B. PENGERTIAN:
TOGA adalah sebidang tanah baik di lahan pekarangan rumah, sekolah, kantor, pesantren, kebun, dan
ladang, dan yang digunakan untuk menanam tanaman yang berkhasiat obat, dalam rangka memenuhi
keperluan keluarga dan masyarakat akan obat.
C. TUJUAN
1. Mengrmbangkan dan menyebar luaskan tanaman obat kepada masyarakat, sehingga TOGA dapat
menjadi alternatif pilihan Masyarakat dalam upaya pemeliharaan kesehatan yang aman, bermanfaat
dan terjangkau.
2. Melestarikan tanaman obat asli Indonesia dan dapat meningkatkan ekonomi keluarga.
D. FUNGSI
1. Sebagai sarana mendekatkan tanamqn obat kepada masyarakat untuk upaya kesehatan mandiri.
2. Sebagai upaya pemeliharaan kesehatan untuk peningkatan kualitas kesehatan, pencegahan
timbulnya resiko sakit dari grup beresiko, mengatasi gangguan kesehatan tertentu.
3. Melestarikan budaya pengobatan tradisional sebagai warisan leluhur dengan memanfaatkan tanaman
yang berkhasiat.
F. MANFAAT
Secara garis besar TOGA mempunyai beberapa manfaat, baik dar aspek kesehatan, aspek lingkungan
dan aspek ekonomi.
1. ASPEK KESEHATAN
a. Pemeliharaan Kesehatan
Obat tradisional banyak berperan dari sisi pencegahan khususnya dalam pemeliharaan kesehatan.
Obat tradisional pada umumnya diminum oleh remaja putri, hamil, melahirkan, menyusui, pria
dewasa, sampai lanjut usia.
b. Penanggulangan Penyakit
Seperti kita ketahui banyak tanaman asli Indonesia yang bermanfaat untuk menurunkan angka
kesakitan, misalnya: cacingan, diare, panas, batuk, pilek, hipertensi, diabetes. Apabila cara
penanggulangan tersebut disebarluaskan ke seluruh pelosok tanah air, khususnya ke daerah
terpencil maka kemungkinan dapat menurunkan angka kematian dan ksesakitan serta dapat
mengurangi ketergantungan pada obat kimia.
c. Perbaikan Status Gizi
Banyak tanaman obat yang lebih dikenal sebagai tanaman buah-buahan atau sayur-sayuran yang
dapat di pergunakan sebagai obat, contohnya : pisang, papaya, bayam, daun katuk. Dengan
mengembangkan penanaman tanaman obat tersebut dan mengkonsumsinya asupan gizi dapat di
seimbangkan.
2. ASPEK LINGKUNGAN
a. Kelestarian Alam
Saat ini masih banyak simplisia nabati yang diambil dari tanaman yang tumbuh liar secara terus
menerus seiring dengan peningkatan produksi obat tradisional, maka apabila tanaman liar ini tidak
segera dibudidayakan, pada suatu waktu akan punah.Dengan budidaya tanaman obat melalui
TOGA, berarti kita dapat melestarikan tanaman obat.
b. Penghijauan da Estetika
Sejalan dengan kebijakan pemerintah tentang penghijauan, dengan menggiatkan penanaman
obat berarti masyarakat telah ikut serta dalam gerakan penghijauan (green movement). Dengan
terpeliharanya dan tertatanya taman dengan baik akan meningkatkan keindahan lingkungan,
sehingga akan memiliki nilai estetika. Taman yang indah, dapat juga digunakan warga setrmpat
untuk memperoleh sarana rekreasi dan tempat anak-anak bermain dan belajar.
3. ASPEK EKONOMI
a. Peningkatan Pendapatan Masyarakat Desa.
Dengan Menanam Tanaman obat, maka masyarakat desa dapat memperoleh tambahan
penghasilan dari penjualan bibit tanaman sampai simplisia yang dihasilkan dari TOGA, contoh :
bilamana setiap pekarangan di desa ditanami kencur, selain untuk konsumsi sendiri tanaman
kencur yang berlebih dapat dijual sehingga akan menambah penghasilan keluarga. Masyarakat
desa dapat membuat kelompok dimana hasil panen dapat diolah langsung dengan skala industry
rumah tangga, misalnya tanaman jahe diolah menjadi minuman instan siap saji dalam kemasan
sachet sehingga dapat meningkatkan nilai jual hasil panen tanaman obat.
b. Usaha Koperasi
Masyarakat desa yang menanam tanaman obat secara terbatas di lahan pekarangannya, dapat
menjual hasil TOGA melalui Koperasi Desa.
c. Diversifikasi Produk
Seluruh bagian tanaman obat mulai dari rimpang, umbi,batang,kulit batang, daun, bunga, buah
dan biji selain dimanfaatkan untuk pengobatan, dapat juga dipergunakan dalam bentuk lain
seperti : kosmetika, minuman dan makanan yang menyehatkan tubuh.
Seperti layaknya lulur, bedak dingin,minuman (wedang jahe, beras kencur,kunir asem) makanan
(cincau, manisan, dodol) yang sudah banyak diolah, dikonsumsi dan diperjualbelikan di masyarakat.
4. ASPEK SOSIAL BUDAYA
Pengembangan TOGA dan pemanfaatanya merupakan bentuk dukungan dalam kemandirian
disektor kesehatan dengan memperhatikan kearifan lokal untuk pemeliharaan dan pencegahan
penyakit. Berarti dengan adanya TOGA merupakan upaya pelestatian kearifan local ataupun tradisi
leluhur dalam memelihara dan mempertahankan budaya masyarakat, contohnya tradisi pernikahan
disalah satu entitas suku/masyarakat di Papua di mana pengantin pria yang belum memenuhi
maharnya diharuskan memakan daun gandarusa, dimana berdasarkan penelitian daun gandarusa
bermanfaat sebagai kontrasepsi.
H. PENATAAN TOGA
Dalam pengembangan TOGA perlu diperhatikan penataan dari berbagai tanaman yang akan ditanam
sehingga terlihat serasi, indah dan bernilai estetika sebagai tanam. Penataan dalam penanaman
tanaman obat dapat didasarkan pada:
1. Fisik tanaman (yaitu yang tumbuh tinggi, sedang dan rendah);
2. Warna daun (hijau, ungu, kuning, merah);
3. Bentuk daun (besar, kecil, bulat dan panjang)
4. Kasiatnya (sebagai obat batuk, obat pilek, obat diare dan sebagainya)
5. Kegunaan Lainnya( sebagai bumbu masak, sayuran dan lalapan);
Penataan TOGA dapat dipadukan dengan tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias, bahkan
tanaman perkebunan yang mempunyai fungsi sebagai obat.
Tahapan dalam penanaman ( tanaman obat) agar dapat menghasilkan pertanaman yang sehat dan
subur sehingga dapat berproduksi baik,maka perlu dilakukan tahapan penanaman sebagai berikut :
1. Penyiapan lahan/tempat budidaya
Sebslum lahan disiapkan, perlu ditetapkan lokasi dimana kita akan melakukan budidaya.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman obat serta
sesuai dengan karakteristik komoditi, dimanan nantinya akan mempengaruhi teknik dan cara
budidaya tanaman obat untuk menghasilkan produksi dan mutu yang optimal.
Luas lahan yang digunakan mempengaruhi cara bertanam/budidaya. Pada lahan yang cukup luas,
budidaya dapat dilakukan langsung di tanah tanpa menggunakan pot. Sedangkan pada lahan yang
terbatas/sempit seperti perkotaan, budidaya menggunakan pot menjadi pilihan masyarakat. Pot
yang dapat dipergunakan antara lain pot plastic, pot dari tanah liat, polibag, pot dari bambu dan
karung plastik. Ukuran besar kecilnya pot dipilih berdasarkan jenis dan tinggi rendahnya tanaman
yang akan ditanam.
