Abstrak
Ampo adalah bahan galian alam yang dipercaya oleh sebagian masyarakat
daerah Jatiwangi dapat memiliki manfaat yang baik bagi ibu hamil. Praktik
mengkonsumsi ampo dikenal dengan istilah geophagy. Dalam masyarakat
manusia kuno dan modern, geophagy telah menjadi praktik yang dipraktekkan
secara luas dan terkadang sangat kompleks yang pertama kali disebutkan oleh
Aristoteles, yang diuraikan oleh Dioscorides di 40 A.C., sebagai sarana untuk
membuat obat-obatan dan racun (Danford, 1982). Pada fase kehamilan
dibutuhkan lebih banyak nutrisi guna mencukupi asupan bagi ibu dan janin.
Wilayah Majalengka bagian timur memiliki sistem adat kultur yang sudah
menjadi kebiasaan, dimana para ibu hamilnya mengkonsumsi ampo. Hal itu
tidak terlepas dari kandungan yang terdapat pada ampo dilihat dari kebutuhan
ibu dan janin pada masa kehamilan. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk
memberikan sosialisasi tentang pemanfaatan ampo, nutrisi dan efek dari
pengkonsumsian ampo bagi ibu hamil. Data penelitian yang dibutuhkan
berupa kearifan lokal ibu hamil pada masyarakat Jatiwangi yang
mengkonsumsi ampo didapatdengan menggunakan metode etnografi. Hasil
beberapa publikasi penelitian sebelumnya pun digali sebagai pengetahuan
bahwa ampo memiliki beberapa nutrisi semisal mineral kalsium, zat besi,
kalium, dan zinc yang dapat diserap oleh tubuh. Demikian sehingga
pemanfaatan ampo sebagai nutrisi alternatif bagi ibu hamil dianggap sebagai
kearifan lokal perlu dikaji kembali daa berbagai riset lanjutan.
Kata kunci: ampo, sosialisasi, kearifan lokal, kehamilan.
97
SWADAYA: Indonesian Journal of Community Empowerment e-issn:…………………
Vol.1 No.2 Mei-Agustus 2019 (Hal. 97-106) p-issn: 2686-0376
Abstract
Ampo is a natural mineral that is believed by some people in the Jatiwangi area
to have good benefits for pregnant women. The practice of consuming ampo is
known as geophagy. In ancient and modern human societies, geophagy has
become a widely practiced and sometimes very complex practice that was first
mentioned by Aristotle, described by Dioscorides in 40 A.C., as a means of
making drugs and poisons (Danford, 1982). During the pregnancy phase more
nutrients are needed to meet the intake for the mother and fetus. The eastern
Majalengka region has a customary culture system, where pregnant women
consume ampo. It is inseparable from the content contained in ampo seen from
the needs of the mother and fetus during pregnancy. The purpose of this paper
is to describe the benefits and effects of ampo consumption for pregnant
women. The research data needed in the form of local wisdom of pregnant
women in the Jatiwangi community who consume ampo obtained by using
ethnographic methods. The results of several previous research publications
were explored as knowledge that ampo has some nutrients such as calcium,
iron, potassium, and zinc minerals that can be absorbed by the body. So that the
use of ampo as an alternative nutrient for pregnant women is considered as
local wisdom can be developed more broadly.
Keywords: ampo, nutrition, local wisdom, pregnancy.
97
SWADAYA: Indonesian Journal of Community Empowerment e-issn:…………………
Vol.1 No.2 Mei-Agustus 2019 (Hal. 97-105) p-issn: 2686-0376
A. PENDAHULUAN
Tanah ampo merupakan bahan galian alam berupa tanah liat yang diambil
ketika turun hujan pertama kali sehingga memiliki bau yang khas dan bertekstur
lembut, bebas dari pasir, kerikil atau batu.
Didalam tanah ampo terdapat beberapa kandungan mineral yang dapat
diserap oleh tubuh, yaitu diantaranya Ca, Cu, Fe, K, Mn, Ni, Sr, Sn
(Hardjowigeno, 1995 dalam Characteristic analysis of elements in soil at the
farious locatons by using XRF karya Gatot Suhariyono) yang sangat dibutuhkan
ibu hamil demi memenuhi kebutuhan mineral saat fase kehamilan. Sebagian besar
ibu hamil tidak mengetahui keberadan stunting di Indonesia, hal ini berhubungan
dengan gizi ibu hamil, kandungan yang terdapat pada tanah ampo, dan juga
tindakan mengkonsumsi tanah ampo.
Geophagy adalah tindakan sengaja mengkonsumsi tanah liat yang biasa
terjadi pada hewan dan manusia, tetapi lebih banyak ditemukan pada manusia
khususnya wanita hamil yang berada didaerah pedesaan (Agene I. J dkk, 2014).
Salah satunya adalah di Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten
Majalengka, Provinsi Jawa Barat, dimana masyarakatnya biasa mengolah dan
mengkonsumsi ampo yang digunakan sebagai alternatif penambah nutrisi. Hal ini
berdasarkan kearifan lokal dari generasi ke generasi yang meyakini ampo
memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh, khususnya bagi ibu hamil.
Melihat dari kelebihan tanah sebagai alternatif penambah nutrisi yang
berkembang di sebagian masyarakat Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi,
Kabupaten Majalengka dan upaya untuk mensosialisasikan mengenai kasus
stunting, inilah yang menjadi latar belakang dalam penulisan karya tulis ilmiah
ini.
B. FOKUS PERMASALAHAN
Artikel ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan yang berisikan
manfaat dan efek dari pengkonsumsian ampo bagi ibu hamil. Data penelitian
99
SWADAYA: Indonesian Journal of Community Empowerment e-issn:…………………
Vol.1 No.2 Mei-Agustus 2019 (Hal. 97-105) p-issn: 2686-0376
yang dibutuhkan berupa kearifan lokal ibu hamil pada masyarakat Jatiwangi yang
mengkonsumsi ampo di dapat dengan menggunakan metode etnografi. Bahwa
ampo memiliki beberapa nutrisi semisal mineral kalsium, zat besi, kalium, dan
zinc yang dapat diserap oleh tubuh.Sehingga pemanfaatan ampo sebagai nutrisi
alternatif bagi ibu hamil dianggap sebagai kearifan lokal dapat dikembangkan
lebih luas.
Selain itu, penulis ingin mensosialisasikan mengenai kasus stunting yang
ada di Indonesia, dari faktor penyebab, cara mengatasi, hingga keterkaitan antara
kandungan tanah ampo, stunting, dan nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu hamil
dalam upaya menghindari terjadinya stunting pada fase kehamilan dengan
memperbanyak asupan gizi.
100
SWADAYA: Indonesian Journal of Community Empowerment e-issn:…………………
Vol.1 No.2 Mei-Agustus 2019 (Hal. 97-105) p-issn: 2686-0376
101
SWADAYA: Indonesian Journal of Community Empowerment e-issn:…………………
Vol.1 No.2 Mei-Agustus 2019 (Hal. 97-105) p-issn: 2686-0376
tua yang pendek, maupun karena kurangnya pemenuhan zat gizi pada
masa kehamilan.
Dalam upaya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia,
Kemenkes melalui Infodatin (2016) mencanangkan bahwa pembangunan
kesehatan Indonesia dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan pada
empat program prioritas yaitu penurunan angka kematian ibu dan bayi,
penurunan prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian penyakit
menular dan pengendalian penyakit tidak menular. Upaya peningkatan
status gizi masyarakat termasuk penurunan prevalensi balita pendek
menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional yang tercantum di
dalam sasaran pokok Rencana Pembangunan jangka Menengah Tahun
2015-2019.
b. Kandungan Tanah Ampo
Praktik geophagy bermula dari kebiasaan masyarakat dalam
mengkonsumsi tanah yang didasarkan pada kebutuhan nutrisi yang tidak
didapatkan dari makanan, sulitnya memperoleh pelayanan kesehatan dan
kurangnya pemahaman tentang kelayakan pangan.Hal ini menjadi sebuah
kebiasaan yang berlangsung dari generasi ke generasi yang pada akhirnya
terus berlanjut hingga menjadi sebuah kebudayaan yang tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat meskipun ilmu pengetahuan telah
menguraikan manfaat dan dampak yang ditimbulkannya bagi tubuh.
Dewasa ini dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, praktik geophagy yang pada awalnya hanya berupa kebudayaan
yang berdasarkan pada sebuah kepercayaan, kini telah menjadi sebuah
pembaharuan ilmu dalam bidang pangan.Meskipun tingkat penyerapan
tanah di saluran usus tidak diketahui, ada kemungkinan geofagis
menerima nutrisi dari tanah. Secara empirik kandungan mineral yang
terdapat pada tanah ampo sesuai dengan kebutuhan nutrisi tubuh
khususnya bagi ibu hamil.Dengan demikian, ada potensi manfaat
102
SWADAYA: Indonesian Journal of Community Empowerment e-issn:…………………
Vol.1 No.2 Mei-Agustus 2019 (Hal. 97-105) p-issn: 2686-0376
C Karbon 0,33
O Oksigen 46,91
Al Aluminium 22,05
Si Silika 13,42
S Sulfur 0,23
Ca Kalium 0,21
Fe Besi 14,78
Sumber : (Prameswari, 2008)
103
SWADAYA: Indonesian Journal of Community Empowerment e-issn:…………………
Vol.1 No.2 Mei-Agustus 2019 (Hal. 97-105) p-issn: 2686-0376
104
SWADAYA: Indonesian Journal of Community Empowerment e-issn:…………………
Vol.1 No.2 Mei-Agustus 2019 (Hal. 97-105) p-issn: 2686-0376
E. SIMPULAN
Tanah ampo merupakan bahan galian alam yang biasa dikonsumsi oleh
sebagian masyarakat, kegiatan mengkonsumsi tanah ini disebut dengan istilah
geophagy.Geophagy merupakan salah satu kebudayaan yang berawal dari
kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi tanah guna memenuhi kebutuhan
nutrisi yang tidak didapatkan dalam makanan.
Tanah ampo memiliki berbagai kandungan mineral diantaranya adalah Fe,
Ca dan K yang sangat bermanfaat bagi tubuh khususnya untuk pemenuhan
kebutuhan nutrisi ibu hamil. Pada fase kehamilan, seorang ibu biasanya
mengalami kenaiakan kebutuhan mineral seperti zat besi Fe (zat besi) dan K
(kalsium), dimana Fe berfungsi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah yang
dibutuhkan oleh ibu dan janin sedangkan K(Kalsium) dalam tubuh berperan
dalam pembentukan serta perkembangan tulang dan gigi, proses pembekuan
darah serta menjaga fungsi normal otot dan syaraf.
Tanah ampo juga dapat mencegah terjadinya stunting. Karena didalam
tanah ampo terdapat zat besi dan kalsium yang cukup untuk pertumbuhan
tulang. Mengkonsumsi tanah ampo diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif
penambah nutrisi dan juga gizi bagi ibu hamil. Meski begitu, sosialisasi kepada
105
SWADAYA: Indonesian Journal of Community Empowerment e-issn:…………………
Vol.1 No.2 Mei-Agustus 2019 (Hal. 97-105) p-issn: 2686-0376
masyarakat dan kajian riset lebih lanjut perlu dilakukan untuk memastikan
kandungan ampo tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
106