Anda di halaman 1dari 36

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK
Oleh : Marni K
Tujuan Pembelajaran

• Mahasiswa mampu melakukan komunikasi terapeutik


dalam memberikan asuhan kebidanan
Pengantar

• Komunikasi, menciptakan hubungan antara bidan


dengan pasien untuk mengenal kebutuhan dan
menentukan rencana tindakan.
• Kemampuan komunikasi tidak terlepas dari tingkah
laku yang melibatkan aktifitas fisik, mental dan
dipengaruhi oleh latar belakang sosial, pengalaman,
usia, pendidikan dan tujuan.
Istilah komunikasi berasal dari
bahasa latin yakni
• Communicatio yang artinya pemberitahuan atau pertukaran ide.
Pemberitahuan atau pertukaran ide dalam suatu proses
komunikasi akan ada pembicara yang menyampaikan
pernyataan ataupun pertanyaan yang dengan harapan akan
ada timbal balik atau jawaban dari pendengarnya (Suryani,
2015).
• Terapeutik merupakan suatu hal yang diarahkan kepada proses
dalam memfasilitasi penyembuhan pasien. Sehingga
komunikasi terapeutik itu sendiri merupakan salah satu bentuk
dari berbagai macam komunikasi yang dilakukan secara
terencana dan dilakukan untuk membantu proses
penyembuhan pasien.
Pengertian Komunikasi Terapeutik
• Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yg direncanakan secara
sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi
interpersonal.
• Northouse (1998: 12), komunikasi terapeutik adalah kemampuan
atau keterampilan bidan untuk membantu pasien beradaptasi
terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis, dan belajar
bagaimana berhubungan dengan orang lain.
• Stuart G.W. (1998), komunikasi terapeutik merupakan hubungan
interpesonal antara bidan dengan pasien, dalam hubungan ini bidan
dan pasien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka
memperbaiki pengalaman emosional pasien.
• Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal
dimana perawat – klien memperoleh pengalaman belajar
bersama serta memperbaiki pengalaman emosional
klien.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM
KEBIDANAN

Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan bidan


untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan
psikologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Komunikasi dalam profesi kebidanan sangatlah penting sebab tanpa
komunikasi asuhan kebidanan sulit untuk diaplikasikan.
Lanjutan…

• Komunikasi terapeutik adalah interaksi tatap muka yang bertujuan


untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pasien. Teknik
komunikasi ini meliputi mendengarkan, memberikan penghargaan,
hingga konfrontasi.
• Komunikasi terapeutik adalah proses interaksi tatap muka yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pasien.
Metode ini umumnya dilakukan oleh bidan untuk memberikan
dukungan dan informasi kepada para pasiennya. Komunikasi
terapeutik terdiri dari sejumlah teknik untuk membantu para bidan
dalam berkomunikasi dengan pasien.
Tujuan komunikasi terapeutik

Dengan menggunakan komunikasi terapeutik, seorang bidan idealnya dapat lebih mudah memahami dan berempati
kepada pasien. Berikut adalah tujuan penggunaan komunikasi terapeutik.
• Membangun hubungan terapeutik bidan dan pasien.
• Mengidentifikasi kekhawatiran yang menjadi perhatian utama pasien.
• Menilai persepsi pasien ketika ada masalah terkait dengan kondisinya, termasuk persepsi pasien mengenai tindakan
dari orang-orang yang terlibat, serta bagaimana perasaan pasien tentang situasi, orang lain, dan dirinya sendiri dalam
kondisi tersebut.
• Memfasilitasi luapan emosional dari pasien.
• Mengajari pasien dan orang-orang terdekatnya (keluarga) tentang keterampilan perawatan diri yang diperlukan.
• Mengenali kebutuhan pasien.
• Menerapkan intervensi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasien.
• Membimbing pasien dalam mengidentifikasi rencana tindakan untuk menghasilkan resolusi yang memuaskan dan
dapat diterima secara sosial.
Lanjutan…

