Anda di halaman 1dari 8

PEMBUATAN APOTEK HIDUP SEBAGAI EDUKASI PENTINGNYA PENANAMAN

TANAMAN OBAT KELUARGA TERHADAP SISWA DAN MASYARAKAT


SEKITAR YAYASAN GENERASI MUSLIM CENDEKIA DI DESA PUYUNG

PLANTING OF HERBS GARDEN AS EDUCATION OF THE IMPORTANCE OF


MEDICINAL PLANTS FOR STUDENTS AND COMMUNITIES AROUND
GENERASI MUSLIM CENDEKIA FOUNDATION IN PUYUNG VILLAGE

Sunarpi1, Maryam2, M. Karisna Hidayat3, Teguh Tatas Syahrani4

1
Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram
2
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram
3
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
4
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Universitas Mataram Jl. Majapahit 62 Mataram 83125


Email: iyamy197@gmail.com

ABSTRAK

Apotek hidup merupakan suatu kegiatan di dalam masyarakat yang dalam


pelaksanaannya memanfaatkan lahan untuk menanam tanaman obat-obatan. Tanaman obat
keluarga atau biasanya disingkat toga dapat dibudidayakan baik di halaman rumah, kebun,
ataupun ladang sehingga dapat memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Masyarakat
Desa Puyung sebagian besar sudah memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menanam
tanaman obat seperti jahe, kunyit, lengkuas, kemangi, jambu biji, dan sebagainya. Akan tetapi
pemanfaatan dari tanaman obat tersebut masih kurang. Masyarakat tetap bergantung pada
obat-obatan sintetis buatan pabrik. Oleh karena itu dibutuhkan suatu edukasi mengenai
pentingnya tanaman obat keluarga, cara penanamannya, kelebihannya dibandingkan obat
sintetis, serta cara pengolahannya. Kegiatan dilakukan pada akhir bulan Januari sampai
pertengahan bulan Maret tahun 2019. Kegiatan edukasi ini dilakukan dalam beberapa tahap
yaitu pengenalan apotek hidup pada siswa, penanaman tanaman obat dan pemberian papan
nama tanaman, dan terakhir sosialisasi apotek hidup terhadap siswa, guru, wali murid, dan
masyarakat sekitar. Sebanyak 23 spesies tanaman obat telah ditanam di kawasan apotek hidup
di Yayasan Generasi Muslim Cendekia antara lain jahe, kunyit, lengkuas, kencur, lidah buaya,
lidah mertua, jeruk nipis, pandan, jarak, belimbing wuluh, belimbing buah, jambu biji, sirsak,
mint, salam, gandarusa, cocor bebek, mawar, alpukat, tapak dara, dan lavender. Kegiatan ini
dilakukan di sekolah dengan harapan apotek hidup menjadi media pembelajaran bagi siswa
dan guru, yang kemudian akan dibawa dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Kata kunci: apotek hidup, tanaman obat keluarga, toga, edukasi


ABSTRACT

The herbs garden is an activity in the community which in its implementation uses
land to grow medicinal plants. Family medicinal plants or usually called “toga” can be
cultivated both in the yard, garden, or fields so that they can fill up the family's need for
medicines. Most of the people of Puyung Village have used their yard to grow medicinal
plants such as ginger, turmeric, galangal, basil, guava, and so on. However, the use of these
medicinal plants is still lacking. The community remains dependent on factory-made synthetic
medicine. Therefore an education is needed on the importance of medicinal plants, how to
plant them, their advantages over synthetic medicine, and how they are processed. The
activity held on the end of January until the middle of March 2019. This educational activity
is carried out in several stages, firstly, the introduction of a herbs garden to students, secondly
is planting of medicinal plants and giving a plant nameplate, and thirdly is the socialization of
herbs garden to students, teachers, student’s parents, and the local communities. As many as
23 species of medicinal plants have been planted in herbs garden in the Generasi Muslim
Cendekia Foundation including ginger, turmeric, galangal, kencur, aloe vera, spider plants,
lime, pandanus, spacing, starfruit, cucumber tree, guava, soursop, mint, bayleaf, willow-
leaved justicia, goethe plant, roses, avocados, coleus, and lavender. This activity is carried out
in schools in the hope that the herbs garden will become a learning medium for students and
teachers, which will then be brought and applied in community life.

Keywords: Herbs garden, medicinal plants, toga, education

PENDAHULUAN sebagai obat. Toga dapat dibudidayakan


baik di halaman rumah, kebun, ataupun
Apotek hidup yaitu obat-obatan ladang sehingga dapat memenuhi
alami yang diambil dari tanaman obat. keperluan keluarga akan obat-obatan.
Disebut tanaman obat karena tanaman ini Beberapa ahli herbal yakin bahwa
mengandung berbagai manfaat dan khasiat pemanfaatan bahan-bahan yang bersifat
yang berguna bagi pengobatan suatu
alamiah lebih diterima (acceptable) oleh
penyakit. Obat tradisional adalah obat- tubuh manusia dibandingkan dengan
obatan yang diolah secara tradisional penggunaan bahan-bahan yang bersifat
secara turun-temurun berdasarkan resep sintetik, walaupun mereka tahu betul
nenek moyang, kepercayaan, atau bahwa khasiat pemanfaatan bahan-bahan
kebiasaan masyarakat setempat maupun alami cenderung relatif lambat. Kini,
pengetahuan tradisional. Dapat kecenderungan untuk kembali ke alam
disimpulkan bahwa apotek hidup sudah bersifat global, ditandai dengan
merupakan suatu kegiatan di dalam maraknya produk bahan alam baik dari
masyarakat yang dalam pelaksanaannya dalam maupun dari luar negeri dengan
memanfaatkan lahan untuk menanam berbagai macam label dan merk (Duaja,
tanaman obat-obatan. dkk, 2011).
Tanaman obat keluarga atau Pengetahuan mengenai tanaman
biasanya disingkat toga, adalah tanaman obat sebenarnya bukan merupakan hal baru
hasil budidaya rumahan yang berkhasiat di Indonesia, karena penggunaan tanaman
obat sudah digunakan sejak nenek moyang METODE PELAKSANAAN
bangsa Indonesia. Namun demikian, Waktu dan Tempat
pengetahuan yang didapat dari turun
Kegiatan dilaksanakan selama 45
temurun tersebut tidak mengalami banyak
hari, mulai dari akhir bulan Januari sampai
kemajuan, padahal perkembangan
dengan pertengahan bulan Maret 2019
sekarang dengan ditemukannya berbagai
berlokasi di Yayasan Generasi Muslim
tanaman yang dapat digunakan sebagai
Cendekia yang terletak di Dusun Lingkung
obat banyak yang belum dikenal oleh
Daya, Desa Puyung, Kecamatan Jonggat,
nenek moyang kita. Untuk itu perlu adanya
Kabupaten Lombok Tengah.
pemasyarakatan tanaman obat keluarga.
Lingkungan yayasan GMC
Alat dan Bahan
memiliki area yang cukup luas sekitar
10.000 m2, sehingga terdapat banyak lahan Alat dan bahan yang dibutuhkan
