Oleh:
Nama : Sudiman Hataul
Nim : 2022082024027
Jawaban.
Di Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau beasr dan kecil yang di huni ratusan suku bangsa
dengan berbagai ragam budaya telah memberikan suatu kekhasan tersendiri. Perilaku masyarakat,
khusunya masyarakat tradisional, tercermin dari perilaku mereka memanfaatkan kekayaan intelektual
masyarakat lokal berupa pengetahuan tradisional mereka dan keanekaragaman hayati di
lingkunaganya.praktik budaya terkait kesehatan tersebut sebagian di klaim oleh orang orang
berpengetahuan” modern” sebagai penyebab buruknya status kesehatan masyarakat setempat.
Kekayaan budaya Indonesia dari berbagai suku bangsa yang tersebar di seluruh Indonesia telah
mewarnai upaya kesehatan.upaya kesehatan bisa berupa pelayanan konvensional maupun tradisioanal
dan komplementer berupa kegiatan preventif,promotif, kuratif dan rehabilitasi.
Mengenai masalah kesehatan dan pola makan pada ibu hamil, jenis dan jumlah frekuensi makan
ibu sehari –hari tidak menentu dan tidak teratur.dalam keadaan hamil dan masa nifas, kemampuan dan
kekuatan fisik ibu terbatas untuk mengambil dan mengangkut bahan makanan serta kayu bakar ke rumah.
Namun ibu yang anggota keluarganya banyak harus membawa bahan makanan yang banyak pula, karena
kalau kurang maka ibu yang terakhir makan akan tidak kebagian.Masalah lain dalam pola makan ibu hamil
adalah makanan pantang yang harus di ikuti antara lain: ikan belut yang di percayai dapat menyebabkan
bayi menjadi cacat; burung kasuari yang di percayai dapat membuat mata bayi kerja- kerjap. Penyu yang di
percayai dapat membuat jari- jari tangan dan kaki bayi seperti jari kura- kura, dan kelapa putih di yakini
dapat membuat bayi menjadi besar.Pada masa nifas.Jenis pantangan setelah nifas adalah ulat tambelo,
sagu bola,ikan mulut tikus, ikan kakap,ikan pari,cumi-cumi, kus-kus,ikan pasir, kura- kura,biawak,
cenderawasih, dan daging anjing.
Dukun Bayi GV di Desa Mwapi menguraikan hal- hal yang berkaitan dengan pola makan.
“Ibu yang sedang hamil tidak bole makan kepala burung pelican, apabila di longgar anaknya akan
lahir cacat misalanya tidak bisa mengisap susu Ibunya.tidak bola makan kuskus pohon nanti mata bayinya
akan seperti mata kuskus.juga makn penyu dan ikan pari burung yang akan membuat pertumbuhan bayi
lambat.
Soal No 2. UAS
Saudara diminta menganalisa apakah faktor sanitasi lingkungan khususnya pada salah satu suku
bangsa di mana anda bertugas dalam memanfaatkan air sungai/ kali sebagai tempat mandi, cuci
dan kakus yang banyak menimbulkan berbagai jenis penyakit karena pencemaran air.uraikan
dengan menggunakan referensi antropologi dan kesehatan dalam menganalisa.?
Jawaban.
Sungai mempunyai peranan yang sangat besar bagi pearadaban perkembangan manusia,
ketersediaan air dan kesuburan tanah di sekitarnya, sungai telah memberikan sumber kehidupan
bagi manusia. Sungai juga dapat di jadikan sebagai sarana transfortasi guna meningkatkan
Pada umumnya masyarakat Distrik Fef Kab. Tambrauw meraka memanfaatkan untuk
berbagai kebutuhan sehari- hari,antara lain untuk : Irigasi, air minum, dan juga memanfaatkan
untuk tempat aktivitas mandi, cuci dan kakus ( MCK), kegiatan semacam ini merupakan hal yang
paling umum yang terjadi di berbagai tempat , terutama masyarakat yang tinggal di sekitar
sungai.
Masyarakat Distrik Fef Kab. Tambrauw yang tinggal di daerah sekitar sungai/ kali irawian
pada umumnya meraka memanfaatkan sungai / kali untuk berbagai kepentingan , salah satunya
adalah aktivitas mandi cuci dan kakus ( MCK), kondisi semacam ini merupakan penomena yang
dapat di lihat setiap hari, terutama pada waktu pagi & sore hari. Permanfaatan sungai / kali yang
di lakukan oleh masyarakat Distrik Fef Kab. Tambrauw dengan berbagai aktivitas yang ada ,
seperti pembuangan sampah termasuk aktivitas MCK hal tersebut dapat menimbulkan persoalan
tersendiri, terutama berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan. Sebagian besar
masyarakat Distrik Fef Kab. Tambrauw memanfaatkan sungai / kali sebagai sarana mandi cuci &
kakus ( MCK) hal tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor anatara lain : Kondisi lingkungan,
sosial, ekonomi, dan budaya, pemahaman masyarakat Distrik Fef Kab. Tambrauw terhadap
perilaku bersih & sehat cukup tinggi, meskipun perwujudan perilaku dalam memanfaatkan sungai /
kali sebagai sarana mandi cuci & pemunuhan kebutuhan lainnya tetap di lakukan. Hal tersebut di
sebabkan oleh kondisi lingkungan dann kurangnya sarana air bersih dan fasilitas MCK yang di
Jawaban.
Penyakit HIV /AIDS di papua semakin memprihatinkan karena jumlah penderita HIV/AIDS dari
masyarakat papua dan rendahnya tingkat pendidikan yang turut menunjang resiko terjangkitnya
penyakit HIV /AIDS di papua.faktor pemicu lainnya seperti; faktor ekonomi, gaya hidup dan brhokken
home.Perbandingan budaya beberapa suku di papua yang di rangkum dari buku ethnografi Irian jaya
seri 2, sampai saat ini belum ada model atau contoh yang dapat di gunakan untuk menekan lajunya
tingkat resiko terjangkitnya penyakit AIDS. Keijakan ABC yang di laksanakan di papua sering kali
berbenturan dengan nilai kearifan lokal atau nilai- nilai adat dan nilai- nilai moral keagamaan. Sikap
masyarakat berubah ke arah yang posistif. Mereka melihat AIDS sebagai sesuatu yang serius, bahkan
mereka melihat hal ini sebagai sebuah ancaman yang serius bagi kelangsungan hidup 250 suku di
papua. Hal ini terbukti setelah intervensi program sikap mereka berubah, pengetahuan tentang AIDS
bertambah dari hanya 43% menjadi 100%. Masyarakat lebih waspada dan takut terhadap penyakit AIDS
yang semula hanya34.5% kini seluruh masyarakat atau 100%. Sikap masyarakat lebih terbuka dan terus
terang secara pribadi, keluarga dan masyarakat, dari 34% menjadi 100%.
Masyarakat suku bangsa di papua mereka mengkomsumsi tanaman yang yang terdapat di
sekeliling mereka seperti Tanaman Buah Merah,yang di gunakan untuk mengobati berbagai penyakit
seperti HIV /AIDS dll, manfaat dari tanaman ini adalah untuk mengobati AIDS, Kanker,Tumor,Strok,Asam
Daun tumbuh memanjang ke arah bawah tanah, berwarna hijautua,pinggiran daun berdiri.
Buah merah mejandi obat yaitu dengan mengeluarkan daging buahnya sehingga tinggal tongkol
buah di dalanya setelah itu masukkan ke dalam wadah untuk di rebus dengan air panas.penderita suatu
penyakit di sarankan mengkonsumsi sari buah merah sebanyak 1 sendok the, 2-3 klai sehari, sedangkan
orang yang sehat dapat mengkonsumsi sari buah merah sebanyak 1 sendok the, 2- 3 kali sehari.
Di papua buah merah biasanya di konsumsi dengan cara di makan langsung atau di olah
dengan cara di rebus atau di panggang.biji dan daging buah yang telah di tumbuk bisa di camour dengan
air, lalu di saring untuk menghasilkan saus merah yang kental sebagai bumbu masakan.
