Anda di halaman 1dari 6

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi dalam Keperawaan

Dosen Pengampu : Ns.Yeni Suryaningsih,M.Kep

Disusun Oleh : Anindya Ayu Nur Rohmah

NIM : 1911011077

Kelas : B

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia
dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga,
di tempat pekerjaan, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia
yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, baik secara individu, kelompok, maupun dalam organisasi. Ruben
(dalam Muhamad, 2005:3) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih
komprehensif, yaitu Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam
hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan,
mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang
lain. Tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat
maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.
B. Analisa Diri Perawat
Analisa diri perawat dalam komunikasi terapeutik adalah kemampuan perawat dalam
menilai aspel-aspek yang dimiliki di dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri
secara terapeutik kepada klien. Fokus analisa diri perawat dalam komunikasi terapeutik yang
penting adalah kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi perasaan, kemampuan menjadi
model, altruisme dan rasa tanggung jawab. Khususnya dalam berhubungan dengan klien
anak, perawat perlu mengkaji pengalaman masa kanak-kanaknya karena dapat
mempengaruhi interaksi. Dengan mengetahui sifat diri sendiri diharapkan perawat dapat
memakai dirinya secara terapeutik untuk menolong klien tanpa merusak integritas diri.
C. Kesadaran Diri Self-Disclosure Johari Window
Kesadaran diri perawat ini diharapkan dapat membuat perawat dapat menerima
perbedaan dan keunikan klien. Kesadaran diri yang mantap akan mempengaruhi komunikasi
yang terapeutik. Untuk membantu mengenal siapa sebenarnya diri seseorang pada aspek
perilaku, pikiranan ,perasaan, dapat dilihat dari teori “Self Disclosure” yang digambarkan
oleh Johari Window
 Jika kuadran I yg diperbesar, maka individu ini cenderung bahkan selalu terbuka dengan
orang lain. Ciri khas dari individu ini ad periang, familier, mudah akrab, tidak kikir,
banyak teman dan menyenangkan.
 Jika kuadran II diperbesar, maka individu ini suka menonjolkan dirinya sendiri, dia
merasa paling hebat, seperti katak dalam tempurung. Dia tidak menyadari bahwa
tindakannya tidak benar, dia buta terhadap dirinya sendiri sehingga area ini disebut juga
Blind Area (area buta).
 Jika kuadran III diperbesar, maka individu ini akan nampak suka menyendiri, pendiam,
tidak suka bergaul atau berinteraksi dengan orang lain. Individu ini lebih banyak
menyimpan rahasia, sehingga area ini dapat disebut dengan Secret area.
 Jika kuadran IV diperbesar, individu ini tidak diketahui oleh orang lain namun dia tahu
banyak tentang orang lain. Dia tertutup terhadap dirinya, tidak ada yang tahu tentang
dirinya sekalipun dirinya sendiri, hanya Tuhan yang mengetahui segala sesuatu tentang
dirinya.
D. Klarifikasi Nilai
Klarifikasi nilai perawat adalah tentang kenyamanan dan kepuasan perawat terhadap
sistem nilai yang dianut merupakan modal yang bermakna bagi perawat dalam melaksanakan
komunikasi terapeutik. Perawat akan lebih siap dan mantap dalam mengidentifikasi situasi
yang bertentangan dengan nilai yang dimiliki, sehingga hubungan terapeutik antara perawat-
klien tidak terganggu. Tehnik ini merupakan permainan yang mengandung pelajaran bahwa
masing-masing individu mempunyai tata nilai, pengalaman, kepercayaan, harapan dan
kehidupan yang berlainan. Seseorang tidak boleh hanya menilai orang lain dari sudut
pandangnya sendiri namun harus menghargai orang lain dengan sudut pandang yang
beragam. Klarifikasi nilai diri sendiri:
 Pencapaian utama saya saat ini adalah berhasil merubah sifat malas dan menunda-
nunda sesuatu yang ada pada diri saya, meskipun belum sepenuhnya namun 90% sifat
itu sudah saya buang jauh.
 Pencapaian utama keluarga saya adalah tetap menjadi keluarga yang harmonis sampai
sekarang
 Hal yang ingin saya capai saat saya berumur 60 tahun (jika diberi umur panjang)
adalah memiliki keluarga yang harmonis, dan rezeki yang lebih dari cukup agar bisa
bersantai di hari tua, bersantai dalam artian tidak perlu bekerja keras lagi untuk
mencari nafkah.
 Menurut saya, saya adalah orang yang humble, tidak pilih pilih, dan rendah hati.
 Cita cita yang sangat ingin saya wujudkan adalah membuka praktek perawat sendiri
di masa depan.
 Motto hidup saya adalah "aku adalah apa yang aku pikirkan"
E. Eksplorasi Perasaan
 Keras Kepala
Kadang kadang sifat keras kepala ini muncul pada diri saya terutama apabila
bersinggungan pendapat dan pendapat saya berasal dari sumber terpercaya maka saya
akan mempertahankanya, namun saya bisa menetralisir sifat ini dan menerima saran
maupun pendapat lainnya.
 Cinta
Saya bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta kepada orang lain, namun apabila saya
mencintai sesuatu atau seseorang maka saya akan memberikan dan mempertahankan
cinta yang saya punya untuknya.
 Cemburu
Kadang kadang sifat cemburu ini muncul pada diri saya, namun saya memilih untuk
mencari tahu sebenarnya apa yang terjadi dan mencari tahu terlebih dahulu.
 Kesal
Kesal adalah hal yang paling sering saya alami, entah untuk hal sepele atau hal hal
yang memang tidak mengenakkan hati, namun hal ini tidak akan bertahan lama,
disamping mudah kesal saya juga mudah untuk kembali baik baik saja.
 Terimakasih
Berterimakasih dan meminta tolong adalah hal yang sering saya ucapkan ketika
meminta tolong dan berterimakasih meskipun untuk hal hal yang sederhana dan
terlihat sepele.
F. Kemampuan Menjadi Model
Seorang pasien membutuhkan sosok pribadi yang dapat diteladaninya dalam
mengubah perilaku. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan diharapkan mampu
menjadi model bagi klien dalam menjalani kehidupannya, karena perawat adalah orang yang
paling dekat dan paling lama bersama klien. Berkaitan dengan kemampuan perawat dalam
menjadi model, ada pendapat yang menyatakan bahwa perawat harus mampu memisahkan
antara kehidupan pribadi dengan kehidupan profesional. Jadi ketika berinteraksi dengan
klien, perawat harus mampu tetap tersenyum walaupun dirinya sedang mengalami konflik
dengan suaminya.
Hal tersebut mungkin sulit untuk dilakukan karena adanya konflik yang mendominasi
seseorang membuat dirinya tidak mampu bersikap wajar atau apa adanya. Perawat yang bisa
menjadi model adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadinya
serta tidak didominasi oleh konflik, distres atau pengingkaran. Seorang perawat yang dalam
kehidupan sehari-harinya senantiasa cemas, penuh konflik, dan tidak mampu menyesuaikan
diri terhadap lingkungan tidak bisa menjadi model dan tidak akan mampu mengubah perilaku
klien menjadi labih baik Kemampuan menjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab
perawat terhadap apa yang disampaikan kepada klien disamping tanggung jawab profesi
G. Etika dan tanggung Jawab
Dalam melaksanakan Askep, perawat hrs bertanggung jawab terhadap semua
tindakan yang dilakukannya. Demikian pula dalam berkomunikasi, perawat seharusnya
bertanggung jawab atas perilakunya dan mampu mengatasi semua kelemahannya. Perawat
bisa menunjukkan rasa tanggung jawabnya dlm berkomunikasi dengan cara meminta maaf
pada klien ketika, misalnya, dia bersikap atau berperilaku menyinggung perasaan klien.
Untuk mengatasi kelemahannya, perawat bisa melakukan analisis diri sebelum berinteraksi
dengan klien. Dalam berinteraksi dengan klien, perawat harus menjunjung tinggi kode etik
keperawatan dan etika yang dibenarkan dalam sebuah hubungan terapeutik. Secara etika,
misalnya, seorang perawat laki-laki tidak dibenarkan memegang jemari atau memeluk bahu
klien perempuan tanpa tujuan terapeutik.
H. Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi adalah proses manusiawi yang melibatkan hubungan interpersonal.
Komunikasi mencakup hubungan yang lebih luas dari sekedar wawancara. Semua bentuk
tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, itu disebut juga sebagai bentuk komunikasi.
Komunikasi terapeutik adalah suatu sarana bagi perawat dalam menjalin hubungan saling
percaya, sehingga dapat meningkatkan citra yang baik bagi tenaga kesehatan khususnya
untuk profesi keperawatan. Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi
perawat dalam berinteraksi dengan pasien. Komunikasi menjadi tidak efektif karena terjadi
kesalahan dalam menafsirkan pesan yang diterimanya. Kesalahan dalam menafsirkan pesan
dapat disebabka karena persepsi yang berbeda, hal ini sering terjadi dalam institusi pelayanan
kesehatan (Mustikasari, 2006).
Hubungan saling memberi dan menerima antara perawat dan pasien dalam pelayanan
keperawatan disebut juga sebagai komunikasi terapeutik perawat yang merupakan
komunikasi profesional perawat (Purwaningsih dan Karlina, 2012). Komunikasi termasuk
dalam komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara
perawat dengan pasien dengan tujuan untuk membantu pasien memperjelas dan mengurangi
beban pikiran serta diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan kecemasan
pasien.Disimpulkan komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal antara perawat
dengan klien untuk membina hubungan saling percaya sehingga dapat menurunkan tingkat
kecemasan pada pasien. Komunikasi ini tidak berlangsung dengan sendirinya, tapi harus
direncanakan, dipertimbangkan dan dilaksanakan secara profesional.
I. Empat tindakan yang harus diambil antara perawat dan klien :
 Tindakan diawali oleh perawat
 Respon reaksi dari klien
 Interaksi di mana perawat dan klien mengkaji kebutuhan klien dan tujuan.
 Transaksi di mana hubungan timbal balik pada akhirnya dibangun untuk mencapai
tujuan hubungan.

Anda mungkin juga menyukai