• Komunikasi terapeutik bertujuan untuk


mengembangkan segala yang ada dalam fikiran dan
diri pasien ke arah yang lebih positif yang nantinya
akan dapat mengurangi beban perasaan pasien dalam
menghadapi maupun mengambil tindakan tentang
kesehatannya
Tujuan lain dari komunikasi terapeutik
menurut Suryani (2015) adalah

1) Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan


penghormatan terhadap diri;
2) Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak
superfisial dan saling bergantung dengan orang lain;
3) Meningkatkan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan pasien serta mencapai tujuan yang realistik;
4) Menjaga harga diri;
5) Hubungan saling percaya.
Manfaat Komunikasi Terapeutik

• Mendorong dan menganjurkan kerjasama


antara bidan-pasien.
• Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan
mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan
yang dilakukan bidan.
• Memberikan pengertian tingkah laku pasien
dan membantu pasien mengatasi masalah yang
dihadapi.
• Mencegah tindakan yang negatif terhadap
pertahanan diri pasien.
Ciri-ciri komunikasi
terapeutik :

1. Empati
2. Rasa percaya
3. Validasi
4. Perhatian
Unsur Komunikasi Terapeutik

Adapun komunikasi terapeutik mempunyai unsur


sebagai berikut :
• Ada sumber proses komunikasi
• Pesan disampaikan dengan penyandian balik (verbal
& non verbal)
• Ada penerima
• Lingkungan saat komunikasi berlangsung.
Prinsip Komunikasi Terapeutik
(Menurut Carl Rogers)
• Bidan sebagai tenaga kesehatan harus mengenal dirinya
sendiri,
• Komunikasi ditandai dengan sikap menerima, percaya dan
menghargai,
• Bidan sebagai tenaga kesehatan harus paham, menghayati
nilai yang dianut pasien,
• Bidan sebagai tenaga kesehatan harus sadar pentingnya
kebutuhan pasien,
• Bidan sebagai tenaga kesehatan harus menciptakan suasana
agar pasien berkembang tanpa rasa takut,
• Bidan sebagai tenaga kesehatan menciptakan suasana agar
pasien punya motivasi mengubah diri,
Lanjutan...
Prinsip Komunikasi Terapeutik (Menurut Carl Rogers)

• Bidan sebagai tenaga kesehatan harus menguasai perasaannya


sendiri,
• Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan konsisten,
• Bidan harus paham akan arti empati,
• Bidan harus jujur dan berkomunikasi secara terbuka,
• Bidan harus dapat berperan sebagai role model,
• Mampu mengekspresikan perasaan,
• Altruisme (panggilan jiwa) untuk mendapatkan kepuasan
dengan menolong orang lain,
• Berpegang pada etika,
• Tanggung jawab
Teknik komunikasi terapeutik

1. Penerimaan
• Penting untuk membuat pasien merasa didengarkan untuk mempermudah menerima asuhan. Perlu
diingat bahwa penerimaan tidak selalu sama dengan kesepakatan. Bentuk penerimaan bisa dengan
melakukan kontak mata dan berkata, “ya, saya paham maksud Anda.”
2. Diam atau hening
• Keheningan dapat memberikan waktu dan ruang bagi pasien untuk mengutarakan pikiran dan
perasaan ke dalam kalimat.
3. Menawarkan diri
• Menyediakan waktu dan perhatian untuk menemani pasien tanpa diminta. Hal ini dapat
membantu meningkatkan suasana hati pasien.
Lanjutan…

