Anda di halaman 1dari 43

KONSEP KOMUNIKASI

THERAPEUTIK

Ns. Suhartiningsih, M.Kes.


Definis
i
• Terapeutik : segala sesuatu yang memfasilitasi proses
penyembuhan (As Hornby, 1974)

• Komunikasi terapeutik adalah proses dimana


perawat menggunakan pendekatan terencana
mempelajari klien (Keltner, Schwecke, dan Bostrom,
1991)
• Komunikasi terapeutik adalah komunikasi
yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan
terapi.
• Seorang penolong atau perawat dapat
membantu klien mengatasi masalah yang
dihadapinya melalui komunikasi,
(Suryani 2005).
• Komunikasi terapeutik adalah hubungan
interpersonal antara perawat dan klien, dalam
hal ini perawat dan klien memperoleh
pengalaman belajar bersama dalam rangka
memperbaiki pengalaman emosional klien
(Stuart,1998)
Tujuan (Purwanto,1994)
• Membantu pasien untuk memperjelas dan
mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang
ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan
• Mengurangi keraguan, membantu dalam hal
mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya
• Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan
dirinya sendiri
Tujuan (Suryani
2005)

• Komunikasi terapeutik bertujuan untuk


mengembangkan pribadi klien kearah yang
lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada
pertumbuhan klien yang meliputi :
– Realisasi Diri
– Kemampuan hubungan interpesonal
– Peningkatan fungsi
– Identitas
Realisasi
Diri
• Realisasi diri ? penerimaan diri, dan
peningkatan penghormatan diri.
• Melalui komunikasi terapeutik diharapkan
terjadi perubahan dalam diri klien.
• Klien yang tadinya tidak biasa menerima diri
apa adanya atau merasa rendah diri, setelah
berkomunikasi terapeutik dengan perawat,
akan mampu menerima dirinya.
Kemampuan membina hubungan interpersonal

• Melalui komunikasi terapeutik, klien belajar


bagaimana menerima dan diterima orang lain.
• Dengan komunikasi yang terbuka, jujur dan
menerima klien apa adanya, perawat akan
dapat meningkatkan kemampuan klien dalam
membina hubungan saling percaya
Peningkatan
Fungsi
• Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan
yang realistis.
• Terkadang klien menetapkan ideal diri atau
tujuan yang terlalu tinggi tanpa mengukur
kemampuannya sehingga kemudian merasa
gagal
• Dengan komunikasi therapeutik perawat
dapat mengarahkan tujuan yang
realistis
Rasa identitas personal
• Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.
• Identitas personal disini termasuk status, peran, dan jenis kelamin.
• Klien yang mengalami gangguan identitas personal biasanya tidak
mempunyai rasa percaya diri dan mengalami harga diri rendah.
• Melalui komunikasi terapeutik diharapkan perawat dapat membantu klien
meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri yang jelas.
• Dalam hal ini perawat berusaha menggali semua aspek kehidupan klien di
masa sekarang dan masa lalu.
• Kemudian perawat membantu meningkatkan integritas diri klien melalui
komunikasinya dengan klien
Fungsi & Manfaat Komunikasi Therapeutik

• Untuk mendorong dan menganjurkan


kerjasama antara perawat dan pasien melalui
hubungan perawat klien.
• Perawat berusaha untuk mengungkapkan
perasaan mengidentifikasi dan mengkaji
masalah serta mengevaluasi tindakan yang
dilakukan dalam perawatan.
Fungsi...
.
• Proses komunikasi yang baik dapat berfungsi
memberikan pengertian tingkah laku pasien
dan membantu pasien dalam rangka
mengatasi persoalan yang dihadapi pada
tahap perawatan.
• Pada tahap preventif berfungsi untuk
mencegah adanya tindakan yang negative
terhadap diri pasien
Manfaat (Christine, 2003)
• Mendorong dan menganjurkan kerja sama
antara perawat dengan pasien melalui
hubungan perawat-klien.
• Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan,
dan megkaji masalah dan mengevaluasi
tindakan yang dilakukan oleh perawat
Syarat terjadinya komunikasi therapeutik (Stuart &
Sundeen)

