Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR TUGAS MANDIRI

PRINSIP KOMUNIKASI KESEHATAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Komunikasi Kesehatan yang diampu
oleh:
drg. Peter E. F. Andreas M.Kes.

Oleh :
Hanifa Zahrah Shalihah
2006598332

Universitas Indonesia
Depok
2020
I. PENDAHULUAN

Banyak permasalahan dibidang kesehatan yang timbul akibat kurangny ahubungan


baik yang dimiliki profesional dalam melayani pasien. Padahal, hubungan antara tenaga
kesehatan dengan pasien merupakan sesuatu yang sangat krusial, di mana hubungan
tersebut dapat dijalin dengan profesionalisme, rasa saling percaya, dan komunikasi yang
efektif. Tanpa komunikasi yang efektif, tenaga kesehatan khususnya dokter akan kesulitan
untuk mendiagnosa dan sebaliknya pasien pun akan merasa tidak nyaman. Komunikasi
efektif dapat dicapai melalui jalan dua arah yang sesuai antara dokter atau perawat dengan
pasien sesuai kondisi yang ada. Selain itu, komunikasi yang baik merupakan tanggung
jawab profesinal terhadap pasien. Hal ini dapat mempermudah dalam proses penyembuhan
pasien.
Komunikasi sendiri didefinisikan sebagai berikut: “1. Pertukaran informasi, antar
individu, misalnya dengan cara berbicara, menulis, atau menggunakan sistem tanda dan
perilaku yang umum; 2. Pesan — pesan lisan atau tertulis; 3. Tindakan berkomunikasi; 4.
Hubungan — perasaan tentang saling pengertian dan simpati; 5. Akses — sarana akses
atau komunikasi, misalnya pintu penghubung ”(Encarta, Kamus: Inggris, Amerika Utara).
Sedangkan, komunikasi kesehatan adalah tentang meningkatkan hasil kesehatan dengan
mendorong modifikasi perilaku dan perubahan sosial. Ini semakin dianggap sebagai
bagian integral dari sebagian besar intervensi kesehatan masyarakat (Departemen
Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, 2005; Bernhardt, 2004).
Oleh karena itu, seorang tenaga kesehatan wajib mempelajari bagaimana cara
menyampaikan suatu informasi kepada pasien maupun terhadap sesama profesional
dengan baik dan benar sesuai prinsip-prinsip komunikasi kesehatan. Hal ini bertujuan agar
tercipta kolaborasi yang mempermudah jalannya komunikasi sehingga dapat memberikan
pelayanan yang terbaik untuk pasien.

II. ISI
Dalam suatu komunikasi perlu adanya suatu prinsip agar tercapai keberhasilan dalam
berkomunikasi. Seiler (1988) menyatakan bahwa terdapat empat prinsip dasar dari
komunikasi yaitu suatu proses, suatu sistem, suatu interaksi dan transaksi, dan suatu yang
disengaja maupun tidak disengaja.
a. Proses
Merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus seperti siklus. Pada
sebuah proses tidak ada awal ataupun akhir. Misal pada sebuah kasus dimana seorang
perawat menyampaikan informasi yang benar tentang pasien A kepada perawat yang
menjaga di shift selanjutnya, maka perawat tersebut akan menyampaikan pada perawat
berikutnya terus seperti itu. Sehingga, dapat mempercepat penyembuhan pasien.
Begitupun sebaliknya, bilamana salah dalam menyampaikan informasi masa proses
penyembuhan akan berlangsung lama dan kesalahan komunikasi tersebut akan
berakibat fatal.
b. Sistem
Keterkaitan antar unsur komunikasi disebut sebagai sistem. Di mana suatu unsur
dalam komunikasi tidak lebih kuat atau lebih lemah. Misal, perawat berperan sebagai
komunikator (pemberi informasi), dokter sebagai komunikan (penerima informasi), dan
ponsel sebagai media. Ketika ponsel yang digunakan untuk mengirim informasi
terkendala sinyal atau jaringan, maka informasi yang dikirim akan delay bahkan tidak
sampai sehingga tidak didapat komunikasi efektif.
c. Interaksi dan Transaksi
Ketika kita saling bertukar pesan atau pikiran seperti ketika seorang perawat dan
pasien saling berkenalan itu dapat di artikan sebagai interaksi. Sedangkan, saat perawat
berkomunikasi dan pasien memberikan tanggapan atau harapanmaka itu disebut
transaksi.
d. Disengaja atau Tidak Disengaja
Komunikasi disengaja terjadi saat seorang tenaga kesehatan misal ahli gizi
menyampaikan pola makan yang baik dan berat dan penderita malnutrisi. Pada saat
yang bersamaan, salah seorang keluarga pasien ikut mengantar dan mendengar
penjelasan ahli gizi tersebut dan dia mendpatkan pengetahuan, maka itu yang disebut
sebagai komunikasi tidak disengaja.

