Anda di halaman 1dari 6

Resume Materi

Teknik Komunikasi Terapeutik


Dosen pengampu:Ibu. Khobibah,S.SiT,M.Kes
Disusun oleh: Novita Anggraini
NIM: P1337424121211

1.) Pengertian Komunikasi Terapeutik


Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yakni communicatio yang artinya
pemberitahuan atau pertukaran ide. Pemberitahuan atau pertukaran ide dalam suatu
proses komunikasi akan ada pembicara yang menyampaikan pernyataan ataupun
pertanyaan yang dengan harapan akan ada timbal balik atau jawaban dari
pendengarnya (Suryani, 2015). Terapeutik merupakan suatu hal yang diarahkan
kepada proses dalam memfasilitasi penyembuhan pasien
Komunikasi terapeutik dapat diartikan sebagai suatu keterampilan atau proses
interaksi secara sadar yang dilakukan oleh bidan dengan klien yang sedang
mengalami gangguan, baik secara fisik maupun psikologi, sehingga bidan bisa
membantu klien untuk mencapai kesembuhan atau mengatasi masalahnya.
Northouse (1998) mendefinisikan komunikasi terapeutik sebagai kemampuan
atau keterampilan bidan untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi
gangguan psikologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain. Stuart
G.W (1998) menyatakan bahwa komunikasi terapeutik merupakan hubungan
interpersonal antara  bidan dan klien, dalam hubungan ini bidan dan klien
memperoleh pengalaman belajar  bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman
emosional klien.
Sedangkan S.Sundeen (1990) menyatakan bahwa hubungan terapeutik adalah
hubungan kerjasama yang ditandai tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan
pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutik.

2.) Tujuan Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan segala yang ada
dalam fikiran dan diri pasien ke arah yang lebih positif yang nantinya akan dapat
mengurangi beban perasaan pasien dalam menghadapi maupun mengambil tindakan
tentang kesehatannya
Selain itu tujuan komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut:
1. Membantu pasien untuk menjelaskan permasalahan kesehatannya sehingga
dapat mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil
tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal
yang diperlukan
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam mengambil tindakan yang efektif
dan mempertahankan kekuatan egonya
3. Fisik mempengaruhi orang lain, lingkungan, dan dirinya sendiri.
Tujuan lain dari komunikasi terapeutik menurut Suryani (2015) adalah:
1) Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan terhadap
diri;
2) Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan
saling bergantung dengan orang lain;
3) Meningkatkan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pasien
serta mencapai tujuan yang realistik;
4) Menjaga harga diri;
5) Hubungan saling percaya.

3.) Sikap Komunikasi Terapeutik


Bidan hadir secara utuh (fisik dan psikologis) pada waktu berkomunikasi
dengan klien. Bidan tidak cukup untuk mengetahui teknik komunikasi, tetapi yang
sangat penting adalah sikap atau penampilan dalam berkomunikasi.
Egan (1975) dikutip oleh Suryani (2005) mengidentifikasikan lima sikap atau
cara menghadirkan diri secara fisik dalam komunikasi terapeutik, yaitu:
a. Berhadapan, arti dari posisi ini adalah “saya siap untuk anda“.
b. Mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada level yang sama berarti
menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
c. Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukan keinginan untuk
mengatakan atau mendengar sesuatu.
d. Mempertahankan sikap terbuka. Tidak melipat kaki atau tangan, hal
tersebut menunjukan keterbukaan.
e. Tetap rileks, tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan
relaksasi dalam memberikan respon pada klien

4.) Fase Komunikasi Terapeutik


Menurut Heri Purwanto ada 4 tahap komunikasi terapeutik yaitu:
1. Tahap Pra Interaksi
Tahap pra interaksi adalah masa persiapan sebelum berhubungan dengan pasien,
tahap ini harus dilakukan oleh bidan untuk memahami dirinya, mengatasi
kecemasannya dan meyakinkan dirinya bahwa dia betul-betul siap untuk
berinteraksi dengan pasien
2. Tahap Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan bidan saat pertama kali bertemu
atau kontak dengan pasien. Pada saat berkenalan, bidan harus memperkenalkan
dirinya terlebih dahulu kepada klien (Brammer, 1993). Dengan memperkenalkan
dirinya berarti bidan telah terbuka pada pasien dan ini hal ini diharapkan akan
mendorong pasien untuk membuka dirinya
3. Tahap Kerja
Tahap kerja ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik
(Stuart, G.W, 1998). Pada tahap ini bidan dan klien berkerja sama untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien. Bidan juga dituntut mempunyai kepekaan
dan tingkat analisis yang tinggi terhadap adanya perubahan dalam proses verbal
maupun non verbal klien (Suryani, 2005).
4. Tahap Terminasi
Tugas bidan pada tahap ini antara lain: Mengevaluasi pencapaian tujuan dari
interaksi yang telah dilaksakan, melakukan evaluasi subjektif, menyepakati tindak
lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan, dan membuat kontrak waktu untuk
pertemuan berikutnya.

5.) Ciri Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terjadi antara bidan dengan pasien.
2. Mempunyai hubungan akrab dan mempunyai tujuan.
3. Berfokus pada pasien yang membutuhkan bantuan.
4. Bidan dengan aktif, mendengarkan dan memberikan respon pada pasien.

