Drg.Surijana Mappangara,M.Kes.
1
INFLAMASI
2
• GEOGRAPHIC TONGUE =
GLOSSITIS MIGRANS
– Causa belum diketahui
– Eritema dan fisura pada lidah akibat
hilangnya papilla filiform dari lidah
– Mikroskopik: proses akantosis, banyak
neutrofil membentuk mikroabses
3
GEOGRAPHIC TONGUE
4
SIFILIS
– Gumma yang tidak nyeri pada lidah
atau palatum
– Mikroskopik: granuloma dan sel datia,
sel plasma dan perubahan pembuluh
darah
5
Triponema pallidum of
syphilis infection
“Chancre”
6
Syphilis infection (Gumma
of palatum)
7
Spirochaeta of Treponema
pallidum syphilis
8
• MELKERSSON-ROSENTHAL
SYNDROME
– Trias: pembengkakan orofacial, paralisis
nervus facial perifer, plika pada lidah
– Etiologi belum jelas
– Mikroskopik: granuloma inflamasi pada
stroma bibir
WEGENER’S GRANULOMATOSIS
– Hiperplasia ginggiva berwarna merah atau
ungu. Mikroskopik: epiteloid histiosit, sel
datia, eosinofil, vaskulitis
9
PENYAKIT PADA PULPA
• PULPITIS
– Gejala klinik: nyeri yang sulit
dilokalisir, menyebar ke rahang, muka,
telinga, leher
– Pembagian: akut, kronik, eksudatif,
supuratif
– Eksudat radang – tekanan dalam
pulpa – iskemi mikrosirkulasi -
hipoksia/anoksia – nekrosis lokal
10
– Etiologi: bakteri, bahan kimiathermal,
barotrauma
– Histopatologi: infiltrat sel radang difus
dari limfosit, sel plasma, makrofag
dibawah odontoblast, pembentukan
jaringan granulasi. Lokal nekrosis
dengan lekosit PMN (abses).
11
Advanced partial pulpitis
12
Mild focal pulpitis
13
Open pulpitis
14
Periapical abses
15
• KALSIFIKASI PULPA
– Batu pulpa (denticles): massa
kalsifikasi sering pada pulpa corona.
True stone mengandung tubulus dan
odontoblast. False stone mengandung
materi kapur tanpa tubulus.
– Batu dapat bebas, melekat atau
interstitial bila dikelilingi oleh reaksi
jaringan dentin
– Makin membesar pada orang tua,
tidak ada gejala hanya sering nyeri
ringan
16
Kalsifikasi corona pulpa
17
Kalsifikasi pulpa
(dentikel)
18
Diffuse calcification
19
KISTA RAHANG DAN JARINGAN
LUNAK MULUT
KLASIFIKASI
• KISTA EPITELIAL
– KISTA ODONTOGENIK:
• DEVELOPMENTAL
–Odontogenic keratocyst (kista primordial)
–Kista dentigerous (follikular)
–Kista erupsi
–Kista periodontal lateral
–Kista gingival 20
• KISTA EPITELIAL
– KISTA ODONTOGENIK
• INFLAMASI
–Kista radicular (dental) : apical,
lateral, residual
–Kista paradental
21
KISTA EPITELIAL
- KISTA NON-ODONTOGENIK
- Kista duktus naso-palatium duct (incisive
canal cyst)
- Kista globulo-maxillary
- Kista median
KISTA NON-EPITELIAL
- KISTA TULANG SOLITER
- KISTA TULANG ANEURYSMA
- STAFNE’S IDIOPATHIC BONE CAVITY
22
KISTA ODONTOGENIK
23
KISTA ODONTOGENIK
• KISTA RADIKULER
– Kista tersering pada rahang (maxilla
anterior) dan ada hubungannya
dengan apeks dari gigi yang telah mati.
– Tidak bergejala bila masih kecil, kalau
besar – ekspansi ke alveoli tulang dan
sinus – nyeri (jarang)
– Sering pada dewasa muda, jarang
pada anak2.
– Radiologi: massa radioluscent (gelap)
pada apex akar gigi
24
– Patogenesis: proliferasi residu organ
didalam granuloma periapikal kronik.
– 3 mekanisme pembentukan kista
dalam granuloma:
• Degenerasi dan kematian sel
didalam massa epitel
• Degenerasi dan nekrosis liquefaction
dari jaringan granulasi
• Epitelisasi dari kavum abses
25
– Histopatologi: kista dilapisi oleh epitel
gepeng berlapis non-keratin dan
kapsul jaringan ikat fibrous yang
mengandung sel radang kronik
(limfosit).
– Isi kista: epitel yang mati, sel radang
dan jaringan ikat, protein serum, air
dan elektrolit, kristal kolesterol
26
• KISTA DENTIGEROUS DAN KISTA
ERUPSI
– Kista dentigerous adalah kista yang
meliputi sebagian atau seluruh mahkota
gigi yang tidak erupsi.
