NPM : 213120150
Matkul : Komunikasi Dalam Keperawatan II
MENGHADIRKAN DIRI SECARA TERAPEUTIK
Sikap (kehadiran) secara fisik untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat
memfasilitasi komunikasi terapeutik sebagai berikut
a. Berhadapan
Posisi berhadapan berarti bahwa dalam komunikasi perawat harus menghadap ke
klien, tidak boleh membelakangi, atau duduk menyamping. Sikap ini harus
dipertahankan pada saat kontak dengan klien. Dengan posisi ini, perawat dapat
melihat secara jelas yang apa yang tampak secara verbal maupun nonverbal klien.
Arti posisi ini adalah saya siap membantu Anda.
b. Mempertahankan kontak mata
Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan
keinginan untuk tetap berkomunikasi.
c. Membungkuk ke arah klien
Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengarkan sesuatu.
d. Mempertahankan sikap terbuka
selama berkomunikasi, perawat tidak melipat kaki atau tangan karena sikap ini
menunjukkan keterbukaan perawat dalam berkomunikasi.
e. Tetap relaks
Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam
memberikan respons pada klien.
f. Berjabat tangan
Menunjukkan perhatian dan memberikan kenyamanan pada pasien serta penghargaan
atas keberadaannya. Berjabatan tangan juga dapat memberi kesan keakraban dan
kedekatan antara perawat dan klien.
- Contoh konfrontasi
A : Kamu memintaku memberitahukan lembar jawabanku padamu di ujian
pagi tadi. Jujur saya merasa terganggu, konsentrasi saya buyar terhadap
suara dan sikapmu. Kamu tahu, perilakumu tadi membahayakan kita berdua.
Saya lebih suka kamu belajar sebelum ujian sehingga tidak merepotkan
orang lain. Dan saya yakin kamu bisa melakukannya untuk ujian yang akan
datang.
- Kesegeraan
Perawat sensitif terhadap perasaan klien dan berkeinginan untuk membantu dengan
segera.
Contoh :
Klien : Saya tidak mau hadir dipertemuan itu, saya sibuk dan saya tidak merasa
ada kegunaan dari pertemuan itu.
Perawat : Apakah anda berusaha mengatakan bahwa anda merasa malu dan
pertemuan tersebut tidak menolong anda?
- Membuka diri
Perawat membuka diri tentang pengalaman yang sama dengan pengalaman klien.
Tukar pengalaman ini memberi keuntungan pada klien untuk kerjasama dan
memberikan sokongan. Melalui penelitian yang dilakukan oleh Johnson (dikutip oleh
Stuart dan Sundeen, 1987: 134), ditemukan bahwa peningkatan keterbukaan antara
perawat-klien menurunkan tingkat kecemasan perawat-klien.
Perawat : saya bisa membayangkan betapa takutnya anda terhadap serangan stroke
ibu anda. Terlebih ketika anda bangunkan ibu tapi tidak berespon apapun. Saya juga
pernah merasakan hal yang sama ketika ayah mertua saya tiba-tiba sadarkan diri.
Saya panik dan berteriak sambil menangis. Apakah kamu merasakan hal yang sama
denganku?
- Emosional katarsis
Emosional katarsis terjadi jika klien diminta untuk bicara tentang hal yang
mengganggu dirinya. Perawat harus mengkaji kesiapan klien untuk mendiskusikan
masalahnya. Jika klien mengalami kesukaran dalam mengeskpresikan perasaannya,
perawat dapat membantu dengan mengekspresikan perasaannya jika berada pada
situasi klien.
Contoh emosional katarsis
Perawat : Bagaimana perasaan kamu saat suamimu memukul dan membentak?
Klien : Dia memang orang pemarah, mungkin salah saya yang mau menikah
dengannya.
Perawat : Sepertinya ibu membela tindakannya pada ibu. Saya takjub dengan apa
yang ibu rasakan saat itu.
Klien : Yah begitu
Perawat : Tahukah ibu, hal itu mungkin membuat saya marah jika hal tersebut
menimpa saya.
Klien : Sebenernya saya juga marah, tapi mau bagaimana lagi. Saya sudah muak
dengan semua ini. Andai dia tahu betapa tersiksanya saya.
- Bermain peran
Bermain peran adalah melakukan peran pada situasi tertentu, ini berguna untuk
meningkatkan kesadaran dalam berhubungan dan kemampuan melihat situasi dari
pandangan orang lain. Bermain peran menjembatani antara pikiran dan perilaku serta
klien merasa bebas mempraktekkan perilaku baru pada lingkungan yang nyaman.
Bermain peran terdiri dari beberapa tahap (Stuart dan Sundeen, 1995)
1) Mendefinisikan masalah
2) Menciptakan kesiapan untuk bermain peran
3) Menciptakan situasi
4) Membuat karakter
5) Penjelasan dan pemanasan
6) Pelaksanaan memerankan suatu peran
7) Berhenti
8) Analisis dan diskusi
9) Evaluasi