Anda di halaman 1dari 18

SELF

AWARENESS
KELOMPOK 5
KELOMPOK 5 (KELAS B)
● Fajar Oktavian Hulukati (841421077)
● Nadia Oktaviana Rahman (841421053)
● Annisa Hinelo (841421059)
● Dea Natalia Arvina Luwiti (841421070)
● Iga Wiranti Razak (841421073)
● Astrid Dunaya (841421079)
● Riska Daud (841421089)
● Febrianti Sau (841421115)
TOPIK BAHASAN

01 02 03

Kesadaran Diri Eksplorasi Kemampuan


Perasaan Menjadi Model

04 05 06

Panggilan Jiwa Etika dan Penggunaan Diri


Tanggung Jawab Secara Efektif
Dalam Komunikasi
Terapeutik
01
Kesadaran
Diri
Secara istilah kesadaran mencakup pengertian persepsi,
pemikiran atau perasaan, dan ingatan seseorang yang aktif pada
saat tertentu. Dalam pengertian ini Awareness (kesadaran) sama
artinya dengan mawas diri. Namun seperti apa yang kita lihat,
kesadaran juga mencakup persepsi dan pemikiran yang secara
samar-samar disadari oleh individu hingga akhirnya perhatian
terpusat. Oleh sebab itu, ada tingkatan mawas diri. Jika
digabungkan, Self Awareness (kesadaran diri) adalah wawasan
kedalam atau wawasan mengenai alasan-alasan dari tingkah laku
sendiri, pemahaman diri sendiri. Self Awareness pada umumnya
dimaknai sebagai kondisi tahu atau sadar pada diri sendiri dalam
pengertian yang mempunyai obyek secara relatif tetapi membuka
dan menerima penilaian dari kebenaran sifat individu
02
Eksplorasi Perasaan
Eksplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan yang muncul
sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain , dimana eksplorasi perasaan membantu
seseorang untuk mempersiapkan objektif secara komplit dan sikap yang sangat  berpengaruh,
ini menggambarkan tentang ketidakbenaran.

Seorang yang tidak mampu mengeksplorasi perasaannya sendiri dan tidak terbuka
dengan perasaannya sendiri kemungkinan akan merusak interaksinya dengan orang lain.
Rusaknya proses interaksi akan mempengaruhi data yang kita peroleh dari klien. Data menjadi
tidak akurat dan tidak relevan yang pada akhirnya terjadi kesalahan dalam penentuan
diagnosis keperawatan, kesalahan dalam mentukan rencana keperawatan dan implementasi.
Perawat harus sadar cemas akan perasaannya sendiri agar kehadirannya disisi klien dalam
rangka berinteraksi dan berkomunikasi membawa dampak yang terapeutik yaitu perawat
mendapatkan data dan klien puas karena karena merasakan diperhatikan.

Bagi perawat , eksplorasi perasaan merupakan hal yang perlu dilakukan agar perawat
terbuka dan sadar terhadap perasaannya sehingga dia dapat mengontrol perasaannya agar ia
dapat menggunakan dirinya secara terapeutik. Bagi perawat untuk mengerti akan
dikomunikasikan sesuai dengan standar baku dari dirinya melalui pengukuran yang lebih
rasional.
03
Kemampuan
Menjadi Model
Kemampuan menjadi model ini merupakan bentuk
tanggung jawab perawat terhadap apa yang disampaikan
kepada klien disamping tanggung jawab profesi Perawat
yang bisa menjadi model adalah perawat yang dapat
memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadinya serta
tidak didominasi oleh konflik, distress atau pengingkaran
(Stuart G.W 1998) perawat senantiasa memperlihatkan
perkembangan serta adaptasi yang schat. Perawat harus
bertanggung jawab terhadap perilakunya, sadar akan
kelemahan, dan kekurangannya Perawat harus mampu
memisahkan hubungan professional dan kehidupan
pribadi.
04
Panggilan Jiwa
Altruisme (panggilan jiwa) adalah perhatian terhadap kesejahteraan
orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Altruisme adalah perhatian
terhadap kesejahteraan orang lain, ingin menolong ikhlas tanpa pamrih.
Akan tetapi perlu di perhatikan bahwa perawat merupakan profesi, karena
itu perawat perlu mendapat penghargaan atau imbalan yang sesuai.
Keseimbanga antara altruisme dengan reward akan memengaruhi
bagaimana perawat menolong pasiennya.