– Kista melekat pada amelocemental
junction dan timbul pada jaringan
folikular yang menutupi mahkota gigi
yang tidak erupsi.
27
– Kista sering pada dewasa muda
sampai 50 thn, pada mandibula, sering
pada gigi yang impak atau lambat
erupsi, sering unilokuler
– Patogenesis: kista ini berkembang dari
jaringan folikuler namun stimulus dan
mekanismenya belum jelas
28
Gambaran makroskopik dan histopatologi:
ada 3 tipe:
• Tipe sentral: kista seluruhnya
mengelilingi mahkota gigi, tipe tersering
• Tipe lateral: kista terletak tepi lateral
gigi, tidak seluruhnya menutupi
mahkota
• Tipe sirkumferensial: Kista membentuk
pita mengelilingi ameloceemental
junction, tipe terjarang
29
Kista dentigerous
sentralis
30
Kista dentigerous lateralis
31
– Epitel yang melapisi kista dalah epitel
berlapis gepeng yang tipis, sering
terdapat metaplasia mukus, dikelilingi
kapsul jaringan ikat fibrous yang tidak
mengandung sel radang
– Kista mengandung cairan protein dan
kolesterol
32
• ODONTOGENIC KERATOCYST
– Relatif jarang namun sering rekuren,
– Sering pada wanita, 20-30 thn, pada
mandibula
– Dapat sangat besar namun tidak
ekspansi ke tulang, ada hubungannya
dengan kelainan herediter Nevoid
basal cell carcinoma (Gorlin
syndrome)
33
– Histopatologi: dinding kista tipis,
sering berlipat dan dilapisi epitel
berlapis gepeng, epitel kuboid yang
tesusun palisade.Juga terdapat
parakeratosis dan deskuamasi sel ke
dalam lumen kista.
– Kapsul kista terdiri dari jaringan ikat
fibrous tipis tanpa sel radang
– Patogenesis : Keratocyst diduga
berasal dari sisa lamina dentin
34
Odontogenic
keratocyst
35
Odontogenic
keratocyst
36
KISTA NON-ODONTOGENIK
38
Kista duktus nasopalatina
39
Kista duktus nasopalatina
40
• KISTA GLOBULO-MAKSILER
– Timbul antara akar insicivus maksila
permanen bgn lateral dan caninus
– Gambaran radiologik: massa
radioluscent bentuk buah pear
– Kisat dilapisi berbagai jenis epitel,
tersering epitel berlapis gepeng dan
torak bersilia
41
Kista globulo-maksiler
42
Kista globulo-maksiler
43
HIPERPLASIA JARINGAN
KONEKTIF
• Sering terjadi dan merupakan respons
inflamasi kronik
• Gambaran histopatologi mulai dari
jaringan granulasi dengan inflamasi
kronik sampai massa avaskuler (jaringan
ikat kolagen apdat) tanpa inflamasi
• Dapat terjadi dimana saja dalam rongga
mulut
• Hiperplasia pada ginggiva : epulis
44
EPULIS
• Tampak sebagai pembengkakan ginggiva
mirip tumor yang terlokalisir
• Sering timbul pada jaringan interdental
• Merupakan lesi hiperplastik dan non-
neoplastik
• Lebih sering pada wanita, sering pada
molar anterior, sering rekuren
45
Epulis
46
• Fibrous epulis
– Massa pedunculated , konsistensi
keras, berwarna sama dengan ginggiva
– Permukaan bisa berulkus ditutupi
eksudat fibrin kekuningan
– Terbanyak 11-40 thn
– Histopatologi: lesi terdiri dari jaringan
granulasi fibrous dan kolagen, sel
radang terutama sel plasma
– Sering terdapat deposit kalsium
diantara jaringan ikat fibrous
47
• Vascular epulis
– Antara lain granuloma piogenik dan
pregnancy epulis
– Pembengkakan ginggiva warna merah-
ungu, lunak, sering berulkus, mudah
berdarah
– Lesi dapat timbul pada tiap usia
kehamilan, namun sering pada akhir
trimester pertama
– Histopatologi: proliferasi & dilatasi
vaskuler, diantara stroma udem, infiltrat
sel radang lekosit PMN terutama daerah
ulkus
48
• Giant cell epulis (granuloma sel datia
perifer)
– Sering pada wanita usia 30-40 thn,
pada ginggiva atau mukosa alveola
mandibula molar anterior
– Pembengkakan ginggiva bentuk
pedunculer merah tua, sering berulkus
– Histopatologi: banyak sel
datia/multinukleus yang mirip
osteoclast diantara pembuluh darah
dan stroma. Ukuran dan bentuk sel
datia bervariasi
49
– Patogenesis: suatu hiperplasia reaktif
kemungkinan akibat trauma, diduga
juga berasal dari reaksi periosteum
selain ginggiva
– Lesi dapat menimbulkan erosi
superfisial dari tulang .
– Sel datia diduga berasal dari gabungan
sel mononukleus stroma akibat
makrofag
50
51