Anda di halaman 1dari 9

Jurnal

Lepa-lepa Open Submitted : 12/12/2020


https: //ojs.unm.ac.id/JLLO/index Reviewed : 12/01/2021
Volume 1 Nomor 3, 2021 Accepted : 16/02/2021
e-ISSN 2776-4176 Published : 28/02/2021

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk Tanaman Obat Keluarga Di Kelurahan Batu


Sebagai Persediaan Obat Herbal Keluarga

Jumriana1, Riu Werling2, Saripa3, Syaiful4


1
Pend. Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar
2
Penjaskesrek ke-SDan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar
3
Pend. Matematika, Fakultas Matematika dan Ipa, Universitas Negeri Makassar
4
Penjaskesrek, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar
1
jumriana281@gmail.com, 2zezecc11@gmail.com, 3saripa.mahing07@gmail.com,
4
syaiful0298@gmail.com

ABSTRAK
Tanaman obat keluarga (Toga) merupakan tanaman yang memiliki khasiat obat yang ditanam
di pekarangan untuk memenuhi kebutuhan obat keluarga. Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
Kelurahan Batu, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidenreng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan
dalam mengembangkan toga melalui pemanfaatan lahan pekarangan adalah pengetahuan masyarakat
mengenai jenis tanaman yang berkhasiat obat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat mengenai pemanfaatan lahan pekarangan untuk pembuatan toga sebagai upaya
persediaan obat herbal keluarga. Pengabdian ini melibatkan pihak dari kantor kecamatan, kelurahan,
masyarakat dan mahasiswa KKN.
Kegiatan ini dimulai dengan pemanfaatan lahan pekarangan kantor kecamatan dan untuk
pembuatan toga dimana tanaman yang ditanam mudah didapat dan memiliki khasiat yang baik. Dari
kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat terkait pemanfaatan lahan pekarangan
masyarakat untuk pembuatan toga sangatlah baik dimana masyarakat mulai membuat toga di lahan
pekarangan mereka.

Kata kunci: Lahan Pekarangan, toga, Kelurahan Batu, Obat Herbal.

ABSTRACT
Family medicinal plants (Toga) are plants that have medicinal properties that are planted in
the yard to meet the family's medicinal needs. The problem faced by the people of Batu Village, Pitu
Riase District, Sidenreng Rappang Regency, South Sulawesi Province in developing toga through the
use of yard land is the community's knowledge of the types of plants that have medicinal properties. The
purpose of this activity is to increase public understanding of the use of yard land for making toga as
an effort to supply herbal family medicines. This service involves parties from the sub-district office,
sub-district, community and KKN students.
This activity begins with the use of the sub-district office yard land and for the manufacture of
toga where the plants planted are easily available and have good properties. From this activity, it can
be concluded that the community's knowledge regarding the use of community yards for making toga is
very good, where the community starts to make toga in their yard.

Keywords: Yard, Toga, Batu Village, Herbal Medicine.

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara agraris. Banyak macam tanaman yang dapat tumbuh di
Indonesia. Tanaman memiliki banyak manfaat seperti sebagai bahan makanan, sebagai hiasan ataupun
bermanfaat untuk penyembuhan dan pengobatan. Indonesia merupakan mega centre tumbuhnya
berbagai spesies tanaman yang berkhasiat obat (Depkes RI, 2011). salah satu daerah yang menerapkan
adanya pembuatan toga ialah Kelurahan Batu. Kelurahan Batu merupakan salah satu kelurahan/desa
yang terletak di Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng Rappang. Masyarakat kelurahan batu
mayoritas bekerja sebagai petani dan pekebun, tetapi masih banyak masyarakat Kelurahan Batu belum
mengetahui pentingnya pembuatan toga di pekarangan rumah.
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, berpengaruh pada penggunaan obat
herbal yang berasal dari tumbuhan dengan cara tradisional dan alami yang sudah dimanfaatkan oleh
email : lepalepa@unm.ac.id 471 halaman 471-479
Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 472

