Sebab hanya
dengan berkomunikasi, seseorang bisa menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya kepada
orang lain. Baik itu untuk menyampaikan informasi maupun untuk mendapatkan informasi dan
semacamnya. Dalam bidang keperawatan, komunikasi juga mutlak diperlukan. Salah satunya
komunikasi antara perawat dengan pasiennya.
ads
Komunikasi terapeutik dalam keperawatan bukan hanya sekedar komunikasi biasa, komunikasi
ini dilakukan oleh perawat untuk membantu/ mendukung proses penyembuhan pasien. Untuk
lebih jelasnya, dibawah ini akan PakarKomunikasi jelaskan mengenai komunikasi terapeutik
dalam keperawatan
Baca juga:
Komunikasi Gender
Komunikasi Massa
Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi Organisasi
Baca juga:
Filsafat Komunikasi
Psikologi Komunikasi
Sosiologi Komunikasi
Terjadinya perubahan dalam diri pasien dalam bentuk kesadaran diri serta penerimaan
diri yang diikuti peningkatan akan penghormatan diri, sehingga pasien terhindar dari rasa
stress dan depresi akibat penyakit kronis yang dideritanya. (baca: Model Komunikasi)
Pasien belajar bagaimana menerima dan diterima orang lain, sehingga memiliki
kemampuan dalam membina hubungan intrapersonal yang tidak superficial serta saling
bergantung.
Meningkatkan fungsi dan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan dan penetapan
tujuan yang realistis, sesuai dengan kemampuan pasien. Tidak terlalu tinggi (ideal) atau
terlalu rendah (rendah diri).
Meningkatnya integritas diri pasien, dan kejelasan akan identitas dirinya. Biasanya pasien
menggalami gangguan identitas personal, dan rendah diri. (baca: Jenis Metode Penelitian
Kualitatif)
Baca juga:
Untuk dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi pasien, perawat harus memandang
masalah tersebu dari sudut pandang klien. Perawat hendaknya mendengarkan secara aktif dan
sabar apa yang dikomunikasikan oleh pasien, sehingga perawat menyimak keseluruhan masalah
dan dapat merumuskan diagnosa yang sesuai dengan masalah klien dengan baik. Karna diagnose
yang salah, bukannya memperbaiki, malah akan bisa merusak pasien.
B. Tidak mudah dipengaruhi masa lalu pasien dan masalalu perawat sendiri
Seseorang tidak akan mampu berbuat yang terbaik saat ini, jika dia masih dihantui oleh
penyesalan masa lalunya. Perawat yang memiliki segudang masalah dan ketidakpuasan dalam
hidupnya, akan sulit untuk dapat membantu pasien, sebelum dia sendiri menyelesaikan masalah
pribadinya tersebut.
dengan sikap empati, perawat akan mampu merasakan dan memikirkan masalah yang dialami
pasien dari sudut pandang klien. Namun perawat tidak larut dalam masalah tersebut, sehingga
dapat melihat masalah secara objektif dan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah.
(baca: Konvergensi Media)
Penerimaan yang tulus dari perawat akan membuat pasien merasa aman dan nyaman, sehingga
hubungan terapeutik dapat berjalan dengan baik. Perawat hendaknya tidak memberikan penilaian
atau kritik terhadap pasien, karna itu menunjukkan bahwa perawat tidak menerima pasien apa
adanya. (baca: Fotografi Jurnalistik)
Prinsip Lainnya:
Kejujuran: untuk dapat membina hubungan saling percaya, diperlukan kejujuran. Pasien
akan jujur dan terbuka hanya jika dia yakin perawat juga jujur sehingga dapat dipercaya.
Ekspresif, tidak membingungkan: perawat sebaiknya menggunakan kata-kata yang
mudah dimengerti dan didukung oleh komunikasi nonverbal. (baca: Teori Komunikasi
Kelompok)
Bersikap positif: perawat hendaknya bersikap hangat, penuh pernghargaan dan perhatian
yang tulus terhadap pasien. (baca: Teknik Dasar Fotografi)
Sensitif terhadap perasaan pasien: perawat harus mampu untuk peka akan perasaan
yang dialami pasien,. Ini sangat penting agar perawat tidak melakukan pelanggaran batas,
privasi, atau menyinggung perasaan pasien.
Baca juga:
Mendengarkan dengan penuh perhatian: perawat harus menjadi pendengar yang aktif,
beri kesempatan pasien untuk lebih banyak berbicara. Dengan begitu perawat dapat
mengetahui perasaan pasien.