Berikutnadalah kegiatan penyiapan lahan untuk budidaya tanaman obat :
a. Menyiapkan media tanam di pot (untuk budidaya di dalam pot).
Media tanam dibuat dari tanah yang gembur dan dicampur dengan kompos atau pupuk
kandang (kotoran sapi atau kotoran kambing). Perbandingan tanah dan kompos adalah 2 : 1
atau 3 : 1 , media diaduk hingga merata. Pada dasar pot dapat dimasukkan batu kerikil
sehingga kelebihan air pada saat hujan dapat dicegah, karena kelebihan air dapat
menghambat pertumbuhan akar.
b. Menyediakan media tanam dilahan pekarangan atau halaman sbb:
1) Lahan dibersihkan dari bebatuan, gulma dan sisa-sisa tanaman lain;
2) Lahan digemburkan (diolah dengan menggunakan cangkul atau garpu dengan tujuan untuk
memudahkan akar tanaman tumbuh dan berkembang, dan dapat menyimpan udara serta
air tanag secara maksimal.
3) Membuat saluran pembuangan air di sekitar lahan, sehingga tanaman tidak tidak tergenang
air diwaktu musim hujan.
4) Membuat lubang tanam yang ukurannya disesuaikan dengan jenis tanaman.
5) Untuk tanaman tahunan seperti kelapa, kedaung, papaya, kayu putih, delima, jambu biji,
mahkota dewa, jati belanda, belimbing, ukuran lubang tanam 30cm x 30 cm x 30 cm atau
40cm x 40cm x 40cm.
6) Untuk tanaman semusim/perdu seperti sambiloto, kumis kucing, daun dewa, tomat, jahe,
kencur, kunyit ukuran lubang tanam 20cm x 20cm x 20cm.
7) Jarak antar lubang disesuaikan dengan jenis tanaman, tidak terlalu rapat,atau jarang.
8) Lubang dibiarkan terbuka selama 7 hari dan dibiarkan kena sinar matahari untuk
membuang racun di dalam tanah dan mengaktifkan mikroba tanah sebagai sumber
makanan tanaman.
9) Tanah bekas galian dicampur dengan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan
tanah 3 : 1 atau 2 : 1, disesuikan dengan kesuburan lahan, media tanam siap digunakan.
2. Penyiapan Benih
Selanjutnya dilakukan pesemaian benih untuk menumbuhkan bahan tanaman yang berupa : biji,
setek, rimpang, cangkokan, serpihan anakan, dan umbi sebelum dipindahkan ke dalam pot atau
lahan dimana tanaman ditanam. Benih tanaman dapat diperbanyak dengan cara vegetative
maupun generatif, seperti:
a. Biji (saga, sambiloto, mahkota dewa, tapak dara, dll)
b. Stek (kumis kucing, cabe jawa, sabmung nyawa, keji beling, sirih, beluntas, dll)
c. Rimpang (temu-temuan, jahe, kencur, kunyit, lengkuas, dll)
d. Cangkok (delima, mengkudu,dll)
e. Serpihan anakan (lidah buaya , pegagan, serai dapur, dll)
f. Umbi (bidara upas, daun dewa, ubi jalar, dll)
Benih yang berasal dari biji, harus dibuat pesemaian lebih dahulu, bisa menggunakan pot
plastic maupun polibag, ukuran disesuiakan. Benih yang berkulit keras, misalnya biji saga
sebelum disemai, direndam air selama 1 malam atau dirusak kulit bijinya terlebih dahulu agar
dapat cepat tumbuh.
Membuat persemaian dengan polibag atau pot :
a. Polybag diisi dengan campuran tanah gembur dengan kompos atau pupuk kandang
dengan perbandingan 1 : 1 atau 2 : 1.
b. Disiram sampai basah.
c. Biji dibenamkan sedalam 1-3 cm, ditutup dengan tanah kompos tipis-tipis atau bahan stek
sedalam 5 cm, jaga jangan sampai bergoyang.
d. Letakkan di tempat yang teduh dan lembab, tidak terkena sinar matahari langsung.
e. Disiram pagi dan sore atau sesuai kebutuhan untuk menjaga media tanam tetap
lembab/basah.
f. Bibit dapat dipindahkan ke lahan setelah 1 2 bulan dipesemaian atau tumbuhnya daun
3-4 lembar.
3. Penanaman
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat penanaman tanaman obat dilahan adalah
sebagai berikut :
a. Benih yang telah siap tanam, dapat langsung ditanam di lahan telah disiapkan, sebelumnya
media tanam disiram air terlebih dahulu.
b. Melakukan penanaman pada awal musim penghujan.
c. Waktu penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari sehingga dapat terhindar dari
sengatan terik sinar matahari dan juga mengurangi penguapan pada tanaman yang baru di
tanam.
d. Sebelum penanaman dilakukan , media tanam dilembabkan terlebih dahulu dengan cara
disiram air.
e. Untuk penanaman di dalam pot, benih/bibit yang sudah tumbuh dipesemaian dapat ditanam
langsung di dalam pot yang sudah berisi media tanam;
f. Untuk penanaman di lahan pekarangan atau halaman dilakukan dengan cara mengeluarkan
benih/bibit dari polibag ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan dengan jarak tanam
yang sudah ditentukan;
g. Untuk penanaman dengan menggunakan rimpang, maka benih/bibit harus dilakukan dalam
posisi rebah atau tunas menghadap ke atas;
h. Memadatkan tanah di sekitar benih/bibit agar tanaman kokoh.
4. Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan 1 bulan setelah tanam, dan dapat diulang setiap 2 bulan sekali.
Waktu pelaksanaan pemupukan, dikondisikan media tanam dalam keadaan lembab, atau segera
disiram setelah dilakukan pemupukan. Pupuk yang diberikan adalah :
a. Pupuk organik ( pupuk kandang dari kotoran sapi, kerbau, kambing) atau kompos yang
bermutu baik dengan ciri tidak berbau menyengat, remah, tidak membawa gulma dan hama
maupun penyakit. Pemberian pupuk organi pada setiap tanaman atau pot dengan dosis
sekitar 0,5 1 kg.
b. Pada tanah yang kurang subur diberi pupuk urea atau NPK, satu sendok the setiap tanaman
atau pot.
5. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi :
a. Penyulaman, pada umur satu bulan setelah tanam dengan menggunakan benih/bibit yang
telah disiapkan dengan umur yang sama.
b. Penyiangan, merupakan kegiatan membuang gulma (rumput) yang tidak ada manfaatnya,
karena dapat menjadi saingan dalam penggunaan pupuk, air dan sinar matahari. Penyiangan
dilakukan sesuai dengan kondisi gulma. Usahakan pada umur tanaman 3-6 bulan berulang
sesuai dengan kebutuhan. Penyiangan dilakukan dengan mekanis/manual, tidak boleh
menggunakan herbisida. Untuk tanaman yang berumur 4 bulan, penyiangan dilakukan
dengan hati-hati agar tidak merusak akar tanaman dan mencegah masuknya penyakit;
c. Penggemburan tanah, merupakan kegiatan menggemburkan tanah agar akar tanaman dapat
tumbuh dengan baik.
d. Pengairan/penyiraman biasanya dilakukan pada musim kemarau, sesuai kebutuhan atau
apabila tanaman terlihat daunnya mulai layu. Saluran pembuangan air(parit) disekitar lahan
diperbarui secara berkala agar air hujan mudah mengalirnya ke saluran pembuangan.
Penyiraman dilakukan sore hari atau sesuai kebutuhan apabila terlihat tanaman layu.
e. Saluran pembuangan air disekitar lahan diperbarui secara berkala agar air hujan tidak
menggenang atau dapat mengalir dengan lancer ke saluran pembuangan. Apabila
menggunakan media tanam dalampot, perlu dilakukan penggantian media tanam setiap 6
(enam) bulan sekali agar kesuburan tanah tetap terjaga.
7. Panen
Tanaman obat harus dipanen pada saat yang tepat, agar kadar zat berkhasiat dalam tanaman
cukup tinggi, sehingga obat yang dihasilkan dapat bermanfaat. Pada umumnya za tberkhasiat
kadarnya optimal apabila tanaman dipanen menjelang atau awal tanaman berbunga, tidak dipanen
pada waktu hujan, dan sebaiknya dipanen diwaktu sore hari atau pada saat yang tepat.
Cara panen yang terbaik adalah :
a. Panen buah, diambil buah yang sudah mencapai masak, ditandai dengan perubahan warna
hijau menjadi kekuningan, kecoklatan, atau kemerahan.
b. Panen daun, diambil daun yang sudahtumbuh sempurna, maksimal ukurannya, tidak terlalu
muda dan tidak terlalu tua, biasanya daun urutan ke 2 3 dan seharusnya dari daun pucuk.
Daun diambil dari batang/cabang yang sudah menerima sinar matahari langsung.
c. Panen pucuk, diambil dau yang terletak pada ujung cabang/ranting dan warnanya lebih muda
dibandingkan dari warna daun tua.
d. Panen rimpang, diambil dari tanaman yang sudah mongering batang dan daunnya karena
umumnya sudah cukup, biasanya dilakukan pada musim kering/kemarau.
e. Panen kulit batang, diambil pada saat tanaman cukup umur dan dilakukan pada
awal/permulaan musim kemarau.
f. Panen biji, diambil dari buah yang tua atau kering atau juga buah yang pecah.
8. Pasca Panen
Tahapan pengelohan pasca panen menjadi simplisia meliputi :
a. Menyeleksi hasil panen dari campuran benda lain, jenis tanaman lain dan rumput.
b. Mencuci menggunakan air bersih, membuang kotoran dan bagian yang rusak (busuk).
c. Mentiriskan agar air bekas cucian hilang
d. Mengeringkan daun, pucuk, kulit batang dan biji di bawah sinar matahari, sampai cukup
kering. Untuk menghasilkan bahan baku (simplisia) yang berkualitas tinggi, pada waktu
pengeringan bahan yang dikeringkan ditutupi menggunakan kain hitam, agar tidak terkena
sinar matahari secara langsung.
e. Merajang /mengiris rimpang dan buah, tebal irisan antara 2 5 mm.
f. Setelah diiris bahan tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari, sampai kering. Tanda
bahwa sudah cukup kering adalah apabila bagan yang dikeringkan mudah dipatahkan ( untuk
menghasilkan bahan baku (simplisia) yang berkualitas).
g. Pengemasan/penyimpanan simplisia yang sudah kering dapat di dalam botol yang berwarna
gelap, bila dalam jumlah besar bisa menggunakan kantong plastic kedap udara atau box
plastic agar simplisia tidak lembab dan diberi label.
BAB III
PENGELOLAAN TOGA DI TINGKAT KECAMATAN/PUSKESMAS
1) Persiapan petugas:
Kepala puskesmas melakukan persiapan petugas Puskesmas guna menyapakan persepsi
terkait langkah- langkah kegiatan, pengenalan situasi dan masalah dalam pengembangan
TOGA.
Petugas Puskesmas melaksanakan identifikasi / pemetaan dan penetapan desa di wilayah
kerjanya dengan pertimbangan sebagai berikut:
a) Belum optimalnya pembinaan maupun pengembangan TOA dan pemanfaatannya.
b) Sulitnya akses pelayanan kesehatan terutama di daerah terpencil, perbatasan dan
kepulauan atau daerah bermasalah kesehatan.
c) Sarana pelayanan kesehatan dan UKBM yang ada.
d) Menetapkan petugas kesehatan yang akan membantu.
e) Potensi desa
Bagi desa yang telah menjadi desa siaga, kegiatan TOGA dapat menjadi bagian dari
kegiatan Desa Siaga (terintegrasi dengan Desa Siaga), bagi desa yang belum menjadi Desa
Siaga dan tidak memiliki Poskesdes, kegiatan dapat dilakukan melalui UKBM yang telah ada
di desa tersebut misalnya Posyandu.
f) Potensi masyarakat yang mencakup dukungan tokoh masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh
agama, LSM, dan swasta.
g) Besaran masalah menurut jenis penyakit dan potensi masalah dalam pengembangan TOGA
di masyarakat.
Pelaksanaan Pertemuan:
Pertemuan dibuka dan dipimpin oleh Kepala Kelurahan/Desa sebagai Ketua Tik
Pemberdayaan Masyarakat Tingkat Kelurahan/Desa. Dengan agenda:
a. Penyajian data program TOGA di tingkat Kelurahan/Desa (petugas kesehatan)
b. Diskusi, untuk menentukan rencana SMD, jadwal, kesiapan kuesioner
SMD.(lihat formulir 1).
2) Survey Mawas Diri (SMD)
Adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan, dan pengkajian masalah kesehatan oleh
sekelompok masyarakat setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan di desa.
Tujuan :
a. Masyarakat mengenali permasalahan pengembangan dan pemanfaatan
tanaman obat dan TOGA di desanya sendiri.
b. Mengenali potensi di desa yang dapat digunakan untuk pengembangan
tanaman obat dan TOGA.
c. Timbulnya kesadaran masyarakat untuk mengatasi permasalahan TOGA
dengan mendayagunakan potensi yang ada.
Pelaksana
SMD dilaksanakan oleh kader yang telah ditunjuk dalam pertemuan tingkat desa.
Informasi tentang masalah tanaman obat dan TOGA di desa dapat diperoleh sebanyak
mungkin dari Kepala Keluarga (KK) di wilayah Tersebut.
Waktu pelaksanaan
SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan tingkat desa.
Cara pelaksanaan
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan kunjungan rumah melalui wawancara
dengan dengan kepala/anggota keluarga. Cara lain adalah melakukan diskusi
kelompok tararah yang menghadirkan perwakilan masyarakat.
Data yang perlu dikumpulkan pada SMD adalah :
a. Data kesakitan.
b. Jumlah kasus penyakit tersering di wilayahnya,
c. Permasalahan kesehatan ibu dan anak.
d. Status gizi.
e. Permasalahan kesehatan lingkungan
f. Sumber informasi kesehatan : jumlah petugas kesehatan di UKBM, jumlah
kader, jumlah tokoh masyarakat, jumlah LSM local,jumlah media komunitas
(Koran,selebaran)
g. Pitensi atau kemampuan desa.(lihat Format 3 pengumpulan data SMD)
Perumusan masalah
Hasil SMD memberikan gambaran berbagai masalah penyakit, penyebab masalah dan
faktor yang mempengaruhinya, serta daftar potensi di desa yang dapat didayagunakan
dalam mengatasi masalah penyakit di desa. Hasil SMD dibahas di Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD).
MMD dilaksanakan dib alai desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa dan
dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan.
Pelaksanaan
a. Pembukaan dilakukan oleh kepala desa dengan menguraikan tujuan MMD dan
menghimbau seluruh peserta agar aktif mengemukakan pendapat dan pengalaman
sehingga membantu dalam pengembangan TOGA.
b. Perkenalan peserta yang dpimpin oleh kader untuk menimbulkan keakraban
c. Penyajian hasil SMD oleh kader selaku tim pelaksana SMD
d. Perumusa dan penentuan proritas masalah berdasarkan hasil SMD
e. Menggali potensi yang ada di masyarakat serta menyepakati adanya fasilitas teknis
petugas terkait di tingkat desa/ kecamatan
f. Penyusunan rencana kerja pengembangan dan pemanfaatan TOGA yang dipimpin
oleh Kepala Desa
4) Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan, antara lain:
a. Inventarisasi pelayanan kesehatan tradisional, baik metode, tenaga, sarana, dan
obat-obat tradisional.
b. Pembinaan pengobat tradisional melalui pelatihan, sarasehan dengan pendekatan
KIE-kultural
c. Penerapan pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman obat, meliputi :
TOT Pembinaan teknis pelayanan kesehatan tradisional, pelatihan kader pelayanan
kesehatan tradisional, pengembangan desa binaan, budidaya dan pemanfaatan
TOGA, Pembentukan TOGA percontohan atau Pos Pelayanan Kesehatan Tradisional
dan penyuluhan Masyarakat. Pendidikan tenaga kesehatan tentang pelayanan
kesehatan Tradisional
d. Sosialisasi rencana kerja dan pemecahan masalah pembinaan TOGA dilakukan oleh
tim Pembina TOGA Tingkat Desa keseluruh warga desa dengan memanfaatkan
pertemuan rutin yang sudah ada di desa.
e. Pelatihan atau bimbingan teknis untuk kader kesehatan di UKBM.
f. Orientasi Pengelola dan Pelatihan Kader Yankestrad/TOGA
5) Pencatatan dan Pelaporan
a. Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh kader dan tenaga kesehatan di UKBM terkait, segera
setelah kegiatan dilaksanakan. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan
format tertentu, diantaranya:
1. Formulir daftar lokasi dan sasaran (wilayah/keluarga binaan)
2. Kartu control (monitoring dan penyakit)
3. Lembar Pencatatan Kegiatan Kader ( lihat formulir 4)
Pengelolaan kegiatan TOGA harus diikuti dengan kegiatan pengawasan, pemantauan dan
penilaian yang dilakukan secara berkala. Kegiatan tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut ;
Klasifikasi TOGA
Jumlah TAnaman Obat per < 50 Jenis 50 100 jenis >100 jenis
Desa
BAB IV
PEMANFAATAN TANAMAN OBAT
UNTUK KESEHATAN KELUARGA
Tanaman obat dapat dimanfaatkanuntuk peningkatan kesehatan,dapat diberikan dalam bentuk
simplisia dan ekstrak, baik sebagai tanaman tunggal atau kombinasi (ramuan) beberapa tanaman
dan sediaan lainnya. Berikut ini hal- hal yang perlu diperhatikan dalampersiapan bahan maupun
penyajiannya.
A. Petunjuk umum
1. Bahan Ramuan
Sebelum menggunakan bahan ramuan tanaman obat harus dipastikan bahwa bahan
tanaman yang diprgunakan harus benar/tepat, untuk menghindari terjadinya efek yang tidak
diinginkan atau keracunan.
Bahan ramuan tanaman obat yang dipergunakan harus bahan yang masih segar dan dicuci
terlebih dahulu. Dalam memilih bahan ramuan tanaman obat seperti akar, rimpang, umbi,
kulit batang, batang kayu,daun, bunga, buah atau seluruh tanaman (herbal) harus
memperhatikan:
a) Warna yang cerah.
b) Telah tua/matang/masak sempurna dan dalam keadaan segar, buah tidak keriput, kulit
batang tidak retak.
c) Masih dalam keadaan utuh dan tidak rusak (oleh serangan ulat atau hama dan penyakit
tanaman lainnya).
d) Tidak terserang hama dan penyakit, tidak bercendawan/berjamur atau akar yang
berlumut.
e) Tidak memilih buah, daun, bunga, kulit, umbi yang telah merubah warna atau layu.
2. Air
Air yang digunakan untuk pembuatan ramuan tanaman obat dan mencuci bahan adalah air
minum atau air bersih.
3. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk membuat ramuan tanaman obat, sebaiknya menggunakan:
a) Periuk (kuali) dari tanah liat atau panic dari bahan gelas/kaca,email atau stainless steel.
b) Pisau atau spatula/pengaduk yang terbuat dari bahan kayu
c) Saringan dari bahan kain, plastik atau nilon.
Jangan menggunakan peralatan dari bahan aluminium, timah atau tembaga karena mudah
bereaksi dengan tanaman obat berakibat dapat meracuni (menjadi toksik) dan mengurangi
khasiat tanaman obat tersebut.
4. Ukuran dan Takaran
Alat ukur dan takaran dipergunakan untuk mengukur sesuatu sehingga didapatkan
nilai yang diharapkan
Ukuran dan takaran yang digunakan adalah yang biasa dikenal oleh masyarakat,seperti:
elas gelas belimbing, 1 gelas = 200cc
Cangkir cangkit the, 1 cangkir = 100cc
Sendok sendok makan, 1 sendok = 15cc
Genggam 1 genggam tangan penderita
Jari tangan 1 jari = ukuran panjang 1 telunjuk penderita
Ibu jari sebesar ibu jari jempol penderita
Helai lembar, satuan ukuran daun yang lebar seperti daun
Papaya,dadap serep
Pelepah 1 pelepah tanaman lidah buaya yang
panjangnya = 10 cm
Sebersar telur biasa disebut sebesar telur itik a kampong
atau sebesar telur burung merpati
(burung puyuh). Bila hanya ddisebut
sebesartelur,yang dimaksud adalah sebesar
telur ayam kampung
Untuk ramuan tanaman obat yang disimpan (lemari es) dan masih baik, harus dipanaskan terlebih
dahulu sebelum diminum
B. RAMUAN
Beberapa contoh ramuan (resep) pemanfaatan tanaman obat yang ada di dalam TOGA
bagi kesehatan sebagai berikut:
Cara pembuatan
Jahe, sereh, kayu manis, gula aren dipotong kecil-kecil (bila perlu
jahenya dibakar terlebih dahulu). Semua bahan dicampur kemudian direbus
sampai mendidih selama 10-15 menit.
Cara pemakaian
Ramuan diminum hangat-hangat 1 gelas 2 kali sehari
b. Mencegah Kurang Darah bagi orang dewasa
Ramuan I
Bahan:
segenggam.
- Daun bayam duri
2 butir.
- Kuning telor ayam 2 sendok makan.
- Madu
Cara pembuatan
Daun bayam duri ditumbuk, tambahkan air dingin, yang sudah dimasak sebanyak 1/2
gelas, kemudian diperas airnya dan disaring. Kuning telur ayam dikocok dalam gelas.
Hasil saringan daun bayam duri selanjutnya dicampur kuning telur ayam dan madu.
Cara pemakaian :
Ramuan yang sudah dihasilkan diminum sekaligus.
Bahan :
Cara pembuatan :
Daun pepaya dipotong-potong, kemudian direbus dengan air
dan ditambahkan sedikit garam serta gula aren dan dididihkan sampai menjadi 1
gelas.
Cara pemakaian :
Ramuan diminum segera setelah melahirkan, keesokan harinya
dibuat ramuan baru dan minum sekali lagi.
(Ramuan diminum 2 hari berturut-turut)
Ramuan 1!
2) Perawatan perut
Ramuan !
Bahan :
Jeruk Nipis 1 biji.
Cara pemakaian :
Satu iris jeruk nipis diiris kemudian sepotong irisan diolesi
dengan kapur sirih dan ditetesi minyak kayu putih sebanyak 5 tetes. Kemudian hasil
tersebut oleskan ke perut setelah mandi, pakailah gurita, lakukan pagi dan sore
sampai kurang lebih 40 hari. Hati-hati yang kulitnya peka bila ada rasa gatal dan
panas, bersihkan olesan tersebut.
Bahan:
Daun katuk segar 2-3 genggam
Cara pembuatan:
Daun katuk segar dibuat sayur.
