Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Pemanfaatan spesies tumbuhan oleh masyarakat merupakan suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan tumbuhan
yang digunakan masyarakat di Desa Sembalun untuk obat-obatan dan ritual adat
sudah melekat dan merupakan tradisi turun temurun. Pengetahuan masyarakat
tentang pemanfaatan tumbuhan untuk obat-obatan dan ritual adat belum
terdokumentasikan dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui spesies tumbuhan obat dan ritual adat, serta mengetahui bagian-
bagian tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat di Desa Sembalun. Jenis
penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif melalui observasi langsung dan
wawancara dilakukan terhadap 33 responden menggunakan metode deskriptif dan
teknik observasi purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan 58 spesies
tumbuhan obat dari 30 famili dan 5 spesies tumbuhan untuk ritual adat dari 5
famili yang dimanfaatkan masyarakat Desa Sembalun. Spesies tumbuhan obat
tersebut dipercaya dapat menyembuhkan 28 jenis penyakit dan digunakan dalam
ritual adat Sembe, Ngeayu-ayu, Bebije tawar, dan penggunaan Soyot (Sapindus
rarak) dalam pencucian baju adat Bale Lokak. Bagian tumbuhan yang paling
banyak digunakan yaitu daun sebanyak 21 spesies dan paling sedikit digunakan
yaitu biji dan bunga sebanyak 1 spesies tumbuhan.
Kata Kunci: Etnobotani,tumbuhan obat, ritual adat, Desa Sembalun
PENDAHULUAN dilestarikan dalam pemanfaatan
tumbuhan, dengan melihat potensi
Etnobotani merupakan ilmu yang tumbuhan di kawasan tersebut dan
mempelajari keterkaitan antara budaya masyarakat di sekitar
manusia dan tumbuhan. Etnobotani kawasan tersebut dalam pemanfaatan
menggambarkan dan menjelaskan tumbuhan memungkinkan adanya
kaitan antara budaya dan kegunaan interaksi masyarakat dengan
tumbuhan, bagaimana tumbuhan kawasan tersebut.
digunakan, dirawat dan dinilai
memberikan manfaat untuk manusia Kawasan Desa Sembalun
salah satunya yaitu tumbuhan yang Kecamatan Sembalun memiliki
digunakan untuk bahan obat-obatan potensi keanekaragaman hayati
dan menunjang ritual adat oleh berupa tumbuhan. Masyarakat pada
masyarakat. Hal ini disebabkan oleh daerah tersebut memiliki budaya
keanekaragaman hayati yang dimiliki yang masih memiliki nilai kearifan
Indonesia sangat melimpah. Luas tradisional dalam pemanfaatan
Indonesia sekitar 1,3% dari tumbuhan, dengan melihat potensi
permukaan Planet Bumi menjadikan tumbuhan di kawasan tersebut dan
Indonesia sebagai negara budaya masyarakat di sekitar
“megabiodiversitas” (Suryanto, kawasan tersebut dalam pemanfaatan
2018; Noviar, 2016). Indonesia tumbuhan memungkinkan adanya
sangat kaya dengan berbagai jenis interaksi masyarakat dengan
tumbuhan yaitu terdapat kurang lebih kawasan tersebut.
30 ribu jenis dari 40 ribu jenis
tumbuhan yang ada di dunia. Sekitar Pengetahuan masyarakat tentang
26% telah dibudidayakan dan sisanya tumbuhan sebagai kajian etnobotani
sekitar 74% masih tumbuh liar di tidak terdokumentasi dan
hutan (Qamariah dkk, 2018). dikhawatirkan akan terkikis seiring
dengan hilangnya habitat alami dan
Indonesia merupakan negara punahnya tumbuhan berkhasiat obat
yang multikultural. Hampir semua terutama tumbuhan hutan akibat
daerah di wilayah Indonesia eksploitasi dan konversi lahan yang
memiliki ragam budaya yang berlebihan. Kurangnya minat
berbeda satu dengan yang lainnya. generasi muda untuk mempelajari
Pulau Lombok di kalangan pengetahuan pengobatan tradisional
penduduknya lebih dikenal dan lebih dengan menggunakan tumbuhan juga
populer dengan sebutan Gumi Sasak dapat menjadikan warisan tradisional
atau Gumi Selaparang tepatnya di ini lambat laun akan punah. Etnis di
kawasan Desa Sembalun Kecamatan Lombok memanfaatkan berbagai
Sembalun memiliki potensi spesies tumbuhan untuk pengobatan
keanekaragaman hayati berupa tradisional dengan mengandalkan
tumbuhan. Masyarakat pada daerah dari habitat alaminya. Sangat jarang
tersebut memiliki budaya yang masih tumbuhan hutan berkhasiat obat
memiliki nilai kearifan tradisional ditanam secara khusus untuk
dan tradisi yang turun temurun masih dibudidayakan. Selain mereka belum
terbiasa dengan kegiatan budidaya penyajian data dan penarikan
tumbuhan obat terdapat kepercayaan kesimpulan.
