Anda di halaman 1dari 7

Komunikasi Terapeutik

Pengertian
• Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar , bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Stuart, 1998). 

• Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu


klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan psikologis, belajar dan bagaimana
berhubungan dengan orang lain (Northouse, 1998).

• Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien


(Depkes RI, 1997).

Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik


Menurut (Suryani 2000), ada empat prinsip dasar yang harus dipahami dalam membangun
dan mempertahankan hubungan yang terapeutik, yakni:

Pertama, hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling
menguntungkan. Hubungan ini didasarkan pada prinsip” humanity of nurse and clients”.
Kualitas hubungan perawat - klien ditentukan oleh bagaimana perawat mendefinisikan
dirinya sebagai manusia. Hubungan perawat dengan klien tidak hanya sekedar hubungan
seorang penolong dengan kliennya tetapi lebih dari itu, hubungan antar manusia yang
bermartabat.

Kedua, perawat harus menghargai keunikan klien. Tiap individu mempunyai karakter yang
berbeda -beda, karena itu perawat perlu memahami perasaan dan perilaku klien dengan
melihat perbedaan latar belakang keluarga, budaya, dan keunikan tiap individu.

Ketiga, semua komuikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun
penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjaga harga dirinya dan harga diri
klien.

Tujuan
 Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih
positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien (Suryani 2005) yang meliputi:
Pertama, realisasi diri, penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan diri.
Melalui komunikasi terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalam diri klien. Klien yang
tadinya tidak biasa menerima apa adanya atau merasa rendah diri, setelah berkomunikasi
terapeutik dengan perawat akan mampu menerima dirinya.

Kedua, kemampuan membina hubungan interpersonal dan saling bergantung dengan orang
lain.
Melalui komunikasi terapeutik, klien belajar bagaimana menerimadan diterima orang lain.
Dengan komunikasi yang terbuka, jujur dan menerima klien apa adanya, perawat akan
dapat meningkatkan kemampuan klien dalam membina hubungan saling percaya .

Ketiga, peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai
tujuan yang realistis.
Terkadang klien menetapkan ideal diri atau tujuan yang terlalu tinggi tanpa mengukur
kemampuannya.

Keempat, rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.
Identitas personal disini termasuk status, peran, dan jenis kelamin. Klien yangmengalami
gangguan identitas personal biasanya tidak mempunyai rasa percaya diri dan mengalami
harga diri rendah. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan perawat dapat membantu
klien meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri yang jelas. Dalam hal ini perawat
berusaha menggali semua aspek kehidupan klien di masa sekarang dan masa lalu. Kemudian
perawat membantu meningkatkan integritas diri klien melalui komunikasinya dengan klien.

Fungsi
Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara
perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien.
Perawat berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta
mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).

Komponen
Komponen komunikasi terapeutik menjadi bagian yang tentu saja tidak bisa dipisahkan dari
proses komunikasi terapeutik. Sebagaimana kita ketahui, komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien. Ada strategi komunikasi terapeutik
yang perlu diterapkan sehingga tujuan komunikasi terapeutik pun bisa tercapai. Namun
sebelum itu, kita juga perlu mengetahui terlebih dahulu apa saja komponen-komponen
komunikasi terapeutik yang ada.
Proses komunikasi terapeutik biasa dilakukan oleh perawat yang biasa dikenal
sebagai komunikasi terapeutik dalam keperawatan. Namun demikian, tak jarang pula
profesi lain yang juga menggunakan jenis komunikasi yang sama karena bagaimana pun juga
tujuan utama dari komunikasi terapeutik adalah mendorong tercapainya kesembuhan klien.
Istilah yang dekat dengan jenis komunikasi ini adalah psikologi komunikasi. Berikut ini
adalah beberapa komponen dari komunikasi terapeutik secara umum:

Pengirim pesan

Pengirim pesan bisa disebut juga sebagai komunikator. Pengirim pesan di sini adalah sebagai
pemberi tindakan terapeutik (dalam hal ini bisa perawat, dokter). Tentu saja komponen ini
adalah komponen yang menjadi bagian paling utama dari komunikasi terapeutik.