Setiap pakar memiliki penjabaran yang berbeda mengenai prinsip-prinsip komunikasi.


Selain menurut Seiler, pakar komunikasi Deddy Mulyana, M.A., Ph.D., mencoba untuk
merumuskan 12 prinsip komunikasi. Berikut penjelasannya.
1. Proses Simbolik
Kelebihan manusia dibanding makhluk lain adalah berpikir, maka dari itu manusia
disebut alhayawaanu nathiq yaitu hewan yang berpikir. Menurut Ernst Cassier manusia
dan hewan dibedakan karena bisa menggunkan simbol. Sesuatu yang digunakan untuk
menunjuk sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan orang yang ada di dalamnya adalag
simbol. Sedangkan, lambang meliputi kata-kata atau perilaku dari objek yang disepakat
bersama. Sehingga dapat disimpulkan dari kata ‘kesepakatan orang/bersama’ adanya
‘kata-kata atau perilaku’ simbol merupakan prinsip komunikasi.
2. Pelaku Memiliki Potensi Komunikasi
Pada suatu kasus seseorang tidak bermaksud melakukan komunikasi, akan tetapi
orang lain menggangapnya sebagai komunikasi. Misal dari gerak tubuh dan mimik
wajah. Sehingga, ia berpotensi melakukan komunikasi nonverbal, dan yang melihatnya
mendapat stimulus tersebut.
3. Dimensi isi dan Hubungan
Dimensi isi berupa informasi yang akan disampaikan dalam bentuk verbal.
Sedangkan hubungan merupakan bagaimana cara seseorang menyampaikannya melalui
mimik wajah, gestur maupun ekspresi.
4. Tingkat Kesengajaan
Sebuah komunikasi dapat hadir baik sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini
mengakibatkan adanya asumsi-asumsi. Misal, seorang mahasiswa menggaruk kepala
nya saat sedang memperhatikan mata kuliah komunikasi teurapetik, maka orang yang
melihatnya akan berasumsi bahwa mahasiswa tersebut merasa pusing atas materi
tersebut. Padahal, belum tentu asumsinya benar.
5. Konteks Ruang dan Waktu
Mahasiswa FIK UI tidak diperkenankan menggunakan sandal saat berkuliah.
Sehingga, ketika ada mahasiswa yang melanggar aturan tersebut maka akan
menimbulkan penafsiran bahwa mahasiswa tersebut tidak sopan. Hal seperti itu
dinamakan dimensi ruang. Pada dimensi waktu, kita biasa kuliah komunikasi kesehatan
pada pukul satu siang, akan tetapi sudah jam tiga sore tidak ada informasi lebih lanjut.
Tentu saja kita akan merasa aneh dan berasumsi.
6. Melibatkan Prediksi Anggota Komunikasi
Saat berkomunikasi kita dapat meramalkan atau memprediksi efek dari perilaku
tersebut. Hal ini berhubungan erat dengan tata krama. Di mana saat kita berkomunikasi
dengan seseorang yang lebih tua, kita bisa memprediksi respon orang tua saat
menggunakan panggilan ‘kamu’ atau ‘elu’.
7. Sistemik
Dalam Ilmu Biomedik Dasar kita mempelajari bahwa suatu sistem organ terdiri atas
banyak unsur yang membentuk sel, lalu membentuk jaringan, organ dan sistem organ.
Begitupun komunikasi menyangkut minimal dua unsur, yaitu sistem internal dan sistem
eksternal. Sistem internal hanya terdiri atas individu-individu yang unik. Sedangkan
sistem eksternal meliputi lingkungan yang mendukung komunikasi individu tersebut.
8. Nonsekuensial
Komunikasi bersifat sirkular dan berlangsung dua arah. Dalam arti tidak satu arah,
melibatkan sebuah respon atau tanggapan.
9. Adanya Latar Sosial dan Budaya
Indonesia memiliki beragam suku, adat dan budaya. Pendidikan yang berbeda juga
memperngaruhi komunikasi dimasyarakat. Sehingga, pada konteks ini seseorang
dengan latar sosial-budaya yang sama cenderung memiliki bahasan yang sama dalam
komunikasi yang efektif.
10. Prosesual, Dinamis dan Transaksi
Pada dasarnya komunikasi itu saling memberi dan menerima informasi antara
komunikator dan komunikan.
11. Irreversible
Komunikasi bersifat irreversible atau tidak dapat ditarik lagi. Misal, saat kita
mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati orang lain maka kita tidak bisa menarik
kata-kata tersebut.
12. Komunikasi Bukan Obat Mujarab Untuk Menyelesaikan Masalah
Hal ini memiliki pengertian bahwa komunikasi bukan jalan satu-satunya untuk
menyelesaikan masalah. Sebab, pada faktanya banyak masalah atau konflik yang timbul
dari komunikasi itu sendiri.