kosong, begitu pula dengan rumah-rumah dalam kegiatan ini antara lain bibit
warga di Desa Puyung khususnya di berbagai spesies tanaman obat, pupuk
sekitar yayasan GMC kebanyakan kandang dan pupuk kompos, peralatan
memiliki pekarangan yang cukup luas. menanam seperti cangkul dan sekop,
Lahan kosong ataupun pekarangan rumah peralatan untuk merawat tanaman, serta
tersebut dapat dimanfaatkan untuk media tanam (lahan kosong, polybag, pot,
menanam tanaman obat. Selain menambah dan sebagainya). Selain itu juga dibutukan
keasrian lingkungan, tanaman obat tersebut kayu, papan, dan spanduk untuk membuat
dapat dimanfaatkan sendiri oleh papan nama masing-masing spesies
masyarakat sebagai obat dan menjadi tanaman
media edukasi bagi siswa GMC. Metode yang diterapkan dalam
Masyarakat desa Puyung program edukasi apotek hidup ini terdiri
sebenarnya sudah banyak yang menanam atas beberapa tahapan. Tahapan pertama
tanaman obat di pekarangan rumahnya. yaitu pengenalan apotek hidup kepada
Jika diperhatikan, banyak tanaman- siswa GMC, tahap ini meliputi pengenalan
tanaman obat seperti kunyit, jahe, apa itu apotek hidup, cara menanam, serta
lengkuas, kemangi, jambu biji dan masih pentingnya merawat tanaman apotek
banyak lagi tanaman yang dapat ditemukan hidup. Tahap kedua yaitu penanaman
di halaman rumah warga. Tetapi, tanaman obat sekaligus pemberian papan
pemanfaatan tanaman obat itu sendiri tidak nama pada tanaman, penanaman ini
dilakukan secara maksimal. Masyarakat dilakukan bersama para siswa. Tahapan
masih tetap bergantung pada obat-obatan ketiga yaitu sosialisasi kepada masyarakat,
sintetis. Hal tersebut terjadi baik karena guru, dan orang tua siswa.
keinginan untuk sembuh secara cepat atau
kurangnya pengetahuan mengenai manfaat HASIL DAN PEMBAHASAN
tanaman-tanaman obat tersebut. Oleh Hasil
karena itu, dibutuhkan suatu edukasi
Kegiatan penanaman apotek hidup
mengenai pentingnya apotek hidup,
di lingkungan yayasan Generasi Muslim
kelebihan tanaman obat dibandingkan obat
Cendekia (GMC) berjalan cukup lancar.
sintetis, bagaimana cara penanamannya
Penanaman dilakukan langsung di atas
dan bagaimana pemanfaatannya.
lahan kosong. Terdapat 23 spesies tanaman Daftar tanaman obat tersebut dapat dilihat
yang ditanam dan diberi papan nama. pada tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Daftar nama tanaman obat apotek hidup YGMC


