Anda di halaman 1dari 4

UTS ILMU SOSIAL DAN PERILAKU TAHUN 2023

Nama : Dhemes Alin


NIM : 2320930320051
Dosen : Dr. Muhammad Abdan Shadiqi, S. Psi., M.Si.
Mata Kuliah : Ilmu Sosial dan Perilaku
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Oktober 2023

Review Jurnal
“Health Behavior and Social Support in Postpartum Mothers Treatment in Ba'ukup Tradition in
Maluku”
Judul Health Behavior and Social Support in Postpartum Mothers Treatment in
Ba'ukup Tradition in Maluku
Nama Penulis Andi Asrina, Rizal Payapo, Fairus Concerned Idris, Sukri Palutturi, Anwar
Mallongi
Tahun Terbit 2023
Nama Jurnal Pharmacognosy Journal
Volume 15
Issue 3
Link https://phcogj.com/article/2054
Kualitas Jurnal Scopus, Q3
Abstrak Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi. Salah satu penyebab
kematian ibu adalah terjadi risiko perdarahan dan infeksi pada ibu nifas
yang mengakibatkan kematian. Perawatan ibu nifas yang berbasis kearifan
local yang masih dilakukan salah satunya Ba’ukup di Negeri Luhu,
Huamual, Maluku. Penelitian dengan metode kualitatif dan pendekatan
etnografi. Informan berjumlah 8 orang (1 informan pendukung bidan
tradisional/Mama Biang, 1 bidan sebagai ingorman kunci, dan 6 ibu-ibu
yang melakukan tradisi Ba’ukup). Analisis data tematik dan validitas dengan
Teknik triangulasi. Hasil penelitian tradisi Ba’ukup merupakan warisan
nenek moyang yang dirasakan secara psikis bagi ibu nifas seperti perasaan
rileks, tidur lebih nyenyak, mengeluarkan keringat, dan meningkatkan
produksi ASI. Tradisi Ba’ukup dalam pelaksanaanya memerlukan bantuan
tenaga Kesehatan karena pada masa nifas berisiko terjadi perdarahan dan
komplikasi lainnya.

Pendahuluan Indoensia kaya akan keanekaragaman budaya local yang masih dilestarikan
secara turun temurun. Pemahaman tradisional mengenai penyembuhan dan
pengobatan pada masa kehamilan, persalinan, masa nifas dan pengobatan
serta perawatan bayi baru lahir sangat lekat terjadi di Indonesia. Masa nifas
merupakan masa pemulihan setelah melahirkan. Terjadi banyak perubahan
yang perlu diperhatikan pada ibu nifas seperti suhu tubuh, lochia rubra,
perdarahan, komplikasi dan lainnya yang dapat menurunkan kondisi ibu
nifas. Kondisi mental ibu nifas sangat perlu dipantau untuk memulihkan
kondisinya menjadi normal secara psikologis. Sehingga perawatan pada
masa ini sangat penting untuk menentukan kesejahteraan kesehatanya di
mada depan.terdapat 7.381 kematian ibu salah satu penyebab terbesarnya
adalah perdarahan dan hipertensi. Di Maluku pada tahun 2020 terdapat 70
kasus kematian ibu lebih tinggi dari sebelumnya. Salah satu budaya dalam
praktik pengobatan bagi ibu nifas yang masih ada sampai saat ini adalah
tradisi Ba’ukup. Tradisi ini berasal dari Negeri Luhu, Kabupaten Huamual,
Provinsi Maluku. Tradisi Ba’ukup merupakan pengobatan tradisional bagi
ibu nifas dengan Teknik penguapan dari air mendidih yang mengandung
banyak ramuan local dan tanaman rempah-rempah seperti daun kayu putih,
daun cengkeh, serai, jahe, daun minyak jarak, daun sirsak, dan daun pala.
Semua bahan itu dimasak hingga mengeluarkan aroma harum. Prosesi
ba’ukup dilakukan oleh Mama Biang atau keluarga ibu nifas. Masyarakat
meyakini tradisi ba’ukup memberikan kesembuhan lebih cepat.

Metode Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan pendekan etnografi yang
bertujuan untuk menggali tradisi ba’ukup sebagai praktik perawatan ibu
nifas pada Masyarakat Negeri Luhu. Informan berjumlah 8 orang orang (1
informan pendukung bidan tradisional/Mama Biang, 1 bidan sebagai
ingorman kunci, dan 6 ibu-ibu yang melakukan tradisi Ba’ukup). Data yang
dikumpulkan dengan Teknik observasi, wawancara mendalam dan
dokumentasi kemudian direduksi, dikategorikan, dianalisi secara tematis dan
disajikan dalam bentuk naratif.

Hasil Penelitian dilakukan di Negeri Luhu. Sumber informasi di seleksi terlebih


dulu untuk memperoleh informasi yang mendalam. Penelitian dilakukan
selama 1 bulan. Informan berada pada kategori produktif, dengan 3 orang
ibu muda dan 3 orang ibu nifas. Usia menggambarkan pengalaman yang
membentuk maksud tersendiri dalam menjalankan tradisi ba’ukup.
Masyarakat dari latar belakang Pendidikan rendah hingga tinggi masih
melestarikan tradisi ini. Pekerjaan tidak memengaruhi dilakukannya tradisi
ba’ukup karena bekerja ataupun tidak tetap melakukan tradisi ini. Peran
lingkungan social yang sangat memengaruhi perilaku Kesehatan. Seseorang
yang baru saja melahirkan memrlukan bantuan keluarga terutama dalam
adaptasi emosional terhadap statusnya sebagai ibu. Salah satu dukungan
yang diterima ibu nifas adalah dengan melaksanakan prosesi ba’ukup yang
memberikan efek positif terhadap psikologi ibu nifas.
Pembahasan Tradisi Ba’ukup dilakukan masyarkat Negeri Luhu untuk mempercepat
pemulihan masa nifas dengan menggunakan teknik penguapan air yang
mengandung rempah dan herba dari tumbuhan berkhasiat seperti daun kayu
putih, daun cengkeh, daun pala, jahe dan lain-lain yang telah direbus
kemudian didekatkan dengan ibu nifas yang sekeliling tubuhnya sudah
ditutup dengan tikar, sehingga uap panas mudah keluar dan memudahkan
keluarnya keringat lebih banyak, kondisi ini disebut dengan detoksifikasi
yaitu mengeluarkan racun dari jaringan bawah kulit. Tradisi ba’ukup
dilakukan selama 15-30 menit ini merupakan tradisi yang lahir dari
kebiasaan Masyarakat sejak dahulu. Ba’ukup dapat diartikan sebagai sauna
tradisional dengan banyak manfaat yang dirasakan oleh ibu nifas seperti
mengeluarkan keringat sebagai kotoran tubuh, sehingga badan menjadi lebih
wangi dan rileks, dampak positif pada psikis yaitu pikiran lebih tenang, tidur
lebih nyenyak, nafsu makan meningkat, produksi ASI meningkat,
aromaterapi dari ramuan membuat lebih tenang. Setelah proses ba’ukup ibu
nifas meminum ramuan yang oleh masayarkat negeri Luhu disebut dengan
bumbu ruja’ yang dipercaya dapat menambah tenaga setelah keringat keluar
banyak tadi. Bumbu ruja’ berisikan rebusan gula merah, asam jawa, merica
dan jahe. Perlakukan serupa ibu nifas oleh Masyarakat Aceh yang disebut
madeung dan sale, yaitu dnegan Teknik penguapan yang memberikan efek
relaksasi dan keringat mudah keluar sehingga badan terasa lebih ringan dan
rileks. Proses ba’ukup merupakan wujud perhatian dan dukungan keluarga
terhadp ibu nifas,, khususnya ibu yang telah melakukan ba’ukup akan
merasakan nafsu makan yang meningkat, sehingga dapat membantu
pembentukan ASI.
Kesimpulan Tradisi ba’ukup menggunakan tumbuhan alami dan mempunyai banyak
manfaat dalam aspek Kesehatan yang dirasakan oleh ibu nifas. Tradisi
ba’ukup yang menggunakan bahan-bahan yang tidak berbahaya karena
berasal dari rempah-rempah dan tradisional serta memperoleh banyak
manfaat dari itu dan tidak bertentangan dengan agama yang dianut, sehingga
perlu dilestarikan dan dibantu oleh tenaga Kesehatan agar terbangun
hubungan yang kokoh dan harmonis antara kepercayaan Masyarakat
terhadap tradisi ba’ukup dan kepercayaan terhadap pelayanan Kesehatan
dalam pengobatan ibu nifas.
Analisi Kritis Perlakuan serupa yang dilakukan oleh Masyarakat Kalimantan Selatan yang
sesuai dengan disebut dengan batimung dengan Teknik yang sama yaitu penguapan air
budaya dari yang berisikan rebusan rempah-rempah seperti kayu manis, limau purut,
daerah saya pudak , temulawak, mawar, kenanga, temugiring akar sariwangi dan lain-
lain, yang didekat dengan tubuh yang tertutup oleh tikar dan membiarkan
uap hangat dari rempah keluar. Hal ini membuat tubuh menjadi lebih rileks
dan ringan, mengurangi bau badan, mengeluarkan keringat, mengurangi
lemas, meningkatkan aroma alami tubuh, hal ini juga menjadi tujuan untuk
dilakukannya batimung. Selain untuk perawatan tubuh, batimung untuk
Masyarakat Kalimantan Selatan juga dilakukan kepada calon pengantin
yang akan menikah dan kepada ibu setelah melahirkan. Masyarakat
Kalimantan Selatan menggunakan rempah-rempah saat batimung berbeda-
beda, karena kebanyakan mereka hanya memanfaatkan rempahan tradisional
sekitar yang tersedia yang menajdi aromaterapi saat dilakukan batimung.
Waktu proses batimung yang digunakan juga berbeda-beda tiap Masyarakat,
ada yang sampai tubuh sudah merasakan rileks, dirasa keringat yang keluar
sudah banyak maka proses batimung akan dihentikan, jadi tidak terpatok
dengan waktu (Arnida, 2023). Batimung menjadi tradisi yang terus
dilakukan hingga sekarang sesuai kebutuhan dengan manfaat yang sangat
banyak bagi tubuh serta menggunakan bahan yang tidak berbahaya dan tidak
bertentangan dengan agama yang dianut, sehingga buadaya batimung akan
terus dilestarikan.

Referensi Asrina, A., dkk. 2023. Health Behavior and Social Support in Postpartum
Mothers Treatment in Ba’ukup Tradition in Maluku. Pharmacognosy
Journal. 15(3). 438-442.

Arnida., dkk. 2022. An Ethnomedicine Approach to Aromatic Plant Use in


Batimung Tradition of North Banjarmasin Subdistrict Banjarmasin,
Indonesia. Tropical Journal of Natural Product Research. 6(7). 1067-1073

Anda mungkin juga menyukai