Masih banyak pendapat para ahli mengenai prinsip komunikasi kesehatan. sebagai
contoh William B. Gudykunst dan Young Yun Kim mengistilahkan sebagai asumsi-
asumsi komunikasi, sedangkan Cassandra L. Book, Bert E. Bradley, Larry A. Samovar,
dan Richard E. Porter, Sarah Trenholm dan Arthur Jensen menyebutnya sebagai
karakteristik-karakteristik komunikasi.

III. KESIMPULAN

Banyak sekali pendapat yang mengemukakan mengenai prinsip-prinsip dalam


komunikasi kesehatan. Seperti menurut Seiler, di mana ada emapat prinsip penting yaitu
proses; sistem; imteraksi dan transaksi; dan komunikasi disengaja atau tidak disengaja.
Sedangkan menurut Dedi Mulyana, ada 12 prinsip dalam komunikasi kesehatan. Pada
intinya prinsip komunikasi terdiri atas adanya komunikasi atau penyampaian pesan antara
komunikator dan komunikan baik itu verbal atau nonverbal maupun dengan disengaja atau
tidak disengaja. Prinsip komunikasi bertujuan untuk mengubah sikap atau perilaku
komunikan sesuai dengan kehendak komunikator dengan memperhatikan etika dan hukum
kesehatan.
Oleh karena itu, tenaga kesehatan tidak hanya dituntut untuk memiliki skill medis yang
mumpuni saja. Tapi, skill komunikasi yang baik antar tenaga kerja ataupun kepada pasien.
Sehingga dapat membantu keberhasilan penyembuhan dan penatalaksaan medis.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, R. A., Putra, F. E. (2019). Buku Ajar Komunikasi Kesehatan. Jakarta Timur:
Prenadamedia Group

Mundakir. (2016). Komunikasi Pelayanan Kesehatan. Sleman: Tim Indomedia Pustaka

Javad Hekmat-panah, M.D. (2013). Communication With and on Behalf of Patient.


CreateSpace Independent Publishing Platform: North Charleston, South Carolina

Schiavo, R. (2007). Health Communication From Theory to Practice. San Fransisco: Jossey-
Base

Anda mungkin juga menyukai