Anda di halaman 1dari 23

KOMUNIKASI KESEHATAN

Nurina Khansa 26102300007


Arin Oktaviani 26102300013
Cintantya Intan 26102300015
KOMUNIK
ASI
KESEHATA
N
1. Pengertian Komunikasi
Kesehatan
2. Pengertian Komunikasi
Terapeutik
3. Komunikasi Kesehatan Dalam
Perspektif Agama Islam
4. Komunikasi Kesehatan Individu
Berkebutuhan Khusus

2
Pengertian Komunikasi
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan tersebut bisa
dipahami.

2. Menurut Harold Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan dengan tujuan merubah sikap, pendapat dan prilaku seseorang. 5 unsur di
dalam komunikasi menurut Harold Lasswell :
 siapa / komunikator
 berkata apa / message
 menggunakan media apa /media
 kepada siapa /komunikan
 apa efeknya / effect
Lima unsur dalam proses komunikasi tersebut memberikan wujud atau bentuk komunikasi
diantaranya: (1) komunikasi intrapersonal, (2) komunikasi interpersonal, (3) komunikasi massa,
dan (4) komunikasi kelompok.

3
Pengertian Komunikasi Kesehatan
Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis

untuk mempengaruhi secara positif

perilaku kesehatan individu dan komunitas

masyarakat, dengan menggunakan berbagai prinsip

dan

metode komunikasi baik komunikasi interpersonal,

maupun komunikasi massa.

4
Tujuan Komunikasi Kesehatan

Tujuan utama dari sebuah komunikasi kesehatan adalah untuk mengubah perilaku kesehatan pada individu sasaran agar

mengarah ke kondisi yang kondusif sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan status kesehatan sebagai dampak atau efek

dari program komunikasi kesehatan.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan yang dialami seseorang diantaranya individu tersebut berada dalam

situasi biologis, psikologis, dan social. Ada sebuah interaksi antara kesehatan dan perilaku individu. Dengan memahami

komunikasi kesehatan, kita mampu mempelajari informasi tentang pertukaran antara ketiga faktor diatas.

5
Komunikasi kesehatan memberi kontribusi promosi kesehatan.

Komunikasi kesehatan juga dianggap relevan bidang kesehatan, termasuk

didalamnya :

1. hubungan antara ahli medis dengan pasien,

2. daya jangkau individu dalam mengakses informasi kesehatan,

3. kepatuhan individu pada proses pengobatan yang yang diterima,

4. bentuk penyampaian pesan kesehatan dan populasi,

5. penyebaran informasi mengenai resiko kesehatan pada individu dan populasi,

6. gambaran secara garis besar profil kesehatan massa dan budaya,

7. pendidikan bagi pengguna jasa kesehatan, dan

8. perkembangan aplikasi program seperti tele-kesehatan.


6
Contoh Komunikasi Kesehatan
Contoh penyakit yang paling nyata dan banyak sekali diderita adalah penyakit kanker dan paru-paru salah satunya. Pemicunya sudah pasti
disebabkan oleh kebiasaan merokok individu yang dilakukan yang pada dasarnya disadari bagaimana dan seperti apa dampak dari perilaku
tersebut. Kemudian, yang menjadi persolan mengapa masih tetap dilakukan padahal individu tersebut sadar dan mengetahui dampak dari
perilaku tidak sehat itu ?

Ada faktor lain yang ternyata menjadi alasan


1. Faktor psikologis: Rokok mampu memberikan ketenangan yang dirasakan individu tersebut saat merasakan ketidaknyaman dan
kegelisahan.
2. Faktor sosial: Bagi beberapa individu lain menyebutkan bahwa kebiasaan merokok adalah budaya dalam lingkungan social tertentu.
Apabila kita berada dalam komunitas atau lingkungan perokok, artinya bisa saja terjadi seseorang individu yang belum pernah merokok
akan mengikuti merokok seperti individu lain yang merokok.