4. Memberi penghargaan
• Memberi penghargaan tanpa memberi pujian berlebihan. Misalnya dengan
mengatakan, “Saya perhatikan Anda selalu semangat menjalani terapi.” Hal ini akan
mendorong pasien tetap melakukan tindakan tanpa memerlukan pujian.
5. Aktif mendengarkan
• Bidan yang aktif mendengarkan akan menunjukkan minat dan memberikan reaksi
secara verbal atau nonverbal yang dapat mendorong pasien membuka dirinya. Pasien
dapat merasakan bahwa bidan tertarik, mendengarkan, dan memahami
pembicaraannya.
6. Membuka komunikasi
• Mengawali percakapan dengan topik terbuka seperti, “Apa yang sedang Anda
pikirkan?” teknik komunikasi terapeutik ini akan memberikan kesempatan bagi pasien
untuk memilih topik pembicaraan.
Lanjutan…
7. Meminta pasien mengurutkan peristiwa sesuai waktu
• Bertanya mengenai urutan-urutan waktu atas peristiwa yang diceritakan, dapat membantu
bidan lebih memahami cerita lebih jelas. Selain itu, teknik ini juga membantu pasien
mengingat sesuatu yang sempat dilupakan.
8. Mencari klarifikasi
• Meminta klarifikasi pasien saat mereka mengatakan sesuatu yang membingungkan atau
ambigu untuk menghindari kesalahpahaman.
9. Melakukan pengamatan
• Pengamatan terhadap pasien dapat membantu mengidentifikasi masalah yang tidak
disadari sebelumnya. Misalnya, saat pasien mengalami perubahan selera makan, bisa jadi
mengarah pada penemuan gejala baru.
• gejala baru.
10. Konfrontasi
• Teknik konfrontasi pada komunikasi terapeutik dapat dilakukan setelah bidan mampu membangun
kepercayaan dengan pasien. Ini adalah tindakan verbal dari bidan yang menunjukkan
ketidaksesuaian antara perkataan dan tindakan pasien. Jika digunakan dengan benar, hal ini dapat
membantu pasien menghentikan rutinitas yang merusak dan memahami situasi mereka sendiri.
11. Mendorong pasien untuk mengungkapkan pandangannya
• Minta pasien untuk menjelaskan pandangannya. Teknik komunikasi terapeutik ini dapat membantu
bidan memahami perspektif pasien.
12. Membuat ringkasan
• Bidan dapat membuat ringkasan di akhir percakapan sehingga pasien mengetahui bahwa bidan
mendengar dan menyimak pembicaraan. Teknik komunikasi terapeutik ini memungkinkan pasien
untuk memberikan koreksi jika bidan membuat kesimpulan yang salah.
Lanjutan…
13. Merefleksikan
• Refleksi mendorong pasien untuk mengenali dan menerima perasaannya sendiri. Misalnya
saat pasien bertanya, “Apakah saya harus membicarakannya dengan dokter?” Bidan dapat
merespons dengan, “Menurut Anda, apakah Anda harus membicarakannya dengan dokter?”
14. Memberikan harapan dan humor
• Memberikan harapan kepada pasien bahwa mereka dapat melalui situasi yang tengah dijalani
dan meringankan suasana dengan humor dapat membantu bidanmembangun hubungan
yang baik dengan pasien. Kedua hal ini dapat membuat pikiran pasien lebih positif.
15. Mendorong pasien untuk melakukan perbandingan
• Bidan dapat mendorong pasien untuk melakukan perbandingan dari beberapa pengalaman
sebelumnya. Hal ini dapat membantu pasien menemukan solusi untuk masalah mereka.
Lanjutan…

16. Mengungkapkan keraguan


• Mengekspresikan ketidakpastian tentang kenyataan dalam
persepsi pasien. Dengan mengungkapkan keraguan, bidan
dapat memaksa pasien untuk memeriksa asumsi mereka.
17. Fokus
• Perhatikan isi percakapan dengan pasien dengan fokus.
Bisa saja pasien memberikan suatu pernyataan penting
yang perlu didiskusikan lebih lanjut.
Dalam prosesnya komunikasi terapeutik terbagi
menjadi empat tahapan
(Stuart & Sundeen, 1995)

1. Tahap persiapan atau tahap pra-interaksi,


2. Tahap perkenalan atau orientasi,
3. Tahap kerja dan
4. Tahap terminasi.
Tahap Interaksi dengan Pasien

• Pra interaksi

• Perkenalan atau Orientasi


.
• Fase kerja

• Fase terminasi
Pra interaksi

Masa persiapan sebelum berhubungan dan


berkomunikasi dengan klien
• Melakukan evaluasi diri
• Penetapan tahapan hubungan
• Rencana intraksi
Perkenalan

Merupakan kegiatan yang pertama kali ketemu


dengan klien
• Memberi salam
• Memperkenalkan diri
• Menanyakan nama klien
• Menyepakati pertemuan (kontrak)
• Melengkapi kontrak
• Menyepakati masala klien
Orientasi

• Dilakukan pada awal setiap pertemuan, kedua dan


seterunya untuk memvalidasi kekurangan data,
rencana yang di buat.
• Tujuan akhir pada fase ini adalah terbina hubungan
saling percaya
Fase Kerja

• Pada tahap kerja dalam komunikasi terapeutik, kegiatan yang dilakukan


adalah memberi kesempatan pada klien untuk bertanya, menanyakan
keluhan utama, memulai kegiatan dengan cara yang baik, melakukan
kegiatan sesuai rencana.
• Bidan memenuhi kebutuhan dan mengembangkan pola-pola adaptif
klien.
• Interaksi yang memuaskan akan menciptakan situasi/suasana yang
meningkatkan integritas klien dengan meminimalisasi ketakutan,
ketidakpercayaan, kecemasan dan tekanan pada klien.
Fase Terminasi

• Pada tahap terminasi dalam komunikasi terapeutik


kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah
menyimpulkan hasil wawancara, tindak lanjut dengan
klien, melakukan kontrak (waktu, tempat dan topik),
mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.
Faktor Penghambat Komunikasi
Terapeutik
Komunikasi terapeutik dapat mengalami hambatan diantaranya :
1. Pemahaman berbeda
2. Penafsiran berbeda
3. Komunikasi yang terjadi satu arah
4. Kepentingan berbeda
5. Pemberian jaminan yang tidak mungkin
6. Bicara hal-hal yang pribadi
7. Menuntut bukti, penjelasan dan tantangan
8. Mengalihkan topik pembicaran
9. Memberikan kritik mengenai perasaan pasien
10. Terlalu banyak bicara
11. Memperlihatkan sifat jemu dan pesimis
Komunikasi Terapeutik dalam
Kebidanan
• Pengkajian
• Rencana tujuan
• Implementasi
• Evaluasi
ESENSI KOMUNIKASI DG
ANAK
1. Menggunakan bentuk bahasa yg bermakna bagi orang
yg mereka ajak komunikasi.
2. Anak harus memahami bahasa yg digunakan orang
lain.
BENTUK KOMUNIKASI PRA BICARA
1. Tangisan
2. Celoteh
3. Isyarat dan
4. Ekspresi emosional
TEHNIK BERKOMUNIKASI
DENGAN ANAK
A. Teknik Verbal
1. Teknik orang ketiga
2. Neuro linguistic programming (penglihatan, pendengaran,
kinesthetic)
3. Fasilitative responding
4. Bercerita
5. Bibliotherapi
6. Fantasi/Menyebutkan keinginan
7. Mimpi
8. Rating skale khususnya untuk usia sekolah
9. Pro dan kontra
TEHNIK BERKOMUNIKASI
DENGAN ANAK
B. Teknik Non Verbal
1. Menulis
2. Menggambar
3. Bermain
4. Sosiogram (gambar ruang kehidupan)
5. Menggambar bersama keluarga
KOMUNIKASI DENGAN
ORANG TUA ;
1. Mendorong orang tua untuk berbicara.
2. Fokusing.
3. Mendengarkan (listening).
4. Diam (Using Silence)
5. Empati
KOMUNIKASI DENGAN
ORANG TUA ;
6. Meyakinkan kembali.
7. Merumuskan masalah.
8. Pemecahan masalah (Problem solving).
9. Memberi petunjuk apa yang akan terjadi
(Providing Anticipatory)
10. Menghindari hambatan dalam
komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai