ilmu Populer.
Potter dan Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Rusdi, 2009. Awas! Bisa mati cepat akibat hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta :
Power Books (IHDINA).
Santoso, 2010. Membonsai Hipertensi. Surabaya : Jaring Pena.
Suparyanto, 2014. Penyakit Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi). (http://dr-
suparyanto.blogspot.in/2014/03/penyakit-hipertensi-tekanan-darah-
tinggi.html), diakses pada tanggal 25 September 2016.
Wibowo, 2008. Penyakit Darah Tinggi/Hipertensi. (http://suryo-
wibowo.blogspot.com/2008/08/penyakit-darah-tinggihipertensi.html),
diakses pada tanggal 26 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai