Anda di halaman 1dari 20

ANALISA DIRI PERAWAT

Hj. Fatmawati
Analisa diri perawat
• Kemampuan perawat dalam menilai aspek-
aspek yang dimiliki di dalam dirinya agar dapat
melakukan kemampuan diri secara terapeutik
kepada klien.
• Perawat merupakan profesi yang menolong
manusia untuk beradaptasi secara positif
terhadap stres yang dialami. Pertolongan yang
diberikan harus bersifat terapeutik. Instrumen
utama yang dipakai adalah diri perawat
sendiri. Jadi, analisa diri sendiri merupakan
dasar utama untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas.
• Fokus analisa diri yang penting adalah kesadaran diri,
klarifikasi nilai, eksplorasi perasaan, kemampuan
menjadi model, altruisme dan rasa tanggung jawab.
Khususnya dalam berhubungan dengan klien anak,
perawat perlu mengkaji pengalaman masa kanak-
kanaknya karena dapat mempengaruhi interaksi.
Dengan mengetahui sifat diri sendiri diharapkan
perawat dapat memakai dirinya secara terapeutik
untuk menolong klien tanpa merusak integritas diri.
• ASPEK-ASPEK ANALISA KESADARAN DIRI PERAWAT

• A. Kesadaran Diri
• Helper yang efektif adalah mampu menjawab pertanyaan,
siapa saya? Perawat adalah orang yang care akan kebutuhan pasien
baik biologi, psikologik dan sosiokultural dengan melihat rata-rata
penampilan yang dimilikinya. Perawat belajar tentang kecemasan,
kemarahan, kesedihan dan kegembiraan dalam membantu pasien
terhadap kontinyu sehat dan sakit.
• Banyak pendapat yang mengatakan bahwa perawat perlu
menjawab pertanyaan “siapa saya”. Perawat harus dapat mengkaji
perasaan, reaksi dan perilakunya secara pribadi maupun sebagai
pemberi perawatan. Kesadaran diri akan membuat perawat
menerima perbedaan dan keunikan klien.
• Campbell (1980) mendefenisikan kesadaran diri menurut model
keperawatan secara holistik meliputi komponen psikologik, fisik,
lingkungan dan pilosopi :
• 1. Komponen psikologi
Termasuk pengetahuan, emosi, motivasi, konsep diri dan personaliti.
• 2. Komponen fisik
• Adalah pengetahuan tentang fisiologi personal dan umum, juga termasuk
sensasi tubuh, gambaran diri dan potensial fisik.
• 3. Komponen lingkungan
• Berisi tentang lingkungan sosiokultural, hubungan dengan orang lain, dan
pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan alam.
• 4. Komponen pilosopi
• Adalah perasaan tentang makna kehidupan. Pilosopi diri berupa tentang
kehidupan dan kematian baik yang disadari maupun tidak
disadaritermasuk kemampuan superior, tetapi juga meliputi tanggung
jawab terhadap perilaku baik secara etik dan nyata.
• Kesemua komponen merupakan model yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran
diri dan perkembangan diri perawat dan pasien
untuk mengerti akan dirinya.
• Kesadaran diri dan perkembangan diri perawat
perlu ditingkatkan agar penggunaan diri secara
terapeutik dapat lebih efektif. Johari Window
(Stuart dan Sunden. 1987, h.98) menggambarkan
tentang perilaku, pikiran, perasaan seseorang
melalui gambar berikut:
Kuadran 1 adalah kuadran yang terdiri dari
perilaku, pikiran dan perasaan yang diketahui
oleh individu dan orang lain disekitarnya.
Kuadran 2 sering disebut kuadran buta karena
hanya diketahui oleh orang lain. Kuadran 3
disebut rahasia karena hanya diketahui oleh
individu. Ada 3 prinsip yang dapat diambil dari
Johari Window yaitu :
• Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi
kuadran yang lain.
• Jika kuadran 1 yang paling kecil, berarti
komunikasinya buruk atau kesadaran dirinya
kurang.
• Kuadran 1 paling besar pada individu yang
mempunyai kesadaran diri yang tinggi.
• Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga
cara (Stuart dan Sundeen, 1987,h.98 – 99) yaitu :
• Mempelajari diri sendiri. Proses eksplorasi diri sendiri,
tentang pikiran, perasaan, perilaku, termasuk
pengalaman yang menyenangkan, hubungan hubungan
interpersonal dan kebutuhan pribadi. Caranya
meningkatkan pengetahuan diri, diperlukan dengan
belajar tentang diri sendiri. Individu perlu
menampilkan keikhlasan dalam menampilkan
emosinya, identifikasi kebutuhan dan kemampuan
personal, dan penampilan bentuk tubuh terhadap
kebebasan, kegembiraan, dan spontan. Yang termasuk
penampilan personal meliputi pikiran, perasaan,
memori dan rangsangan.
• Belajar dari orang lain. Belajar dan mendengar
orang lain. Pengetahuan tentang diri tidak bisa
diketahui oleh diri sendiri. Juga berhubungan
dengan orang lain, individu mempelajari diri
sendiri, juga belajar untuk mendengar secara
aktif dan terbuka menerima umpan balik dari
orang lain. Kesediaan dan keterbukaan menerima
umpan balik orang lain akan meningkatkan
pengetahuan tentang diri sendiri. Aspek yang
negatif memberi kesadaran bagi individu untuk
memperbaikinya sehingga individu akan selalu
berkembang setiap menerima umpan balik.
• Membuka diri. Keterbukaan merupakan salah
satu kriteria kepribadian yang sehat. Untuk ini
harus ada teman intim yang dapat dipercaya
tempat menceritakan hal yang merupakan
rahasia.
• Proses peningkatan kesadaran diri sering
menyakitkan dan tidak mudah khususnya jika
ditemukan konflik dengan ideal diri. Tetapi
merupakan tantangan untuk berubah dan
tumbuh.
• Klarifikasi Nilai
• Perawat harus mampu menjawab, apa yang penting untuk saya?
Kesadaran membantu perawat untuk sayang dan tidak menjauhi pasien
dan membantu sesuai dengan kebutuhannya.
• Walaupun hubungan perawat – klien merupakan hubungan timbal balik,
tetapi kebutuhan klien selalu di utamakan. Perawat sebaiknya mempunyai
sumber kepuasan dan rasa aman yang cukup, sehingga tidak
menggunakan klien untuk kepuasan dan keamanannya.
• Jika perawat mempunyai konflik, ketidakpuasan, sebaiknya perawat
menyadari dan mengklarifikasi agar tidak mempengaruhi keberhasilan
hubungan perawat – klien.
• Dengan menyadari sistem nilai yang dimiliki perawat, misalnya
kepercayaan, seksual, ikatan keluarga, perawat akan siap mengidentifikasi
situasi yang bertentangan dengan sistem nilai yang dimiliki.

• Eksplorasi Perasaan
• Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya,
dan mengontrolnya agar ia dapat menggunakan dirinya
secara terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1987,h.102).
• Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia
mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana
responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada
klien. Sewaktu berbicara dengan klien, perawat harus
menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.

• Kemampuan Menjadi Model (Role Model)
• Perawat yang mempunyai masalah pribadi, seperti ketergantungan
obat, hubungan interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi
hubungannya dengan klien (Stuart dan Sundeen, 1987, h.102)
• Perawat mungkin menolak dan mengatakan ia dapat memisahkan
hubungan profesional dengan kehidupan pribadi. Hal ini tidak
mungkin pada asuhan kesehatan jiwa karena perawat memakai
dirinya secara terapeutik dalam menolong klien.
• Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat memenuhi dan
memuaskan kehidupan pribadi serta tidak didominasi oleh konflik,
distres atau pengingkaran dan memperlihatkan perkembangan
serta adaptasi yang sehat. Perawat diharapkan bertanggung jawab
atas perilakunya, sadar akan kelemahan dan kekurangannya.

• Ciri perawat yang dapat menjadi role model
• 1. Puas akan hidupnya
• 2. Tidak didominasi oleh stres
• 3. Mampu kembangkan kemampuan
• 4. Adaptif
• Altruisme
• Perawat harus dapat menjawab, mengapa kamu ingin menolong orang lain?
helper yang baik harus interes dengan orang lain dan siap menolong dengan cara
mencintai dari manusia tersebut. Secara benar bahwa seseorang selama hidupnya
membutuhkan kepuasan dan penyelesaian dari kerja yang dilakukan. Tujuannya
mempertahankan keseimbangan antara kedua kebutuhan tersebut.
• Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa
memperhatikan diri sendiri

• Efektif “helper”
– Interes pada orang lain
– Membantu dengan tulus dan cinta kasih
– Perhatian terhadap kesejahteraan orang lain

• Altruisme lebih menitikkan pada kesejahteraan orang lain.
Tidak diartikan secara altruistik diri juga tidak menampilkan
kompensasi yang adekuat dan pengulangan atau
pengingkaran secara praktis atau pengorbanan diri.
• Akhirnya, altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk
perubahan sosial yang dibuat untuk manusia dalam bentuk
kebutuhan akan kesejahteraan. Salah satu tujuannya adalah
semua profesional harus dapat membantu orang lain dalam
pemberian pelayanan dan mengembangkan kemampuan
sosial. Secara legitimasi diperlukan peran perawat dalam
melakukan pekerjaannya untuk mengadakan perubahan
struktur yang besar dan proses perubahan sosial dalam
meningkatkan kesehatan individu dan kemampuan dirinya.
• Etik dan Tanggung Jawab
• Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat
memberikan berupa kesadaran akan petunjuk untuk melakukan
tindakan. Kode untuk perawat umumnya menampilkan penguatan
nilai hubungan perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian
pelayanan yang merupakan rujukan untuk semua perawat dalam
memberikan penguatan untuk kesejahteraan pasien dan tanggung
jawab sosial. Pilihan etik bertanggung jawab dalam menentukan
pertanggung jawaban, risiko, komitmen dan keadilan.
• Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan
tanggung jawab untuk merubah perilaku. Dimana harus diketahui
batasan dan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Juga dilakukan
oleh anggota tim kesehatan, perawat yang setiap waktu siap untuk
menggali pengetahuan dan kemampuan dalam menolong orang
lain; sumber-sumber yang digunakan guna dipertanggung jawabkan

Anda mungkin juga menyukai