Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lovita Salsabila Balkis

NIM : P27820119022

Kelas : Tingkat 3 Reguler A

Contoh Kasus

Perawat X, pindahan dari bagian anak, diberikan tugas untuk mengelola bagian ruang bersalin
(rooming in). Perawat X tidak tahu apa yang harus dilakukan, karena tidak menguasai bagaimana
melakukan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir, sehingga perawat X mengajukan keberatan.
Sebagai kepala ruangan, Anda menilai bahwa perawat X orang yang kompeten terhadap tugas yang
diberikan. Dalam situasi tersebut, anda mengalami konflik personal dan professional

Pertanyaan :

Buatlah penyelesaian konfilik tersebut diatas

Jawaban :

1. Pengkajian
a. Jenis konflik interpersonal => karena dalam kasus diatas kepala ruangan mengalami konflik
dengan perawat X.
b. Perawat X keberatan saat dipindah ke ruangan bersalin oleh kepala ruangan karena perawat
X tidak menguasai bagaimana melakukan Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir.
c. Yang terlibat dalam kasus diatas adalah kepala ruangan dan perawat X.
d. Situasi dapat diubah ketika perawat X tidak keberatan saat dikasih tugas oleh kepala
ruangan
2. Analisis dan mematikan isu yang berkembang.
a. Perawat X dipindahkan dari ruang anak ke ruang bersalin. Namun, perawat X tidak
menguasai bagaimana melakukan Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir.
b. Masalah utamanya kepala ruangan memberikan tugas kepada perawat X tetapi perawat X
mengajukan keberatan dikarenakan perawat X tidak menguasai Asuhan Keperawatan pada
bayi baru lahir. Jadi kepala ruangan tidak berhak menuntut perawat X harus langsung bisa
menguasai Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir.
3. Tujuan
Meminta agar perawat X bisa belajar kepada perawat lain yang lebih kompeten dalam bidang
Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir.
4. Identifikasi
a. Hindari respon emosional karena sikap setiap orang mempunyai respon yang berbeda
terhadap kata-kata, ekspresi dan tindakan.
5. Intervensi
a. Perawat X lebih memahami tentang Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir.
b. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi yaitu metode smoothing.

Penyelesaian konflik dengan cara mengurangi, komponen emosional dalam konflik. Pada strategi
ini, individu yamg terlibat dalam konflik berupaya mencapai kebersamaan dari pada perbedaan
dengan penuh kesadaran intropeksi diri. Strategi bisa diterapkan pada konflik yang ringan, tetapi
untuk konfik yang besar, misalnya persaingan pelayanan atau hasil produksi, tidak dapat
dipergunakan

Buat tujuan, strategi dan keterampilan khusus untuk menyelesaikan konflik.

Tujuan :

Masalah perawat X bisa menguasahi dalam penulisan Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir

Strategi :

a. Mengumpulkan segala informasi tentang masalah yang terjadi sebanyak mungkin. Mulai dari
jumlah perawat yang kompeten dibidang Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir, jadwal
kerja, dan manajerial rumah sakit
b. Kepala ruangan meminta kepada perawat yang kompeten dibidang Asuhan Keperawatan pada
bayi baru lahir untuk membantu perawat X yang baru pindah ruangan.
c. Memilih alternatif lainnya seperti kolaborasi perawat antar ruangan, jadi jika ada ruangan yang
jumlah perawatnya mencukupi bisa dialihkan keruangan yang kekurangan tenaga.

Keterampilan khusus :

a. Perilakukan orang lain sebagai teman dalam menyelesaikan suatu masalah bukan sebagai
musuh. Hadapi masalah yang ada tapi bikan orangnya.
b. Masalah dapat diterima jika disampaikan dengan baik.
c. Tunjukkan ketaatan dan ketekunan jika orang lain sepakat terhadap pendapat kita.

Anda mungkin juga menyukai