yang mereka yakini bahwa tumbuhan
obat yang dibudidayakan tidak
memiliki khasiat sebaik yang diambil
langsung dari alam (Noorcahyati, HASIL DAN PEMBAHASAN
2013). Oleh karena itu perlunya Berdasarkan hasil penelitian
adanya kajian etnobotani bagi yang dilakukan di Desa Sembalun,
masyarakat dan generasi selanjutnya dan wawancara dilakukan terhadap
dalam pemanfaatan tumbuhan untuk 33 orang responden, yang terdiri dari
kelestarian adat istiadat di Desa 20 orang laki-laki (60.61%) dan 13
Sembalun Kabupaten Lombok orang perempuan (39.39%).
Timur. Sebagaian besar responden
merupakan penduduk asli Pulau
METODE PENELITIAN Lombok beberapa responden yang
Penelitian ini dilakukan pada terpercaya yaitu masyarakat yang
bulan Juli 2020 bertempat di Desa mengetahui tentang pengobatan
Sembalun Kecamatan Sembalun tradisional (dukun, dukun bayi),
Kabupaten Lombok Timur. Jenis perangkat desa tokoh masyarakat,
penelitian ini termasuk kepada masyarakat umum yang
penelitian deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan tumbuhan obat.
menggunakan metode dalam Responden dibagi menjadi 4
pengumpulan data melalui survey, kelompok umur, yaitu kelas umur
pengamatan (observasi) dan remaja 12 - 25 tahun, dewasa 26 - 45
penelaahan dokumentasi tahun, lansia 46 - 65 tahun dan
(documentary historical) dan manula >65 tahun (Departemen
mengkaji fakta-fakta yang terjadi Kesehatan Republik Indonesia 2009).
dengan menggambarkan Sebagaian besar responden (63,64%)
pendeskripsian tentang tanaman berada pada kelas umur dewasa 26 –
tradisional yang digunakan 45 tahun. Selang kelas umur 26 – 45
masyarakat Desa Sembalun. tahun menurut Departemen
Observasi lapangan akan dilakukan Kesehatan Republik Indonesia
secara langsung dengan melihat dan (2009) merupakan kelas umur
mencatat, mewawancarai dan dewasa produktif.
mendokumentasikan setiap obyek 1. Pemanfaatan Spesies
yang diteliti. Tumbuhan untuk Bahan Obat-
Teknik pengumpulan data dalam obatan
penelitian ini adalah wawancara, Spesies tumbuhan yang
observasi, dan dokumentasi. Data dimanfaatkan sebagai obat oleh
hasil wawancara masyarakat masyarakat Desa Sembalun,
setempat dianalisis menggunakan diperoleh dari hasil budidaya atau
metode deskriptif kualitatif yang ditanam sendiri baik di pekarangan
mengacu pada hasil wawancara dan rumah, kebun, ataupun tumbuh liar
berbagai sumber literature. Dengan di sekitar hutan sekunder dan lahan
langkah-langkah, yaitu reduksi data, pemukiman warga. Adapun
tumbuhan obat yang teridentifikasi
sebanyak 58 spesies tumbuhan obat tumbuhan lainnya. Sebanyak 58
dari 30 famili. Ramuan tradisonal spesies tumbuhan obat dari 30 famili
obat yang diolah baik digunakan yang di percaya oleh masyarakat
langsung maupun dijadikan jamu Sembalun dapat menyembuhkan 28
yang memiliki banyak khaisat seperti jenis penyakit seperti darah tinggi,
melancarkan kelahiran, sesak, sakit TBC, obat demam, melncarkan
gigi dan penyakit luar maupun kelahiran, sebagai stamina, sakit
dalam. Ramuan jamu yang diolah perut, sakit gigi sesak, jerawat, sakit
dengan berbagai jenis tumbuhan mata, luka bakar, penyakit dalam,
seperti rempah-rempah kunyit kangker, penyakit jantung,
(Curcuma domestica), lengkuas pertahanan tubuh, penangkal racun
(Languas galangal), tumulawak dan virus, pelangsing perawatan
(Curcuma xanthorrhiza), kulit kayu wajah dan penyakit kulit (Tabel 1.1)
tembesi (Samanea saman) dan jenis