Anda di halaman 1dari 6

Nama : Putri Kusuma

Kelas : 1B
NIM : N1A119085

Tugas Sosiologi dan Antropologi Kesehatan.

Nyonya A tinggal di Desa Melati yang berjarak 7 jam perjalanan darat dari pusat kota.
Infrastruktur jalan sangat tidak mendukung sehingga membuat desa ini tergolong ke dalam
desa yang terisolasi. Fasilitas kesehatan yang ada di desa tersebut hanya 1 klinik Bidan
Desa. Puskesmas terletak di ibukota kecamatan yang berjarak 3 jam dari desa tersebut.
Nyonya A memiliki 8 orang anak, dan saat ini sedang mengandung anak ke-9. Suami
Nyonya A bekerja sebagai buruh pabrik kelapa sawit dan memiliki kebiasaan merokok.
Nyonya A bekerja sebagai ibu rumah tangga. Nyonya A memiliki prinsip bahwa
pemenuhan gizi untuk keluarga sangat penting, hal ini terlihat dari ke-8 anaknya tumbuh
dengan sehat. Termasuk dalam masa kehamilannya saat ini, Nyonya A sangat
memperhatikan kondisi kesehatannya secara mandiri walaupun jauh dari pelayanan
kesehatan. Akan tetapi, suami Nyonya A kurang mendukung untuk melakukan persalinan
di fasilitas kesehatan dengan alasan masih ada keluarga yang bisa membantu proses
persalinan secara tradisional

1. Pembelajaran apa yang bisa Saudara peroleh dari narasi di atas?

Pembelajaran yang bisa saya ambil dari narasi di atas adalah walaupun Nyonya A dan
keluarganya hidup di desa terpencil dan jauh dari fasilitas kesehatan yang memadai tidak
mengurangi rasa dalam dirinya tentang pentingnya pemenuhan gizi untuk keluarganya
terkhusus untuk anak yang masih di dalam kandungannya. Ini harusnya membuat kita sadar
tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang, seorang ibu yang tinggal di daerah terpencil
saja, peduli tentang kesehatan gizi keluarga terkhusus anak-anaknya, mengapa kita yang
tinggal di daerah kota masih sering mengabaikan tentang pentingnya pemenuhan gizi.Tapi
yang saya tanggapi dari narasi di atas adalah suami dari Nyonya A yang seorang perokok,
harusnya sang suami mengerti dan paham betul tentang bahaya asap rook, apalagi untuk
istrinya yang sedang mengandung,harusnya asap rokok harus dijauhkan dari jangkauan
orang-orang disekelilingnya apalagi ibu hamil yang jelas sangat berbahaya untuk sang bayi
apabila si ibu sempat menghirup asap rokoknya.

2. Bagaimana budaya mempengaruhi kondisi kesehatan di keluarga tersebut?

Menurut saya, karena tempatnya yang masih terpencil dan terisolasi karena jauh dari kota,
pastilah kebudayaan masih sangat kental mempengaruhi kehidupan di keluarga tersebut,
contohnya saja suami dari Nyonya A yang masih kurang bisa menerima kehadiran tenaga
kesehatan untuk membantu proses persalinan isrinya karena beranggapan masih ada
keluarga yang bisa membantu proses persalinan secara tradisional, padahal tenaga
tradisionl belum tentu terjamin keselamatannya untuk si ibu maupun si bayi maka dari itu
kebuayaan pastilah sangat kental menyelimuti keluarga tersebut apalagi menyangkut
pautkan tentang kesehatan.
Nama : Putri Kusuma
Kelas : 1B
NIM : N1A119085

Tugas Sosiologi Antropologi Kesehatan : Contoh determinan budaya dan tradisi yang
memengaruhi dan meningkatkan kesehatan

1. Tradisi yang meningkatakan kesehatan

Pengobatan Tradisional Jawa : Suwuk

Suwuk merupakan pengobatan tradisional yang telah lama ada di Desa Jatiarjo, Kecamatan
Prigen, Pasuruan. Masyarakat yang tinggal di desa lokasi wisata Taman Safari Indonesia II
ini masih menggunakan pengobatan tradisional suwuk sebagai pilihan pengobatan. Dalam
praktiknya, suwuk biasa disisipkan sebagai mantra dalam setiap pengobatan. Pengobatan
suwuk dilakukan oleh dukun yang mana salah satu ciri pengobatan dukun adalah
penggunaan doa-doa atau bacaan-bacaan, air putih yang diisi rapalan doa-doa dan ramuan
dari tumbuh-tumbuhan. Berbagai macam penyakit yang diderita oleh masyarakat pun dapat
diobati melalui suwuk.

Dalam pandangan ilmu antropologi kesehatan, dikenal istilah etnomedisin yakni


kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit dan merupakan hasil
dari perkembangan kebudayaan asli dan eksplisit yang tidak berasal dari kerangka
konseptual kedokteran modern. Sebuah metode pengobatan pun berkaitan erat dengan
bagaimana konsep sehat dan sakit yang dipahami masyarakat

Pada dasarnya, dalam proses pengobatan tradisional suwuk ini, dukun akan melakukan
proses yang terdiri dua tahap: pertama, dukun akan mendiagnosa pasien terlebih dahulu,
kedua, penerapan metode pengobatan dalam hal ini metode pengobatan suwuk.

Di Jatiarjo, cara mendiagnosa pasien oleh dukun suwuk dapat dilakukan dalam beberapa
teknik. Teknik tersebut seperti halnya pijatan-pijatan di ruas-ruas jari kaki dan tangan,
analisis laporan medis dari pasien, penggunaan benda pusaka (misal keris), hingga
komunikasi batin antara sang dukun dengan penunggu desa tempat pasien berasal. Seluruh
teknik diagnosa tersebut dilakukan salah satu atau kombinasi oleh sang dukun.

Setelah dilakukan teknik diagnosa, tahap selanjutnya adalah penerapan dari metode
pengobatan suwuk. Pengobatan suwuk di Jatiarjo dilakukan dengan kombinasi teknik
pengobatan lain seperti pijat dan pemberian ramuan herbal. Setelah diketahui penyakit yang
diderita, pasien dapat disembuhkan melalui teknik pijat dengan menggunakan minyak
whisik. Ada pula pasien yang diberi ramuan berbahan tumbuhan obat yang diracik si dukun
maupun diracik sendiri.

Selain ramuan herbal tersebut dikonsumsi oleh pasien, ramuan tersebut juga dapat
diusapkan (bobok) dibagian tubuh yang sakit. Seluruh proses pengobatan baik pijat maupun
pemberian ramuan berbahan alami tersebut dilakukan sembari ditiupkan rapalan doa-doa
oleh sang dukun. Rapalan doa-doa pun juga diberikan pada pasien dalam bentuk fisik yakni
berupa tulisan-tulisan arab yang ditulis dilembaran kertas.

Pengobatan suwuk dengan kombinasi ramuan herbal misalnya, digunakan oleh Bapak
Kamin saat mengobati pasien Vina, bayi berusia lima bulan yang mengalami sakit panas.
Racikan ramuan herbal ini terdiri dari parutan dringu (lempuyang) yang diusapkan (bobok)
pada si bayi. Bahkan, tidak hanya si bayi yang diobati, racikan ramuan herbal serta segelas
air putih yang telah diberi doa pun juga dikonsumsi oleh si ibu.

Terdapat tiga elemen penting dalam sebuah proses pengobatan yakni: obat itu sendiri,
mantra, dan menurut Malinowski, seorang tokoh antropologi kenamaan, adalah kondisi
atau kemampuan pemberi obat. Di Jawa, aspek keadaan pemberi obat dianggap sebagai
elemen yang penting sekali. Hal inilah yang menjadi alasan bahwa pengobatan tradisional
seperti halnya suwuk ampuh dan masih menjadi pilihan bagi masyarakat di Jatiarjo.

Kondisi pemberi obat inipun ditunjukkan dengan sikap yakin selama proses pengobatan.
Selain itu, sang dukun mempercayai jika kesembuhan yang dirasakan pasien tidak hanya
berdasarkan kemampuan dirinya, namun senantiasa atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
“makane teko iku, berangkate teko yakin”ujar Bapak Kamin.

