Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

KOMUNIKASI TERAPUETIK DAN KONSELING

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
- LATIFAH WIDYA N
- SURIYAWAN
- PRASASTI MITA LAKSONO

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2019
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi sangatlah penting
karena komunikasi dapat membantu penyampaian informasi menjadi lebih mudah,
namun terkadang komunikasi dapat menimbulkan masalah apabila antara pengirim dan
penerima tidak terjadi kecocokan atau miss komukasi. Komunikasi dibagi menjadi
beberapa macam salah satunya yaitu Komunikasi Terapeutik. Komunikasi terapeutik
merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik antara petugas kesehatan
dengan pasiennya.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yg direncanakan secara sadar, bertujuan dan
dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk
komunikasi interpersonal. Sedangkan pengertian dari konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada
individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseling) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien.

1.2 Tujuan Penulisan


2. Memahami pengertian tentang komunikasi terapeutik.
3. Memahami pengertian tentang konseling

1.3 Manfaat Penulisan


1. Untuk mengetahui penegertian komunikasi terapeutik
2. Untuk mengetahui penegertian konseling
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Komunikasi


Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti
sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama
(make to common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan
antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu,
komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan
yang lainnya Komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi
agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Komponen komunikasi adalah Pengirim atau komunikator (sender), Pesan (message),
Saluran (channel), Penerima atau komunikan (receiver), dan Umpan balik (feedback).
2.2 Komunikasi Terapeutik
Menurut Northouse (1998: 12), komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau
keterampilan bidan untuk membantu pasien beradaptasi terhadap stres, mengatasi
gangguan psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpesonal antara bidan dengan
pasien, dalam hubungan ini bidan dan pasien memperoleh pengalaman belajar
bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien (Stuart G.W.
(1998). Jadi dapat disimpulkan Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yg
direncanakan secara sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal. Tujuan
Komunikasi Terapeutik yaitu membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban
perasaan serta pikiran, membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, dan
membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.
Manfaat Komunikasi Terapeutik yaitu :
1. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara bidan-pasien.
2. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah serta mengevaluasi
tindakan yang dilakukan bidan.
3. Memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien mengatasi
masalah yang dihadapi.
4. Mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri pasien.

Komunikasi terapeutik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Terjadi antara petugas kesehatan dengan pasien.


2. Mempunyai hubungan akrab dan mempunyai tujuan.
3. Berfokus pada pasien yang membutuhkan bantuan.
4. Petugas kesehatan dengan aktif, mendengarkan dan memberikan respon pada
pasien.

Komunikasi terapeutik memiliki unsur, adapun komunikasi terapeutik mempunyai


unsur sebagai berikut :

1. Ada sumber proses komunikasi.


2. Pesan disampaikan dengan penyandian balik (verbal & non verbal).
3. Ada penerima
4. Lingkungan saat komunikasi berlangsug

Jenis komunikasi terapeutik

1. Mendengar dengan penuh perhatian


Usaha petugas kesehatan mengerti pasien dengan cara mendengarkan masalah
yang disampaikan pasien. Sikap petugas kesehatan : pandangan ke pasien, tidak
menyilangkan kaki dan tangan, menghindari gerakan yang tidak perlu, tubuh
condong ke arah pasien.
2. Menunjukkan penerimaan
Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan
ketertarikan dan tidak menilai. Sikap petugas kesehatan : mendengarkan tanpa
memutuskan pembicaraan, memberikan umpan balik verbal.
3. Menanyakan pertanyaan yg berkaitan
Tujuan : mendapatkan informasi yang spesifik mengenai masalah yang
disampaikan pasien.
4. Mengulang ucapan pasien dengan kata-kata
Pemberian feedback dilakukan setelah petugas kesehatan melakukan pengulangan
kembali kata kata pasien.
5. Mengklarifikasi
Tujuan : untuk menyamakan pengertian
6. Memfokuskan
Untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan lebih spesifik dan
dimengerti.
7. Menyatakan hasil observasi
Petugas kesehatan memberikan umpan balik pada pasien dengan menyatakan
hasil pengamatannya sehingga pasien dapat menguraikan apakah pesannya
diterima atau tidak.
8. Menawarkan informasi
Memberi tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk
pasien.
9. Diam
Memberikan kesempatan pada bidan untuk mengorganisasikan pikiran dan
memproses informasi.
10. Meringkas
Pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Manfaat :
membantu, mengingat topik yang telah dibahas sebelum melanjutkan
pembicaraan.
11. Memberikan penghargaan
Teknik ini tidak digunakan untuk menyatakan hal yang baik dan buruk.
12. Menawarkan diri
Menyediakan diri Anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan;
Memberi kesempatan kepada pasien untuk memulai pembicaraan; Memberi
kesempatan kepada pasien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.
13. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Hal ini mempunyai tujuan:

