Anda di halaman 1dari 10

TUGAS I

DOSEN PENGAMPUH : DEWI HESTIANI, S. Kep., M. Kes


KOMUNIKASI KEPERAWATAN
PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK

DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.

NUR INDAH SARI (1408129)


RAHMI FAUZIAH (1408136)
HUSNAENI (1408115)
EMMY MULYANI (1408110)
NURHIKMAWATI (1408132)

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) MAPPAOUDANG MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2015 2016
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia - Nya sehingga penulis dapat
menyusun laporan Komunikasi Keperawatan sederhana ini yang berjudul
Prinsip Komunikasi Terapeutik tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan laporan ini berkat
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.

Makassar, 27 November 2015

KELOMPOK I

DAFTAR ISI

Halaman Judul

.............

Kata Pengantar

.........

.............

Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

.....................

.............................................

.................................

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi Komunikasi Terapeutik .....................................................
B. Tujuan Komunikasi Terapeutik .....................................................
C. Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik .........................................

5
5
7

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan

.........................................................................................

10
B. Saran

.........................................................................................

10
Daftar Pustaka

.........................................................................................

11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi mempunyai banyak sekali makna dan sangat bergantung
pada konteks pada saat komunikasi dilakukan. Bagi beberapa orang,

komunikasi merupakan pertukaran informasi diantara dua orang atau lebih,


atau dengan kata lain; pertukaran ide atau pemikiran. Metodenya antara lain :
berbicara dan mendengarkan atau menulis dan membaca, melukis, menari,
bercerita dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa segala bentuk
upaya penyampaian pikiran kepada orang lain, tidak hanya secara lisan
(verbal) atau tulisan tetapi juga gerakan tubuh atau gesture (non-verbal),
adalah komunikasi.
Komunikasi

dalam

keperawatan

disebut

dengan

komunikasi

terapeutik, dalam hal ini komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat
pada saat melakukan intervensi keperawatan harus mampu memberikan
khasiat therapi bagi proses penyembuhan pasien. Oleh karenanya seorang
perawat harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif
komunikasi terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien dapat dipenuhi.
Tidak seperti komunikasi sosial, komunikasi terapeutik mempunyai tujuan
untuk membantu klien mencapai suatu tujuan dalam asuhan keperawatan.
Oleh karenanya sangat penting bagi perawat untuk memahami prinsip dasar
komunikasi terapeutik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Komunikasi Terapeutik ?
2. Apakah Tujuan dari Komunikasi Terapeutik ?
3. Bagaimana Prinsip Komunikasi Terapeutik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Komunikasi Terapeutik ?
2. Untuk mengetahui Tujuan dari Komunikasi Terapeutik ?
3. Untuk memahami Prinsip Komunikasi Terapeutik ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Komunikasi Terapeutik
1. Northouse (1998) mendefinisikan

komunikasi

terapeutik

sebagai

kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi


terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis dan belajar bagaimana
berhubungan dengan orang lain.
2. Stuart G.W (1998) menyatakan bahwa komunikasi terapeutik merupakan
hubungan interpersonal antara perawat dan klien, dalam hubungan ini
4

perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam


rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.
3. S.Sundeen (1990) menyatakan bahwa hubungan terapeutik adalah
hubungan kerjasama yang ditandai tukar menukar perilaku, perasaan,
pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutik.
4. Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari
penyembuhan (As Hornby dalam Intan, 2005).
Maka di sini dapat diartikan bahwa terapeutik adalah segala sesuatu
yang memfasilitasi proses penyembuhan. Sehingga komunikasi terapeutik itu
sendiri adalah komunikasi yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu
penyembuhan/pemulihan

pasien.

Komunikasi

terapeutik

merupakan

komunikasi professional bagi perawat.


B. Tujuan Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien kearah
yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien yang
meliputi :
1. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan diri
Melalui komunikasi terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalam diri
klien. Klien yang menderita penyakit kronis ataupun terminal umumnya
mengalami perubahan

dalam dirinya, ia tidak mampu menerima

keberadaan dirinya, mengalami gangguan gambaran diri, penurunan


harga diri, merasa tidak berarti dan pada akhirnya merasa putus asa dan
depresi.
2. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan
saling bergantung dengan orang lain
Melalui komunikasi terapeutik, klien belajar bagaimana menerima dan
diterima orang lain. Dengan komunikasi yang terbuka, jujur dan
menerima klien apa adanya, perawat akan dapat

meningkatkan

kemampuan klien dalam membina hubungan saling percaya (Hibdon,


2000).

Rogers

(1974)

dalam

Abraham

dan

Shanley

(1997)

mengemukakan bahwa hubungan mendalam yang digunakan dalam


proses interaksi antara perawat dan klien merupakan area

untuk

mengekspresikan kebutuhan, memecahkan masalah dan meningkatkan


kemampuan koping.

3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta


mencapai tujuan yang realistis
Terkadang klien menetapkan ideal diri atau tujuan terlalu tinggi tanpa
mengukur

kemampuannya. Taylor, Lilis

dan

La

Mone

(1997)

mengemukakan bahwa individu yang merasa kenyataan dirinya


mendekati ideal diri mempunyai harga diri yang tinggi sedangkan
individu yang merasa kenyataan hidupnya jauh dari ideal dirinya akan
merasa rendah diri.
4. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.
Klien yang mengalami gangguan identitas personal biasanya tidak
mempunyai rasa percaya diri dan mengalami harga diri rendah. Melalui
komunikasi terapeutik diharapkan perawat dapat membantu klien
meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri yang jelas.
Sedangkan Tujuan komunikasi terapeutik (Purwanto, 1994) adalah :
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan
dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang
ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
3. Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan dirinya sendiri.
C. Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik meningkatkan pemahaman dan membantu
terbentuknya hubungan yang konstruktif diantara perawat - klien. Tidak
seperti komunikasi sosial, komunikasi terapeutik mempunyai tujuan untuk
membantu klien mencapai suatu tujuan dalam asuhan keperawatan. Oleh
karenanya sangat penting bagi perawat untuk memahami prinsip dasar
komunikasi terapeutik berikut ini :
1. Hubungan perawat dan klien adalah hubungan terapeutik yang saling
menguntungkan, didasarkan pada prinsip humanity of nurses and
clients. Hubungan ini tidak hanya sekedar hubungan seorang penolong
(helper / perawat) dengan kliennya, tetapi hubungan antara manusia
yang bermartabat (Dult - Battey, 2004).