Perihal sikap dan kondisi pemberi obat ini secara ilmiah dapat dijelaskan sebagai faktor
sugesti yang terjadi dalam proses pengobatan tradisional. Keampuhan pengobatan
tradisional sejatinya terletak pada adanya faktor sugesti yang terjadi selama proses
pengobatan.

Sugesti berasal dari keyakinan si penyembuh maupun si pasien. Selain itu, sugesti dibuat
dengan memberikan Unen-Unen (komentar, saran) pada pasien yang dinyatakan secara
implisit maupun eksplisit. Media air, doa, dan obat-obatan herbal menjadi upaya untuk
meningkatkan sugesti pasien tentang penyembuhan.

Dengan demikian, pengobatan tradisional suwuk di Jatiarjo masih memiliki tempat dihati
masyarakat sebagai salah satu piilihan pengobatan meski fasilitas medis telah memadai.
Sejatinya pengobatan tradisional yang merupakan wujud keluhuran dan kekayaan budaya
Indonesia masih diakui hingga saat ini.
Pengobatan tradisional pun memainkan peranan penting dalam pengembangan kebangsaan
nasional, karena ia melambangkan masa silam negara dan tingkatan kebudayaan yang
tinggi di masa lalu. Bukan hanya pengobatan milik masyarakat Jawa saja, namun kekayaan
itu mencakup keragaman sukubangsa yang ada di Indonesia, karena meski berbeda-beda
cara pengobatannya, namun kesembuhan adalah tujuannya.

2. Tradisi yang bisa menurunkan Kesehatan

Barapen (Upacara Bakar Batu), Budaya Suku Lanny di Papua

Barapen adalah tradisi memasak dan membakar secara besar-besaran dengan


menggunakan batu yang dibakar. Tradisi barapen merupakan tradisi tertua yang ada
di Papua yang digunakan sebagai simbol persaudaraan dan rasa syukur atas berkat
yang melimpah. Tradisi ini juga dilakukan untuk menyambut tamu penting yang
datang atau sebagai upacara pernikahan

Riset budaya Suku Lanny di Papua misalnya, melalui upacara bakar batu atau
disebut Barapen mereka menghidangkan menu daging babi yang dimasak secara
khusus dengan dipanggang menggunakan batu yang dipanaskan. Susunan bakar
batu dari bawah disimpan daun sebagai alas, kemudian tumpukan batu, tumpukan
sayuran, babi di atasnya, ditutup dengan sayuran, kemudian tumpukkan batu, dan
susunan paling atas disimpan setumpukan daun kering.

Dari riset etnografi Suku Lanny ditemukan bahwa upacara Barapen sebagai wahana
perdamaian dan kekerabatan antar warga. Namun, cara masak seperti itu
menyebabkan daging matang kurang sempurna, sehingga menyebabkan penularan
cacing pita lebih mudah. Rekomendasi yang dilakukan, yakni dilakukan intervensi
kepada pihak gereja dan pengembala ikut memberdayakan masyarakat dan pihak
dinas peternakan untuk mengawasi pelaksanaan upacara Barapen, serta
meningkatkan kesehatan babi. Tindak lanjut yang akan dilakukan oleh pemerintah
daerah berupa promosi kesehatan.

Selain itu, pada riset yang dilakukan di Pamekasan, Jawa Timur soal Daging Jube
(kusta), ditemukan beberapa mitos bahwa Daging Jube merupakan penyakit yang
disebabkan karena kutukan setan, dan penderita akan dikucilkan, juga diakibatkan
karena berhubungan suami istri saat istri menstruasi, dan digigit kutu busuk dari
kursi yang diduduki penderita Daging Jube.
Lantas, intervensi yang dilakukan yakni mengadakan pendidikan tentang kusta
kepada keluarga penderita, penyuluhan pada masyarakat bahwa kusta bisa
disembuhkan, klebun dan aparat desa melaporkan apabila menemukan penderita
kusta, serta memberi peran Kyai untuk menyadarkan masyarakat tentang penyakit
kusta. Tindak lanjut yang akan dilakukan pemerintah daerah berupa program
Pamekasan Eliminasi Kusta, dan Obati Sampai Sembuh.

Anda mungkin juga menyukai