Menunjukkan penerimaan: menerima bukan berarti menyetujui, namun kesediaan
untuk mendengarkan tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan akan apa yang
dikatakan pasien.
Menanyakan pertanyaan yang berkaitan: ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
spesifik mengenai hal yang diampaikan pasien. (baca: Analisis Framing)
Mengulangi ucapan klien menggunakan kata-kata sendiri: ini dilakukan untuk
mendapatkan umpan balik. Bahwa perawat mengerti pesan pasien, dan berharap
komunikasi dilanjutkan kembali.
Mengklasifikasi: usaha perawat untuk menjelaskan kata-kata ide atau pikiran yang
kurang jelas dari pasien.
Memfokuskan: Bahan pembicaraan dibatasi agar pembicaraan lebih spesifik.
Menyatakan hasil observasi: perawat menguraikan kesan yang didapatnya dari isyarat
nonverbal yang dilakukan pasien. (baca: Strategi Komunikasi Pemasaran)
Menawarkan informasi: memberikan tambahan informasi yang bertujuan untuk
memfasilitasi klien dalam mengambil keputusan. (baca: Etnografi Komunikasi)
Diam: dengan diam, pasien dan perawat memiliki kesempatan untuk berkomunikasi
dengan dirinya sendiri. Mengorganisir pikiran dan memproses informasi yang
didapatkan.
Meringkas: pengulangan ide utama secara singkat. (baca: Teori Efek Media Massa)
Memberi penghargaan kepada pasien.
Memberi pasien kesempatan untuk memulai pembicaraan, memberi inisiatif dalam
memilih topic pembicaraan. (baca: Nilai Berita)
Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan, dalam metoda ini perawat memberikan
pasien kesempatan untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan yang berlangsung.
Menempatkan kejadian secara berurutan, untuk membantu perawat juga pasien
melihatnya dalam suatu perspektif. (baca: Prospek Kerja Ilmu Komunikasi)
Memberikan pasien kesempatan untuk menguraikan persepsinya.
Refleksi: memberikan pasien kesempatan untuk mengemukakan dan menerima ide dan
perasaannya sebagai bagian dari dirinya. (baca: Pengertian Jurnalistik Menurut Para Ahli)
Baca juga:
Teori Pers
Kode Etik Wartawan
Literasi Media
Pada tahap ini perawat mengeksplorasi perasaannya, menganalisis kelebihan dan kekurangan
dirinya, dan mengumpulkan informasi mengenai pasiennya. Kemudian merencanakan pertemuan
pertama dengan pasien. Ini dilakukan untuk mengurangi rasa cemas yang mungkin dialami
perawat ketika pertamakali melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien. (baca: Paradigma
Komunikasi)
Tahap ini selalu dilakukan ketika dikalukan pertemuan dengan pasien. Tujuannya untuk
memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat. Dalam tahap ini mperawat membina
rasa saling percaya, menggali pikiran dan perasaan pasien,meindentifikasi masalah, dan
merumuskan tujuan interaksi.
Tahap Kerja:
Tahap ini merupakan inti proses komunikasi terapeutik. Dalam tahap ini perawat dituntut untuk
dapat membantu klien menyampaikan perasaan dan pikirannya, lalu menganalisis pesan yang
disampaikan serta respon pasien dan mendefinisikan masalah yang dihadapi pasien serta mencari
pemecahan masalahnya.
Tahap Terminasi:
Tahap ini dibagi dua, yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir. Terminasi sementara
merupakan akhir sesi pertemuan dimana perawat dan pasien masih akan bertemu kembali di sesi
pertemuan lain. Terminasi akhir dilakukan perawat setelah semua proses keperawatan telah
selesai dilaksanakan. Dalam tahap ini perawat mengevaluasi pencapaian tujuan interaksi, serta
tindak lanjutnya (untuk terminasi sementara).
Sponsors Link
FBTwitterWALinePinterestG+LinkedIn
keperawatan, komunikai terapeutik, komunikasi keperawatan, metode komunikasi, terapeutik
INFORMASI JABATAN
1. Nama Jabatan : PERAWAT AHLI MUDA
2. Kode Jabatan : -
3. Unit Organisasi : RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN
Pimpinan Tinggi : DIREKTUR RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN
Administrator : KEPALA BIDANG PELAYANAN MEDIK
Pengawas : SEKSI PELAYANAN RAWAT INAP
Kepala Bidang
Pelayanan Medik
5. Ikhtisar Jabatan :
Melaksanakan kegiatan pelayanan asuhan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan yang mencakup bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat sesuai
dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk mencapai Standar Pelayanan
Minimal RS.
