Anda di halaman 1dari 19

KESEMBUHAN

MULIA
ETNIK ACEH
BARAT
Mamoh Ranub
1.Asma fadliya,2200029084
2.Kurnia Saputra,2200029074
3.Mutiara nur pratami,2200029060
4.Nanda puspita sari,2200029099
5.Raden mahesa putra,2200029092
A. SEJARAH GAMPONG BARO PAYA
Baro Paya merupakan gampong yang terletak di Kecamatan Panton Reu, Kabupaten Aceh
Barat.Gampong Baro Paya Masih hidup dalam kepatuhan adat yang senantiasa menguatkan
Masyarakatnya dalam aktifitas kehidupan sehari-hari. Nama Baro Paya sendiri berasal dari
bahasa Aceh, dimana Baro berarti baru dan Paya berarti rawa-rawa.Gampong Baro Paya
menurut Pengakuan saksi sejarah, terbentuk sejak tahun 1960 dan Sebagian besar wilayahnya
adalah rawa rawa.Keberadaan gampong berdasarkan sejarah juga Diceritakan sebagai wilayah
yang memiliki kekuatan mistis, Dimana pada masa dahulu di wilayah ini sering terjadi serangan
Penyakit gaib. Penyakit gaib tersebut menyerang para pendatang Dan menyebabkan kematian
sehingga Banyak orang yang takut memasukinya.
Baro paya merupakan wilayah perbukitan yang ada di kabupaten aceh barat,angkutan
umum untuk masuk ke gampong hampir tidak ada.jalan gampong juga tidak mulus dan rumah
penduduk juga masih berjarak jarak yang sangat jauh,rumah penduduk gampong kebanyakan
rumah papan panggung karena di gampong tersebut sering terjadi banjir.
1. Pengetahuan terhadap Penyembuhan Penyakit
Metode penyembuhan penyakit yang berkembang di Masyarakat tidak lepas dari
pengetahuan masyarakat tentang Penyakit dan sebab-sebab datangnya penyakit tersebut.dan
diyakini bahwa berbagai penyakit berasal dari makhluk gaib dan juga kekuatan
gaib.Pengetahuan yang berlangsung terus menerus Menghadirkan beberapa cara alternatif yang
diyakni masyarakat Sangat efektif untuk menyembuhkan penyakit. Antara lain :
merajah,peusijuk,kemalon dan merampet.
Merajah merupakan cara yang dilakukan dengan Membaca doa-doa kesembuhan untuk
orang yang menderita Sakit. Bacaan doa berasal dari ayat suci al quran membaca doa Untuk
kesembuhan dengan Beberapa cara alternatif tersebut terus dilakukan dan Dilaksnakan jika ada
anggota keluarga yang ada di masyarakat Tersebut terserang suatu penyakit
peusijuk merupakan rangkaian doa keselamatan yang hampir dilakukan masyarakat di
aceh,tak terkecuali masyarakat baro paya.peusijuk juga berupa doa keselamatan dilakukan
dalam berbagai keadaan.dan prosesinya tetap menggunakan daun sirih sebagai komponen utama
pada ritual peusijuk tersebut.

kemalon (meramal) merupakan ritual yang biasanya dilakukan jika salah seorang terserang
penyakit, maka akan diawali dengan meramal (kemalon)dengan menggunakan daun sirih dan
baru lah melakukan pengobatan traditional.
2. sistem pengetahuan tentang sakit dan sehat

Pengetahuan masyarakat gampong Baro paya mempercayai konsep sehat sakit ialah:

 Sehat adalah apabila tubuh dapat memakan segala jenis makanan dan masih bisa merokok bagi
kaum lelaki

 sakit adalah kondisi tubuh yang sudah tidak dapat lagi melakukan aktifitas keseharian,tidak
dapat memakan makanan yang disukai dan banyak mengalami kegelisahan.dan sakit juga
diartikan sebagai adanya gangguan dari makhluk halus.
B. POTRET KESEHATAN GAMPONG BARO PAYA
Konsep sehat dan sakit yang berkembang di masyarakat memberikan gambaran bagaimana
pandangan masyarakat terhadap kondisi kesehatan yang mereka yakini.
Di baro paya masih tinggi kepercayaan terhadap penyakit yang sifatnya gaib turut
mempengaruhi bagaimana cara masyarakat menyikapi sakit yang diderita.
Kondisi kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu gambaran dari masih tingginya
kepercayaan terhadap hal gaib ataupun pola pertolongan kesehatan paska persalinan yang
diturunkan secara adat. Selain itu pengaruh sosial budaya terbukti dan adanya penggunaan
dukun dan juga tanaman obat untuk menyembuhkan pasca lahiran.
Pantangan yang hadir sebagai wujud dari keberadaan adat istiadat ditengah masyarakat juga
tetap dilaksanakan dan terus berlangsung sebagai sebuah kepatuhan yang dijalankan guna
mendapat keberkahan selama menjalani masa kehamilan hingga persalinan kelak. Pemanfaatan
obat tradisional yang berupa ranub(sirih) ditengah-tengah masyarakat berawal bukan hanya dari
penggunaannya untuk membantu pengobatan pada saat kehamilan hingga pada proses
persalinan berlangsung. Tetapi juga digunakan untuk makanan dan jamuan yang diberikan
kepada orang lain.
Penggunaan ranub sebagai obat yang digunakan untuk meramal kondisi sakit seseorang pada
akhirnya membentuk pola pertolongan yang akan digunakan untuk menyembuhkan beberapa
jenis penyakit yang ada di masyarakat. Mulai dari penyakit ringan sampai kepada penyakit yang
di yakini bersumber dari kekuatan mistis.
1. tradisi 44 hari penghambatan pemberian imunisasi pada bayi
“kami tidak boleh keluar rumah,klau keluar rumah haram lah dibumi,hanya boleh keluar di
dekat dekat rumah saja,itupun hanya untuk buang air saja,belum bisa kemana-mana sebelum
selesai 44 hari”
2. apa manfaat imunisasi,jika bayi harus menjadi sakit?
manfaat imunisasi adalah dapat meningkatkan imun tubuh pada bayi,minimnya
kepercayaan masyarakat kepada petugas kesehatan sehingga membuat masyarakat menolak
untuk melakukan imunisasi karna dapat mengakibatkan bayi sakit dan menjadi rewel.peran
kader adalah untuk menyampaikan informasi dan mengubah cara pandang masyarakat terhadap
pentingnya imunisasi
3. perilaku hidup bersih dan sehat
 Pada masyarakat gampang baro paya masih memiliki kondisi rumah yang masih minim
kebersihan dan kesehatnnya dan juga kondisi perilaku masyarakat yang berperilaku tidak
hidup bersih dan sehat,contohnya :
 1. air sumur bor tidak dimasak lagi
 2.kurangnya pengelolaan sampah rumah tangga
 3.MCK dengan air sungai
 4.membiasakan anak mandi dan membuang air besar disungai

4. manfaat mengonsumsi ranub ( sirih)


1.Penyakit menular
2.Turbocolosis
3.Malaria
4.Penyakit kulit atau gatal-gatal
5.Penyakit tidak menular
C. KESEHATAN IBU DAN ANAK DALAM BALUTAN
BUDAYA
1. Kemilau mulia perempuan aceh
aceh atau disebut serambi mekah yang berada diindonesia salah satu daerah yang sangat
kuat melaksanakan syariat islam.dan norma yang sangat berlaku dimasyarakat aceh yaitu sangat
menjaga perempuan.di aceh,memiliki anak perempuan sama berharganya dengan memiliki anak
laki-laki,sehingga anak perempuan di aceh sangat di jaga tata krama tingkah laku dan tanggung
jawabnya.
salah satu kebiasaan remaja baro paya adalah mengkonsumsi ranub.menurut kepercayaan
masyarakat setempat,bagi perempuan yang mengkonsumsi ranub terlihat keluar auranya,remaja
baro paya mengkonsumsi ranub sebagai makanan ringan dan konsumsi ranub juga sebagai salah
satu media mengakrabkan diri diantara remaja baro paya.
Tradisi mamoh ranub ini terjadi selalu hadir dalam setiap kegiatan masyarakat termasuk
dalam tradisi dari lamaran sampai dengan acara pernikahan.
2. Persembahan ranub linto baro dan dara baro (pernikahan)

sebelum pernikahan untuk melamar seorang Wanita ,secara resmi keluarga pria harus
menyiapkan sebuah wadah sebagai tempat mahar yang disebut Ranub meh/Ranub mas.Ranub
merupakan lambang kemuliaan bagi masyarakat aceh digunakan juga dalam proses pernikahan
yang bertujuan untuk memuliakan atau penghormatan kepada perempuan dan keluarga yang
akan dipinang maupun untuk memuliakan tamu undangan.setelah itu baru lah proses akad
nikah dilakukan sesuai dengan syariat islam.
3. Menanti kehamilan
setelah hamil masyarakat aceh juga memiliki tradisi memberi jarak kehamilan antara kakak
dan adik sehingga gizinya tercukupi dengan menggunakan obat tradisinal maupun KB yang
disediakan oleh layanan kesehatan,.dan mayoritas masyarakat baro paya menggunakan KB
suntik per-3 bulan,dikarenakan menggunakan pil KB sering lupa.
sedangkan secara traditional menggunakan ramuan traditional berupa air kunyit yang
dipercaya dapat mengecilkan Rahim ibu yang baru melahirkan sehingga dapat menjarangkan
kehamilan.
perempuan aceh yang hamil harus menggunakan jimat agar terhindar dari pengaruh setan
atau burong.dan juga melakukan pantangan-pantangan adat oleh ibu dan suami.
Pada masyarakat aceh barat dari awal pernikahan sampai memiliki anak pasti memiliki atau
harus menjalankan tradisi adat dan pantangan pantangan adat pada setiap fase kehidupan.dan
Ranub menjadi object dalam proses tradisi adat tersebut.
imunisasi di baro paya tidak pernah terpenuhi 100%.karena terkendala oleh tenaga
kesehatan dan lokasi posyandu yang sulit dijangkau,dan juga faktor adat,karna pada masyarakat
aceh barat setiap bayi harus menjalankan tradisi turun mandi,dan bayi yang belum melakukan
tradisi turun mandi belum boleh keluar rumah karna dianggap belum suci,sementara juga tradisi
turun mandi dilakukan jika orang tua bayi sudah memiliki rezeki.
4. Anak anak paro baya
menurut masyarakat aceh barat mereka lebih memiliki menggunakan obat obatan alami
untuk anak anak mereka dari pada obatan kimiawi karna dapat menyebabkan lemah syahwat
D. RANUB DAN PELAYANAN KESEHATAN
1. MAMON RANUB
Ranub atau biasa di sebut dengan sirih. Ranub biasa digunakan sebagai salah satu
pengobatan tradisional. Ranub digunakan oleh masyarakat aceh sebagai lantaran untuk
menyembuhkan penyakit yang biasa disebabkan oleh gangguan roh leluhur mereka, yang biasa
disebutt oleh masyarakat aceh dengan sebutan (SEUMAPAH).

2. RUMAH SAKIT, PASTU ATAU POSYANDU PLUS


Gampong Baro Poya merupakan salah satu gampong yang terletak di pinggir jalan
lintas, selain itu boru paya merupakan salah satu dari dua gampong yang memiliki posyandu
plus. Namun masyarakat menganggap posyandu plus ini adalah puskesmas pembantu yang
dapat melayani seperti puskesmas induk.
3. MAK BLIEN DI MASYARAKAT ACEH
Mak blien merupakan sebutan masyarakat aceh terhadap dukun beranak, dan mak
blien juga mempunyai sebutan lain yaitu mak bidan atau bidan kampong.
 Alasan masyarakat aceh menggunakan mak blien sebagai penolong saat ibu atau Wanita mau
melahirkan yaitu saran dari orang tua mereka ataupun saran dari mertua, dan dipercaya lebih
berpengalaman dari pada pada bidan desa. Dan mak blien ini memberikan fasilitas kepada
Wanita yang melahirkan dengan mengunakan jasanya yaitu berupa perawatan 10 hari oasca
lahiran, mak blien juga melakukan pijat untuk mengeluarkan Asi ibu. Setiap persalinan mak
blien memberikan tarif sebesar Rp. 350.000 – Rp. 450.000 sekali persalinan. Namun tidak
semua di ambil oleh mak blien, uang itu Sebagian di berikan Kembali kepada ibu yang
melahirkan dengan tujuan bersedekah.
 Meski program Jaamkesmas dari pemrintah sudah sampai di desa Baro paya hingga persalinan
di tolong oleh bidan desa, namun tetap saya masyarakat lebih memilih mak blien untuk
membantu persalinan walaupun di kenakan tarif oleh mak blien.
E. POTENSI DAN KENDALA
1. Faktor kesehatan masyarakat;
 Lingkungan fisik: makanan, minuman, keseimbangan emosi, olahraga teratur dan istirahat cukup
 Lingkungan sosial budaya: kebudayaan merupakan wujud adaptasi masyarakat yang berupa pola dari suatu
tatanan atau tradisi yang berlaku dimayarakat tersebut yang secara sengaja diterapkan dalam kehidupan dan
perilaku kesehatan yang dilakukan masyarakat. Setiap kebudayaan atau tradisi di suatu masyarakat belum
tentu menghasilkan perilaku kesehatan yang baik

2. Pantangan makanan;
 Setiap daerah pasti mempunyai budaya pola makan, pantangan atau anjuran terhadap beberapa makanan
tertentu meskipun pantangan tersebut sangat sulit untuk diterima secara umum
 Beberapa pantangan bagi ibu hamil tidak diketahui penyebabnya. Demikian halnya dengan pantangan yang
terdapat di masyarakat baro paya. Pantangan berupa makanan bagi ibu hamil seperti dilarang makan ikan
dan makanan tambahan bagi ibu hamil yang diberikan oleh posyandu merupakan salah satu kendala dalam
perbaikan gizi ibu hamil. Seorang ibu hamil memerlukan asupan gizi tidak hanya dari dirinya sendiri
namun juga dari bayi yang dikandungnya. Asupan gizi yang kurang dapat menghambat pertumbuhan bayi
dan mengganggu kesehatannya.
 Perbedaan pendapat seringkali terjadi antara masyarakat local dan masyarakat diluar kelompok tersebut
(outsider)
3. Rendahnya cakupan imunisasi bayi di Baro Paya
 Faktornya:

-Larangan suami, gejala demam dan rewel pada bayi pasca imunisasi
-Kebudayaan dan tradisi local
Oleh karena itu petugas kesehatan bersama dengan kader harus meningkatkan promosi kesehatan
pada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi serta efek samping yang bisa menyertai
imunisasi tersebut dan bagaimana cara mengatasinya.

4. Mak Blien (penolong persalinan)


 Tingginya nilai Mak Blien di Baro Paya menjadi salah satu potensi besar bagi kesehatan
masyarakat
 Mak Blien masih menggunakan kunyahan ranub (sirih) dalam proses penyembuhan tali pusar
 Pemberian abu dapur yang dipercaya mayarakat dapat mempercepat proses pengeringan tali
pusar
5. Manfaat Ranub yang dipercaya oleh masyarakat Baro Paya
 Masyarakat aceh mempercayai bahwa ranub dapat menyembuhkan berbagai penyakit, baik
yang berasal dari kuman maupun dari roh halus
 Menghilangkan penyakit glause(gatal-gatal)
 Menyehatkan gigi
 Mengeringkan tali pusar
 Mengurangi mual pada ibu hamil
 Menghangatkan tubuh.
THANK YOU
🤩🤩🤩

Anda mungkin juga menyukai