Pesan

Komponen selanjutnya yaitu pesan itu sendiri. Jadi, informasi atau pesan yang akan
disampaikan menjadi bagian di dalam komponen komunikasi terapeutik. Tanpa adanya
pesan, tentu saja komunikasi terapeutik tidak bisa dilaksanakan dengan baik. Pesan menjadi
sebuah hal yang akan dipindahkan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

Penerima pesan

Penerima pesan bisa disebut sebagai komunikan. Komunikan di sini adalah siapa saja yang
diberi tindakan terapeutik. Dalam hal ini adalah klien. Klien tidak hanya pasien yang ada di
rumah sakit. Cakupan klien ini bermacam-macam, bisa individu yang sehat, individu yang
sakit, kelompok, keluarga hingga masyarakat. Ragam klien pun sangat variatif sekali, bisa
tergantung usia, kondisi dan lain sebagainya.

Umpan Balik

Umpan balik adalah komponen yang merupakan sebuah respon dari penerima pesan
kepada pengirim pesan. Dengan adanya respon tersebut, maka hubungan timbal balik
antara perawat dan klien bisa terwujud dengan baik. Tentu saja ini juga komponen yang
perlu diperhatikan, mengingat bila komunikasi hanya berlangsung dari satu pihak saja, maka
hal tersebut belum bisa dikatakan sebagai proses komunikasi efektif yang bersifat
terapeutik.

Konteks

Konteks di sini berarti lingkungan dari terjadinya komunikasi terapeutik. Latar dan juga
situasi menjadi salah satu hal yang penting karena ini terkait dengan jalannya proses
komunikasi terapeutik yang akan berlangsung.
Media

Media merupakan sebuah sarana untuk memudahkan proses komunikasi terapeutik


berlangsung. Komponen ini termasuk komponen yang sifatnya opsional, namun juga sangat
menunjang. Media dalam komunikasi terapeutik ada banyak dan beragam. Penggunaannya
disesuaikan dengan tujuan dari proses komunikasi yang akan berlangsung sehingga fungsi
media komunikasi juga bisa dipakai dengan efektif.

Sikap

Sikap sebenarnya bukan komponen utama dari proses komunikasi terapeutik. Namun
demikian, sikap juga menjadi penting. Sikap dari penerima pesan maupun pengirim pesan
akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dari terjadinya proses komunikasi terapeutik.
Tentu saja, ini menjadi poin pembahasan tersendiri yang akan lebih banyak berfokus pada
pengirim pesan (perawat).

Strategi

Strategi adalah bagian dari proses komunikasi terapeutik yang menjadi ciri khas tersendiri.
Sebuah proses komunikasi terapeutik bisa terjalin dengan baik bila strategi yang diterapkan
juga sesuai. Ada banyak strategi yang bisa digunakan untuk komunikasi terapeutik sehingga
bisa menciptakan teknik komunikasi berkesan.

Karakteristik Perawat Untuk Hubungan Terapeutik


Komunikasi terapeutik umumnya digunakan pada profesi keperawatan. Hubungan
komunikasi ini lebih pada hubungan antara perawat dengan klien. Klien di sini belum tentu
berarti pasien. Klien bisa berupa individu yang sehat, keluarga, kelompok atau bahkan di
tingkat masyarakat. Penerapan komunikasi terapeutik ini tentunya luas. Berikut ini adalah
beberapa macam karakteristik dari komunikasi terapeutik.

1. Ikhlas (Genuiness)

Keikhlasan adalah karakteristik pertama yang bisa terlihat dari proses komunikasi
teraupeutik. Seorang perawat harus mampu menunjukkan sikap keikhlasan yang bisa
dirasakan oleh pasien, sehingga komunikasi yang dilakukan memiliki makna. Ini merupakan
modal awal dalam menjalin komunikasi kepada klien. Keikhlasan juga bisa mencegah
timbulnya hambatan-hambatan komunikasi tertentu.