6. Uraian Tugas:
1) Melaksanakan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu (tiap laporan).
2) Melaksanakan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga (tiap laporan).
3) Memberikan konsultasi data pengkajian keperwatan dasar/lanjut (tiap laporan)
4) Merumuskan diagnosa keperawatan individu (tiap laporan)
5) Membuat prioritas diagnosa keperawatan (tiap laporan)
6) Menyusun rencana tindakan keperawatan Merumuskan tujuan keperawatan pada
individu (tiap laporan)
7) Menyusun rencana tindakan keperawatan Merumuskan tujuan keperawatan pada
keluarga (tiap laporan)
8) Menyusun rencana tindakan keperawatan Merumuskan tindakan keperawatan pada
individu (tiap laporan)
9) Menyusun rencana tindakan keperawatan Merumuskan tindakan keperawatan pada
keluarga (tiap laporan)
10) Melakukan intervensi keperawatan dalam rangka memenuhi KDM, Pemenuhan
kebutuhan eliminasi:mmanajemen inkontinen urin (per tindakan)
11) Melakukan intervensi keperawatan dalam rangka memenuhi KDM, Pemenuhan
kebutuhan eliminasi: manajemen inkontinen faekal (per tindakan)
12) Melakukan intervensi keperawatan dalam rangka memenuhi KDM, Tindakan
keperawatan yang berkaitan dengan Komunikasi: Melakukan komunikasi terapeuetik
dalam pemberian asuhan keperawatan (pertindakan)
13) Melakukan intervensi keperawatan dalam rangka memenuhi KDM, Melakukan
implementasi keperawatan khusus, Melakukan tindakan keperawatan spesifik terkait
kasus dan kondisi pasien: Melakukan pemantauan ECG dan interprestasinya
(pertindakan)
14) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada : individu (perlaporan)
15) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada : keluarga (perlaporan)
16) Melakukan evakuasi keperawatan: Melakukan perencanaan pasien pulang
(discharge planning) (perlaporan)
17) Melakukan dokumetasi proses keperawatan pada tahap : Perencanaan
keperawatan (per pasien)
18) Melakukan dokumetasi proses keperawatan pada tahap : Evaluasi keperawatan
(per pasien)
19) Melakukan dokumetasi proses keperawatan pada tahap : Pelaksanaan tindakan
keperawatan (per pasien)
20) Pengelolaan keperawatan, Melakukan perencanaan pelayanan keperawatan:
Menyusun rencana program tahunan unit ruang rawat (per dokumen)
21) Pengelolaan keperawatan, Melakukan perencanaan pelayanan keperawatan:
Menyusun rencana kegiatan individu perawat (per dokumen harian)
22) Pengelolaan keperawatan, Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan:
Mengorganisasikan kegiatan pelayanan keperawatan (per kegiatan)
23) Pengelolaan keperawatan, Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan:
Melakukan sistem / metode pemberian asuhan keperawatan (per kegiatan)
24) Pengelolaan keperawatan, Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan:
Menyusun uraian tugas sesuai peran dan area praktik (per dokumen)
25) Melakukan fungsi ketenagaan perawat: Melakukan orientasi perawat dan mahasiswa
(per laporan)
26) Melakukan fungsi ketenagaan perawat: Melakukan kredensialing perawat (per
laporan)
27) Melakukan fungsi ketenagaan perawat: Melakukan pemberian penugasan perawat
(per dokumen)
28) Melakukan fungsi ketenagaan perawat: Melakukan penilaian kinerja perawat (per
laporan)
29) Melakukan fungsi ketenagaan perawat: Melakukan preseptorship dan mentorship
(per laporan)
30) Pembuatan buku pedoman / ketentuan pelaksanaan / ketentuan teknis di bidang
pelayanan keperawatan: Membuat buku pedoman di bidang pelayanan
keperawatan (per pedoman)
31) Pembuatan buku pedoman / ketentuan pelaksanaan / ketentuan teknis di bidang
pelayanan keperawatan: Membuat ketentuan pelaksanaan di bidang pelayanan
keperawatan (per pedoman)
32) Pembuatan buku pedoman / ketentuan pelaksanaan / ketentuan teknis di bidang
pelayanan keperawatan: Membuat ketentuan teknis di bidang pelayanan
keperawatan (per pedoman)