Cara pemakaian:
Sayur daun katuk dimakan 3 kali setiap hari, setiap kalinya 1
mangkok.
Ramuan II
Bahan:
sebesar telur bebek ,
- Temulawak
diiris 1/2 genggam %
- Meniran
genggam 3 gelas
- Pegagan
- Air
Cara pembuatan :
Direbus hingga air menyusut menjadi setengahnya.
Cara Pemakaian:
.Ramuan I
Bahan:
- Pegagan 1 genggam
1/
- Meniran 2 genggam
- Kumis kucing /2 genggam
1
- Air 3 gelas
Cara pembuatan
Semua bahan dalam keadaan segar dicuci kemudian direbus dengan air, hingga menjadi
setengahnya.
Cara penggunaan
Hasil ramuan dibagi untuk 2 kali minum sehari pagi dan malam menjelang tidur.
Selanjutnya bisa juga dengan menggunakan minum ramuan dibawah ini secara bergantian
selama 1 minggu 3 kali :
Ramuan I
Bahan:
Buah mentimun 2 Buah
Cara pembuatan
Dicuci bersih kemudian diparut, diperas lalu disaring.
Cara penggunaan
Ramuan diminum 2-3 kali sehari.
Ramuan II
Bahan:
Bawang Putih 2 siung
Cara pembuatan : -
Cara pemakaian
Setelah dikupas bawang putih dikunyah sampai halus lalu ditelan kemudian minum air
hangat. dimakan 3 kali sehari.
b. Penyakit Kencing Manis
Ramuan :
Bahan:
Sambiloto kering 10 gram
Daun Kumis Kucing 30 gram
Batang Brotowali 1 jari
Air 600 cc
Cara pembuatan
Cuci bersih semua bahan, rebus dengan 600 cc air tersisa 300 cc.
Lalu di saring.
a Cara pemakaian
Minum 2 kali sehari, setiap kali minum 150 cc
c. Tumor
Ramuan :
Bahan:
- Benalu teh kering 60 gram
- Sambiloto kering 15 gram
- Temu Mangga segar 50 gram
- Tapak Dara kering 15 gram
- Air 1000 cc
Cara pembuatan
Cuci bersih semua bahan, campur dengan air 1000 cc kemudian
Cara penggunaan
Minum 2 kali sehari setiap kali 200 cc
2. Mengatasi Gangguan Kesehatan Berdasarkan Gejala Yang Timbul.
a. Panas/Demam (Demam Malaria dan Demam Campak).
Panas/Demam adalah meningkatnya suhu tubuh / badan di atas 37,8 c. Ramuan
mengatasi demam/panas :
Ramuan :
Bahan:
- Daun Dadap Serep segar 1 genggam
- Jeruk Nipis 1 buah
- Air dingin 5 sendok makan
Daun Dadap Serep dapat diganti dengan daun kaca Piring, atau
Daun Sendok, atau Daun Cocor Bebek atau Daun Kembang Sepatu Sungsang
yang segar.
Cara Pembuatan :
- Daun Dadap Serep ditumbuk halus tambahkan air perasan jeruk
nipis.
- Daun Kaca Piring/Daun Cocor Bebek/Daun Kembang Sepatu Sungsang
dilumatkan dengan air sedikit.
Cara Pemakaian:
- Hasil ramuan dari daun dadap serep dan perasan jeruk nipis ditempelkan ke
dahi anak, bila berkeringat diganti yang baru sampai panas turun.
- Hasil lumatan Daun Kaca Piring/Daun Cocor Bebek/Daun Kembang Sepatu
Sungsang dibalurkan ke seluruh badan.
b. Demam Malaria
Demam berkala (Trias Malaria) yaitu panas (1-2 jam), dingin menggigil (15-60 menit), lalu
berkeringat yang disertai sakit kepala, nyeri otot, lesu dan pucat.
Cara Pembuatannya :
Cara I:
Semua bahan dicuci sampai bersih, dibilas dengan air matang dan tambahkan 3 sendok
makan air panas lalu ditumbuk sampai halus, kemudian tambahkan secangkir air matang
hangat serta sedikit garam, remas-remas dan diperas dengan menggunakan kain bersih.
Cara II :
Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan 4 gelas air hingga menjadi 2 gelas lalu
diangkat dan didinginkan kemudian disaring.
Cara pemakaian :
Untuk cara I, hasil ramuan dibagi 2 kemudian diminum pagi dan malam.
Untuk cara II; hasil ramuan diminum sehari 2 kali setiap kali minum 1/2 gelas.
Cara pemakaian :
Diminum sekaligus semuanya 1 x sehari selama 1 minggu.
Untuk menghilangkan rasa pahit, makanlah yang gurih-gurih seperti
tempe/tahu goreng.
Ramuan III :
Bahan :
- Daun Johar 3/4 genggam
Cara pembuatan:
Daun Johar direbus dengan air hingga menjadi % nya (450 ml).
Cara pemakaian :
Diminum sehari 3x3/4 gelas (150 ml).
Cara pemakaian :
Diminum 2 x sehari, setiap kali minum 1/2 gelas pagi dan
Ramuan II
- Kunyit 3 jari.
- Kuning telur ayam kampung 1 butir.
- Madu 2 sendok makan.
- Air Jeruk Nipis 1 sendok teh.
Cara pembuatan :
Semua bahan dicuci terlebih dahulu.
Kunyit diparut dan ditambah air matang 2 sendok makan, lalu disaring,
diamkan, endapkan. Kemudian ambil bagian beningnya (sari kunyit) 1/2
cangkir. Selanjutnya kuning telur diaduk dengan madu untuk
ditambahkan ke dalam sari kunyit.
Cara pemakaian :
Dewasa :1 x sehari gelas.
Anak-anak 2 th - 5 th : 1 x sehari 6 sendok makan.
Anak-anak 6 th - 8 th : 1 x sehari 6 sendok makan.
Ampas saringan dibalurkan pada kulit badan yang ada bercak
merah coklat.
Bila panas tinggi disertai sukar buang air kecil (kencing) berilah anak-anak
minuman air kelapa hijau yang masih muda, disamping itu juga dikompres
untuk menurunkan panas. Lihat ramuan obat panas.
Ramuan III
Bahan :
Cara pemakaian :
Bayi dibawah 1 tahun 1sedok makan 4x sehari
Balita 3 sendok makan 4x sehari
Anak-anak 6 sendok makan 4x sehari
d. Sakit Kepala
Sakit kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak enak di kepala, setempat atau menyeluruh
dan dapat menjalar ke wajah, mata, gigi,
rahang bawah dan leher. Sakit kepala merupakan gejala yang dapat disebabkan oleh
berbagai gangguan kesehatan misalnya masuk angin, influenza/selesma kurang tidur,
dll.
Ramuan untuk menghilangkan sakit kepala
Ramuan I
Bahan :
- Jahe 1 ibu jari.
- Gula merah 1 sendok makan.
- Air 1 gelas.
Cara pembuatan :
Jahe dibakar sebentar kemudian dikupas dan dimemarkan,
masukan ke dalam air mendidih 1 gelas, dan diberi gula merah lalu diaduk.
Cara pemakaian :
Diminum hangat-hangat.
Ramuan li
Bahan :
- Daun Pegagan segenggam.
- Jintan 1/4 sendok.
- Air 1 gelas.
Cara pembuatan :
Daun pegagan dan jintan direbus dengan 1 gelas air sampai
Cara pemakaian :
Ramuan ini diminum sekaligus dengan madu satu sendok teh.
- Pegagan 1 genggam
- Air 3gelas
Cara pembuatan :
Cara pemakaian :
Minum 14 gelas pada siang dan malam hari, selama 3 bulan.