2. Perawat harus menghargai keunikan klien, menghargai perbedaan karakter,


memahami perasaan dan perilaku klien dengan melihat perbedaan latar
belakang keluarga, budaya, dan keunikan setiap individu.
3. Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri
pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu
menjaga harga dirinya dan harga diri klien.
4. Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya (trust)
harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan
memberikan alternatif pemecahan masalah (Stuart, 1998). Hubungan
saling percaya antara perawat dan klien adalah kunci dari komunikasi
terapeutik.
Prinsip - prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers (dalam
Purwanto, 1994) adalah :
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, saling
percaya memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya
dan saling menghargai.
3. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien biak fisik maupun
mental.
4. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas
berkembang tanpa rasa takut.
5. Perawat harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan pasien
memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap, tingkah lakunya
sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalahmasalah yang dihadapi.
6. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk
mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan
maupun frustasi.
7. Mampu menetukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya.
8. Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan
sebaliknya simpati bukan tindakan yang terapeutik.
9. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan
terapeutik.

10. Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan
meyakinkan orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu
mempertahankan suatu keadaan sehat fisik mental,spiritual, dan gaya
hidup.
11. Disarankan untuk mengekpresikan perasaan bila dianggap menggagu.
12. Altuisme unutk mendapatakan kepuasan dengan menolong orang lain
secara manusiawi.
13. Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin mengambil
keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia.
14. Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap
diri sendiri atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap
orang lain.
Beberapa Prinsip Komunikasi Terapeutik menurut Boyd & Nihart (1998)
adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi.


Tingkah laku professional mengatur hubungna terapeutik.
Hubungan sosial dengan klien harus dihindari.
Kerahasiaan klien harus dijaga.
Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman.
Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian

tentang tingkah laku klien dan memberi nasehat.


7. Beri petunjuk klien untuk menginterpretasikan kembali pengalamannya
secar rasional.
8. Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari
perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu
yang sangat menarik klien.
9. Implementasi intervensi berdasarkan teori.
10. Membuka diri hanya digunakan hanya pada saat membuka diri
mempunyai tujuan terapeutik.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi terapeutik merupakan tanggung jawab moral seorang
perawat serta salah satu upaya yang dilakukan oleh perawat untuk
mendukung proses keperawatan yang diberikan kepada klien. Untuk dapat
melakukannya dengan baik dan efektif diperlukan strategi yang tepat dalam
berkomunikasi sehingga efek terapeutik yang menjadi tujuan dalam
komunikasi terapeutik dapat tercapai.
Peranan komunikasi dalam pembangunan dan dalam proses
keperawatan sangatlah penting. Komunikasi yang digunakan dalam proses
keperawatan adalah komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah
suatu pengalaman bersama antara perawat klien yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah klien yang mempengaruhi perilaku pasien. Hubungan
perawat klien yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan
pengalaman dengan menggunakan berbagai tekhnik komunikasi agar perilaku
klien berubah ke arah positif seoptimal mungkin. Untuk melaksanakan
komunikasi terapeutik yang efektif perawat harus mempunyai keterampilan
yang cukup dan memahami tentang dirinya.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami
bahwa pentingnya komunikasi dalam kehidupan kita sehari hari terutama
dalam proses pembangunan dan dalam proses keperawatan dan diharapkan
juga bagi pembaca agar dapat menggunakan bahasa yang sesuai dalam

pergaulan sehari hari, khususnya bagi pembaca yang berprofesi sebagai


seorang perawat atau tenaga medis lainnya agar dapat berkomunikasi yang
baik dengan pasien guna untuk menjalin kersama dengan pasien dalam
melakukan proses keperawatan yang bertujuan untuk kesehatan pasien serta
berkomunikasi dengan baik terhadap rekan kerja dan siapapun yang terdapat
di tempat kita bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Asih,

Windy.

2015.

Wordpress.

Komunikasi

Terapeutik

(online).

(https://windyasih.wordpress.com/nursing/komunikasi-terapeutik,
Diakses tanggal 27 November 2015).
Juwandi. 2013. Blogspot. Teks book dari Komunikasi Terapeutik dalam Praktik
Keperawatan

(online).

(http://juwandi18.blogspot.co.id/2013/12/komunikasi-terapeutik.html,
Diakses tanggal 27 November 2015).
Ratnaningsih, Dian. 2010. Blogspot. Konsep Komunikasi Terapeutik (online).
(http://dianratnaningsih.blogspot.co.id, Diakses tanggal 27 November
2015).
Stuart, G.W & Sundeen S.J.(1995). Principles and Practise of Psychiatric
Nursing. St. Louis: Mosby Year Book
Suryani.(2005). Komunikasi Terapeutik; Teori dan Praktik. Jakarta: EGC
Taylor, Lilis & LeMone.(1993). Fundamental of Nursing; the art and science of
nursing care. Third edition. Philadelphia: Lippincot-Raven Publication

10

Anda mungkin juga menyukai