No. Nama Tanaman Nama Latin
1 Jahe Zingiber officinale
2 Lidah buaya Aloe vera
3 Kunyit Curcuma longa
4 Jeruk nipis Citrus aurantifolia
5 Jambu biji Psidium guajava
6 Sirsak Annona muricata
7 Kencur Kaempferia galanga
8 Salam Syzygium polyanthum
9 Pandan Pandanus amaryllfolius
10 Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi
11 Jarak Ricinus communis
12 Mawar Rosa sp.
13 Alpukat Persea Americana
14 Lidah mertua Sansevieria trifasciata
15 Gandarusa Justicia gendarussa
16 Belimbing Averhoa carambola
17 Rosela Hibiscus sabdariffa
18 Lengkuas Alpinia galanga
19 Mint Mentha piperita
20 Cocor bebek Bryophyllum pinnatum
21 Iler Plectranthus scutellarioides
22 Lavender Lavandula afficinalis
23 Tapak dara Catharanthus roseus

SD-IT dilaksanakan sambil melakukan


pembersihan area sekolah. Siswa TK dan
SD yang ditemani gurunya diajak melihat-
lihat tanaman kemudian diberi penjelasan
tentang pentingnya menanam dan merawat
tanaman yang ada di sekolah termasuk
tanaman apotek hidup. Begitu juga
kegiatan edukasi dengan siswa SMP-IT
dan SMK-IT dilakukan dengan berbagai
Gambar 1.1 Apotik hidup di YGMC cara termasuk melibatkan para siswa
dalam proses pembuatan apotek hidup.
Kegiatan edukasi bersama para
Mulai dari penyiapan lahan sampai
siswa GMC dilakukan beberapa kali dan
menanam tanaman. Sehingga siswa
tidak dalam kegiatan formal. Contohnya
mendapat pengetahuan langsung dari
kegiatan edukasi dengan siswa TK-IT dan
pengalamannya sendiri. Selain itu,
pemberian papan nama yang berisi dan mengandalkan alam, termasuk
informasi nama tanaman dan manfaatnya mengandalkan obat-obatan herbal untuk
juga termasuk upaya edukasi. pengobatan. Banyak sekali para ilmuwan
yang mulai meneliti kandungan dari
tanaman obat yang mungkin belum
diketahui sampai sekarang. Seperti yang
dilakukan oleh peneliti dari Polandia
Dzida, dkk (2015) yang meneliti tentang
kandungan mineral dan minyak esensial
dari tiga jenis tanaman rempah anggota
suku Lamiaceae.
Sebagai referensi dalam
pemanfaatan apotek hidup, maka perlu
Gambar 1.2 Edukasi bersama siswa TK dan SD
adanya petunjuk yang dapat digunakan
sebagai rujukan agar tanaman obat dapat
digunakan secara aman dan bermanfaat,
antara lain yaitu: (i) Ketepatan
takaran/dosis. (ii) Ketepatan waktu
penggunaan. (iii) Ketepatan cara
penggunaan. (iv) Ketepatan pemilihan
bahan secara benar. (v) Ketepatan
pemilihan tanaman obat untuk indikasi
Gambar 1.3 Edukasi bersama siswa SMP dan SMK tertentu (Widyawati dan Rizal, 2015).
Aplikasi pengembangan kebun TOGA
dengan metode penanaman yang tepat
terbukti dapat meningkatkan produktivitas
dari tanaman yang ditanam (Martono, dkk,
2017).
Masyarakat desa Puyung
sebenarnya sudah banyak yang menanam
tanaman obat di pekarangan rumahnya.
Gambar 1.4 Sosialisasi dengan masyarakat Desa
Puyung Jika diperhatikan, banyak tanaman-
tanaman obat seperti kunyit, jahe,
Kegiatan sosialisasi bersama guru- lengkuas, kemangi, jambu biji dan masih
guru, siswa, orang tua siswa, serta banyak lagi tanaman yang dapat
masyarakat sekitar cukup mendapat ditemukan di halaman rumah warga.
perhatian. Peserta sosialisasi cukup Tetapi, pemanfaatan tanaman obat itu
antusias untuk bertanya mengenai tanaman sendiri tidak dilakukan secara maksimal.
obat. Masyarakat masih tetap bergantung pada
Pembahasan obat-obatan sintetis. Hal tersebut terjadi
Masyarakat modern mulai baik karena keinginan untuk sembuh
menggalakan kembali trend back to secara cepat atau kurangnya pengetahuan
nature, masyarakat lebih peduli pada alam mengenai manfaat tanaman-tanaman obat
tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
edukasi mengenai pentingnya apotek menunjukkan bahwa melalui kegiatan
hidup, kelebihan tanaman obat pengabdian masyarakat berupa penyuluhan
dibandingkan obat sintetis, bagaimana cara khasiat toga, penanaman toga serta cara
penanamannya dan bagaimana pemanfaatan toga yang benar dapat
pemanfaatannya. meningkatkan pengetahuan masyarakat
Kegiatan permberdayaan mengenai toga. Bahkan taraf
masyarakat mengenai tanaman obat perekonomian masyarakat khususnya
keluarga ini sangat penting terutama pada anggota kelompok TOGA di Desa
kelompok-kelompok tertentu yang ada di Sumberadi mengalami peningkatan.
desa. Melalui kelompok tersebut dapat Menurut Hikmat, dkk (2011),
dilakukan penyuluhan dan praktek adanya program TOGA memberikan
langsung penanaman dan pemanfaatan wadah penelitian, tukar menukar informasi
tanaman obat keluarga, sehingga dan pembelajaran bersama antara peneliti
diharapkan dari kelompok kecil tersebut dengan masyarakat kampung dan antar
dapat menumbuhkan kesadaran dan sesama masyarakat kampung untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai mencari alternatif obat dari tumbuhan
TOGA terhadap masyarakat lainnya yang setempat, melalui dorongan kepada
ada di sekitar. Kelompok tani misalnya, masyarakat untuk menggunakan tumbuhan
memiliki peran vital dalam pembangunan obat setempat yang sudah diteliti
masyarakat, tidak hanya dalam khasiatnya baik secara uji-khasiat maupun
kemandirian pangan namun bisa diarahkan secara empiris untuk digunakan mengobati
pada kemandirian kesehatan melalui berbagai macam penyakit mereka secara
pengembangan tanaman obat keluarga. mandiri dan murah. Salah satunya hasil
Keberadaan kelompok tani tidak hanya dari proses pembelajaran ini yaitu adanya
sebagai media penyaluran program pengalaman empiris masyarakat yang
pemerintag, namun juga sebagai agen berpotensi menjadi produk obat tradisional
penerapan teknologi baru (Nuryanti dan unggulan, yaitu buah tekokak untuk obat
Swastika, 2011). Seperti di Dusun Kajor penyakit gangguan prostat dan sirsak
Dhuwur Desa Lencoh Kecamatan Selo, untuk anti kanker.
Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah telah Edukasi mengenai apotek hidup
dilakukan pelatihan penanaman tanaman tidak hanya diberikan pada orang dewasa,
obat keluarga, sebagai salah satu cara bahkan pengetahuan mengenai tanaman
melestarikan kearifan budaya tanaman obat sangat penting diberikan pada anak
obat keluarga di Indonesia (Nugraha dan usia dini, mulai dari TK, SD, SMP, sampai
Agustiningsih, 2015). Contoh lainnya SMA. Penerapan apotek hidup sangat
yaitu pemberdayaan kelompok PKK di bagus jika dimulai dari sekolah, dengan
Kecamatan Geragai dapat meningkatkan harapan segala yang diajarkan dan
pemanfaatan pekarangan rumah untuk ditanamkan oleh guru di sekolah akan
tanaman obat keluarga sebanyak 80% diterapkan pula oleh siswa dalam
(Duaja, Kartika, Mukhlis, 2011). kehidupan bermasyarakat.
Penelitian oleh Febriansah (2017) Anwar, dkk (2015) telah
mengenai pemberdayaan kelompok melakukan studi pustaka tentang
tanaman obat menuju keluarga sehat di kemampuan literasi informasi siswa
Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, tentang apotek hidup berbasis individual
competence framework, salah satu hasilnya merasakan sendiri manfaatnya. Terutama
menunjukkan bahwa sebesar 88,33% siswa masyarakat Desa Puyung yang sebagian
SMA dan SMK di Bandung memiliki besar telah memanfaatkan pekarangan
kesadaran akan pengetahuan mengenai rumahnya menjadi apotek hidup,