Ramuan II
Selain ramuan yang diminum dapat juga diberikan ramuan gosok (obat luar)
Bahan :
- Bangle 2 jari
- Jahe 2 jari
Cara pembuatan :
Bangle dan jahe diparut.
Cara pemakaian :
Parutan dilumuri atau digosok pada dahi, pelipis dan tengkuk.
f. Batuk
Ramuan untuk pencegahan batuk :
Ramuan I :
Bahan :
- Kencur 3 jari
- Air 3/4 cangkir
Cara pembuatan :
Kencur dikupas diparut (parutannya dialasi daun pisang).
Tambahkan air 3/4 cangkir, lalu diperas dan disaring dengan menggunakan kain
bersih/saringan teh.
Cara pemakaian :
Diminum 4-5 x sehari 1 sendok makan, untuk anak-anak (lebih dari
Ramuan II
Bahan :
- Daun waru muda atau 11 helai.
Air 2 gelas.
Cara pembuatan :
Daun warn atau daun saga dicuci bersih, dipotong-potong kasar,
kemudian ditambahkan gula dan air. Kemudian ramuan tersebut dididihkan hingga
menjadi 1 gelas ramuan.
Cara pemakaian :
Diminum ramuan tersebut 2 x sehari, pagi hari sebelum makan dan
Ramuan i
Bahan :
- Air Jeruk nipis 1 sendok makan
Cara pembuatan :
Jeruk diperas, airnya ditambah dengan kecap atau madu sama
Cara pemakaian i
Dewasa : 4 x sehari 1 sendok makan.
Bahan :
Air secukupnya
Cara pembuatan :
Bawang merah dikupas, kemudian bersama bahan lainnya (kecuali
gula batu) dicuci hingga bersih, lalu ditumbuk hingga seperti bubur,
selanjutnya dibungkus dalam daun pisang dan dikukus selama 15
menit.
Campuran diperas dengan memakai kain bersih ke dalam gelas dan ditambahkan gula
serta diaduk sampai larut.
Cara pemakaian :
Diminum ramuan tersebut 2 x sehari, pagi hari sebelum makan dan
malam hari sebelum tidur.
Ramuan II
Bahan :
- Bunga belimbing wuluh segar 1 genggam.
- Bawang Merah 1 buah.
- Biji Buah Pala 1/4 kelereng.
- Gula Batu 1 sendok makan.
- Air 1/2 gelas.
Cara pembuatan :
Bawang merah diiris menjadi 4 bagian, biji buah pala ditumbuk
sehingga menjadi seperti batu kerikil. Kemudian semua bahan dicampur kedalam
mangkok kecil dan ditutup, lalu dikukus selama
1 jam. Selanjutnya dilakukan penyaringan.
Cara pemakaian :
Hasil saringan diminum pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur.
g. MIMISAN
Ramuan I
Bahan :
Gunakan salah satu daun-daunan berikut ini :
Daun Sirih/Daun Bandotan/Daun Dewa, Daun Kastuba /Daun Jambu Biji secukupnya
Cara pemakaian :
Gunakan salah satu daun-daunan tersebut diatas. Daun
dibersihkan, remas-remas/gulung kecil, masukkan ke lubang hidung yang berdarah
(sampai menyumbat), sambil menekan hidung dari luar
Ramuan II
h. SARIAWAN
Ramuan Pengobatan Sariawan :
Ramuan I
Bahan :
Daun sirih segar 1 sampai 2 lembar
Ramuan II
Bahan :
Daun jintan segar 5 lembar.
Cara pemakaian :
Daun jintan dikunyah, biarkan sebentar dalam mulut, kemudian
Ramuan III
Bahan :
- Daun saga segar 2 genggam
- Air 4 gelas
Cara Pembuatan :
Daun Saga didihkan dengan air sampai tinggal 2 gelas
Cara pemakaian :
Diminum pada siang hari sedikit-sedikit sampai habis 2 gelas.
i. SAKIT/NYERI GIGI
Ramuan :
Bahan :
Cengkeh (yang kering) beberapa biji
Cara pembuatan :
Cengkeh disangrai (digoreng tanpa minyak) jangan hangus. kemudian
dihaluskan.
Cara pemakaian :
Bubuk cengkeh ini dimasukkan kedalam gigi berlubang, dan tutup dengan kapas.
Cara lain :
Dapat juga kapas dibasahi dengan minyak cengkeh, kemudian masukkan kedalam gigi
yang berlubang. Selain menggunakan cengkeh, dapat digunakan umbi bawang putih.
j. Sakit Perut
2) Mencret ( Diare )
Ramuan I
Bahan ;
Daunjambu biji (pucuknya) 1 genggam
- Adas 5 butir (1/3 sendok teh)
- Pulosari
- Air
2 jari tangan
2 cangkir
J Cara membuat:
Semua bahan setelah dicuci, dipotong kecil-kecil kemudian
j Cara pemakaian :
Diminum 2 x sehari 1/2 cangkir.
Ramuan Si
Bahan :
- Daun jambu biji (pucuknya) 3 pucuk .
Cara pemakaian :
-Daun dikunyah dengan sedikit garam kemudian ditelan, sehari
lakukan 2 kali.
-Daun ditumbuk, beri air (yang telah dimasak) 1/2 cangkir -kemudian peras,
diminum sekaligus, sehari 2 kali.
Ramuan III
Bahan :
-Kunyit 1 jari tangan.
-Kayu angin 1 genggam.
Bunga kayu putih 7 butir.
-Ketumbar 7 butir.
-Daun sembung 2 helai.
-Air 2 cangkir.
Cara pembuatan :
Bahan setelah dicuci, dipotong kecil-kecil, kemudian dididihkan
Cara pemakaian :
Diminum sekaligus sewaktu suam-suam kuku.
Bahan :
-Biji buah pala 1 biji.
-Garam sedikit.
-Air V2 cangkir
Cara pembuatan :
Biji buah pala ditumbuk halus, diseduh dengan air panas 1/2
Cara pemakaian :
Diminum suam-suam kuku.
4) Disentri
Ramuan I
Bahan :
- Daun sambiloto 7 lembar.
- Air 1 gelas.
Cara pembuatan :
- Direbus sampai mendidih selama 1/4 jam.
- Saring, air rebusan yang digunakan.
Cara pemakaian :
Minum 2 x sehari 1/2 gelas.
Cara Pembuatan :
Kunyit dikupas dan dibersihkan. Kemudian dikukur (diparut)
dan ditambah air matang tersebut. Setelah itu peras melalui kain bersih. Diamkan,
hanya beningnya yang diambil.
Cara Pemakaian :
Dewasa 2 x sehari 1/2 cangkir, pagi hari sebelum makan
dan malam hari sebelum tidur. Sebaiknya ramuan tersebut ditambah dengan madu
sebanyak 1 sendok makan sekali minum.
6) Sakit Perut Pada Anak/Bayi :
Ramuan i
Bahan:
- Kunyit 1 jari.
- Kulit batang pulasari 1 jari.
- Seluruh tanaman patikan cina segar 1 genggam.
- Air 2 cangkir.
Cara pembuatan :
Kunyit diiris-iris, tambahkan pulosari, dicampur dengan
patikan cina yang telah ditumbuk sebelumnya. Kemudian tambahkan air, didihkan
sampai diperoleh 1 cangkir, saring dengan kain bersih.
Cara pemakaian :
- Anak 1 tahun : 3 kali sehari 1 sendok makan.
- Anak 2 tahun : 3 kali sehari 4 sendok makan
- Anak lebih dari 2 tahun: 3 kali sehari 1/2 cangkir
Ramuan I!
Untuk perut kembung pada anak/bayi.
Bahan :
Daun mengkudu (pace) atau daun jarak pagar beberapa
lembar.
