Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

RESPON HOSPITALISASI

Dosen Pembimbing :

Indriatie. S .Kp.,M.M.Kes

Disusun Oleh :
Lovita Salsabila Balkis
P27820119022

Tingkat II Reguler A

PRODI D-III KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dimana yang sudah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya ini. Dimana dalam makalah ini berjudul “MAKALAH RESPON
HOSPITALISASI”. Kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karenanya, kritik dan saran dari seluruh pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini mulai dari awal sampai akhir.

Surabaya, 25 Februari 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………….………………………………………….………….I

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….II

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………...1

1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..…1

1.3. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Definisi respon hospitalisasi……………………………………………………………2

2.2 Macam – macam respon terhadap hospitalisasi………………………………………...3

1. Cemas ………………………………………………………………………..…….3

2. Marah………………………………………………………………………….……4

3. Sedih………………………………………………………………………………..4

4. Takut………………………………………………………………………………..5

5. Rasa bersalah……………………………………………………………………….6

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………..…7

3.2 Saran…………………………………………………………………………………………..…..7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….……8

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah
sakit (Wong, 2010) . Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan
lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor
baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga (Wong, 2010).Sakit dan dirawat di rumah
sakit (hospitalisasi) merupakan suatu krisis yang dapat terjadi pada semua anak, dimana pada
masa ini anak memiliki pengalaman yang penuh tekanan atau stress. Tekanan utama yang
dirasakan oleh anak disebabkan karena perpisahan dengan lingkungan normal dimana orang lain
berarti, serta mendapatkan lingkungan baru yang asing baginya, seleksi perilaku koping terbatas,
dan perubahan status kesehatan serta adanya persepsi yang tidak menyenangkan tentang rumah
sakit yang mungkin didapatkan dari pengalaman sebelumnya atau pengalaman orang lain (Potter,
2005). Berdasarkan survei dari WHO( 2008), hampir 80% anak mengalami perawatan di rumah
sakit, sedangkan di Indonesia sendiri berdasarkan survei kesehatan ibu dan anak tahun 2010
didapatkan hasil bahwa dari 1.425 anak mengalami dampak hospitalisasi, dan 33,2% diantaranya
mengalami dampak hospitalisasi berat, 241,6% mengalami dampak hospitalisasi sedang, dan
25,2% mengalami dampak hospitalisasi ringan (Rahma & Puspasari, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan respon hospitalisasi

b. Bagaimana macam - macam hospitalisasi

1.3 Tujuan Penulis

a. Untuk mengetahui definisi respon hopitalisasi

b. Untuk mengetahui macam - macam respon hospitalisasi

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Definisi respon hospitalisasi

Hospitalisasi merupakan suatau keadaan krisis yang terjadi pada anak, yang terjadi saat anak
sakit dan dirawat di rumah sakit. Perawatan anak di rumah sakit merupakan krisis utama yang
tampak pada anak karena anak yang dirawat di rumah sakit mengalami perubahan status
kesehatan dan juga lingkungan seperti ruangan perawatan, petugas kesehatan yang memakai
seragam ruangan, alat-alat kesehatan. Selama proses tersebut, anak dapat mengalami hal yang tidak
menyenangkan bagi dirinya, bisa ditunjukkan dengan anak tidak aktif, tidak komunikatif,
merusak mainan atau makanan, mundur ke perilaku sebelumnya (misalnya mengompol, menghisap
jari) dan perilaku regresi seperti ketergantungan dengan orang tua, menarik diri. Keadaan ini
terjadi karena anak berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru yaitu lingkungan rumah sakit
sehingga kondisi tersebut mejadi faktor stressor bagi anak maupun orang tua dan keluarga yang
bisa menimbulkan kecemasan.berbagai perasaan yang sering muncul pada anak yaitu rasa cemas,
marah, sedih, takut, dan merasa bersalah (Hockenberry & Wilson, 2011)

Menurut Supartini (2004), hospitalisasi merupakan suatu proses dimana karena alasan
tertentu atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi perawatan
sampai pemulangannya kembali ke rumah. Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang
berlangsung selama individu tersebut dirawat di rumah sakit (Wong,2003). Menurut WHO,
hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam ketika anak menjalani hospitalisasi
karena stressor yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman.

2.2 Macam – macam respon terhadap hospitalisasi

2
1. Cemas

Cemas (ansietas) merupakan sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari seseorang.
Pengertian lain dari cemas adalah suatu keadaan yang membuat seseorang tidak nyaman dan
terbagi dalam beberapa tingkatan. Jadi cemas berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan
tidak berdaya (Kusumawati, 2010).

Kecemasan merupakan suatu kekhawatiran yang berlebihan disertai gejala somatic yang akan
menimbulkan gangguan sosial (Mansjoer, 2009). Feist (2009) mendefinisikan kecemasan
adalah situasi yang menyebabkan suasana hati yang tidak menyenangkan yang diikuti sensasi
fisik untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga
dapat merespon secara adaptif. Kecemasan juga diartikan sebagai perasaan tidak nyaman
atau ketakutan yang tidak jelas dan gelisah disertai respon otonom (sumber terkadang tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasan yang was – was untuk mengatasi bahaya
(Nanda, 2010). Kaplan (2010) menyatakan bahwa kecemasan merupakan suatu keadaan yang
normal dari pertumbuhan, dari perubahan, dari pengalaman baru dan belum dicoba dan dari
penemuan identitas diri atau arti hidup.Kecemasan adalah perasaan yang tidak jelas tentang
keprihatinan dan kekhawatiran karena adanya ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan
seseorang. Individu mungkin dapat mengidentifıkasi situasi terhadap ancaman, tetapi pada
kenyataannya ancaman terhadap diri berkaitan dengan perasaan khawatir dan keprihatinan
yang terlibat di dalam situasi. Situasi tersebut adalah sumber dari kecemasan, tetapi bukan
ancaman itu sendiri (Carpenito, 2007).