• Semua komunikasi harus ditujukan untuk


menjaga harga diri pemberi maupun penerima
pesan
• Komunikasi yang menciptakan saling
pengertian harus dilakukan terlebih dahulu
sebelum memberikan sarana, informasi
maupun masukan.
Prinsip Komunikasi
Therapeutik(Carl Rogers)
• Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti
menghayati, memahami dirinya sendiri serta nilai
yang dianut
• Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling
menerima, saling percaya dan saling menghargai
• Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan
pasien baik fisik maupun mental
Prinsip..
.
• Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan
pasien bebas berkembang tanpa rasa takut
• Perawat harus bisa menciptakan suasana yang
memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk mengubah
dirinya baik sikap, tingkah lakunya sehingga tumbuh makin
matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi
• Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara
bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan
gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi
Prinsip...
.
• Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat
mempertahankan konsistensinya
• Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terpeutik
dan sebaliknya simpati bukan tindakan terapeutik
• Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari
hubungan terapeutik
• Mampu berperan sebagai role model agar dapat
menunjukkan dan meyakinkan orang lain tentang kesehatan,
oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu
keadaan sehat fisik mental, spiritual, dan gaya hidup
Prinsip..
.
• Disarankan untuk mengekspresikan perasaan bila dianggap
mengganggu
• Altruisme merupakan suatu kepedulian terhadap
kesejahteran orang lain, Untuk mendapatkan kepuasan
dengan menolong orang lain secara manusiawi
• Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin
mengambil keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan
manusia
• Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab
terhadap diri sendiri atas tindakan yang dilakukan dan
tanggung jawab terhadap orang lain
5 sikap utk fasilitasi komunikasi
therapeutik
(Keliat)
• Berhadapan
– Arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda

• Mempertahankan kontak mata


– Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan
keinginan untuk tetap berkomunikasi

• Membungkuk kearah klien


– Posisi ini menunjukkan keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu

• Memperlihatkan sikap terbuka


– Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi
dan siap membantu.

• Tetap rileks
– Tetap dapat mengendalikan keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi
dalam memberikan respons kepada pasien, meskipun dalam situasi yang
kurang menyenangkan.
Teknik Komunikasi Terapeutik
(Wilson & Kneist, Stuart & Sundeen)

• Mendengarkan dengan penuh perhatian.


• Menunjukkan penerimaan
• Menyatakan pertanyaan yang berkaitan
• Pertanyaan terbuka(open-ended question)
• Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata
sendiri
• Mengklarifikasi
• Memfokuskan
• Menyatakan hasil observasi
• Menawarkan informasi
Teknik....
.
• Diam (memelihara ketenangan)
• Meringkas
• Memberikan penghargaan
• Menawarkan diri
• Memberikan kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan
• Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
• Menempatkan kejadian secara berurutan
• Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan persepsinya
• Refleksi
• Assertive
• Humor
Faktor Penghambat Komunikasi
Therapeutik
(Perry dan Potter)
• Persepsi
• Nilai
• Emosi
• Latar belakang budaya
• Tingkat pengetahuan
• Peran & Hubungan
• Kondisi Lingkungan
Helping
Relationship
• Helping relationship adalah hubungan yang
terjadi diantara dua (atau lebih) individu
maupun kelompok yang saling memberikan
dan menerima bantuan atau dukungan untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya sepanjang
kehidupan.
• Pada konteks keperawatan hubungan yang
dimaksud adalah hubungan antara perawat
dan klien.
• Ketika hubungan antara perawat dan klien
terjadi, perawat sebagai penolong (helper)
membantu klien sebagai orang yang
membutuhkan pertolongan, untuk mencapai
tujuan yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia klien.
Karakteristik Helping
Relationship
• Kejujuran
• Tidak membingungkan dan cukup ekspresif
• Bersikap positif
• Ber-empati bukan simpati
• Mampu melihat masalah dari kacamata klien
• Menerima klien apa adanya
• Sensitif terhadap perasaan klien
• Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien atau
masa lalu perawat sendiri
Kejujura
n
• Kejujuran sangat penting, karena tanpa adanya kejujuran
mustahil bisa terbina hubungan saling percaya.
• Seseorang akan menaruh rasa percaya pada lawan bicara
yang terbuka dan mempunyai respons yang tidak
dibuat-buat, sebaliknya ia akan berhati-hati pada lawan
bicara yang terlalu halus sehingga sering
menyembunyikan isi hatinya yang sebenarnya dengan
kata-kata atau sikapnya yang tidak jujur (Rahmat, J.,1996
dalam Suryani,2005).
• Sangat penting bagi perawat untuk menjaga
kejujuran saat berkomunikasi dengan klien,
karena apabila hal tersebut tidak dilakukan
maka klien akan menarik diri, merasa
dibohongi, membenci perawat atau bisa juga
berpura-pura patuh terhadap perawat.
Tidak membingungkan dan cukup ekspresif