2. Empati

Karakteristik komunikasi terapeutik selanjutnya adalah empati. Empati memiliki makna


bahwa seorang perawat harus mampu merasakan apa yang dirasakan klien. Ini berarti
perawat bisa merasakan dirinya apabila berada di posisi pasien. Empati merupakan sesuatu
yang sifatnya jujur dan tidak dibuat-buat.
3. Kehangatan

Suasana hangat dan permisif merupakan karakteristik yang bisa terlihat dari terjalinnya suatu
komunikasi terapeutik. Klien memiliki kebebasan untuk mengungkapkan cerita dan
pendapatnya tanpa ada batasan-batasan tertentu. Hal ini merupakan sesuatu yang menjadikan
komunikasi ini bisa menjadi salah satu bagian dari “terapi” untuk mendorong kesembuhan
klien.

4. Jujur

Karakteristik lain yang bisa muncul yaitu nilai kejujuran dalam komunikasi tersebut.
Kejujuran, sebagaimana dijelaskan pada poin tentang empati memiliki makna yang menarik,
karena seorang perawat harus bisa membangun kejujuran di dalamnya. Tentu saja ini juga
memungkinkan sikap terbuka dari klien, yang membuat tujuan dari komunikasi terapeutik ini
tercapai. Apalagi di dalamnya juga melibatkan sistem komunikasi interpersonal.

5. Altruistik

Selain jujur, perawat juga harus bisa menerapkan altruisme di dalam komunikasi terapeutik.
Sifat altruisme adalah kepuasan ketika menolong orang lain. Pemahaman ini tentu menjadi
dasar, bahwa pada dasarnya komunikasi terapeutik bisa dilakukan apabila ada rasa puas dari
perawat manakala ia bisa menolong pasien.

6. Menggunakan etika

Etika komunikasi merupakan bagian yang juga penting dari komunikasi terapeutik. Ini
menjadi sebuah karakteristik yang khas dari tipe komunikasi. Memperhatikan etika dalam
berkomunikasi bisa menjadi strategi yang tepat untuk membina hubungan saling percaya.
Tentu saja ini merupakan salah satu hal yang bisa menjadi modal awal untuk berkomunikasi
dengan klien.

7. Bertanggung jawab

Selain menggunakan etika, sikap bertanggung jawab juga menjadi karakteristik komunikasi
yang sifatnya terapeutik. Ada tujuan yang ingin dicapai dari komunikasi ini, sehingga
tanggung jawab menjadi unsur yang penting. Ini bisa membangun cara berkomunikasi
dengan baik. Tentu saja ini berarti segala macam pesan yang akan disampaikan menjadi
sebuah tanggung jawab tersendiri, baik pesan yang disampaikan oleh perawat kepada klien
atau pun sebaliknya.

Berbagai macam karakteristik di atas merupakan kumpulan atau ringkasan dari beberapa ciri-
ciri komunikasi terapeutik. Ada beberapa pakar yang membaginya menjadi beberapa bagian.
Seperti misalnya, karakter yang paling mendasar dari komunikasi terapeutik dalam
keperawatan adalah keikhlasan, empati dan kehangatan. Sementara itu, ada pula yang
menjabarkan lebih banyak lagi mengenai karakteristik tersebut. Namun pada prinsipnya,
masing-masing ciri tersebut memiliki suatu nilai yang menggambarkan bahwa karakteristik
komunikasi terapeutik berbeda dengan jenis komunikasi lainnya.
Prinsip Komunikasi Terapeutik

Prinsip-prinsip komunikasi teraupetik menurut Carl rogers ( dalam Purwanto 1994 adalah:
1.      Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati , memahami dirinya sendiri
serta nilai yang di anut.
2.      Komunikasi harus di tandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling
menghargai.
3.      Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
4.      Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembang tanpa
rasa takut
5.      Perawat harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memilikimotivasi
untuk mengubah dirinya baik sikap, tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan
dapat memecahkan masalah- masalah yang di hadapi
6.      Perawat harus mampu menguasai perasaan diri sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan
mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi.
7.      Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistennya
8.      Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati bukan
tindakan terapeutik.
9.      Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik
10.  Mampu berperan sebagi role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan orang lain
tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan sehat fisik
mental, spiritual, dan gaya hidup
11.  Di sarankan untuk mengekpresikan perasaan bila di anggap mengganggu
12.  Altruisme untuk mendapatkan kepuasaan dengan menolong orang lain secara manusiawi
13.berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin untuk mengambil keputusan
berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia
Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri atas
tindakan yang di lakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain.

Anda mungkin juga menyukai