1. Memberi kesempatan pasien untuk mengarahkan seluruh pembicaraan,


menafsirkan diskusi, bidan mengikuti apa yg sedang dibicarakan selanjutnya.
2. Menempatkan kejadian dan waktu secara berurutan.
3. Menguraikan kejadian secara teratur akan membantu bidan dan pasien untuk
melihat dalam suatu perspektif.
4. Menemukan pola kesukaran interpersonal klien.

14. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsi


Petugas kesehatan harus dapat melihat segala sesuatu dari perpektif pasien.
15. Perenungan
Memberikan kesempatan untuk mengemukakan dan menerima ide serta
perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.

2.3 Konseling
Konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: 105) adalah layanan bantuan
oleh tenaga profesional kepada seseorang atau kelompok individu untuk
pengembangan kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu dengan focus mandiri
mandiri yang mampu mengendalikan diri melalui penyelenggaraan berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung dalam proses pembelajaran. Dari penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahawa pengertian konseling kesehatan adalah suatu upaya
pemberian bantuan psikis yang dilakukan oleh seorang konselor berkaitan dengan
kesehatan klien untuk mencapai hidup sehat yaitu kondisi sejahtera, baik secara fisik,
mental, maupun sosial yang bermuara pada tercapainya tujuan akhir dari konseling
yaitu dari KES-T menjadi KES.
Konseling kesehatan adalah suatu upaya pemberian bantuan psikis yang di
lakukan oleh konselor berkaitan dengan kesehatan klien yaitu kondisi sejahtera, baik
fisik, mental, maupun sosialyang bermuara pada tercapainya tujuan akhir konseling
yaitu dari KES-T menjadi KES. Dimana tujuan konseling yaitu: dapat mengenal dan
memahami diri dan lingkungan, dapat menerima diri dan lingkungan secara dinamis
dan positif, dapat mengembil keputusan, dapat mengerahkan diri, dan dapat
mewujudkan diri dan tercapainya kesehatan mental yang positif.
Konseling memiliki nilai dan etika, Nilai dan etika dalam konseling yaitu
 agama dan keyakinan dalam konseling
 nilai konselor dan klien
 perilaku dan pribadi konselor
 etika profesional konseling
 konfidensialitas
 kompetensi konselor
Prinsip yang dimiliki dalam konseling yaitu :
- Bersifat netral : seorag tidak memihak antara yang salah dan yang benar
- Tidak boleh menyalahkan
- Setara

Adapun langakh-langkah konseling yaitu

- Great (menyapa) berikan salam


- Ask (bertanya) tanyakan dengan aktif
- Telling (bercerita) ungkapkan informasi
- Help (membantu) membantu klien membuat keputusan
- Explain (menjelaskan) jelaskan yang perlu dilakukan oleh klien setelah
mengambil keputusa
- Return (kembali) undang untuk kunjungan ulang
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan

Konselor yang efektif dan konstruktif adalah pribadi yang terapeutik artinya
sebagai individu yang memiliki kualitas pribadi yang sadar akan dirinya memiliki
nilai untuk mau belajar mengeplorisasi perasaannya, Sehingga dapat membantu
seorang klien dalam menghadapi permasalahan yang dialaminya terutama dibidang
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
http://repository.ump.ac.id/2068/2/TAUFIK%20RAMDHANI%20BAB%20I.pdf
https://www.lusa.web.id/komunikasi-terapeutik/
http://wenvioktavia.blogspot.com/2015/05/konseling-kesehatan.html
https://slideplayer.info/slide/3113535/
https://www.scribd.com/document/362845462/MAKALAH-Komunikasi-Terapeutik-
IKDII

Anda mungkin juga menyukai