Jawaban
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa di Distrik kamuu di temukan sebanyak 59 jenis dari 30
famili tumbuhan obat yang di manfaatkan oleh suku Mee Distrik kamuu. jumlah ini termasuk tinggi jika di
bandingkan dengan penelitian serupa yang di lakukan di daerah Wamena (Jayawijaya) dengan total hanya
16 jenis (Mebel et al,2016), Taman Nasional wasur ( TNW) merauke di temukan 37 jenis tumbuhan.( Sada
& Tanjung 2010) sebagai obat tradisional. Keragaman jenis yang lebih tinggi di ketahui di kabupaten
Jumlah jenis tumbuhan obat yang di temukan ini mirip seperti yang di temukan pada daerah lain di
Keragaman jenis dan pemanfaatan tumbuhan obat oleh suku Mee sangat tinggi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat suku Mee di Distrik kamuu dalam memanfaatkan tumbuhan
berkhasiat obat cukup berkembang.Masyarakat suku Mee sudah lama mengetahui dan memanfaatkan
berbagai tumbuhan obat yang berada di lingkungan rumah mereka. Secara umum sebagian besar
masyarakat masih mengetahui tumbuhan sebagai obat tradisional.Berdasarakan jenis tumbuhan yang di
manfaatkan , satu jenis tumbuhan dapat di gunkan untuk satu jenis atau penyakit atau berbgai jenis penyakit
( daun gatal ) merupakann salah satu jenis tumbuhan yang umum di manfaatkan oleh berbagai suku
yang ada di papua.( Tanjung et al., 2018). Tumbuhan C,equisetifolia juga di ketahui di manfaatkan sebagai
( Widiastuti & Widayat, 2013), Hal yang sama juga untuk tanaman lain seperti jeruk, alpukat,nenas, sirih,
walaupun dengan pemanfaatan yang berbedah- bedah. Beberapa jenis tumbuhan yang belum umum di
Berdasarkan atas bagian tumbuhan yang di manfaatkan ,bagian daun merupakan organ yang banyak di
( 33,89%),selanjutnya adalah batang ( 25,42%),buah ( 11,86%), bunga( 5,08 %) dan bagian lainnya. Hal ini
sesuai yang di ungkap oleh Maikuri et al.,( 2010).Menurut Maikuri et al ( 2010) bagian yang sering di gunakan
dalam pengobatan tradisional adalah daun ( 32%), diikuti oleh akar ( 31%), kulit (9%), tuber ( 7%), Biji (5%),
Buah (4%), dan bagian lainnya ( 5%). Selain itu sebanayak 7 % menunjukkan bahwa semua bagian
tumbuhan dapat di manfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Walaupun demikian , hasil ini berbeda dalam
Masyarakat suku Mee belum memanfaatkan organ akar dalam sistem pengobatan tradisional. Hal
ini dapat terjadi, diperkirakan karena masyarakat masi bisa memperoleh sumber tumbuhan obat dengan
cara yang lebih mudah dan tersedia banyak di lingkungannya. Sehingga masyarakat tidak perlu mengambil
atau memanfaatkan bagia akar tumbuhan yang di anggap agak sulit di peroleh apalagi dari tumbuhan jenis
pohon.
Daun pegangan memiliki bentuk yang kecil, tanaman ini sering di temukan di pinggir sungai atau di
kebun.Daun pegangan , sejak ribuan tahun yang lalu, di percaya dan sering di gunakan oleh nenek moyang
sebagai ramuan abadi yang di gunakan untuk mengobati berbgai macam penyakit. Tanaman pegangan
merupakan tanaman yang di guanakan untuk mengobati luka atau bisul dalam bahasa Mee di sebut
dengan “Apapotu” sehingga tumbuhan pegangan di sebut sebagai tumbuhan Apapotu oleh masyarakat.
Secara morfologi peagagan tergolong tanaman berbatang pendek. Sehingga di anggap tidak
mempunyai batang.dari batang tersebut tumbuh geragi atau stolon yang tumbuh horisontal di atas tanah
dan berbuku – buku. Bunga pegangan termasuk bunya majemuk,berbentuk bulat telur dan mahkota