Adanya pengaruh psikologi dan sosial yang signifikan ini maka perlu untuk adanya terjalin komunikasi kesehatan yang baik tentang
dampak negative dari rokok dan bagi perokok, agar supaya perilaku dan kebiasaan yang tidak sehat ini tidak berkesinambungan. Dalam hal
ini komunikasi kesehatan mempunyai peran penting dalam menciptakan kepatuhan (adherence) pasie terhadap saran-saran medis yang
diberikan tenaga ahli.
7
Terdapat dua hal yang mempengaruhi kepatuhan pasien, yakni :

1. Tahapan awal pasien harus memahami terlebih dahulu tentang masalah kesehatan yang sedang dialaminya. Pasien

harus mampu memahami dan mengerti semua informasi yang telah dikomunikasikan oleh staf ahli medis

kepadanya yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.

2. Pasien hendaknya dapat mengingat (memorize) semua informasi dan saran-saran yang telah staf medis berikan.

Ada beberapa trik dalam menginformasikan informasi-informasi seputar kesehatan pasien ; (1)

menggunakan istilah-istilah dengan menggunakan bahasa dan penyampaian yang mudah dan ringan kepada

pasien, (2) staff medis tidak menggunakan sebutan (jargon) yang sulit difahami - yang terdapat dalam pengetahuan

medis - sehingga sulit untuk dimengerti pasien umum, sehingga informasi sebanyak apapun pasien tidak merasa

rumit atau terbebani karena kurangnya pemahaman dalam menerima informasi yang diperoleh.

8
Komunikasi kesehatan meliputi berbagai informasi mengenai promosi kesehatan, pencegahan

penyakit, pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis di bidang kesehatan dengan mempertimbangkan

aspek ilmu pengetahuan dan etika.

Komunikasi kesehatan memiliki tujuan untuk mengubah perilaku kesehatan manusia.

Salah satu cabang komunikasi kesehatan yaitu komunikasi terapeutik.

9
Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi antara pasien, dengan petugas kesehatan atau orang
yang merawatnya. Sebagai petugas kesehatan yang mengemban tugas menyembuhkan
pasiennya harus mendapatkan informasi yang jelas tentang kondisi pasien-pasiennya yang
sedang dirawat. Informasi tersebut mengenai tanda dan gejala sakit yang tampak serta
keluhan dirasakan.

Dalam proses komunikasi terapeutik, seorang petugas kesehatan melakukan kegiatan dari mulai
pengkajian, menentukan masalah, menentukan rencana tindakan, melakukan tindakan sesuai
dengan yang telah direncanakan, sampai pada evaluasi yang semua itu bisa dicapai dengan
maksimal ketika terjadi proses komunikasi efektif dan intensif.

10
Tujuan Komunikasi Terapeutik:

a. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil

tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.

b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan

kekuatan egonya.

c. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

11
Manfaat Komunikasi Terapeutik:

a. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara petugas kesehatan dengan pasien melalui hubungan

petugas kesehatan-pasien

b. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, mengkaji masalah, dan mengevaluasi tindakan yang

dilakukan oleh petugas kesehatan

12
Hal- Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Komunikasi Terapeutik:

a. Mendengarkan dengan penuh perhatian.

b. Menunjukkan penerimaan

c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang dikatakan oleh
pasien.

d. Mengajukan pertanyaan terbuka yang memerlukan jawaban yang luas sehingga pasien dapat mengemukakan masalah dan
perasaannya.

e. Mengulang ucapan pasien dengan menggunakan kata-kata sendiri agar meyakinkan pasien bahwa petugas kesehatan
mengerti dan memahami apa yang disampaikannya.

f. Mengklarifikasi, diperlukan jika petugas kesehatan merasa kurang memahami apa yang dimaksudkan oleh pasien.

g. Menyatakan hasil observasi untuk memberikan umpan balik kepada pasien.

13
Hal- Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Komunikasi
Terapeutik:
h. Memberikan tambahan informasi sebagai tindakan penyuluhan kesehatan untuk pasien.

i. Diam (memeliharan ketenangan) untuk memberikan kesempatan kepada petugas kesehatan dan

pasien untuk mengorganisir pikirannya

j. Meringkas

k. Petugas kesehatan memberikan kesempatan pada pasien untuk memulai pembicaraan.

k. Menempatkan kejadian secara berurutan.

l. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menguraikan persepsinya.

14
Hal- Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Komunikasi
Terapeutik:

m. Refleksi, untuk memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaannya

sebagai bagian dari dirinya sendiri.

n. Asertive, adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri

dengan tetap menghargai orang lain. Kemampuan asertif antara lain (Smith, 1992): berbicara jelas, mampu

menghadapi manipulasi pihak lain tanpa menyakiti hatinya (berani mengatakan tidak tanpa merasa bersalah)

melindungi diri dari kritik.

o. Humor. Dugan (1989) menyebutkan humor sebagai hal penting dalam komunikasi verbal dikarenakan tertawa

mengurangi ketegangan dan rasa sakit akibat stres dan meningkatkan keberhasilan asuhan kepetugas kesehatanan.

15
Komunikasi Terapeutik Dalam Perspektif Islam

Al-Quran dan hadist merupakan pedoman bagi umat Islam. Al-Quran sebagai sumber bagi kehidupan manusia tentu saja memberi
petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam menyikapi semua persoalan kehidupan. Dari sejak manusia pertama diciptakan, maka
persoalan-persoalan dalam kehidupan sudah ada. Dalam Al-Quran sudah termaktub nilai-nilai komunikasi terapeutik. Yaitu memberi
motivasi, menyanyangi dan memberi solusi terhadap orang-orang yang sedang dalam masalah/gangguan psikologis, atau yang sedang
mengalami penyakit kronis.

Rasulullullah shallalahualaihwassalam juga memiliki perhatian khusus terhadap sahabat-sahabatnya yang sakit atau tertimpa musibah
dan persoalan dalam kehidupannya. Hal ini merupakan praktik dari yang kita sebut komunikasi terapeutik. Ketika menjenguk
sahabatnya yang sakit maka beliau menyampaikan kabar gembira. Bahwa rasa sakit akan menggugurkan dosa, kemudian beliau
mendoakan sahabatnya yang sedang sakit. Agar Allah beri segera kesembuhan. Sebagaimana ketika itu beliau menjenguk sahabatnya
Salman Al-farisi yang sedang sakit. Lalu beliau mendoakan semoga Allah menyembuhkanmu, mengampunimu dan memberi
kesembuhan..

16
17
Selain itu, dalam komunikasi terapeutik antara petugas kesehatan dan pasien, harus dilandasi dengan

kejujuran, dengan saling memberikan informasi sebenar-benarnya (QS Al-Ahzab ayat 70)

18
Komunikasi Kesehatan
Pada Pasien Gangguan
Pasien berkebutuhan khusus adalah seseorang dengan karakteristik
Fisik, Jiwa, dan
khusus yang berbeda dengan orang pada umumnya terkait pada Berkebutuhan Khusus
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.

Yang termasuk ke dalam pasien berkebutuhan khusus antara lain


tuna netra,tuna rungu , tuna grahita , tuna daksa ,tuna laras , kesulitan
belajar , gangguan perilaku, dan anak dengan gangguan kesehatan.

Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, mereka memerlukan


bentuk pelayanan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan
potensi mereka, contohnya bagi tuna netra mereka memerlukan
modifikasi teks bacaan menjadi tulisan braille dan tuna rungu
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

19
Kesehatan Pada
Pengertian Gangguan Fisik: Pasien Gangguan
Gangguan fisik adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai Fisik, Jiwa, dan
kekurangan pada fisiknya atau terganggunya system organ, sensorik, Berkebutuhan
dan motorik didalam tubuh.
Khusus
Komunikasi pada macam-macam Gangguan Fisik:
1. Pasien dengan gangguan pendengaran
media komunikasi yang paling sering digunakan ialah media visual.
Pasien menangkap pesan bukan dari suara yang dikeluarkan orang
lain, tetapi dengan mempelajari gerak bibir lawan bicaranya. Kondisi
visual menjadi sangat penting bagi pasien ini sehingga dalam
melakukan komunikasi, upayakan supaya sikap dan gerakan dapat
ditangkap oleh indra visualnya.
2. Pasien dengan Gangguan Penglihatan.
Komunikasi yang dilakukan harus mengoptimalkan fungsi pendengaran
dan sentuhan, karena fungsi penglihatan sedapat mungkin harus
digantikan oleh informasi yang dapat ditransfer melalui indra yang lain.
20
3. Pasien dengan gangguan Bicara
Berkomunikasi dengan pasien dengan gangguan wicara memerlukan kesabaran supaya pesan dapat dikirim dan ditangkap
dengan benar..Pasien yang mengalami gangguan wicara umumnya telah belajar berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa isyarat atau menggunakan tulisan atau gambar.

4. Pasien dengan keadaan tidak sadar


Ketidaksadaran mengakibatkan fungsi sensorik dan motorik pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari
luar tidak dapat diterima pasien dan pasien tidak dapat merespons kembali stimulus tersebut. Bagaimanapun, secara etika
penghargaan terhadap nilai nilai kemanusiaan mengharuskan penerapan komunikasi pada pasien dengan gangguan
kesadaran. Berhati - hati ketika melakukan pembicaraan verbal dekat pasien karena ada kayakinan bahwa organ
pendengaran merupakan organ terakhir yang mengalami penurunan penerimaan rangsang pada individu yang tidak sadar
dan yang menjadi pertama kali berfungsi pada waktu sadar.

5. Pasien dengan gangguan kematangan kognitif


Contoh : retardasi mental, syndrome down, ataupun situasi sosial, misal, pendidikan yang rendah, kebudayaan primitif, dan
sebagainya.
Komunikasi dilakukan dengan pendekatan komunikasi efektif, yaitu mengikuti kaidah sesuai kemampuan audience
(capability of audience) sehingga komunikasi dapat berlangsung lebih efektif. Berbicara dalam tema yang jelas dan terbatas,
Hindari menggunakan istilah yang membingungkan, menggunakan nada yang relatif datar dan pelan, Berhati – hati dalam
menggunakan teknik komunikasi non verbal karena dapat menimbulkan interprestasi yang berbeda pada pasien.

21
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA

Komponen utama dalam dukungan terapeutik adalah membangun hubungan dan relasi, komunikasi, edukasi, dan
problem solving (pemecahan masalah).
Pada pasien dengan masalah gangguan jiwa memerlukan teknik yang berbeda dengan pasien yang memiliki masalah
kesehatan fisik, antara lain : tidak menghakimi, menerima, hangat, empati (utama), tulus, kongruensi (kesesuaian antara
komunikasi verbal dan nonverbal merupakan indikasi dari kongruensi), sabar, hormat, dapat dipercaya, humor.

Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Gangguan Mental

a. Pada pasien halusinasi, perbanyak aktivitas komunikasi, baik meminta pasien berkomunikasi dengan pasien lain
ataupun dengan tenaga kesehatan.
b. Pada pasien harga diri rendah, harus banyak diberikan reinforcement positif.
c. Pada pasien menarik diri, sering libatkan pasien dalam aktifitas atau kegiatan yang bersama-sama
d. Pada pasien dengan perilaku kekerasan, reduksi kemarahan pasien dengan terapi farmakologi, setelah tenang baru
dapat diajak untuk berkomunikasi.

22
Terima Kasih

23

Anda mungkin juga menyukai