6.) Prinsip Komunikasi Terapeutik


Menurut Lalongkoe (2013), prinsip-prinsip komunikasi terapeutik yang harus
diterapkan agar mendapatkan atau mencapai hasil yang memuaskan yaitu dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Menjadikan klien sebagai fokus utama dalam interaksi;
b) Mengkaji kualitas intelektual untuk menentukan pemahaman;
c) Mempergunakan sikap membuka diri hanya untuk tujuan terapeutik;
d) Menerapkan profesional dalam mengatur hubungan terapeutik;
e) Menghindari hubungan sosial dengan klien
f) Bidan harus paham akan arti empati
g) Bidan harus jujur dan berkomunikasi secara terbuka
h) Bidan harus dapat berperan sebagai role model
i) Bidan sebagai tenaga kesehatan harus menciptakan susasana agar pasien
berkembang tanpa rasa takut.
j) Bidan sebagai tenaga kesehatan menciptakan Susana agar pasien punya motivasi
mengubah diri.

7.) Unsur-unsur Komunikasi


1. pengirim atau komunikator adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak
lain
2. pesan adalah isi atau maksut yang akan disampaikan oleh suatu pihak kepada pihak
lain.
3. saluran adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. Dalam
komunikasi antar pribadi(tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan
getaran nada/suara
4. penerima atau komunikan adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
5. umpan balik adalah tanggapan dari penerima pesan atau isi pesan yang
disampaikan.

8.) Teknik Komunikasi Terapeutik


Tiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan penerapan tehnik
berkomunikasi yang berbeda pula. Tehnik komunikasi berikut ini:
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
Berusaha mendengarkan klien menyampaikan pesan non-verbal bahwa bidan
perhatian terhadap kebutuhan dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh
perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan non-verbal
2. Memfokuskan
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga
lebih spesifik dan dimengerti. Bidan tidak seharusnya memutus pembicaraan
klien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan
berlanjut tanpa informasi yang baru.
3. Menyampaikan hasil observasi
Bidan perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil
pengamatannya, sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar.
Bidan menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat non-verbal klien
4. Menawarkan informasi
Tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih baik bagi klien
terhadap keadaanya. Memberikan tambahan informasi merupakan pendidikan
kesehatan bagi klien.
5. Diam
Diam memberikan kesempatan kepada bidan dan klien untuk mengorganisir
pikirannya. Penggunaan metode diam memrlukan ketrampilan dan ketetapan
waktu, jika tidak maka akan menimbulkan perasaan tidak enak

6. Meringkas
Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara
singkat. Metode ono bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas
sebelum meneruskan pada pembicaraan berikutnya

7. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan.


Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik
pembicaraan.
9.) Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Komunikasi Terapeutik
1. Pemahaman yang berbeda
2. Penafsiran yang berbeda
3. Komunikasi yang terjadi satu arah
4. Kepentingan berbeda
5. Pemberian jaminan yang tidak mungkin
6. Bicara tentang hal-hal pribadi

10.)Manfaat komunikasi Terapeutik


Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja
sama antara sesama bidan dengan pasien melalui hubungan bidan dengan
pasien.selain itu juga ada beberapa manfaat yang lainnya yaitu:
1. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara bidan-pasien
2. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji serta engevaluasi tindakan
yang dilakukan bidan.
3. Memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien mengatasi
masalah yang dihadapi
4. Mencegah tindakan yang negative terhadap pertahanan diri pasien.

11.)Dimensi Respon
 Dimensi Respon ialah sikap bidan secara psikologis dalam berkomunikasi dengan
klien. Dimensi ini berupa respon bidan yang tulus, menghargai, empatik, dan konkrit.
Dimensi respon dapat berupa :
1. Ketulusan
Sikap bidan yang tulus dapat diungkapkan dengan keterbukaan, kejujuran,
keikhlasan dan peran aktif dalam berkomunikasi dengan klien.
2. Menghargai,
Bidan menerima klien apa adanya, tidak bersifat memvonis, mengkritik,
mengejek atau menghina. Rasa menghargai dapat diungkapkan dengan duduk dan
diam di samping klien yang sedang menangis, meminta maaf atas hal yang tidak
disukai klien, dan memenuhi permintaan klien untuk tidak menanyakan
pengalaman tertentu.
3. Empati
Sikap ikut merasakan suasana hati klien dan memandang permasalahan dari sudut
pandang klien akan memudahkan identifikasi permasalahan yang dihadapi.
SUMBER REFERENSI
Handajani,siti rini.2016. Modul Bahan Ajar Cetak”Praktikum Komunikasi Dalam Praktik
Kebidanan” . Jakarta selatan, Pusdik SDM kesehatan-,
Poltekkesjogja.Komunikasi terapeutik.makalah.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/763/4/Chapter%202.pdf -,diakses pada 17 agustus
Husada,Putri.2015.komunikasi terapeutik. http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/komunikasi-
terapeutik/ -,diakses pada 17 Agustus
Aniharyati. Komunikasi Terapeutik sebagai Sarana Efektif Bagi Terlaksananya Tindakan
Keperawatan Yang Optimal.Jurnal. https://poltekkes-mataram.ac.id/wp-
content/uploads/2015/08/1-749-755-Aniharyati-KOMUNIKASI-TERAPEUTIK-SEBAGAI-
SARANA-EFEKTIF-BAGI-TERLAKSANANYA-TINDAKAN-KEPERAWA.pdf -,diakses
pada 17 Agustus
Anjaswarni,tri.2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan “Komunikasi Dalam
Keperawatan”. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Komunikasi-dalam-Keperawatan-Komprehensif.pdf -,diakses pada
17 Agustus
123dok.Pengertian,Manfaat dan Tujuan Komunikasi Terapeutik. https://text-
id.123dok.com/document/lzg8p0pny-pengertian-manfaat-dan-tujuan-komunikasi-
terapeutik.html -,diakses pada 17 Agustus
2012. Dimensi Konsep Dan Tindakan Keperawatan Jiwa. https://pdfcoffee.com/dimensi-
responsip-dan-tindakan-pdf-free.html -,diakses pada 17 Agustus

Anda mungkin juga menyukai