Anda di halaman 1dari 9

Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol 2, No 2 (2019), 44-52

DOI: 10.21580/ah.v2i2.4659
Copyright (c) 2019 Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology

Etnobotani Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam.)


di Desa Kedungbulus Gembong Pati

Brintan Yonaka Dhea Dani1, Baiq Farhatul Wahidah2, Andang Syaifudin2


¹ Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang
²Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang
Jl. Prof Dr. Hamka (Kampus II), Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah 50185
¹ Email: yddbrintan@gmail.com, ²Email: andang.syaifudin@walisongo.ac.id

Abstract
The potential of Moringa tree related to health properties is still not fully utilized by the people in Pati. Mrs. Muryati, a
resident of Kedungbulus Village, Gembong Subdistrict, Pati, was one of the residents who was moved to campaign for the
use of Moringa leaves. The purpose of this study was to determine public perceptions about the potential of Moringa
plants in the village of Kedungbulus Gembong Pati. This research uses survey methods which include: literature study,
field observations, interviews using questionnaires, semistructure interview techniques and using random sampling
techniques and purposive sampling. Random sampling sampling from the community taken randomly, while purposive
sampling sampling from community leaders such as informants of production houses, village heads, shamans etc. The
results obtained from the relationship between community and Moringa plants are explained from interviews with the
public perception of Moringa plants.
Keywords:Ethnobotany, Kedungbulus, kelor, Moringa

Pendahuluan padukuhan, 12 RT dan 3 RW. Desa Ini merupakan


Etnobotani secara terminologi merupakan salah satu desa paling maju di Kecamatan
hubungan atau interaksi antara tumbuhan Gembong bahkan di Kabupaten Pati. Adapun
tertentu dengan kelompok masyarakat (Etnis). jumlah Penduduk yang relatif sedikit
Etnobotani menjelaskan tentang pengetahuan dibandingkan dengan desa-desa yang lain di
masyarakat tradisional terhadap penggunaan Kecamatan Gembong, yang kurang dari 3.000 jiwa.
tumbuhan dalam menunjang kehidupannya Potensi Pohon Kelor masih belum
seperti untuk kepentingan makan, pengobatan, dimanfaatkan maksimal oleh masyarakat di Desa
bahan bangunan, upacara adat, budaya, bahan Kedungbulus, Kecamatan Gembong, Pati.
pewarna dan sebagainya. Kelompok masyarakat Tumbuhan kelor hanya sebatas dijadikan
sesuai dengan karakteristik wilayah dan adat makanan ternak oleh warga, adanya kampanye
masing-masing memiliki ketergantungan terhadap pemanfaatan daun kelor oleh salah satu warga kini
tumbuhan, paling tidak untuk sumber bahan sudah 70 persen warga di Desa Kedungbulus,
pangan (Suryadarma, 2008). Kecamatan Gembong, Pati menanam pohoh kelor.
Desa Kedungbulus merupakan desa kecil Selama beberapa tahun mengkampanyekan pohon
di Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati Provinsi kelor, sudah membuahkan hasil dan kini warga
Jawa Tengah yang letaknya di lereng Gunung mulai memanfaatkan sebagai obat kesehatan dan
Muria 9 km ke arah barat dari pusat kota Pati . makanan.
Desa Kedungbulus merupakan desa terkecil kedua Moringa oleifera Lam. yang lebih dikenal
setelah Desa Wonosekar di antara 11 Desa di dengan nama kelor di Indonesia, diperkenalkan
Kecamatan Gembong dan terbagi menjadi 4 dari India pada saat zaman penjajahan dan

Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 2, No. 2, 2019 44


Al-Hayat: Journal of BiologyBrintan
and Applied Biology,
Yonaka Vol 2,Baiq
Dhea Dani, No 2Farhatul
(2019),Wahidah,
44-52 Andang Syaifudin
DOI: 10.21580/ah.v2i2.4659
Copyright (c) 2019 Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology

memberikan pengaruh yang cukup kuat dengan tonik, diuretik, sakit radang sendi, dan obat cuci
masuknya agama Hindu dan Budha di Indonesia mata, tunas kelor digunakan untuk obat liver,
hingga akhirnya masyarakat turut menanam ginjal, dan sakit pada sendi, akar digunakan untuk
tanaman kelor. Selain Indonesia, tanaman ini juga sakit kembung dan demam. Akar dilarutkan dan
menyebar ke seluruh daerah Asia Selatan, di dioleskan pada kulit untuk mengatasi iritasi kulit.
beberapa negara Asia Tenggara, Semenanjung Biji digunakan untuk demam, rematik, dan sakit
Arab, tropis Afrika, Amerika Tengah, Karibia, dan kulit. Daunnya dapat digunakan sebagai
tropis Amerika Selatan.Hasil dari tanaman kelor di antioksidan (Fuglie, 1999).
Indonesia pada saat itu memberikan efek positif
terhadap berbagai penyakit yang pada umumnya Metode
dilakukan dengan melakukan ritual pengusiran Penelitian ini dilaksanakan di desa
roh jahat/ilmu hitam. Karena pada saat itu Kedungbulus Gembong Pati pada tanggal 24 April
masyarakat masih percaya dengan hal-hal mistis, 2019-2 Mei 2019. Teknik pengumpulan data
hingga saat ini kelor kerap kali dikenal sebagai didapatkan dari pengetahuan asli masyarakat
tanaman mistis. Mitos-mitos yang beredar pun tentang potensi mengenai tanaman kelor dengan
cukup banyak, yaitu sebagai tolak bala untuk melakukan wawancara secara semistruktur
rumah yang baru dibangun, pengusir makhluk (semistructure interview) dengan responden
halus, dan melunturkan kekuatan magis dari susuk menggunakan panduan kuesioner dengan
(Kurniasih, 2015). melakukan wawancara dengan responden kunci
Disamping mitos yang beredar tersebut, (key person) yaitu pada tokoh-tokoh masyarakat
kelor hingga saat ini telah menyumbangkan dan masyarakat yang memiliki tanaman kelor
perannya sebagai tanaman obat dalam dunia sekaligus memanfaatkannya, atau masyarakat
medis berkat kandungan nutrisi yang dimilikinya. yang tidak memiliki tanaman kelor tapi masih
Berdasarkan hasil penelitian sorang peneliti memanfaatkannya. Pengambilan sampel
bernama Fuglie LJ dalam bukunya yang berjudul responden sebanyak 32 responden untuk
The Miracle Tree: The Multiple Attributes of mewakili semua masyarakat yang ada di desa
Moringa, daun kelor memiliki kandungan vitamin Kedungbulus Gembong Pati.
A, vitamin C, vitamin B, kalsium, zat besi, dan Penelitian dilapangan untuk mendapatkan
protein dalam jumlah yang sangat tinggi namun karakteristik tanaman kelor serta pengetahuan
masih mudah untuk dicerna dan diasimilasi oleh mengenai etnobotani masyarakat desa
tubuh manusia. Tak hanya itu, daun kelor juga Kedungbulus menggunakan teknik simple random
mengandung lebih dari 40 antioksidan dan sampling dan purposive sampling. Purposive
beragam mineral penting yang merupakan sumber sampling yakni pengambilan sampel dengan cara
protein yang baik. Berkat dari kandungannya itu menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan
kelor diberi nama “Miracle Tree” atau “Tree of tujuan penelitian sehingga diharapkan data yang
Life”. Secara internasional tanaman ini telah diperoleh nantinya bisa lebih representative.
dipromosikan oleh berbagai organisasi seperti Sedangkan Random sampling adalah teknik
WHO (World Health Organization), National pengambilan sampel dari anggota populasi yang
Geographic, National Institute of Health, dan lain- dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
lain untuk mengatasi malnutrisi di negara-negara strata yang ada dalam populasi itu
miskin (Krisnadi, 2015). (Sugiyono,2015).
Tanaman kelor dapat dimanfaatkan Fokus dalam penelitian ini adalah
secara keseluruhan dari bagian akar, daun, buah, etnobotani tanaman kelor didaerah Kedungbulus
bunga dan bijinya. Bunga dapat digunakan sebagai Gembong Pati mulai dari pengetahuan masyarakat

Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 2, No. 2, 2019


45
Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol 2, No 2 (2019), 44-52
DOI: 10.21580/ah.v2i2.4659 Etnobotani Tanaman Kelor ...
Copyright (c) 2019 Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology

tentang tanaman kelor, nutrisi hingga Penelitian dilaksanakan di desa


pemanfaatannya. Kedungbulus Gembong Pati, berikut ini adalah
peta lokasi penelitian :

(a)

(b) (c)

Gambar 1. Peta a.Jawa Tengah, b. Kabupaten Pati, c. Desa Kedungbulus


Sumber : (mapsoftworld.com, 2015)

Hasil dan Pembahasan dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional


Mahakarya Mulya didirikan pada tahun oleh masyarakat. Tidak dapat dipungkiri
1999 oleh Ibu Muryati dan Bapak Rusmani, bahwasanya tidak dapat sepenuhnya
dengan bertekat ingin mandiri tidak ingin terikat menghilangkan mitos dari nenek moyang, masih
dengan manapun maka dari itu memiliki ide usaha ada kepercayaan untuk ritual tertentu dengan
sendiri yang sekarang memiliki outlet di Pasar menggunakan tanaman kelor.
Pragola Pati dengan tujuan ingin memberdayakan Hasil yang didapatkan dari wawancara
masyarakat serta menambah wawasan dan relasi. yaitu masyarakat desa Kedungbulus dan tanaman
Masyarakat desa Kedungbulus sebelum adanya kelor saling berhubungan. Pemanfaatan tanaman
kampanye tanaman kelor oleh Ibu Muryati, masih kelor didesa Kedungbulus terbagi dalam beberapa
menganggap tanaman kelor sebagai tanaman yang potensi antara lain pengobatan, pangan, pagar,
mistis dan tidak bermanfaat, masih digunakan pembibitan
(c) dan ritual adat. Pemanfaatan tanaman
untuk ritual tertentu dan makanan ternak. Dari kelor paling banyak adalah digunakan sebagai
tahun ke tahun, masyarakat telah paham begitu pangan sekaligus dari hasil pangan atau produk
banyak manfaat dari tanaman kelor, hingga setiap tersebut dapat sebagai pengobatan tradisional.
pekarangan rumah ditanami tanaman kelor dan

Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 2, No. 2, 2019 46


Al-Hayat: Journal of BiologyBrintan
and Applied Biology,
Yonaka Vol 2,Baiq
Dhea Dani, No 2Farhatul
(2019),Wahidah,
44-52 Andang Syaifudin
DOI: 10.21580/ah.v2i2.4659
Copyright (c) 2019 Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology

kelor, dari hasil wawancara warga mengatakan


Potensi Tanaman Kelor bawah menanam tanaman kelor dipagar rumah
5% 5% dapat menghindarkan dari roh-roh jahat yang
Pangan masuk kerumah, ketika ada orang yang sakit tetapi
45% Ritual adat tak kunjung sembuh dan tidak mengetahui
28%
Obat penyakitnya digepyok (dipukul) daun kelor dapat
Pagar meninggal dengan tenang, dapat memberi
Pembibitan pengasihan, yang dimaksud adalah keinginan
17%
seseorang seperti ingin mendapatkan jodoh,
mendapatkan pekerjaan, disegani teman-teman
Gambar 2 : Grafik Potensi Tanaman Kelor dll.
Tanaman kelor yang berpotensi sebagai
Tanaman kelor yang berpotensi sebagai pangan di desa Kedungbulus ditemukan sebagai
obat tradisional di desa Kedungbulus Gembong olahan makanan seperti sayur, lalapan, ongseng
Pati ditemukan sebagai obat darah timggi, bacem, ongseng polong, teh kelor, keripik dan mie.
kolesterol, asam urat, kanker, kencing manis, Dalam rumah produksi “Mahakarya Mulya”
segala penyakit lambung. Di India, kandungan tanaman kelor diolah menjadi teh celup, teh
nutrisi yang ada pada tanaman kelor mampu serbuk, teh daun kering, kopi kelor, keripik kelor,
mengobati 300 jenis penyakit, salah satu emping, minyak oles, mie, sosis, eskrim, cendol,
diantaranya seperti yang telah ditemukan di desa gethuk, roti kering, pudding, telur kelor.
Kedungbulus Gembong Pati (Krisnadi, 2015). Tanaman kelor dimanfaatkan oleh
Sementara itu pemanfaatan tanaman kelor untuk masyarakat desa Kedungbulus mulai dari batang,
ritual adat istiadat di desa Kedungbulus Gembong daun, polong, biji. Bagian yang paling banyak
Pati, diantaranya digunakan untuk penghilang digunakan adalah daun, responden menggunakan
santet, pengasihan, pemandian mayat, pengusir daun untuk pengobatan, pangan, dan ritual adat.
roh jahat, santet. Ritual adat di desa Kedungbulus Sedangkan batang digunakan untuk pembibitan
sudah mulai berkurang dari zaman ke zaman, dan kayu bakar. Untuk polong, akar dan bunga
seiring bergilirnya zaman ke modern adat istiadat tidak terlalu intensif digunakan oleh masyarakat
semakin menghilang, tetapi tidak semua warisan desa Kedungbulus karena tidak selalu tumbuh,
nenek moyang hilang secara langsung. Beberapa tanaman kelor tumbuh subur hanya dibagian
masih ada yang percaya dengan mitos tanaman daunnya saja.
Bagian Organ Kelor
yang Dimanfaatkan
Biji Bunga Akar
7% 2% 3%
Polong
5%
Batang
18% Daun
65%

Gambar 4 : Grafik Presentase bagian organ kelor yang dimanfaatkan

47 Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 2, No. 2, 2019


Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol 2, No 2 (2019), 44-52
DOI: 10.21580/ah.v2i2.4659
Copyright (c) 2019 Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology
Etnobotani Tanaman Kelor ...

Berdasarkan hasil wawancara dengan 30% mengenai ritual adat, pengobatan, dari
responden di desa Kudungbulus Gembong Pati, rumah produksi mahakarya mulya sebanyak 45%,
didapatkan data hasil sumber pengetahuan awal mengkampanyekan tanaman kelor ke
responden yang memanfaatkan tanaman kelor. masyarakat bahwa kelor memiliki banyak nutrisi
Gambar 3 tersebut menunjukkan bahwa yakni dari rumah produksi tersebut, dan dukun
masyarakat desa Kedungbulus memperoleh sebanyak 25%.
informasi dari nenek moyang mereka sebanyak

Sumber Pengetahuan Responden


0%
Rumah Produksi
25% Mahakarya Mulya
45% Nenek Moyang

30% Dukun

Grafik 5 : Grafik Presentase Sumber Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil observasi dilapangan hingga sebagai obat tradisional. Berikut tabel
hamper seluruh masyarakat menanam tanaman khasiat dan morfologi tanaman kelor (Tabel 1)
kelor dipagar rumahnya, banyaknya nutrisi yang serta produk hasil olahannya oleh Ibu Muryati
terkandung dalam tanaman kelor menyebabkan informan rumah produksi “Mahakarya Mulya”
masyarakat menanam kelor sebagai pangan (Tabel 2).
Tabel 1. Morfologi dan Nutrisi Tanaman Kelor
Bagian Tanaman Khasiat Penyembuhan Referensi

Akar
Antilithic, rubefacient, vesicant, The Wealth of India,
karminatif, antifertilitas, anti-inflamasi, 1962; Padmarao et al.,
stimulan bagi penderita lumpuh, 1996;Dahot, 1988;
bertindak sebagai acardiac / tonik Ruckmani et al., 1998
peredaran darah, digunakan sebagai
pencahar, aborsi, mengobati rematik,
radang, sakit artikular, nyeri punggung
bawah atau ginjal dan sembelit.

Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 2, No. 2, 2019


48
Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol 2, No 2 (2019), 44-52
DOI: 10.21580/ah.v2i2.4659 Brintan Yonaka Dhea Dani, Baiq Farhatul Wahidah, Andang Syaifudin
Copyright (c) 2019 Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology

Daun
Pencahar, diterapkan sebagai tapal untuk Morton, 1991; Fuglie,
luka, dioleskan pada pelipis untuk sakit 2001; Makonnen et al.,
kepala, digunakan untuk demam, sakit 1997; The Wealth of
tenggorokan, bronkitis, infeksi telinga India, 1962; Dahot,
dan mata, kudis dan penyakit selesema, 1988
jus daun diyakini untuk mengontrol
kadar glukosa, diterapkan untuk
mengurangi bengkak pada kelenjar.

Batang
Rubefacient, vesicant dan digunakan Bhatnagar et al., 1961;
untuk menyembuhkan penyakit mata dan Siddhuraju and Becker,
untuk pengobatan pasien mengigau, 2003
mencegah pembesaran limpa dan
pembentukan kelenjar. TB leher, untuk
menghancurkan tumor dan untuk
menyembuhkan bisul. Jus dari kulit
batang yang dimasukkan ke dalam telinga
untuk meredakan sakit telinga dan juga
ditempatkan di rongga gigi sebagai
penghilang rasa sakit, dan memiliki
aktivitas anti-TBC
Polong/Buah Digunakan untuk karies gigi, astringent Fuglie, 2001
dan rubefacient Diolah ongseng
digunakan untuk meredakan sakit kepala,
demam, keluhan usus, disentri, asma dan
untuk mengobati sifilis dan rematik.

Bunga
Memiliki nilai khasiat obat tinggi sebagai Nair and Subramanian,
stimulan, afrodisiak, aborsi, cholagogue, 1962; Bhattacharya et
digunakan untuk menyembuhkan radang, al., 1982; Dahot, 1998;
penyakit otot, histeria, tumor, dan Siddhuraju and Becker,
pembesaran limpa, menurunkan 2003; Mehta et al.,
kolesterol fosfolipid, serum, trigliserida, 2003
VLDL kolesterol, LDL rasio fosfolipid dan
indeks aterogenik, penurunan profil lipid
hati, jantung dan aorta pada kelinci
hiperkolesterol dan meningkat ekskresi
kolesterol.

49 Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 2, No. 2, 2019


Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol 2, No 2 (2019), 44-52
DOI: 10.21580/ah.v2i2.4659
Copyright (c) 2019 Al-Hayat: Journal of Biology andEtnobotani
Applied Biology
Tanaman Kelor ...

Biji Ekstrak biji memberikan efek Faizi et al., 1998; Lalas


perlindungan pada hati dengan and Tsaknis, 2002
menurunkan peroksida lipid, senyawa
antihipertensi thiocarbamate dan
glycosids isothiocyanate telah diisolasi
dari asetat fase ekstrak etanol polong
Kelor.

Sumber : (Sajid, 2006)

Tabel 2. Produk Olahan Tanaman Kelor

Produk Olahan Tanaman Kelor

Teh Daun Kering Cendol Kelor Teh Serbuk Kelor

Kopi Kelor Telur Kelor Bolu Kelor

Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 2, No. 2, 2019 50


Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol 2, No 2 (2019), 44-52
DOI: 10.21580/ah.v2i2.4659
Copyright (c) 2019 Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology
Brintan Yonaka Dhea Dani, Baiq Farhatul Wahidah, Andang Syaifudin

Keripik Kelor Sosis Kelor Puding Kelor

Minyak Biji Kelor


Mie Kelor Nugget

Gethuk Kelor Emping Kelor

Simpulan lambung, kolesterol, asam urat, kencing manis,


darah tinggi, kanker, kolesterol. Sebagai ritual adat
Terdapat interaksi antara masyarakat
meliputi santet, pengusir roh, penghilang
desa Kedungbulus Gembong Pati dengan
pengasihan, pemandian mayat, dan kesurupan.
tumbuhan kelor, diantaranya berpotensi sebagai
Selain itu, untuk pembibitan, tanaman pagar untuk
sebagai penghasil pangan seperti sayur bening,
pembatas rumah,dan untuk kayu bakar.
ongseng bacem, polong, teh, keripik dll. Sebagi
Pemanfaatan kelor tertinggi adalah untuk pangan.
obat tradisional meliputi obat segala penyakit

51 Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 2, No. 2, 2019


Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol 2, No 2 (2019), 44-52
DOI: 10.21580/ah.v2i2.4659
Etnobotani
Copyright (c) 2019 Al-Hayat: Journal of Biology Tanaman
and Applied BiologyKelor ...