2. Marah

3
Akibat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak akan kehilangan kebebasan dalam
mengembangkan otonominya. Anak akan bereaksi negatif terhadap ketergantungan yang
dialaminya, terutama anak akan menjadi cepat marah dan agresif (Nursalam, Susilaningrum,
dan Utami, 2005).

Anak usia sekoalah sering merasa terkekang selama dirawat di rumah sakit. Hal ini
disebabkan adanya pembatasan aktivitas anak sehingga anak merasa kehilangan kekuatan diri.
Perawatan di rumah sakit sering kali dipersepsikan sebagai hukuman sehingga anak akan
merasa malu, bersalah, dan cemas atau takut. Anak yang sangat cemas dapat bereaksi agresif
dengan marah dan berontak.

3. Sedih

Kesedihan atau nelangsa adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak


beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan. Saat sedih, manusia sering menjadi lebih diam,
kurang bersemangat, dan menarik diri. Kesedihan dapat juga dipandang sebagai penurunan
suasana hati sementara, sedangkan depresi sering dicirikan dengan penurunan suasana hati
yang persisten dan besar yang kadang disertai dengan gangguan terhadap kemampuan

4
seseorang untuk melakukan kegiatan hariannya. Menangis adalah salah satu indikasi dari
kesedihan.

Kesedihan adalah lawan dari kebahagiaan atau kegembiraan dan serupa dengan


dukacita atau kesengsaraan. Kesedihan juga merupakan salah satu dari "enam emosi dasar"
yang dijelaskan oleh Paul Ekman, bersama dengan kebahagiaan, kemarahan, kejutan,
ketakutan, dan jijik.

4. Takut

Stresor atau pemicu timbulnya stres pada anak yang dirawat di rumah sakit dapat berupa
perubahan yang bersifat fisik, psiko-sosial, maupun spiritual. Perubahan lingkungan fisik
ruangan seperti fasilitas tempat tidur yang sempit dan kuang nyaman, tingkat kebersihan
kurang, dan pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu redup. Selain itu suara yang gaduh
dapat membuat anak merasa terganggu atau bahkan menjadi ketakutan. Keadaan dan warna
dinding maupun tirai dapat membuat anak marasa kurang nyaman (Keliat, 1998). Reaksi anak
terhadap penyakit dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pengalaman dirawat dan lama
dirawat. Reaksi anak terhadap penyakit dapat berupa rasa cemas, takut akan sakit, kurang
kontrol dalam emosi, marah tidak adaptif dan regresi (Potter & Perry, 2009). Pengalaman
anak dirawat sebelumnya mempengaruhi reaksi anak. Apabila anak pernah dirawat
sebelumnya dan anak mengalami pengalaman tidak menyenangkan dirawat di rumah sakit
sebelumnya akan menyebabkan anak takut dan trauma dan apabila ketika anak dirawat di
rumah sakit dan anak mendapatkan perawatan yang baik dan menyenangkan anak akan lebih
kooperatif pada perawat dan dokter (Supartini, 2004). Respon kognitif yang mungkin muncul
adalah perhatian terganggu, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, hambatan berpikir,
tidak mampu berkonsentrasi, dan ketakutan Memberitahu anak kenapa mendapatkan

5
perawatan dirumah sakit yang berguna untuk mengurangi ketakutan dan kecemasan anak
(Nursalam, Susilaningrum, & Utami, 2008).

5. Rasa bersalah

\Rasa bersalah adalah perilaku yang tidak dapat diterima secara moral normatif yang
dilakukan oleh pelanggar yang nantinya akan menderita akibat dari kesalahan yang dibuatnya
(Smith & Ellsworth, dalam Xu, dkk., 2011).

Berdasarkan pengertian diatas rasabersalah saat hospitalisasi adalah rasa bersalah yang
dialami oleh anak yang menjalani hospitalisasi karena anak merasa bersalah telah merepotkan
orang yang merawatnya

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan atau gangguan
fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan. Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan
krisis utama yang tampak pada anak. Reaksi anak terhadap hospitalisasi tergantung pada usia,
perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap penyakit, sistem pendukung yang tersedia
dan mekanisme koping yang dimiliki. Reaksi hospitalisasi pada anak usia pra-sekolah menunjukan
reaksi tidak adaptif dimana dapat berupa menolak untuk makan, sering bertanya, menangis, dan tidak
kooperatif terhadap petugas

3.2 Saran

Reaksi anak terhadap hospitalisasi tergantung pada usia, perkembangan anak, pengalaman
sebelumnyaa terhadap penyakit, sistem pendukung yang tersedia dan mekanisme koping yang
dimiliki.

7
DAFTAR PUSTAKA

Apriliawati, A. (2011). Pengaruh Biblioterapi Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Sekolah yang
Menjalani Hospitalisasi di Rumah Sakit Islam Jakarta. Nursing Science Jurnal Keperawatan.

Apriyany D. (2013). Hubungan antara Hospitalisasi anak dengan tingkat kecemasan orang tua. Jurnal
Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2

Elena. (2010). Anak-anak yang tinggal di rumah sakit: penelitian tentang stres psikologis pengasuh.
Commodari Italian Journal of Pediatric.

Faozi, E. (2010). Hubungan Hospitalisasi Berulang dengan Perkembangan Psikososial Anak Usia
sekolah yang Menderita Leukimia Limfositik Akut di Ruang Melati 2 RSUD Dr Moewardi
Surakarta. Surakarta: UMS. Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai