KELOMPOK 5 :
Komunikasi Kesehatan merupakan sebuah proses pertukaran atau penyampaian informasi atau pesan
yang berhubungan dengan kesehatan. Biasanya, komunikasi ini dilakukan oleh dokter atau perawat
kepada pasien, pasien dengan dokter atau perawat, bahkan bisa juga dilakukan oleh orang tua kepada
anaknya. Komunikasi ini, dapat pula kita temui pada tempat atau area kesehatan seperti rumah sakit,
puskesmas, tempat praktek dokter, dan tempat-tempat lain yang berhubungan dengan kesehatan. Ketika
melakukan komunikasi kesehatan dengan dokter maupun perawat,
Seiring perkembangan jaman, komunikasi kesehatan juga dapat kita temui ketika kita membaca
sebuah tulisan atau artikel kesehatan secara online. Penyebaran informasi kesehatan melalui media
online sekarang ini juga didukung oleh begitu pesatnya perkembangan teknologi, sehingga dimana saja
dan kapan saja kita dapat membaca informasi kesehatan tanpa harus menghubungi dokter ataupun
perawat. Meskipun disebarkan dan diinformasikan melalui berbagai media seperti media online,
komunikasi kesehatan tidaklah boleh melupakan Konsep Moral dalam Komunikasi Keperawatan, karena
konsep ini sangat berhubungan dengan prinsip komunikasi kesehatan
2. Advokasi
PENGERTIAN
. Advokasi berasal dari kata advocate, yang berarti pembelaan, atau anjuran terhadap suatu
masalah atau kasus. • WHO (1989) WHO : “advocacy is a combination on individual and social
action design to gain political commitment, policy support, social acceptance and systems
support for particular health goal or programme (WHO,1989). • Menurut Johns Hopkins (1990)
advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk
komunikasi persuasi
TUJUAN ADVOKASI
1. Adanya Komitmen dan dukungan : •Kebijakan, •Sumber daya, •Kemudahan, •Keikutsertaan
•dll
2. Adanya ketertarikan utk mengatasi masalah.
3. Adanya pemahaman/ kesadaran thd masalah.
4. Adanya Tindak lanjut kegiatan
5. Adanya kemauan/ kepedulian = alternatif solusi
6. Adanya tindakan nyata : solusi masalah
Tujuan :
3. Agar sektor kesehatan tidak dianggap sebagai sektor yang hanya menghabiskan anggaran
B. PRINSIP KOMUNIKASI
Prinsip merupakan sebuah dasar atau awal dari informasi yang dianggap sebagai kebenaran baik secara
umum ataupun individu. Prinsip dijadikan juga sebagai pedoman. Komunikasi adalah proses tukar
menukar informasi ataupun pesan antar individu atau kelompok. Sedangkan kesehatan adalah keadaan
tubuh, jiwa, sosial dan ekonomi seseorang yang berada dalam kondisi baik, sejahtera, aman sentosa.
Dari pengertian tersebut, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa prinsip komunikasi kesehatan adalah
sebuah dasar yang digunakan untuk menyebarkan informasi mengenai keadaan ataupun kondisi
seseorang. Apa sajakah Prinsip – prinsip komunikasi kesehatan tersebut?
Contohnya adalah :
Ketika AA berkonsultasi dengan dokter mengenai kesehatannya, maka dokter harus menjawab setiap
pertanyaan AA dengan jujur, benar dan dapat dipertanggung jawabkan.
Ketika komunikasi kesehatan menggunakan media Komunikasi Online, maka segala informasi yang
disebarkan haruslah dapat dipertanggung jawabkan, karena mungkin saja ketika seseorang membaca
informasi tersebut, maka orang tersebut akan mengikutinya.
Contohnya adalah :
Ketika AA meninggal sewaktu tindakan operasi, dan ketika dokter keluar ruangan dengan wajah sedih
serta intonasi suara yang sangat halus, maka keluarga AA akan mengetahui bahwa AA sudah meninggal.