Bagian organ tanaman kelor yang paling banyak Hidayat, samsyul dkk. 2015. Kitab Tumbuhan Obat.
digunakan oleh masyarakat desa Kedungbulus Jakarta : Swadaya grup
Gembong Pati yaitu daun, batang, polong. Sumber Krisnadi, A Dudi. 2015. Kelor Super Nutrisi. Blora :
Pusat Informasi dan pengembangan
pengetahuan masyarakat desa Kedungbulus
Tanaman Kelor Indonesia
berasal dari nenek moyang (orang tua), rumah Kurniasih. 2016. Khasiat & Manfaat Daun Kelor
produksi “Mahakarya Mulya” dan dukun. Jumlah Untuk Penyembuhan Berbagai Penyakit.
tanaman kelor tersebar hampir setiap rumah Yogyakarta: Pustaka Baru Press
masyarakat Kedungbulus dan dimanfaatkannya Kusuma, Zaky. 2005. Tumbuhan Liar Berkhasiat
secara baik. Obat. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Penelitian yang dilakukan baru sebatas Lamk. 2019. Diunduh di
http://plantamor.com/species/search
satu jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh
tanggal 21 Juni 2019
masyarakat Kedungbulus karena desa Latief, Abdul. 2014. Obat Tradisional. Jakarta :
Kedungbulus dijuluki dengan “Kampung Kelor”, Penerbit buku kedokteran EGC
sedangkan keanekaragaman hayati sangat Lismanto. 2016. Diunduh di
melimpah, bagi peneliti selanjutnya dapat dikaji //www.kedungbulus.com. Diakses tanggal
secara lebih luas dan mendalam terkait 10 Mei 2019
keanekaragaman hayati di desa Kedungbulus atau Louis, Wichita. 2011. Diunduh di
htpp://tressforlife.org/our-work/our-
lebih luasnya di Pati. Penelitian mengenai
intiatives/moringa. tanggal 14 Mei 2019
Etnobotani Tanaman Kelor yang dimanfaatkan Mumpuni, K. E.2013. Potensi Pendidikan
masyarakat merupakan penelitian awal dapat Keunggulan Lokal Berbasis Karakter dalam
dikaji oleh peneliti selanjutnya utamanya ilmu Pembelajaran Biologi di Indonesia.
farmasi dan kesehatan sebagai penelitian Prosiding Seminar Nasional IX Biologi, Sains
selanjutnya. Lingkungan dan Pembelajarannya dalam
Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa.
Surakarta: Pendidikan Biologi UNS.
Semarang 25 Juli 2017
Daftar Pustaka Suryadarma. 2008. Diktat Kuliah Etnobotani.
Abdiyani, S. 2008. Keanekaragaman Jenis Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Tumbuhan Bawah Berkhasiat Obat di
Dataran Tinggi Dieng Vol. 5. Jakarta :
Agromedia Pustaka
Adnyana, M. 2012. Cara Pengobatan Tradisional
Baik Dan Benar. Diunduh di
http://www.herbaltarupramana.com/artike
l-18 tanggal 18 Mei 2019
Aminah, Syarifah. 2015. Kandungan Nut risi dan
Sifat Fungsional Tanaman Kelor (Moringa
oleifera). Jakarta : Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jakarta
Budhi, Setia. 2015. Kajian Etnobotani Tumbuhan
Obat Pada Masyarakat Dusun Semoncol
Kecamatan Balai Kabupaten Sanggau. Jurnal
Inovasi Kehutanan. Pontianak : Universitas
Tanjungpura Pontianak
Ferianita Fahrul, Melati. 2007. Metode Sampling
Bioekologi. Yogjakarta : Gajah Mada
University Pers

Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 2, No. 2, 2019 52

Anda mungkin juga menyukai