Cara pembuatan :
Daun dilayukan di atas nyala api, beri minyak kelapa,
remas-remas. Boleh juga sebelum daun dipanasi diolesi dulu
dengan minyak kelapa.
Cara pemakaian :
Daun yang sudah diremas-remas, ditempelkan kepada perut
bayi, dibungkus lagi dengan gurita/sehelai kain.
k. Pegal Linu
.
Ramuan I :
Bahan :
- Daun Landep segar 1/2 genggam.
- Kapur sirih 1/2 sendok teh.
- Air masak 2 sendok makan.
Cara pembuatan :
Daun Landep dari jenis yang berbunga kuning ditumbuk halus
bersama-sama dengan kapur sirih. Kemudian campurkan air, aduk
sampai menyerupai pasta encer.
Cara pemakaian :
Campuran dilumurkan pada bagian yang sakit 2 x sehari. Bagi yang kulitnya peka
sebaiknya hati-hati, kalau merasa panas atau gatal sebaiknya segera bersihkan.
Ramuan !!
Bahan:
- Daun gandarusa segar 25 lembar.
Ramuan IIS
Bahan :
- Jahe 1 jempol.
- Sereh 2 batang.
- Air 2 gelas.
- Gula merah 1 sendok makan.
- Garam seujung sendok.
Cara pembuatan :
Jahe dibakar dan memarkan , rebus jahe dengan sereh dengan
sedikit air. Setelah menyusut tambah sedikit gula merah , aduk-aduk dan
dinginkan.
Cara pemakaian;
Minum hangat-hangat pagi dan sore.
1) Keputihan
Keputihan adalah cairan kental berwarna putih yang keluar dari
kemaluan, terasa gatal-gatal sekitar kemaluan, biasanya pada
masa subur sebelum atau sesudah haid, yang kadang-kadang disertai mules
perut bagian bawah.
Ramuan I
Bahan:
3 jari.
- Lempuyang wangi
3 jari.
- Temu kunci
7 lembar
Cara pembuatan:
3 bahan diatas digiling, hingga halus (kecuali air kapur)
kemudian dibagi 3 bagian untuk 3 kali minum,
Untuk 1 x minum : 1 bagian ramuan masukkan ke dalam gelas
berisi air panas kurang lebih 1/2 gelas lalu aduk dan
ditambahkan 1 sendok teh air kapur yang bening, aduk lagi
tunggu sampai hangat.
Cara pemakaian :
Diminum sehari 2 kali. Kalau agak sembuh, minum sekali
Ramuan !!
Bahan:
- Daun beluntas 1 genggam
- Jintan hitam 1 sendok teh
- Kemukus (bila ada) 10 biji
- Daun kumis kucing 1 genggam
- Air 4 gelas
kali sehari.
2) Radang Payudara
Radang payudara (mastitis), biasanya terjadi antara 1-2 minggu setelah
melahirkan. Penyebabnya bisa karena tersumbatnya saluran air susu, ASI
banyak tapi tidak dapat keluar dengan lancar atau infeksi oleh kuman/bakteri.
Gejalanya : payudara terasa nyeri, bila diraba akan terasa adanya
benjolan kelenjar susu yang mengeras, kadang disertai demam.
r
Ramuan I
Bahan:
- Daun kacang panjang 1 genggam
Cara pembuatan :
Daun dicuci bersih, kemudian diremas-remas dengan air kapur
sirih sedikit.
Cara pemakaian :
Setelah daun tersebut lemas, tempelkan dipayudara yang
membengkak, kecuali puting susu. Bila daunnya kering diganti lagi
dengan yang baru hingga sembuh.
Ramuan if
Dapat juga menggunakan Daun Dadap Serep atau Daun Tembelekan atau Daun Lantana diremas
atau ditumbuk halus kemudian dilumurkan pada payudara yang sakit.
Ramuan 111
Bahan:
- Garam 1/2 sendok teh.
- Bawang merah 3 siung
Cara pembuatan :
Bawang dikupas, bilas dengan air bersih hangat. Kemudian di
Cara pemakaian :
Balurkan ke seluruh payudara yang bengkak, kecuali puting
susu.
m. Kecacingan
Bahan:
- Temugiring 1 jari 1 jari
- Temu hitam 1
/2 siung 1/2
- Air
Cara pembuatan :
Temu giring dicuci bersih, diparut kemudian diseduh dengan air.
Seduhan diperas dan disaring dengan kain bersih dalam cangkir,
kemudian ditambahkan garam dan diaduk sampai larut.
Cara pemakaian :
- Anak umur 1 - 2 tahun 2 x sehari 1 sendok
- Anak umur 3-5 tahun 2 x sehari 3 sendok
- Diminum pagi sebelum makan dan malam sebelum tidur.
Lakukan 3 hari berturut-turut.
2) Penyakit Cacing Kremi
Ramuan
Bahan:
- Akar pohon pepaya 1 jari
- Bawang putih 1 biji/suing
- Susu gelas
- Air kelapa 1 gelas
Cara pembuatan :
Akar pepaya dan bawang putih dicuci bersih, kemudian dipotong
kecil-kecil. Bahan tersebut dididihkan dengan air hingga diperoleh 1/2
gelas. Setelah agak dingin disaring ke gelas yang telah diisi susu.
Campuran diaduk.
Cara pemakaian :
Diminum 2 x 1 hari.
Bahan :
1/2 -1 jari tangan
- Temu hitam
secukupnya
- Garam sedikit
secukupnya 1
- Gula aren/gula jawa
- Air matang/hangat cangkir
Cara pembuatan :
Temu hitam diparut, kemudian diaduk diremas-remas dengan air
hangat kemudian disaring dan diendapkan beberapa saat. Cairan
beningnya diambil, ditambahkan garam, gula dan diaduk.
Cara pemakaian (Dewasa) :
Diminum 1 x sehari ramuan. Diulang tiap hari selama 3 hari
o. Gatal/Penyakit Kulit
Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur, parasit maupun bakteri yang
menimbulkan rasa gatal pada kulit yang terkena.
Penyakit kulit disebabkan oleh jamur, dengan bercak putih, bersisik tidak
berbatas jelas, kadang-kadang tersebar di seluruh tubuh. Rasa gatal
bertambah pada waktu berkeringat.
Keluhan gatal bila tidak hilang dalam 1 bulan, anak dibawa ke Puskesmas
1) Panu
RAMUANI
Bahan :
Lengkuas 1 jari
Cuka 1 sendok makan
Cara pembuatan :
Lengkuas dipotong miring. Bagian ujungnya dipukul-pukul hingga
berserabut berupa kuas. Kuas lengkuas tersebut direndam dalam cuka.
Cara pemakaian :
Kuas lengkuas yang sudah direndam dalam cuka, digosokkan pada
RAMUAN II
Bahan :
- Daun ketepeng cina 1 genggam
Cara pembuatan :
Daun ketepeng cina dilumatkan dengan tawas aduk-aduk sampai
menyerupai buburencer
Cara pemakaian :
Gosokkan lumatan tersebut pada kulit yang sakit 2 kali sehari
2) Kurap
Ramuan
Bahan :
- Daun landep 1 genggam
- Jeruk nipis 1 buah
Cara pembuatan :
Daun landep dilumatkan, jeruk nipis dipotong dan diperas,
kemudian dicampurkan pada lumatan tadi.
Cara pemakaian :
Aturan minum :
Dewasa 1 x sehari 1/2 cangkir
Anak 6 - 8 tahun 1 x 1/4 cangkir Anak
9 - 1 1 tahun 1 x 1/3 cangkir
Ramuan II
Bahan :
- Daun sambiloto segar 1/2 genggam
- Belerang halus112 sdt rata
- Kunir1 jari tangan
- Minyak kelapa1 jari tangan
a Cara pembuatan :
Bahan-bahan ditumbuk bersama-sama sampai halus dan rata
Aturan pakai :
Dilumurkan pada kulit yang sakit selain memakai ramuan oles ini minum juga
Ramuan III
Bahan:
Daun sendok segar 5 lembar
Air 2 gelas
Cara pembuatan :
Ramuan didihkan sampai diperoleh 1 gelas. Ramuan kemudian
disaring.