apotek hidup yang cukup rendah. Menurut diharapkan dapat memanfaatkan dan
penelitian oleh Handayani (2016) bahwa mengolah tanaman obat sebaik mungkin.
penggunaan media berupa apotek hidup
dapat meningkatkan kemampuan sains DAFTAR PUSTAKA
anak pada kelompok TK B Sukorejo. Anwar, R. K., Rizal, E., & Saepudin, E.
Edukasi diberikan pada siswa TK- (2015). Kemampuan Literasi
IT, SD-IT, SMP-IT, sampai SMK-IT Informasi Siswa tentang Apotek
Yayasan Generasi Muslim Cendekia. Hidup Berbasis Individual
Tentu saja edukasi yang dilakukan Competence Framework. Jurnal
Kajian Infromasi & Perpustakaan
disesuaikan dengan usia dan jenjang
, 3 (1), 9-32.
pendidikan serta dengan kegiatan yang Duaja, M. D., Kartika, E., & Mukhlis, F.
lebih menyenangkan. Pemberian papan (2011). Peningkatan Kesehatan
nama berisi informasi nama tanaman Masyarakat Melalui
dengan berbagai bahasa serta manfaat dan Pemberdayaan Wanita dalam
cara pengolahannya juga merupakan salah Pemanfaatan Pekarangan dengan
Tanaman Obat Keluarga di
satu upaya untuk menjadikan apotek hidup
Kecamatan Geragai. Jurnal
sebagai media pembelajaran bagi siswa. Pengabdian pada Masyarakat
Selain itu, edukasi yang diberikan tidak (52), 74-79.
hanya pengetahuan nama tanaman dan Dzida, K., Zawislak, G., & Karczmarz, K.
manfaatnya, tetapi juga mengajarkan (2015). Yields and Biological
tanggungjawab. Siswa harus bertanggung Value of Three Herbal Species
jawab bagaimana menjaga tanaman tetapi from The Lamiaceae Family.
Journal of Elementology , 20 (2),
segar dan hidup dengan baik, serta
273-283.
menjaga lingkungan apotek hidup tetap Febriansah, R. (2017). Pemberdayaa
asri dan bersih. Kelompok Tanaman Obat
Keluarga Menuju Keluarga Sehat
di Desa Sumberadi, Mlati,
KESIMPULAN
Sleman. BERDIKARI , 5 (2), 80-
Pengetahuan tentang apotek hidup 90.
sangat penting untuk ditanamkan kepada Handayani, N. (2016). Meningkatkan
siswa, sehingga siswa dapat menerapkan Pengetahuan Sains Melalui
dan membawanya ke dalam kehidupan Penggunaan Media Apotek Hidup
pada Anak Kelompok B TK
bermasyarakat. Apotek hidup dapat
Dharma Wanita 1 Sukorejo Kulon
menjadi media pembelajaran sains untuk Kecamatan Kalidawir Kabupaten
siswa, serta belajar bertanggung jawab Tulungagung. Artikel Skripsi
terhadap tanaman dan kebersihan Universitas Nusantara PGRI
lingkungan apotek hidup. Begitupula Kediri , 1-8.
dengan memberdayakan masyarakat Hikmat, A., Zuhud, E. A., Siswoyo,
Sandra, E., & Sari, R. K. (2011).
mengenai pentingnya menanam tanaman
Revitalisasi Konservasi
obat keluarga sehingga masyarakat bisa Tumbuhan Obat Keluarga
(TOGA) Guna Meningkatkan
Kesehata dan Ekonomi Keluarga
Mandiri Di Desa Contoh Lingkar
Kampus IPB Darmaga Bogor.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia ,
16 (2), 71-80.
Martono, Y., Setiawan, A., & Widodo, S.
(2017). SABDA TOGA (Sarana
Budidaya Tanaman Obat
Keluarga) untuk Daerah
Perkotaan di RT 04 dan 06 RW
07 Kelurahan Tegalrejo Kota
Salatiga. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Indonesia , 1 (1), 1-5.
Nugraha, S. P., & Agustiningsih, W. R.
(2015). Pelatihan Penanaman
Tanaman Obat Keluarga
(TOGA). Jurnal Inovasi dan
Kewirausahaan , 4 (1), 58-62.
Nuryanti, S., & S., S. D. (2011). Peran
Kelompok Tani dalam Penerapan
Teknologi Pertanian. Forum
Penelitian Agro Ekonomi , 29 (2),
115-128.
Widyawati, A. T., & Rizal, M. (2015).
Uaya Pemberdayaan Apotik
Hidup di Perkotaan Melalui
Deskripsi dan Manfaat Tanaman
Obat. Masyarakat Biodiversitas
Indonesia. 1, pp. 1890-1895.
Bandung: MBI & UNS Solo.

Anda mungkin juga menyukai