CIRI-CIRI ALTRUISME
Menurut Fuad Nashori mengutip Cohen yaitu ada tiga ciri altruisme, yaitu:
a) Empati
Empati adalah kemampuan untuk merasakan perasaan yang dialami oleh
orang lain.
b) Keinginan member
Keinginan untuk memberi adalah maksut hati untuk memenuhi kebutuhan
orang lain.
c) Sukarela
Sukarela adalah apa yang diberikan itu semata-mata untuk orang lain,
tidak ada kemungkinan untuk memperole imbalan.
05
Etika dan Tanggung
Jawab
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya
manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau
prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu:
a. Baik dan buruk
b. Kewajiban dan tanggung jawab.

Tujuan etika profesi keperawatan adalah mampu:


1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan.
2. Membentuk strategi / cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi
dalam praktik keperawatan.
3. Menghubungkan prinsip moral / pelajaran yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan, sesuai
dengan kepercayaannya.

Tanggung jawab menunjukkan kewajiban. Ini mengarah kepada kewajiban yang


harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara professional. 
06
Penggunaan Diri Secara
Efektif Dalam Komunikasi
Terapeutik
1. MENGHADIRKAN DIRI
Lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang
terapeutik, yaitu :
a) Berhadapan. Artinya dari posisi ini adalah "Saya siap untuk anda".
b) Mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan
menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
c) Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar
sesuatu.
d) Mempertahankan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk
berkomunikasi.
e) Tetap rileks. Tetap rileks dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam
memberi respon kepada klien
2. DIMENSI RESPON
Dimensi respon terdiri dari respon periwat yang ikhlas, menghargai, simpati dan konkrit. Dimensi respon
sangat penting pada awal hutangan klien untuk membina hubungan saling percaya dan komunikasi
terbuka. Respon ini terus dipertahankan sampai pada akhir hubungan.

a) Keikhlasan : Perawat menyatakan keikhlasan melalui keterbukaan, kejujuran, ketulusan dan


berperan aktif dalam hubungan dengan klien.
b) Menghargai : menangis, minta maaf atas hal yang tidak disukai klien.
c) Empati : Perawat memandang dalam pandangan klien, merasakan melalui perasaan klien dan
kemudian mengidentifikasi masalah klien serta membantu klien mengatasi masalah tersebut
d) Konkrit : perawat menggunakan terminologi yang spesifik, bukan abstrak, Fungsinya yaitu,
mempertahankan respon perawat terhadap perasaan klien, memberikan penjelasan yang akurat
dan mendorong klien memikirkan masalah yang spesifik.
3. DIMENSI TINDAKAN
Dimensi tindakan terdiri dari konfrontasi, kesegeraan, keterbukaan, emosional katarsis, dan bermain
peran :

a) Konfrontasi : adalah perasaan perawat tentang perilaku klien yang tidak sesuai, Konfrontasi berguna
untuk meningkatkan kesadaran klien akan kesesuaian perasaan, sikap, kepercayaan, dan perilaku.
Konfrontasi sangat diperlukan klien yang telah mempunyai kesadaran tetapi belum merubah
perilakunya.
b) Kesegeraan : Perawat sensitif terhadap perasaan klien dan berkeinginan membantu dengan segera
c) Keterbukaan perawat : Perawat membuka diri tentang pengalaman yang sama dengan pengalaman
klien. Tukar pengalaman inim memberi keulungan pada klien untuk mendukung kerjasama dan
memberikan sokongan
d) "Emosional Catharsis“ : tejadi jika klien diminta untuk bicara tentang hal yang menganggu dirinya.
Perawat harus megkaji kesiapan klien untuk mendiskusikan masalahnya. Jika klien mengalami
kesukaran dalam mengekspresikan perasaannya, perawat dapat membantu dengan
mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien.
e) Bermain Peran : melakukan peran pada situasi tertentu ini berguna untuk meningkatkan kesadaran
dalam berhubungan dan kemampuan melihat situasi dari pandangan orang lain. Bermain peran
menjembatani antara pikirandan perilaku serta klien merasa bebas mempraktekan perilaku baru pada
lingkungan yang nyaman.
THANK
YOU.

Anda mungkin juga menyukai