masyarakat Indonesia dari sejak nenek moyang kita (Yulianto dkk, 2016). Hal ini banyak dilakukan oleh
masyarakat karena memiliki khasiat yang telah terbukti dapat menyembuhkan penyakit, lebih murah
dan efek sampingnya lebih kecil dibandingkan dengan obat-obat konvensional. Tanaman obat berasal
dari tumbuh-tumbuhan baik dari akarnya, daun, buah, bunga dan kulit kayunya.
Lahan pekarangan milik warga masih banyak yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Sebagian besar lahan tersebut terbengkalai dan ditumbuhi gulma. Pekarangan dapat dimanfaatkan untuk
menanam tanaman guna memenuhi kebutuhan pangan dan ekonomi keluarga. Lahan yang luas dapat
dijadikan tempat untuk menanaman tanaman pangan seperti singkong, ubi maupun tanaman obat
keluarga (TOGA) seperti kunyit, jahe, temulawak, sereh, tanaman sayur seperti kangkung, bayam, cabai,
tanaman hias. Penanam toga pada lahan pekarangan merupakan salah satu upaya penyediaan obat herbal
untuk keluarga.
Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang
berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman
rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai
obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan
obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah
di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat
membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip
kemandirian dalam pengobatan keluarga dan penyediaan obat herbal untuk keluarga.
Tanaman obat keluarga (TOGA) bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan dan pengobatan
berbagai penyakit (Nurjanah et al., 2019). Tanaman obat keluarga dapat diperoleh, diramu dan ditanam
sendiri tanapa tenaga medis. Oleh sebab itu, pemanfaatan tanaman obat perlu digalakkan guna
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan tanaman budidaya di rumahan yang berkhasiat
sebagai obat (Oktaviani, 2020). Masih banyak orang yang menggunakan obat tradisional untuk
menyembuhkan beberapa penyakit dengan cara menanam tanaman obat keluarga ini. Namun, lebih
banyak juga orang yang menggunakan obat kimiawi untuk efek yang cepat, padahal, banyak kandungan
kimia yang tidak kita ketahui di dalamnya. Kalau tanaman obat keluarga, sudah jelas semuanya natural
serta dapat dikonsumsi dengan aman.
Membuat kebun kecil seperti menanam tanaman obat keluarga bukan merupakan hal yang susah
untuk dilakukan. Karena tidak memerlukan ruang yang besar, karena mereka tidak akan tumbuh besar
dan memakan banyak tempat. Kita juga tidak membutuhkan banyak wadah, yang kamu butuhkan adalah
polybag atau pot kecil.
Selain menjadi mediasi pengobatan alami, kamu juga dapat menanam tanaman obat ini sebagai
penghias pekarangan rumah untuk memberikan kesan sejuk dan segar. Adapun beberapa jenis tanaman
obat yang sering kita jumpai seperti pare, lengkuas, seledri dan masih banyak lagi.
1. Pare
Jenis tanaman obat keluarga yang pertama ini memiliki banyak manfaat. Selain pengobatan
penyakit tertentu, tanaman obat ini dapat kita gunakan juga untuk lauk makanan sehari-hari.
Tingkat kesesuaian pada tumbuhan ini cukup tinggi sehingga mudah untuk ditanam di mana saja,
termasuk di lahan belakang atau pekarangan rumah. Cara menanam tanaman obat keluarga ini juga
cukup mudah dilakukan.
Manfaat Tanaman Obat Pare:
Selain dapat dijadikan hidangan lauk sehari-hari, pare memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Beberapa diantaranya adalah untuk mengobati gangguan pernapasan, mengobati diabetes,
melindungi kehamilan, mengurangi sembelit, menjaga sistem kekebalan tubuh, serta untuk
detoksifikasi.
Cara menanam:
Persiapkan pupuk kandang dengan pupuk humus di wadah yang kamu sediakan, seperti polybag
atau pot kecil. Kemudian persiapkan biji pare yang sudah kamu siapkan.selanjutnya letakkan biji
pare di campuran pupuk yang telah kamu sediakan tadi dan tunggu proses pertumbuhannya.
Cara pengobatan:
Persiapkan buah pare yang sudah kamu tanam dan sudah siap untuk dipanen. Kemudian Buang biji
yang terdapat pada pare.setelah itu cuci buah pare hingga bersih. Setelah dicuci potong-potong
buah pare dan siapkan 2 gelas air untuk merebus potongan pare. Selanjutnya rebus hingga sudah
siap untuk diminum. Minum air rebusannya sebanyak satu gelas perhari.

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 471-479


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 473

2. Kunyit
Tanaman obat kunyit ini bisa dibilang juga memiliki fungsi yang banyak. Selain menjadi tanaman
obat, kita juga dapat menggunakannya untuk dijadikan sebagai rempah bumbu dapur. Dengan
rasanya yang tajam, makanan ini memiliki banyak manfaat dan khasiat. Cara menanam tanaman
obat keluarga kunyit pun mudah.
Manfaat Tanaman Obat Kunyit:
Salah satu manfaat tanaman obat keluarga ini, yaitu dapat menyembuhkan penyakit sakit perut
kembung untuk penderita dispepsia, atau mudahnya obat maag alami. Jika kamu sedang mengalami
sakit perut akibat menstruasi, kamu juga dapat minum obat kunyit ini karena dapat meredakan
nyeri, termasuk nyeri menstruasi. Selain itu, dengan cara menanam tanaman obat keluarga ini,
manfaat tanaman obat lainnya adalah dengan mudah dapat mengobati diabetes tipe 2, tifus, disentri
serta alzheimer. Untuk kecantikan, kita dapat menghasilkan kulit yang halus dan mengurangi
keputihan.
Cara menanam:
Campurlah tanah dengan pupuk kompos dengan pupuk kandang. Masukkan ke dalam polybag atau
pot yang sudah kamu sediakan. Buatlah lubang lingkaran pada media tanam di polybag dengan
kedalaman 8 cm. Masukkan masing-masing bibit kunyit kedalam lubang yang sudah disiapkan
pada polybag. Langkah terakhir adalah menyiram sedikit pada bagian lubang tadi.
Cara pengobatan:
Siapkan 4 gelas air dalam wadah, rebus sampai mendidih. Parut kunyit yang sudah kamu bersihkan
atau di-blender kalau perlu. Masukkan 1 sendok teh halusan kunyit ke air yang sedang mendidih.
Kecilkan api dan diamkan campuran tersebut tetap mendidih selama sekitar 10 menit. Matikan api
lalu saring air kunyit tersebut ke dalam gelas. Kamu dapat menambahkan lemon, jeruk atau madu
sesuai selera.
3. Temulawak
Jenis tanaman obat keluarga ini sudah melegenda sebagai ramuan jamu sejak dulu. Dengan
khasiatnya yang banyak serta bermanfaat, kamu dapat mengonsumsi tanaman obat ini untuk
berbagai macam penyakit.
Manfaat Tanaman Obat Temulawak:
Temulawak sejak dulu memiliki fungsi untuk merangsang produksi cairan empedu di kantung
empedu. Selain itu, juga dapat membantu pencernaan dan metabolisme makanan dalam tubuh.
Tidak cuma itu saja, tanaman obat ini juga bisa mengatasi dispepsia, meningkatkan nafsu makan,
dan membantu pencernaan.
Cara menanam:
Campurlah tanah dengan pupuk kompos dengan pupuk kandang. Masukkan ke dalam polybag atau
pot yang sudah kamu sediakan. Pakai bibit temulawak yang sudah tua untuk ditanam ke dalam pot.
Siram tanaman obat tersebut
Cara pengobatan:
Siapkan temulawak, buah asam jawa sebanyak seberat setengah dari herbal temulawak tersebut
serta gula jawa seperlunya saja. Cuci terlebih dahulu temulawak menggunakan air dan kupas
kulitnya. Memarkan temulawak sampai pecah. Siapkan panci yang sudah diberi air bersih, dan
tambahkan bahan lainnya. Rebus hingga airnya tersisa kira-kira segelas air minum. Dinginkan air
rebusan, kemudian saring ke dalam gelas, dan minum air rebusan ini secara teratur tiap hari.
4. Lidah Buaya
Siapa yang tidak tahu tentang tanaman obat ini. Jenis tanaman obat keluarga ini merupakan sejenis
tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun lamanya dan digunakan sebagai penyubur rambut,
penyembuh luka, serta untuk perawatan kulit. Cara menanam tanaman obat ini juga mudah,
walaupun khasiatnya banyak.
Manfaat Tanaman Obat Lidah Buaya:
Mengetahui bahwa lidah buaya banyak memiliki manfaat untuk kesehatan kulit, salah satu manfaat
untuk pengobatannya adalah mengatasi peradangan kulit yang iritasi. Selain itu, lidah buaya juga
mengandung antioksidan yang dapat menangkal rangkaian radikal bebas. Kamu dapat mengatasi.
segala permasalahan kulit dari yang kering hingga berjerawat. Maka dari itu, penting untuk
menanam tanaman obat keluarga lidah buaya ini sebagai perawatan kulit.
Cara menanam:
Campurkan tanah dan pupuk ke dalam wadah berupa pot atau polybag. Masukkan bakal tanaman
obat lidah buaya ke dalam campuran tanah di dalam pot. Siram setiap hari agar terus subur serta

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 471-479


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 474

terawat.
Cara pengobatan:
Petik daun lidah buaya yang sudah kamu tanam, lalu didihkan di dalam air selama beberapa menit.
Tambahkan madu, lalu campurkan dalam air yang mendidih. Oleskan campuran ini pada kulit yang
teriritasi. Biarkan lidah buaya pada kulit bekerja secara efektif.
5. Jahe
Salah satu jenis tanaman obat keluarga ini sudah merupakan rempah yang terkenal di Asia Tenggara
hingga sekarang. Bahkan juga sudah terkenal dan menyebar ke berbagai negara. Dengan aromanya
yang khas, jahe juga digunakan untuk bahan masakan. Selain itu, banyak sekali manfaatnya untuk
pengobatan beberapa penyakit. Cara menanam tanaman obat keluarga ini juga tidak sulit.
Manfaat Tanaman Obat Jahe:
Jika kamu merupakan orang yang mudah mual seperti masuk angin atau asam lambung, kamu dapat
langsung menggunakan jahe sebagai obat tradisional perut mual. Selain itu, kita dapat membantu
proses detoksifikasi sehingga juga manjur untuk pencernaan, lalu dapat mencegah penyakit kulit,
dan melindungi kamu dari tumor dan kanker.
Cara menanam:
Persiapkan campuran pupuk humus dengan kandang dengan perbandingan 1:1. Masukkan ke dalam
pot atau wadah. Letakkan beberapa jahe di bawah permukaan tanah. Siram tanaman obat ini
secukupnya, pastikan apabila hujan, tidak terguyur banyak air.
Cara pengobatan:
Panen jahe yang sudah kamu tanam dan rawat. Kupas jahe, lalu cuci hingga jahe bersih. Iris jahe,
lalu sisihkan terlebih dahulu untuk membuat campuran lainnya. Parut buah lemon, lalu sisihkan
juga. Didihkan air tersebut, setelah itu langsung masukkan jahe dan parutan lemon. Biarkan hingga
5 menit. Saring air lemon dan jahe yang sudah mendidih. Campur air lemon serta jahe tersebut
dengan madu. Lalu didihkan campuran tersebut lagi dan aduk hingga mendidih. Diamkan hingga
dingin, lalu simpan pada botol dan masukkan ke dalam kulkas. Sirup obat jahe siap digunakan
kapan saja ketika dibutuhkan.
6. Kencur
Dengan cara menanam tanaman obat keluarga ini, selain untuk bumbu masakan, kamu dapat
menggunakannya untuk banyak pengobatan beberapa penyakit. Atau bahkan untuk perawatan
kesehatan umum setiap harinya. Kamu bisa mengkonsumsi kencur secara rutin dengan menjadikan
ini sebagai tanaman obat keluarga di pekarangan rumah kamu untuk mempermudah kebutuhan
kamu. Lihat di bawah ini untuk manfaat tanaman obat keluarga kencur.
Manfaat Tanaman Obat Kencur:
Manfaat dari menanam tanaman obat keluarga kencur ini sendiri untuk kesehatan adalah mengobati
batuk, anti peradangan lambung dan melancarkan haid. Kamu juga dapat menambah nafsu makan
kamu dan mengatasi diare. Terdapat beberapa manfaat untuk kesehatan kulit seperti mengobati
luka dan perawatan kulit yang berjerawat.
Cara menanam:
Persiapkan campuran pupuk humus dan kandang dengan perbandingan 1:1. Masukkan campuran
tersebut ke dalam pot atau wadah. Potong rimpang dari kencur. Letakkan potongan kencur di bawah
permukaan tanah. Siram tanaman obat ini secukupnya, pastikan apabila hujan, tidak terguyur
banyak air.
Cara pengobatan:
Siapkan kencur yang sudah panen dan cuci bersih kencur, lalu buang kulitnya. Parut kencur hingga
halus, peras dan gunakan airnya. Tambahkan dengan air sesuai takaran sendiri agar rasa kencur
tidak tajam. Rebus air terlebih dahulu agar terasa lebih hangat dan campur dengan sedikit garam
dan madu untuk memberikan rasa manis. Aduk semua ramuan tersebut hingga merata. Minum
ramuan tradisional dari kencur ini 2 kali sehari setiap selesai sarapan dan sebelum tidur.
7. Sirih
Jenis tanaman obat keluarga ini juga merupakan tanaman obat keluarga yang wajib harus ditanam.
Tanaman obat ini berguna bagi kesehatan, bahan kosmetik, dan pemberi bumbu masakan. Dengan
banyak khasiat dan manfaatnya, kamu dapat menanam tanaman obat keluarga ini dengan mudah.
Manfaat Tanaman Obat Sirih. Manfaat dari menanam tanaman obat keluarga sirih ini yang paling
utama dan terkenal adalah untuk mempercepat penyembuhan luka, sekaligus meredakan nyeri.
Kamu juga dapat menyembuhkan macam sakit tenggorokan sehingga menenangkan rasa tersebut.
Selain itu, kamu dapat menggunakan ini sebagai obat kelamin juga, untuk pria, kamu dapat