Aturan minum :
- Dewasa sehari minum 1 x 1 gelas.
- Anak umur 6-8 tahun 1 x 1/3 gelas
- Anak umur 9 - 1 1 tahun 1 x 1/2 gelas
p. Bisul
Ramuan
Bahan:
- Daun Sosor atau Daun Sirih 6 lembar
- Garam secukupnya
Cara Pembuatan :
Setelah dicuci bersih, ditumbuk sampai halus campur dengan
garam.
Cara Pemakaian :
Tempel luka dengan campuran tumbukan daun sosor atau daun
q. Luka
Ramuan I
Bahan:
Bonggol pisang secukupnya.
Cara pembuatan :
Bonggol pisang (bagian bawah pohon pisang, sebelum akar), ambil secukupnya,
dibersihkan kemudian ditumbuk.
Cara pemakaian ;
Tempatkan bonggol pisang yang telah ditumbuk pada tempat yang terluka
Ramuan II
Bahan :
- Kamboja
- Patikan kebo
Cara pembuatan :
Pilih dalah satu tanaman diatas yang mudah diperoleh, cuci bersih, ambil getahnya.
Cara pemakaian :
Luka dicuci bersih. Getah dioleskan pada luka.
2) Luka Lama-Bernanah-Korengan adalah luka disertai nanah dan terdapat krusta (cairan
bening) kering di atasnya.
Ramuan I
Bahan :
- Daun sirih segar 1 lembar
Cara pembuatan :
Daun sirih dipanggang diatas api sampai layu, basahi dengan
minyak kelapa kemudian digulung - gulung antara 2 telapak tangan sampai agak memar.
Cara pemakaian :
Ditempelkan di atas koreng.
Ramuan II
Bahan :
- Buah pinang 1 biji
- Minyak kelapa secukupnya
Cara pembuatan :
Buah pinang muda diambil isinya ditumbuk sampai halus, campur dengan minyak kelapa,
sehingga menjadi bubur.
Cara pemakaian :
Ramuan ini ditempelkan/dilumurkan ke luka. Sebelumnya luka
dibersihkan lebih dahulu dengan air rebusan akar Trengguli atau dicuci bersih dengan air
matang.
Ramuan III
Bahan :
- Daun brotowali 3 lembar
- Kunyit 1 jari
Cara pemakaian :
Cuci bersih kedua bahan , potong-potong lalu tumbuk tempel pada
Ramuan I
Bahan :
- Daun dewa
- Daun iler
Cara pemakaian :
Cuci bersih daun - daun diatas, lalu remas- remas hingga keluar airnya, kemudian
tempelkan pada luka.
Ramuan II
Bahan :
- Kencur 5 jari
- Beras 1 sendok makan
Cara pembuatan :
Kencur dibersihkan, dicuci, ditumbuk bersama-sama dengan beras
dan tambahkan air secukupnya untuk memudahkan penumbukkan, sampai menjadi
campuran yang menyerupai bubur.
Aturan pemakaian:
Bahan :
-Getah buah papaya 1 sendok makan
Cara pembuatan :
Aturan pakai :
CATATAN :
HATI-HATI JANGAN KENA MATA DAPAT BUTA. DAN JANGAN DIOLESKAN PADA
LUKA YANG TERBUKA.
Ramuan SI
Bahan :
Ramuan III
Bahan :
Lidah buaya 1 pelepah
Cara pembuatan :
Kupas pelepah lidah buaya, dagingnya dilumatkan.
Cara pemakaian:
Dioleskan pada luka bakar baru.
5) Luka Gigitan Serangga dan Sengat Tawon (Lebah)
Ramuan I
Bahan:
Sambiloto 1 genggam
Cara Pembuatan :
Daun sambiloto cuci bersih, tumbuk sampai halus.
Cara Pemakaian :
Tumbukan daun sambiloto gosok dan oleskan pada luka
Bahan :
Kembang mawar atau Melati atau Pacar air ( Balseina) atau kaca piring, gandasuli atau
kembang / bunga apa saja yang beraroma dan ada disekitar rumah.
Cara Pemakaian
Kembang /bunga -bunga dipetik secukupnya sesuai luas bagian tubuh yang terkena
diremas - remas dan digosokan ke bagian tubuh yang terkena
6) Cantengan
Adalah peradangan pada luka di tepi atau sudut pangkal kuku pada jari kaki dan
tangan, dengan tanda-tanda merah, nyeri, bernanah dan bengkak.
Ramuan
Bahan :
- Daun Pacarjawa 1 genggam
- Kunyit 1 jari
- Garam secukupnya
Cara Pembuatan :
Setelah dicuci bersih daun pacar jawa dan kunyit ditumbuk sampai halus campur
dengan garam.
Cara Pemakaian :
Tempel luka dengan campuran tumbukan daun pacar jawa , kunyit dan garam, lalu
balut.
7) Telusupan
Ramuan Bahan :
Cara Pembuatan :
Daun pegagan ditumbuk sampai halus
Cara Pemakaian :
Olesi luka dengan getah daun bunga Kemboja atau getah Kayu
Urip, lalu luka dibalut dengan kain kasa atau kain bersih lainnya. Duri atau bambu
akan keluar dengan sendirinya tanpa terasa sakit. Kemudian tutup luka dengan
tumbukan daun pegagan, lalu balut.
r. Pengobatan dan Peningkatan Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)
Bahan :
- Daun lidah buaya ukuran sedang 1/2 pelepah
- Madu 1 sendok makan
- Air 1/ gelas
2
Cara Pembuatan :
Daun lidah buaya dicuci dan dikupas. Isinya dipotong kecil-kecil,
seduh dengan 1/2 gelas air. Berikan 1 sendok makan madu. 7 lembar Air 2 gelas
Cara Pembuatan :
Daun handeuleum direbus dengan 2 gelas air sampai airnya
tinggal setengah.
Cara Pemakaian :
Minum sekaligus pada pagi hari
Ramuan I
Bahan:
-Biji buah pala 1 buah
Cara pembuatan :
Buah pala dicuci dan ditumbuk halus-halus.Seduh dengan air
Ramuan II
Bahan:
- Buah adas % sendok teh
- Madu 1 sendok makan
Cara pembuatan :
Buah adas dicuci dan ditumbuk halus-halus. Seduh dengan air
panas % cangkir dan madu 1 sendok makan.
Cara pemakaian (Dewasa) :
Suam-suam kuku diminum 1-2 kali sehari.
3) Sulit Buang Air Kecil.
Terasa sakit pada waktu BAK, tidak lancar, sedikit-sedikit dan anyang- anyangan.
Ramuan I
Bahan:
- Kumis kucing 2 genggam
- Madu 1 sendok makan
- Air 1 gelas
Cara pembuatan :
Daun kumis kucing dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus
dengan air 1 gelas hingga air tinggal Y2 gelas Saring dan tambahkan madu
Cara pemakaian (Dewasa) :
Ramuan diminum 2 x sehari .
4) Wasir/Ambeien
liang dubur.
Ramuan a Bahan:
- Lempuyang wangi %jari
- Air 2 sendok makan
- Garam secukupnya
Cara pembuatan :
Lempuyang wangi dicuci bersih lalu diparut.Tambahkan air bersih
dan garamRamuan diperas dan disaring.
Cara pemakaian (Dewasa) :
Ramuan diminum 2 x sehari 1 sendok makan .