2. Seberapa penting - Apa nilai atau kepentingan yang kita tempatkan pada
hasil baik maupun buruk?
Skala Utitiltas
*Ada 2 prediksi dari setiap nilai atau kepentingan. Mereka yang lebih
berpengalaman biasanya dapat beradaptasi pada keadaan tersebut dan
memiliki skala utilitas yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak
berpengalaman. Anak muda biasanya memberikan skala utilitas lebih rendah
daripada orang tua karena keadaan atau kasus tersebut dapat memberikan
dampak jangka panjang pada kehidupannya.
Kebutaan (karena utilitas bersifat sangat subjektif maka kita asumsikan rerata
mayoritas individu, seperti contoh sebelumnya) memiliki utilitas 0.5
*EU :Expeceted Utility (utilitas yang diharapkan)
Pada diagram di atas probabilitas dan utilitas dari setiap intervensi telah diisi
angkanya dan saling dikalikan sehingga mendapatakan angka yang disebut
sebagai utilitas yang diharapkan.
PERHATIKAN
Ketika kita menggunakan skala utilitas 0.5, semua hasil utilitas yang
diharapkan dari kedua intervensi sama yaitu 0.8.
Ketika skala utilitas kebutaan diubah menjadi 0,8 maka utilitas yang
diharapkan pada intervensi 2 lebih besar daripada intervensi 1. Hal ini
menandakan bahwa analisa keputusan lebih merekomendasikan intervensi 2.
Ketika skala utilitas kebutaan diubah menjadi 0,2, maka utilitas yang
diharapkan pada intervensi 1 lebih besar daripada intervensi 2. Hal ini
menandakan bahwa anaisa keputusan merekomendasikan intervensi 1.
Kita telah melihat bahwa probabilitas, utilitas dan waktu adalah komponen
kunci dalam komunikasi kesehatan yang harus dikombinasikan ketika
membuat keputusan kesehatan. Namun, ada beberapa faktor lain yang bukan
berasal dari data itu sendiri melain dari si pembuat keputusan. Keputusan
yang dibuat oleh individu, tenaga kesehatan profesional atau organisasi
seperti organisasi nonprofit, perusahaan atau pemerintah. Mari kita beralih
pada pembuat keputusan dan bertanya bagaimana kita dapat membuat
keputusan. Untuk melakukan ini kita harus mengatasi masalah di luar
probabilitas, utilitas dan waktu.