Anda di halaman 1dari 29

KOMUNIKASI KESEHATAN

Reginaldus Metantomwate
20180711014210
Metode Komunikasi
Kesehatan
Komunikasi
Intrapersonal/Intrapribadi
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang
terjadi didalam diri sendiri, terjadi apabila seseorang
memikirkan masalah yang dihadapi.
Komunikasi intrapersonal juga dapat terjadi apabila
seseorang melakukan pertimbangan sebelum
mengambil suatu keputusan.
Seorang individu menjadi pengirim sekaligus
penerima pesan, memberi umpan balik bagi dirinya
sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan.
Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu
bentuk komunikasi selanjutnya. Pengetahuan
mengenai diri sendiri melalui proses- proses
psikologis seperti persepsi dan kesadaran terjadi saat
berlangsugnya komunikasi intrapersonal oleh
komunikator.
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal diterjemahkan sebagai
komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih,
di mana komunikator sebagai sumber komunikasi
yang mengirim pesan dan komunikate sebagai
penerima pesan.
Pesan tersebut diterima oleh komunikate sebagai
stimulus dan komunikate memberikan jawaban
berupa respons, demikian juga bisa terjadi sebaliknya.
Salah satu contoh dari komunikasi interpersonal
adalah komunikasi antara dokter gigi dan pasien.
Karakteristik Komunikasi Interpersonal :
1. Bisa secara verbal dan nonverbal
2. Proses komunikasi terjadi secara langsung tanpa
melibatkan media komunikasi sebagai penghantar
pesan
3. Sumber komunikasi (komunikator) dan penerima
pesan (komunikate) dapat berganti peran
Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang
berlangsung antara beberapa orang dalam suatu
kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan,
konperensi, dan sebagainya.
Pada komunikasi ini kita lebih memperhatikan
bagaimana peran kita dan karakteristik setiap anggota
kelompok dalam proses komunikasi ini.
Tujuan komunikasi ini adalah untuk berbagi
informasi, pemecahan masalah dan lain sebagainya.
Biasanya dalam pelaksanaan komunikasi jenis ini
dilakukan pelatihan atau penyuluhan seperti
penyuluhan bagaimana cara menyikat gigi yang baik
dan benar.
Komunikasi Massa
Komunikasi massa atau komunikasi publik (mass
communication) adalah komunikasi yang biasanya
menggunakan saluran (media massa), komunikasi ini
kurang efektif bila dibandingkan dengan komunikasi
interpersonal atau komunikasi kelompok, meskipun
lebih efisien.
Komunikasi ini dapat melalui media massa seperti TV,
radio, media cetak, dan sebagainya dengan tujuan agar
masyarakat berperilaku hidup sehat khususnya dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut.
Komunikasi massa ditujukkan untuk menyampaikan
berbagai pesan kepada masyarakat dengan cakupan
yang luas.
Prinsip dalam Komunikasi
Kesehatan
Informasi benar, valid dan dapat
dipertanggung jawabkan
Prinsip komunikasi kesehatan yang paling dasar dan
paling penting adalah informasi yang disebarkan
haruslah benar adanya, tidak ditambah atau dikurangi
dan dapat dipertanggung jawabkan.
Karena komunikasi kesehatan memiliki fungsi utama
untuk menyebarkan informasi mengenai kesehatan
yang tidak jarang akan membahas kondisi kesehatan
seseorang, obat-obatan, hingga dosis pemakaian obat.
Atas dasar itulah, komunikasi kesehatan yang
dilakukan tidak boleh mengandung kebohongan dan
informasi palsu.
Komunikasi adalah penyampaian
informasi dengan simbol
Komunikasi merupakan sebuah simbol yang digunakan
untuk memberikan dan menyebarkan informasi.
Prinsip yang satu ini akan menuntun orang-orang
dibidang kesehatan untuk sanggup dan mampu
menggunakan berbagai simbol yang ada, seperti kata-
kata, gestur tubuh, perilaku, mimik wajah, hingga
penggunaan alat bantu komunikasi lainnya.
Dengan prinsip ini pula, komunikasi kesehatan akan
mampu dilakukan meskipun informasi yang dibahas
adalah mengenai kondisi kesehatan seseorang yang
buruk atau tidak tertolong dan lain sebagainya.
Perilaku mempengaruhi komunikasi
Perilaku seseorang yang bertindak dalam menyampaikan
pesan kesehatan, haruslah mencerminkan sikap dan
perilaku orang – orang yang peduli dengan kesehatan.
Perilaku yang baik adalah salah satu cara mengatasi
kesalahan presepsi atau tanggapan yang salah dari
penerima informasi.
Oleh sebab itu, pemberi informasi haruslah dapat
menjadi contoh atau panutan dari penerima informasi.
Perilaku penyampai informasi juga akan memberikan
pengaruh yang besar terhadap keberhasilan komunikasi
yang sedang dilakukan.
Hubungan atau ikatan
Kesehatan tidaklah menjadi hal utama yang diperhatikan
oleh orang banyak, terutama yang kehidupannya
memiliki jadwal yang padat.
Oleh sebab itu, komunikasi kesehatan lebih efektif ketika
dilakukan oleh orang – orang yang memiliki hubungan
atau ikatan.
Hubungan atau ikatan yang sudah terjalin akan membuat
komunikasi lebih saling menghargai dan saling
menerima dan menjadi cara berkomunikasi dengan baik.
Selain itu, hubungan juga akan membuat potensi
keberhasilan komunikasi kesehatan menjadi lebih besar.
Etika penyampaian
Prinsip komunikasi kesehatan yang selanjutnya adalah
etika penyampaian informasi, baik secara langsung,
melalui perantara atau menggunakan macam-macam
media komunikasi.
Etika penyampaian berhubungan pula dengan isi atau
dimensi pesan yang akan disampaikan.
Ketika pemberi informasi memiliki etika penyampaian
yang baik, maka informasi kesehatan yang
disampaikan akan dapat diterima dengan baik pula.
Penempatan diri
Prinsip komunikasi kesehatan yang berikutnya adalah
penempatan diri.
Penempatan diri, secara tidak langsung akan memaksa
penyampai informasi atau penerima informasi untuk
dapat menempatkan dirinya pada tempat yang benar.
Tujuannya adalah untuk meminimalisir salah tafsir bagi
orang yang mendengar informasi tersebut atau menjaga
perasaan seseorang yang sedang dibicarakan.
Selain itu, penempatan diri akan memberikan citra positif
dimata penerima informasi diberbagai situasi dan
menjadi salah satu cara komunikasi efektif dengan pasien.
Kesempatan
Komunikasi kesehatan yang terjadi, tidak terlepas dari
berbagai kesempatan yang ada seperti waktu, hari,
tempat atau dengan siapa komunikasi tersebut
berlangsung.
Oleh sebab itu, pemberi informasi pada komunikasi
kesehatan harus mampu melihat, memilih berbagai
kesempatan yang ada dan menentukannya secepat
mungkin kapan informasi tersebut akan disampaikan
agar proses komunikasi efektif.
Pertimbangan efek
Komunikasi kesehatan yang dilakukan juga harus mampu untuk
mempertimbangkan efek yang akan muncul setelah komunikasi
terjadi.
Caranya adalah dengan menyusun kata – kata dengan baik dan
memprediksi efek atau apa hasil yang mungkin saja akan terjadi
terkait dengan informasi yang diucapkan.
Ketika pemberi informasi dapat memprediksi dan
mempertimbangkan efek yang akan terjadi, maka komunikasi
kesehatakan akan berjalan dengan baik serta menghasilkan efek
yang baik pula.
Selain itu, pemberi informasi akan mampu untuk
mengatasi pengaruh efektivitas komunikasi dalam integrasi
sosial yang tidak diharapkan.
Tahap komunikasi
Tahap-tahap Komunikasi yang Efektif pada komunikasi
kesehatan juga harus dipertimbangkan dengan baik, mulai
dari pemilihan kata, penyampaian kata, kritik atau saran,
pesan – pesan atau himbauan hingga kepada kesimpulan
dan pemberian motivasi atau semangat.
Selain tahap tahap komunikasi tersebut, sistem komunikasi
seperti pemilihan informasi, tujuan, orang yang
menyampaikan informasi hingga lingkungan, tempat
penyampaian informasi, pola pikir dan berbagai hal lainnya
juga harus diperhatikan dengan baik. Jangan sampai karena
proses perencanaan tahapan yang buruk, informasi malah
mendapat gangguan makna dalam komunikasi.
Sosial budaya
Ketika komunikasi kesehatan dilakukan kepada
masyarakat dengan berbagai berlatar belakang mulai dari
tingkat sosial, budaya bahkan kepercayaan, cenderung
lebih sulit untuk dilakukan dari pada komunikasi
kesehatan dengan latar belakang yang hampir sama.
Oleh sebab itu, pemberi informasi kesehatan harus
memiliki cara mengatasi gap komunikasi kesehatan
ketika hal tersebut terjadi. 
Caranya adalah dengan menggunakan bahasa daerah,
menggunakan simbol, atau mengajak para tokoh agama
dan lain sebagainya.
Sifat Komunikasi Nonsekuensial
Komunikasi kesehatan memiliki sifat komunikasi
nonsekuensial atau komunikasi dua arah, dengan
pengertian bahwa pemberi informasi dapat menjadi
penerima dan penerima informasi dapat menjadi
pemberi informasi meskipun tidak begitu dominan dan
lebih sering menggunakan Komunikasi Nonverbal.
Karena prinsip inilah, seseorang yang bertindak sebagai
pemberi informasi kesehatan harus mampu untuk
menangkap pesan yang diberikan oleh penerima
informasi secara nonverbal seperti anggukan kepala,
gerak tubuh, tatapan mata hingga ekspresi wajah.
Sifat Dinamis dan Prosesual
Komunikasi kesehatan biasanya akan selalu
berkesinambungan atau Prosesual dan selalu
berkembang atau dinamis seiring dengan berjalannya
komunikasi.
Oleh sebab itu, pemberi informasi kesehatan harus
mampu untuk mendesign dan menjalankan
komunikasi dengan baik, memiliki suasana yang cair
dan terjadi pertukaran informasi.
Dengan prinsip ini, pesan atau informasi kesehatan
akan mudah untuk diterima dan diingat oleh
penerima informasi.
Selain itu, penerima informasi akan merasa memiliki
hubungan yang kuat dengan pemberi informasi
sehingga komunikasi kesehatan dapat berjalan secara
berkesinambungan.
 Ucapan Tidak Dapat Ditarik
Jika pada Komunikasi Bisnis atau Komunikasi
Politik ucapan yang dikeluarkan dapat ditarik kembali,
maka pada komunikasi kesehatan ucapan tidak dapat
ditarik lagi karena komunikasi kesehatan memiliki
sifat Irreversibel.
Oleh sebab itu setiap informasi yang diucapkan harus
dipertimbangkan setiap aspeknya, mulai dari
kebenaran informasi, efek informasi, hingga risiko
yang akan ditimbulkannya.
Komunikasi bukan Panasea
Prinsip yang satu ini mengajarkan kepada siapa saja
yang melakukan komunikasi kesehatan bahwa
komunikasi bukanlah panasea atau obat atau jalan
keluar bagi setiap permasalahan.
Namun, komunikasi hanyalah bertindak untuk
mencari obat atau jalan keluar terhadap sebuah
penyakit.
Anggap Lawan Bicara Sama
Dengan menganggap lawan bicara memiliki kesamaan
mulai dari ekonomi, kedudukan, status dan budaya,
maka pemberi informasi akan mampu untuk
berkomunikasi dengan baik.
Tapi ketika pemberi komunikasi menganggap dirinya
lebih tinggi dari penerima informasi, maka yang
keluar adalah sifat angkuh, sombong dan sebagainya.
Sekian dan Terima Kasih
Sumber
 https://www.scribd.com/document/341176093/Metode-Ko
munikasi-Kesehatan
 https://pakarkomunikasi.com/prinsip-komunikasi-kesehat
an

Anda mungkin juga menyukai