7. Bahan Kerja :
9. Hasil Kerja:
11. Wewenang:
a. Melaksanakan pengkajian keperawatan
b. Merumuskan diagnosa
c. Menyusun rencana
d. Melaksanakan tindakan
e. Melaksanakan evaluasi
f. Mendokumentasikan hasil
g. Melakukan kegiatan konseling kesehatan kepada system klien
h. Melaksanakan tindakan medis sebagai pendelegasian berdasarkan kemampuannya
i. Melakukan tindakan di luar kewenangan dalam kondisi darurat yang mengancam
nyawa sesuai ketentuan yang berlaku di sarana kesehatan
j. Dalam kondisi tertentu dimana tidak ada tenaga yang berkompeten perawat
berwewenang melaksanakan tindakan kesehatan di luar tindakan kewenangannya
No Aspek Faktor
g. Bakat Kerja :
1) G = Intelegensi (mampu dalam hal asuhan keperawatan dan melakukan
managemen pelayanan pasien)
2) V = Bakat verbal (mampu memberikan informasi yang tepat dan jelas
pada pasen dan keluarga)
3) Q = Bakat ketelitian (teliti dalam melayani kebutuhan pasien)
4) M = Kecekatan tangan (cekatan dalam melakukan tindakan asuhan
keperawatan dan melakukan managemen pelayanan pasien)
5) F = Kecekatan Jari (cekatan dalam melakukan asuhan keperawatan dan
melakukan managemen pelayanan pasien)
6) E = Koordinasi Mata Tangan Kaki (dalam hal memperhatikan tanda-tanda
efek samping setelah pemberian therapy)
7) C = Kemampuan membedakan warna (mampu menilai perubahan warna
yang terjadi pada pasien)
h. Temperamen Kerja :
1) I (Kemampuan menyesuaikan diri untuk memberikan motivasi, menyatakan
pendapat dan memberkan pertimbangan-pertimbangan mengenai kondisi
pasien kepada pasien itu sendiri dan keluarga)
2) J (Kemampuan menyesuaikan diri pada tindakan untuk menilai tanda- tanda
vital pasien)
3) M (Kemampuan menyesuaikan diri dengan kegitatan proses keperawatan
dalam mengevaluasi data-data yang di kaji pada pasien)
4) P (Kemampuan menyesuaikan diri dalam menjalankan komunikasi dan
koordinasi yang intens dengan dokter dan professional pemberi asuhan
lainnya)
5) R (Kemampuan memahami dan menerapkan standar prosedur operasonal
yang berlaku di rumah sakit)
6) S (Kemampuan dalam menangani pasien gawat dan darurat di rumah sakit
dan melakukan handling komplain)
7) V (Kemampuan dalam melaksanakan tahapan-tahapan asuhan keperawatan
secara terperinci dan melakukan handling komplain)
i. Minat Kerja :
1. 1a : kegiatan melakukan tindakan keperawatan
2. 1b : kegiatan memberikan informasi pada pasien dan keluarga
3. 3a : kegiatan melakukan tindakan sesuai dengan standar prosedur
operasional
4. 4a : kegiatan melayani pasien
j. Upaya Fisik :
1. Berdiri (Berdiri beberapa saat dalam melakukan tindakan keperawatan dan
managemen pelayanan pasien)
2. Mengangkat pasien dari brankar ke tempat tidur atau sebaliknya
3. Mendorong pasien di kursi roda ke ruang rawat inap, atau ruang lainnya
4. Menunduk dalam melakukan tindakan medis
5. Berlutut dalam melakukan resusitasi jantung paru/RJP
6. Menjangkau dalam mengambil peralatan medis
7. Memegang pasien dan alat kesehatan dalam memberikan tindakan.
8. Meraba nadi bradialis pada saat TTV
9. Berbicara atau menyampaikan prosedur tindakan medic berdasarkan
instruksi dokter
10. Mendengar apa yang di keluhkan oleh pasen/keluarga
11. Melihat keadaan/perkembangan pasien
12. Ketajaman jarak jauh dalam hal pemeriksaan mata pasien sebelum dan
sesudah operasi
13. Ketajaman jarak dekat dalam hal pemeriksaan mata pasien sebelum dan
sesudah operasi
14. Pengamatan secara mendalam dalam melihat keadaan pasien setalah di
berikan tindakan medic/perawatan
15. Penyesuaian lensa mata dalam menangani pasien gangguan penglihatan
16. Melihat berbagai warna untuk melihat tanda-tanda perubahan yang terjadi
pada kulit pasien.
k. Kondisi Fisik :
1) Jenis Kelamin : Perempuan
2) Umur : 35 tahun
3) Tinggi badan : Ideal
4) Berat badan : Ideal
5) Postur badan : Ideal
6) Penampilan : Rapih
l. Fungsi Pekerjaan :