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 471-479


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 475

menggunakan sirih untuk mengobati disfungsi ereksi, dan untuk wanita, kamu dapat mengonsumsi
nya untuk mengurangi produksi keputihan.
Cara menanam:
Pilihlah serai dengan batang yang segar dan cukup tua. Potonglah daun serai dan sisakan batang
sepanjang 20 hingga 30 cm dari pangkalnya. Lalu sediakan air putih, bekas botol kemasan, atau
wadah bening lainnya, selama kamu masih bisa melihat serai di dalam wadah. Rendam batang serai
sekitar tinggi air 10 hingga 15 cm, tunggu 10 hingga 15 hari. Tunggu dan saksikan apakah sudah
tumbuh akarnya. Jika selama 15 hari sudah terdapat akar, maka kamu langsung dapat meletakkan
batang serai tersebut ke pot atau polybag.
Cara pengobatan:
Siapkan rebusan air dan diamkan hingga mendidih. Potong ujung akar batang serai dan singkirkan
semua daun di bagian luar batang. Geprek batang serai dengan menggunakan ulekan. Ikat serai
seperti dan letakkan ke dalam cangkir bersama dengan kayu manis. Tuang air mendidih ke dalam
cangkir. Taruh kantong teh ke dalamnya dan keluarkan saat air sudah berubah menjadi warna
cokelat. Untuk tambahan rasa, tambahkan madu dan air jeruk nipis, dan aduk rata. Sajikan selagi
hangat.
8. Seledri
Sama seperti manfaat tanaman obat keluarga lainnya, seledri selain menjadi obat untuk penyakit,
bisa juga digunakan untuk bumbu masakan. Selain itu, banyak juga yang mempergunakan seledri
sebagai asupan diet karena kandungan kalori daun seledri yang sedikit, yaitu 16 kalori per 100
gram dan belum lagi kandungan lainnya seperti zat besi, vitamin A, vitamin C, vitamin B1, kalium,
dan mineral. Jadi, tidak heran apabila banyak orang yang menanam tanaman obat keluarga ini untuk
kegunaan sendiri atau bisnis.
Manfaat Tanaman Obat Seledri:
Manfaat daun seledri yang lain adalah untuk menurunkan darah tinggi, menenangkan syaraf,
meredakan stress, menurunkan berat badan dengan mengatasi masalah perut dan sembelit. Selain
itu, kamu juga dapat menurunkan kolesterol juga.
Cara menanam:
Siapkan biji seledri, rendam terlebih dahulu dalam air hangat selama 1 jam. Lalu, biji akan kamu
semai ke bedengan yang merupakan campuran tanah dengan kompos dengan perbandingan 2:1.
Beri naungan dengan plastik bening untuk melindungi tanaman obat ini dari air hujan dan paparan
terik matahari secara langsung. Buat alur galiran di atas bedengan sedalam 0,5 cm dan jarak antara
alur 10-20 cm. Tebar benih ke alur tersebut dan tutup tipis dengan lapisan tanah dan siram untuk
kelembabannya. Setelah sebulan, kamu akan melihat pertumbuhan daun dan siap dipindahkan ke
polybag atau pot.
Cara pengobatan:
Persiapkan 2 batang seledri besar atau 4 batang seledri kecil dari tanaman obat yang telah panen
dengan 1 sdm madu dan lemon, dan air dingin secukupnya. Masukkan semua bahan ke dalam
blender. Blend hingga semua bahan tercampur dan halus. Jus seledri siap diminum. Kamu dapat
meminumnya sehari sekali setiap pagi untuk detoksifikasi tubuh.
9. Pepaya
Pohon yang banyak dijumpai disekitar kita ini bisa mencapai ketinggian 8 m. daunya berbentuk
telapak tangan, buahnya berwarna hijau dan setelah masak kuning kemerahan.
Manfaat tanaman papaya:
Daunnya yang pahit merangsang nafsu makan. Senyawa caricaksantin dan volaksantin
menhambatnya terjadi batu empedu biji papaya bersifat antehlmintik. Buah pepaya mengandung
vitamin A.
Kegunaan tanaman pepaya:
Malaria: beberapa helai daun papaya dicuci, direbus dengan dua gelas air, sampai airnya tinggah
setengah. Minum sedikit-sedikit sepanjang hari, sampai habis.
Flu: cuci dua atau tiga helai pepaya muda, lalu lumatkan, peras, dan beri sedikit garam. Diminum
dua kali sehari untuk anak-anak. Empat kali sehari untuk dewasa.
Manambah nafsu makan : sehelai daun papaya dicuci. Lumatkan dengan sedikit garam dan beri air
sedikit demi sedikit, kira-kira seperempat gelas. Peras airnya diminum sekaligus.
Hipertensi : parut sebuah pepaya muda, peras. Airnya diminum dua kali sehari. Ulangi selama tiga
hari.
Sariawan, sembelit : makan buah papaya segar. Tiga kali sehari.

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 471-479


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 476

Diare: keringkan segenggam biji papaya lalu ditumbuk sampai halus. Seduh biji papaya tersebut,
seperti menyeduh teh. Minum 3 x sehari, 1 gelas.Jerawat : jemur 2-3 helai papaya yang sudah tua.
Lumatkan sambil diberi sedikit air. Peras. Oleskan sarinya pada jerawat.
Melancarkan ASI : Beberapa helai daun papaya dicuci dan dilayukan diatas api. Hangat-hangat
ditaruh di sekeliling payudara.
Luka bakar : 1 buah papaya muda dicuci, digores-gores agar getahnya keluar. Oleskan getah
tersebut pada luka.
Mengeluarkan pecahan kaca : Beberapa daun papaya dicuci bersih lalu dilumatkan dan diberi
sedikit garam. Oleskan ramuan tersebut pada kulit yang terkena pecahan kaca lalu balut. Pecahan
kaca akan keluar dan lukanya akan mengering.
Kutil : Oleskan getah papaya pada kutil setiap 3 jam sekali. Cara ini bisa juga dipakai untuk
mengobati luka kecil.
Rambut beruban : Jemur 2 sendok makan biji papaya sampai kering. Setelah itu, di sangrai sampai
hangus. Tumbuk sampai halus. Campur dengan sedikit minyak kelapa dan aduk sampai rata.
Oleskan ramuan ini pada kulit kepala yang sudah di ramas. Digunakan sebelum tidur.
Tumit pecah-pecah : Getah papaya muda di gosokkan di tumit yang pecah-pecah. Biarkan
seperempat jam lalu cuci kaki. Lakukan 1 x sehari.
Sakit gigi : Getah papaya muda diteteskan ke gigi yang sakit dengan bantuan kapas.
Menanam tanaman obat keluarga merupakan hal yang sangat mudah untuk dilakukan. Selain
untuk obat, kamu juga dapat menggunakan tanaman obat keluarga untuk memasak dan menghias rumah
kamu. Pastikan kamu mengikuti prosedur di atas tersebut untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dan
tentunya dijalankan dengan perawatan yang dibutuhkan.
Obat herbal biasanya berasal dari tanaman utuh tanpa penyaringan khusus untuk mendapatkan
bahan aktif. Praktisi pengobatan herbal meyakini bahwa penggunaan tanaman secara utuh akan
mengurangi efek racun (efek samping) dari penggunaan obat tersebut.
Penggunaan banyak tanaman berbeda dalam satu waktu biasa dilakukan. Hal ini dipercaya dapat
memberikan efek sinergi dan meningkatkan efektivitas obat yang diracik. Padahal, penggunaan banyak
tanaman dalam satu waktu berlawanan dengan praktik kedokteran modern yang menghindari
polifarmasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tanaman obat dan persediaan obat herbal
Jenis Tumbuh-tumbuhan Berkhasiat. Menurut jenisnya, tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat
yang sering dimanfaatkan orang itu dapat dibedakan:
Jenis pepohonan: Alpukat, cengkeh, aren, kelapa, belimbing dsb. Jenis perdu: Kacapirin,
kembang sepatu, kecubung, bunga tanjung dsb. Jenis tumbuhan menjalar: Timun, sirih, botrowali,
merica dsb. Jenis sayuran: Lobak, seledri, bayam, kacang Panjang dsb. Jenis bumbu: kunyit, lengkuas,
bawang putih, tomat dsb. Jenis rumput: Meniram, alang-alang, bandotan, tapak kuda dsb.
Bagian tumbuhan yang digunakan untuk ramuan obat iyalah akar, batang, kulit, daun, bunga,
buah dan sarinya. Cara membuatnya. Dicampur, ditumbuk, direbus lalu diambil airnya. Dicampur,
ditumbuk, tanpa direbus lalu diambil airnya. Dicampur, ditumbuki, dikeringkan. Dicampur, dipotong-
potong, dikeringkan. Tanpa campuran, langsung digunakan. Cara menggunakan. Dimakan langsung.
Diminum. Dibalurkan. Diteteskan. Ditempelkan. Dikumur. Digunakan untuk mencuci.
Efek sampingnya kecil sekali, bahkan hampir tidak ada bila dibandingkan dengan obat modern,
yang selalu terikat oleh dosis. Ini dapat kita fahami, karena obat tradisional ini bahan bakunya alami dan
tidak mengandung campuran kimia, serta berfungsi sebagai makanan dan minuman.
Kelebihan Obat Herbal
1. Tidak ada efek samping
Obat herbal adalah produk alami yang ditemukan di alam dan benar-benar bebas dari semua jenis
efek samping. Orang Indonesia telah berabad-abad meminum berbagai macam jamu tradisional dan
belum pernah tercatat ada kasus efek samping yang mematikan. Namun, Anda tetap perlu berhati-
hati karena beberapa jenis jamu tradisional diproduksi tidak secara higienis dan bahkan dicampur
zat-zat kimia sehingga berbahaya bagi tubuh
2. Bebas toksin
Obat farmasi adalah racun. Anda tidak boleh mengonsumsinya sembarangan. Obat herbal bebas
racun sehingga aman dikonsumsi siapa pun, bahkan kerap memberikan efek meluruhkan racun
dalam tubuh (detoksifikasi)
3. Mudah diproduksi
Obat herbal adalah hasil pengolahan yang sederhana atas akar, umbi, buah, bunga, kulit kayu, dan
bagian tanaman lainnya. Kesederhanaan prosesnya membuat pengolahan obat herbal tidak

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 471-479


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 477

memerlukan teknologi canggih dan modal riset yang besar


4. Menghilangkan akar penyebab penyakit
Obat herbal tidak hanya berkhasiat menyembuhkan gejala penyakit, juga menghilangkannya
hingga ke akar penyebabnya. Hal ini karena efek obat herbal bersifat holistik (menyeluruh)
sehingga tidak hanya berfokus pada penghilangan penyakit, juga pada peningkatan sistem
kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. murah
Dibandingkan dengan obat-obatan farmasi, obat herbal relatif lebih murah. Hal ini karena obat
herbal tidak perlu membayar biaya paten atau dana riset yang besar. Pada masa mendatang, harga obat-
obatan herbal bahkan dapat jauh lebih murah bila skala produksinya lebih efisien. multikhasiat
Obat herbal dapat digunakan untuk pengobatan lebih dari satu penyakit. Habbatussauda (jintan
hitam) bisa membantu menghilangkan asam urat, diabetes, migrain, kanker, sampai hepatitis. Bawang
putih tidak hanya bersifat antivirus, juga menurunkan kadar kolesterol dan menguatkan jantung.

METODE KEGIATAN
Metode yang digunakan adalah pemberian contoh kepada masyarakat dengan tujun untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan budidaya tanaman obat di lahan pekarangan. Kegiatan ini
terdiri dari dua kegiatan dimana kegiatan pertama ialah observasi kepada ibu PKK sebagai bentuk untuk
mengetahui pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap tanaman obat. Kegiatan kedua
pemberian contoh untuk pemanfaatan lahan pekarangan dimulai dari pemanfaatan lahan pekarangan
pada kantor kecamatan. Mitra kegiatan ini adalah pihak dari kantor kecamatan, kelurahan, ibu-ibu PKK
kelurahan Batu dan mahasiswa KKN.
Pada kegiatan pertama yaitu observasi secara langsung kepada ibu PKK sebagai bentuk untuk
mengetahui pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai tanaman obat keluarga. Kegiatan
observasi hanya seputar pertanyaan mengenai apakah masyarakat mengetahui apa yang dimaksud
dengan tanaman obat keluarga dan bagaimana cara membuat tanaman obat keluarga dengan
memanfaatkan lahan pekarangan di sekitar kita yang kosong.
Pada kegiatan kedua yaitu pemberian contoh kepada masyarakat. Pemberian contoh kepada
masyarakat dilakukan di lahan pekarangan Kecamatan Pitu Riase. Pada pemberian contoh kepada
masyarakat dilakukan beberapa tahapan.
1. Penentuan tempat
Yang dimaksudkan dengan penentuan tempat ialah penetuan letak untuk dibuatnya tanaman toga
keluarga. Dimana penentuan tempat disini di khsuskan di lahan pekarangan sekitar baik itu di
kantor, sekolah, maupun di rumah. Penentuan tempat ini sangat penting karena tempat untuk
dibuatnya tanaman toga setidaknya di tempat yang strategis. Seperti di lahan pekarangan yang
memiliki tanah subur ataupun di lahan pekarangan yang jauh dari apapun yang dapat merusak
tanaman seperti hewan. Lahan pekarangan untuk pembuatan tanaman obat tidaklah haru luas.
Tanaman obat keluarga dapat juga dibudidayakan di lahan pekarangan yang sempit dengan cara
menfaatkan kreatifas seperti penggunaan pot sebagai wadah kemudian disusun secara teratur dan
rapi atau dapat juga digantung. Setelah melakukan observasi di lahan pekarangan kantor kecamatan
telah di sepakati oleh bapak camat dan mahasiswa KKN untuk membuat tanaman obat keluarga di
lahan pekarangan bagian belakang kantor kecamatan yang berseblahan langsung dengan rumah
jabatan bapak camat Pitu Riase. Lahan pekarangan tersebut dipilih karena dilihat dari kesuburan
tanah yang sangat bagus karena tanamn yang ditanam disekitar lokasi tumbuh dengan baik sehingga
pihak dari kantor kecamatan dan mahasiswa KKN memilih tempat tersebut untuk dijadikan lahan
tanamn obat keluarga.
2. Pemerataan lahan dan pengolahan lahan
Yang dimaksud dengan pemerataan lahan disini ialah pemeraan area lahan pekarangan yang akan
dijadikan tempat untuk pembuatan tanaman obat keluarga. Pemerataan tanah sekaligus pengolahan
tanah yang dilakukan sangat mempengaruhi tanaman obat yang akan di tanam. Kegiatan
pemerataan tanah di lahan pekarangan kantor kecamatan Pitu Riase yaitu area yang telah dipilih
untuk dijadikan sebagai tempat tanaman obat keluarga diratakan dan dibentuk beberapa gudukan
tanah yang dibuat secara sejajar. Gundukan tanah tersebut berfungsi sebagai tempat penanaman
tanaman obat. Pembuatan tanah menjadi gundukan dilakukan agar Ketika hujan turun tanaman
tidak akan terendam oleh air karena tanaman di tanam di tempat yang lebih tinggi dari sekitanya.
3. Pemberian pupuk
Seperti tanaman pada umumnya, tanaman obat juga memerlukan pupuk sebagai nutrisi untuk
tumbuh. Pemberian pupuk alami seperti pupuk kandang pada tanaman obat akan lebih
email : lepalepa@unm.ac.id halaman 471-479
Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 478

meningkatkan kesuburan jika dibandingkan dengan pemberian pupuk berbahan kimia. Pupuk
kandang merupakan pilihan tepat bagi tanaman obat karena kebanyakan tanaman obat yang
dimanfaatkan sebagai obat adalah daunnya. Jika menggunakan pupuk kimia atau pupuk anorganik,
dikhawatirkan akan terjadi residu kimia pada daun-daunnya yang akan dijadikan obat. Selain itu,
pupuk kandang juga mempunyai unsur hara yang paling banyak seperti nitrogen, fosfor, kalium
dan mineral. Unsur hara ini sangat penting untuk membantu pertumbuhan tanaman. Pemberian
pupuk dilakukan dengan pemberian pada tanah yang telah di gundukan.
4. Menanam tanaman obat
Menyiapkan tanaman obat yang akan ditanam. Tanaman obat-obat memiliki berbagai jenis.
Tanaman obat yang dipilih untuk ditanam di kantor kecamatan Pitu Riase ialah cabe rawit, tomat,
papaya, serai, dan jahe tanaman tersebut tidak hanya dapat digunakan sebagai obat herbal tetapi
juga dapat digunakan sebagai bahan makanan. Itulah sebabanya tanaman tersebut yang dipilih
untuk di tanam di lahan pekarangan kantor camat. Menanam tanaman obat
5. Menyiram tanaman secara teratur
Cara penyiraman air pada tanaman berkaitan dengan ke mana air itu akan bermuara. Perlu
diketahui, bahwa tanah mempunyai keterbatasan dalam menyerap air sekaligus. Maka dari itu,
menyiram tanaman harus lebih lambat atau dalam dosis yang lebih sedikit. Penyiraman dengan
tangan: Pada tanaman berukuran kecil, lebih baik jika membuat ceruk pada tanah tepat di bawah
garis tetes air dari daun dan mengisinya sebanyak 2 atau 3 kali. Sementara pada tanaman yang lebih
besar, aplikasikan air yang meresap perlahan selama 20-30 menit di beberapa titik sekitar garis tetes
tanaman. Penyiraman dengan selang air: Siram tanaman hingga air mencapai titik terluar area
penyimpanan, lalu hentikan dan biarkan air meresap. Setelah itu, ulangi satu hingga dua kali. Akan
lebih baik bila kamu menyiram tanaman pada pagi hari sehingga mereka dapat mengering sebelum
malam. Kondisi daun yang lembap akan mengundang berbagai jenis penyakit.

HASIL & PEMBAHASAN


Kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan di kelurahan Batu yang dilaksanakan dibagi menjadi
beberapa sub program yang berkesinambungan, yaitu observasi untuk mengetahui pemahaman
masyarakat terhadap tanaman obat keluarga. Warga Kelurahan Batu yaitu masih banyak masyarakat
yang belum mengetahui jenis tanaman obat yang dapat ditanam di lahan pekaranagan sehingga dapat
mengahasilkan persediaan obat herbal.
Pada saat observasi mahasiswa KKN memberikan pemahaman bahwa ada berbagai jenis
tanaman yang berkhasiat obat dan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari terlebih tanaman
tersebut dapat juga digunakan sebagai bahan masakan. Tanaman tersebut seperti jahe, saledri,
lengkuas, dan serai. Disajikan pada gambar 1

Gambar 1 Observasi kerumah Masyarakat

Masyarakat Kelurahan Batu memiliki lahan pekarangan yang belum termanfaatkan dengan
baik dan beberapa hanya ditumbuhi oleh tumbuhan liar. Pekarangan kantor kecematan dijadikan
percontohanuntuk tanaman obat keluarga (TOGA) megingat tempatnya yang strategis dan agar
warga dapat mencontoh dan menerapkannya di pekarangan rumah sendiri. Lahan kosong milik
kantor kecamatan dijadikan lahan percontohan untuk budidaya tanaman yang berkhasiat obat.
Lahan pekarangan yang dijadikan sebagai tanaman obat berukuran 8 m x 5 m. Pada proses
pemerataan lahan dilakukan secara Bersama-sama sehingga pemerataan lahan dapat dilakukan
dengan cepat disajikan pada gambar 2.

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 471-479


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 479

Gambar 2. Proses pemerataan lahan toga

Proses pemberian pupuk dilakukan secara menyeluruh pada saat lahan yang telah diratakan
dibentuk menjadi beberapa gundukan tanah. Proses gundukan tanah dibuat menjadi 6 bagian hal tersebut
dilakukan untuk menghindari genangan air ketika terjadi hujan. Pada pinggir lahan dibuat saluran untuk
mencegah adanya genangan air. Pupuk yang digunakan ialah pupuk kompos hal tersebut diharapkan
agar tanaman dapat tumbuh subur. Disajikan pada gambar 3.

KESIMPULAN & SARAN


Kegiatan pelaksanaan program kerjasama antara mahasiswa KKN dan pihak kantor Kecematan,
kelurahan di Kelurahan batu berjalan dengan baik. Masyarakat mulai menyadari pentingnya
memanfaatkan lahan pekarangan yang kosong di sekitar rumah untuk menjadi membuat tanaman obat
keluarga sebagai penyediaan obat herbal untuk keluarga. Sehingga penggunaan obat tradisional dapat
dilestarikan.
Diharapkan dengan adanya artikel ini para pembaca sekalian semakin menggalakkan penggunaan
tanaman obat karena melihat bahwa tanaman obat memiliki fungsi dan khasiat yang lebih ampuh
dibandingkan dengan obat-obatan kimia. Selain itu juga tanaman obat lebih mudah didapat dan diolah
dengan teknologi yang lebih sederhana serta pembudidayaannya juga tidak membutuhkan banyak biaya.

DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI. 2011. Farmakope Herbal Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Nurjanah SR, Nurazizah NN, Septiana F, Shalikhah ND. 2019. Peningkatan kesehatan masyarakat
melalui pemberdayaan wanita dalam pemanfaatan pekarangan dengan tanaman obat keluarga
(TOGA) di Dusun Semawung. Journal Community Empowerment. 4(1): 20-25.
Oktaviani, Ananda Diah dkk. 2020. Use of Yard Land to Meet Family Needs in Cintalaksana Village,
Tegalwaru District, Karawang Regency. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat. Vol 2 (4):535‒
539
Trisnaningsih Umi, Wahyuni Siti, Nur Subandi. 2019. Utilizing Homegarden With Family Medicine
Plants. Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat. Volume 3 No. 2
Yulianto Susilo, Kirwanto Ag. 2016. pemanfaatan tanaman obat keluarga oleh orang tua untuk
Kesehatan anak di uwet ngewen Klaten. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan: Volume 5. No
1:01-109

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 471-479

Anda mungkin juga menyukai