Ketika membahas kesehatan seseorang, maka intonasi suara yang dikeluarkan oleh penyampai
informasi haruslah lemah lembut, agar penerima informasi dapat menerima informasi tersebut meskipun
informasi tersebut adalah informasi yang mengandung kesedihan.
[AdSense-B]
Contohnya adalah :
Ketika AA memberikan informasi kesehatan mengenai bahaya merokok kepada orang banyak pada
sebuah seminar, tapi tidak lama seminar berlangsung atau sebelum peserta seminar pergi, AA malah
merokok. Tentunya, peserta seminar akan menjadi tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh AA.
Contohnya adalah :
Ketika AA terlalu sibuk bekerja dan melupakan kesehatannya, kemungkinan terbesar AA untuk mau
menjaga kesehatannya adalah karena dibujuk oleh keluarganya.
Ketika dokter ingin memberikan informasi kesehatan AA, tapi tidak memungkinkan untuk
memberitahukannya langsung dengan AA, maka pilihan utama adalah berbicara dengan orang yang
memiliki hubungan dengan AA.
5. Etika penyampian
Prinsip komunikasi kesehatan yang selanjutnya adalah etika penyampaian informasi, baik secara
langsung, melalui perantara atau menggunakan Macam-macam Media Komunikasi. Etika penyampaian
berhubungan pula dengan isi atau dimensi pesan yang akan disampaikan. Ketika pemberi informasi
memiliki etika penyampaian yang baik, maka informasi kesehatan yang disampaikan akan dapat diterima
dengan baik pula.
Contohnya adalah :
Ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, maka utamakan sopan santun, pemilihan kata yang tidak
menggangu perasaan hingga kepada intonasi suara yang lembut.
6. Penempatan diri
Prinsip komunikasi kesehatan yang berikutnya adalah penempatan diri. Penempatan diri, secara tidak
langsung akan memaksa penyampai informasi atau penerima informasi untuk dapat menempatkan
dirinya pada tempat yang benar. Tujuannya adalah untuk meminimalisir salah tafsir bagi orang yang
mendengar informasi tersebut atau menjaga perasaan seseorang yang sedang dibicarakan. Selain itu,
penempatan diri akan memberikan citra positif dimata penerima informasi diberbagai situasi dan menjadi
salah satu Cara Komunikasi Efektif dengan Pasien.
Contohnya adalah :
Tenaga kesehatan harus mampu menempatkan dirinya dalam berbagai situasi, misalnya pada keluarga
yang sedang berduka, atau pada keluarga dengan situasi bahagia dan pada situasi keluarga kaya atau
keluarga tidak mampu.
7. Kesempatan
Komunikasi kesehatan yang terjadi, tidak terlepas dari berbagai kesempatan yang ada seperti waktu,
hari, tempat atau dengan siapa komunikasi tersebut berlangsung. Oleh sebab itu, pemberi informasi pada
komunikasi kesehatan harus mampu melihat, memilih berbagai kesempatan yang ada dan
menentukannya secepat mungkin kapan informasi tersebut akan disampaikan agar Proses Komunikasi
Efektif.
Contohnya :
Ketika akan melakukan komunikasi kesehatan sebagai bagian dari sosialisasi atau penyuluhan, maka
pemberi informasi harus mampu untuk memilih tempat dan waktu pelaksanaan, serta mampu untuk
menentukan materi yang akan dibawakan.
Ketika akan menyampaikan informasi yang mengandung kesedihan, maka penyampai informasi harus
mampu menentukan kepada siapa, dimana, dan kapan waktunya informasi tersebut disampaikan.
8. Pertimbangkan Efek
Komunikasi kesehatan yang dilakukan juga harus mampu untuk mempertimbangkan efek yang akan
muncul setelah komunikasi terjadi. Caranya adalah dengan menyusun kata – kata dengan baik dan
memprediksi efek atau apa hasil yang mungkin saja akan terjadi terkait dengan informasi yang
diucapkan. Ketika pemberi informasi dapat memprediksi dan mempertimbangkan efek yang akan terjadi,
maka komunikasi kesehatakan akan berjalan dengan baik serta menghasilkan efek yang baik pula.
Selain itu, pemberi informasi akan mampu untuk mengatasi Pengaruh Efektivitas Komunikasi dalam
Integrasi Sosial yang tidak diharapkan.
Contohnya adalah :
Ketika melakukan penyuluhan demam berdarah yang diselingi dengan penjualan obat pencegah
perkembangbiakan nyamuk penyebab demam berdarah. Efek yang terjadi adalah, masyarakat hanya
mau mendengar penyuluhan tapi tidak membeli obat pencegah nyamuk atau masyarakat hanya sedikit
yang membeli obat pencegah nyamuk.
Dengan contoh diatas, maka penyuluh harus mampu untuk menyusun materi yang akan membuat
masyarakat bukan hanya mengikuti penyuluhan tapi juga tertarik membeli obat pencegah nyamuk.
9. Tahap komunikasi
Tahap-tahap Komunikasi yang Efektif pada komunikasi kesehatan juga harus dipertimbangkan dengan
baik, mulai dari pemilihan kata, penyampaian kata, kritik atau saran, pesan – pesan atau himbauan
hingga kepada kesimpulan dan pemberian motivasi atau semangat. Selain tahap tahap komunikasi
tersebut, sistem komunikasi seperti pemilihan informasi, tujuan, orang yang menyampaikan informasi
hingga lingkungan, tempat penyampaian informasi, pola pikir dan berbagai hal lainnya juga harus
diperhatikan dengan baik. Jangan sampai karena proses perencanaan tahapan yang buruk, informasi
malah mendapat Gangguan Makna dalam Komunikasi.
Contohnya adalah :
Ketika menyampaikan informasi pesan terhadap peserta usia muda atau anak – anak, maka buatlah
tempat komunikasi semenarik dan seunik mungkin serta buatlah metode penyampaian informasi yang
mudah dimengerti oleh anak – anak.
Contohnya adalah : Ketika seorang dokter berbicara dan memberikan informasi mengenai berbagai obat-
obatan beserta dengan dosisnya, tidaklah etis dan tidak pantas apabila dokter tersebut salah dalam
memberikan informasi dan menarik kembali ucapannya.
Contohnya adalah :
Ketika AA mengidap suatu penyakit, maka jangan pernah katakan dengan mengikuti terapi B, terapi C
atau dengan menggunakan obat D atau obat E, maka penyakit akan sembuh. Tapi katakanlah bahwa
dengan melakukan terapi B, C dan menggunakan obat D, E mudah-mudahan kesehatan AA segera pulih.
Tujuannya adalah untuk tidak memberikan harapan yang terlalu tinggi bagi orang lain.
Perencanaan Komunikasi merupakan hal mendasar yang diperlukan dalam suatu kegiatan
komunikasi sosial, utamanya untuk memperkenalkan atau memasarkan produk. Setelah
memahami proses perencanaan dan elemenelemen komunikasi dalam suatu organisasi,
dapat ditemukan beberapa hal yang dapat merupakan masalah dalam perencanaan
komunikasi. Menurut Wahyudi (2010) sebuah perencanaan komunikasi harus cermat dan
tepat dalam menentukan siapa berbicara apa pada siapa melalui apa.
Tahapan perencanaan komunikasi pada dasarnya terdiri dari:
(1) tahap identifikasi masalah komunikasi
(2) , (2) tahap perumusan tujuan komunikasi
(3) , (3) tahap penetapan rencana strategik,
(4) (4) tahap penetapan rencana operasional,
(5) (5) tahap penyusunan rencana evaluasi, dan
(6) (6) tahap merencanakan rekomendasi
Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan satu persatu secara berurutan, tidak boleh
meloncat-loncat.