• Dalam berkomunikasi dengan klien, perawat


sebaiknya menggunakan kata-kata yang
mudah dipahami oleh klien dan tidak
menggunakan kalimat yang berbelit-belit.
• Komunikasi nonverbal perawat harus cukup
ekspresif dan sesuai dengan verbalnya karena
ketidaksesuaian akan menimbulkan
kebingungan bagi klien.
Bersikap
Positif
• Bersikap positif terhadap apa saja yang
dikatakan dan disampaikan lewat komunikasi
nonverbal sangat penting baik dalam
membina hubungan saling percaya maupun
dalam membuat rencana tindakan bersama
klien.
• Bersikap positif ditunjukkan dengan bersikap
hangat, penuh perhatian dan penghargaan
terhadap klien.
• Untuk mencapai kehangatan dan ketulusan
dalam hubungan yang terapeutik tidak
memerlukan kedekatan yang kuat atau ikatan
tertentu diantara perawat dan klien akan
tetapi penciptaan suasana yang dapat
membuat klien merasa aman dan diterima
dalam mengungkapkan perasaan dan
pikirannya (Burnard,P dan Morrison P,1991
dalam Suryani,2005).
Empati bukan
Simpati
• Sikap empati sangat diperlukan dalam asuhan
keperawatan, karena dengan sikap ini perawat
akan mampu merasakan dan memikirkan
permasalahan klien seperti yang dirasakan
dan dipikirkan klien (Brammer,1993 dalam
Suryani,2005).
• Dengan bersikap empati perawat dapat
memberikan alternative pemecahan masalah
karena perawat tidak hanya merasakan
permasalahan klien tetapi juga tidak
berlarut-larut dalam perasaaan tersebut dan
turut berupaya mencari penyelesaian masalah
secara objektif.
Mampu melihat masalah dari perspektif pasien

• Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat


harus berorientasi pada klien (Taylor, Lilis dan Le
Mone, 1993), oleh karenanya perawat harus mampu
untuk melihat permasalahan yang sedang dihadapi
klien dari sudut pandang klien.
• Untuk mampu melakukan hal ini perawat harus
memahami dan memiliki kemampuan
mendengarkan dengan aktif dan penuh perhatian.
• Mendengarkan dengan penuh perhatian berarti
mengabsorpsi isi dari komunikasi (kata-kata dan
perasaan) tanpa melakukan seleksi.
• Pendengar (perawat) tidak sekedar mendengarkan
dan menyampaikan respon yang di inginkan oleh
pembicara (klien), tetapi berfokus pada kebutuhan
pembicara.
• Mendengarkan dengan penuh perhatian
menunjukkan sikap caring sehingga memotivasi klien
untuk berbicara atau menyampaikan perasaannya
Menerima klien apa adanya
• Seorang helper yang efektif memiliki kemampuan untuk
menerima klien apa adanya.
• Jika seseorang merasa diterima maka dia akan merasa aman
dalam menjalin hubungan interpersonal (Sullivan, 1971 dalam
Antai Ontong, 1995 dalam Suryani, 2005).
• Nilai yang diyakini atau diterapkan oleh perawat terhadap
dirinya tidak dapat diterapkan pada klien, apabila hal ini
terjadi maka perawat tidak menunjukkan sikap menerima
klien apa adanya
Sensitif terhadap perasaan klien
• Seorang perawat harus mampu mengenali
perasaan klien untuk dapat menciptakan
hubungan terapeutik yang baik dan efektif
dengan klien.
• Dengan bersikap sensitive terhadap perasaan
klien perawat dapat terhindar dari berkata
atau melakukan hal-hal yang menyinggung
privasi ataupun perasaan klien.
Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien
ataupun diri perawat sendiri
• Perawat harus mampu memandang dan
menghargai klien sebagai individu yang ada
pada saat ini, bukan atas masa lalunya,
demikian pula terhadap dirinya sendiri.
TAHAP KOMUNIKASI
THERAPEUTIK
Dalam membina hubungan therapeutik
(berinteraksi) perawat mempunyai empat
tahap yang pada setiap tahapnya
mempunyai tugas yang harus diselesaikan
oleh perawat yaitu :
1. Tahap prainteraksi
2. Tahap orientasi
3. Tahap kerja
4. Tahap terminasi
Pra Interaksi
Merupakan tahap dimana perawat belum bertemu
dengan klien. Tugas :
• Mendapatkan informasi tentang klien
• Mencari literatur yang berkaitan dengan masalah
yang dialami klien
• Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan
diri
• Menganalisis kekuatan dan kelemahan profesional
diri
• Membuat rencana pertemuan dengan klien
Tahap orientasi / perkenalan
Merupakan tahap dimana perawat pertama kali bertemu dengan klien. Tugas
:
• Menentukan mengapa klien mencari pertolongan
• Membangun iklim percaya
• Memahami penerimaan dan komunikasi terbuka
• Mengeksplorasi perasaan klien, pikiran dan tindakan
• Mengidentifikasi masalah dan mendefinisikan tujuan
• Memformulasikan kontrak dengan klien
• Nama perawat / klien
• Tanggung jawab perawat / klien
• Tujuan
• Kerahasiaan
• Harapan
• Topik / kegiatan
• Waktu dilakukannya interaksi
TAHAP
KERJA
• Merupakan tahap dimana klien memulai kegiatan
• Tugas :
– Melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan pada
tahap pra interaksi
– Mengeksplorasi stressor
– Mendorong perkembangan wawasan diri yang
dihubungkan dengan persepsi, pikiran, perasaan dan
tindakan klien
– Menolong klien untuk mengatasi cemas
– Meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab thd
diri
– Mengembangkan mekanisme koping konstruktif
Tahap Terminasi
Merupakan tahap dimana perawat akan menghentikan
interaksinya dengan klien, tahap ini bisa merupakan terminasi
sementara maupun terminasi akhir
Tugas :
• Menyediakan realitas berpisah
• Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan baik secara
kognitif, psikomotor maupun afektif
• Merencanakan tindak lanjut dengan klien
• Melakukan kontrak
• Mengakhiri terminasi dengan cara yang baik
• Mengeksplorasi perasaan dari penolakan, kehilangan, sedih
dan marah dan tingkah laku yang berkaitan
Kriteria Klien Siap
Diterminasi
• Pengalaman klien terlepas dari adanya masalah
• Fungsi sosial klien meningkat, isolasi telah menurun
• Klien mempunyai kekuatan fungsi ego dan mencapai
pemahaman tentang identitas
• Klien bekerja lebih efektif dan produktif serta kaya
dalam hal mekanisme pertahanan diri
• Klien telah mencapai tujuan dan rencana
penanganan
• Kebuntuan dalam hubungan perawat klien telah
terselesaikan

Anda mungkin juga menyukai