Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunianya kami
bisa menyelesaikan makalah dengan judul “” dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah study diagnostik.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Kami berharap makalah ini dapat memotivasi pembaca untuk ikut mengetahui
apa itu . Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal
penyajian maupun penulisan. Untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran dari
semua pihak demi penyempurnaan makalah ini. Demikian kami ucapkan terima
kasih.
Devi Agus W
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Hematologi
1.2.2 Faal Hati
1.2.3 Faal Ginjal
1.2.4 Elektrolit
1.2.5 Analisa Lemak
1.2.6 Imunologi
1.2.7 Pemeriksaan Diabetes (Gula Darah)
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemeriksaan Hematologi
Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang
mengandung elektrolit dan merupakan suatu medium pertukaran antar sel yang
terfikasi dalam tubuh dan lingkungan luar (Price dan Wilson, 2005). Plasma
adalah suatu cairan kompleks yang berfungsi sebagai medium transportasi untuk
zat-zat yang diangkut dalam darah (Sherwood L, 2001). Leukosit adalah unit
pertahanan tubuh (Sherwood L, 2001). Hematologi adalah ilmu yang mempelalari
segala sesuatu tentang darah dan aspeknya pada keadaan sehat atau sakit dalam
keadaan normal volume darah manusia ± 7-8 % dari berat badan (Sherwood L,
2001).
Darah adalah esensial makhluk hidup yang berada dalam ruang vaskuler,
karena perannya sebagai media komunikasi antar sel ke berbagai bagian tubuh
dengan dunia luar karena fungsinya membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan
dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa zat
nutrien dari saluran cerna ke jaringan kemudian mengantarkan sisa metabolisme
melalui organ sekresi seperti ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi
pembekuan darah. Berikut merupakan fungsi dari komponen darah :
2.1.1 Retikulosit
2.1.1.1 Pengertian
Retikulosit adalah sel darah merah yang tidak berinti dan
belum matang, serta tetap berada dalam perifer selama 24 jam
sampai 48 jam pada saat pematangan sel darah merah terjadi.
Retikulosit berukuran lebih besar dibanding eritrosit matang dan
berwarna lebih biru. Pada hitung retikulosit, retikulosit dalam
sampel darah lengkap dihitung dan ditunjukkan dalam presentase
dari hitung sel darah merah total. Karena metode penghitungan
retikulosit manual menggunakan hanya sedikit sampel, nilainya
mungkin tidak tepat dan garus dibandingkan dengan hitung sel
darah merah atau hematokrit.
2.1.1.2 Pemeriksaan
a. Melakukan pungsi vena dan kumpulkan sampel darah dalam
tabung berukuran 4,5 ml yang berisi heparin.
b. Memastikan perdarahan subdermal telah berhenti sebelum
melepaskan penekanan.
c. Memantau pasien dengan hitung retikulosit yang abnormal
terhadap kecenderungan atau perubahan yang bermakna pada
uji yang diulang.
2.1.1.3 Nilai Normal
a. Dewasa : 5-15‰ (promil) atau 0,5-1,5% dari sel
darah merah atau 25000-75000 U/L
b. Anak : 0,5-2% SDM
c. Bayi : 0,5-3,5% SDM
d. Bayi baru lahir : 2,5-6,5% dari sel darah merah (SDM)
2.1.1.4 Persiapan Sebelum dan Sesudah Pemeriksaan yang Berhubungan
dengan Keperawatan
Persiapan
No.
Sebelum Sesudah
1. Menjelaskan kepada pasien Jika terjadi hematom
bahwa uji ini digunakan untuk pada lokasi pungsi,
mendeteksi adanya anemia atau berikan kompres hangat.
untuk memantau pengobatannya. Jika hematom yang
terjadi besar, pantau
denyut nadi dibagian
distal dari lokasi pungsi.
2. Memberitahu kepada
pasien bahwa sampel darah
akan diambil serta
menjelaskan kapan dan
siapa yang akan melakukan
pungsi vena.
3. Menjelaskan kepada pasien
bahwa mungkin
mengalami perasaan
sedikit tidak nyaman akibat
pungsi dan turniket.
4. Memberitahu kepada
pasien bahwa ia tidak perlu
membatasi makanan dan
cairan.
2.3.1 Kreatinin
2.3.1.1 Pengertian
Kreatinin merupakan produk akhir dari metabolisme keratin otot
dan keratin fosfat (protein), disintese dalam hati, ditemukan dalam
otot rangka dan darah, dan diekskresikan dalam urin. Jumlah
kreatinin yang disusun sebanding dengan masa otot rangka.
Pemeriksaaan kreatinin serum berguna untuk mengevaluasi fungsi
glomerulus yang hasilnya lebih spesifik daripada BUN (blood urea
nitrogen). Peningkatan dalam serum tak dipengaruhi oleh diet dan
masukan cairan. Perbandingan normal antara BUN dan kreatinin
adalah 10:1. Nilai rasio yang lebih tinggi menjadi petunjuk adanya
gangguan prerenal.
2.3.1.2 Pemeriksaan Mengenai Perawatan
a. Kumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup
merah.
b. Catat jenis obat yang dikonsumsi klien yang dapat
meningkatkan kadar serum dalam formulir laboratorium.
c. Tidak ada pembatasan asupan makanan ataupun minuman.
Pada malam sebelum uji dilakukan, klien tidak boleh
mengonsumsi daging merah
2.3.1.3 Nilai Normal (Yaffe dan Joyce L.F. Kee, 1997)
a. Pria : 0,6 – 1,3 mg/dl, atau 45-132,5 umol/L)
b. Wanita : 0,5 – 0,9 mg/dl
c. Anak : 0,4 – 1,2 mg/dl (27 – 54 umol/L)
d. Bayi : 0,7 – 1,7 mg/dl
e. Bayi baru lahir : 0,8 – 1,4 mg/dl
2.3.1.4 Persiapan Sebelum dan Sesudah Pemeriksaan yang Berhubungan
dengan Keperawatan
Persiapan
No.
Sebelum Sesudah
1. Tangguhkan pengobatan Periksa volume haluaran urine
selama 24 jam sebelum dalam 24 jam. Haluaran urine
peemriksaan atas seizing <600 dalam 24 jam dapat
pemberi layanan kesehatan. mengindikasikan insufisiensi
Obat tertentu yang tidak ginjal.
dapat ditangguhkan harus
dicatat dalam formulir
laboratorium dan pada
bagan pasien.