MINI RISET
Disusun Oleh :
JURUSAN BIOLOGI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mini riset tentang Jenis Tanaman
Obat Pada Etnis Suku Melayu Sambas. Mini Riset ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah Etnobotani.
Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen Pengampu, ibu Dwi RA Kusuma, M.Si
yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini. Dan saya juga mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan mini riset ini.
Harapan kami supaya makalah ini bermanfaat kepada seluruh mahasiswa khususnya
mahasiswa FMIPA UNIMED. Dari makalah ini kami yakini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangannya. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan
memperbaiki pembuatan proposal ataupun mini riset pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.
Yulia Indriani
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Hal ini sesuai dengan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 yang dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan menunjukan bahwa 59,12% masyarakat khususnya di Indonesia
pernah mengonsumsi jamu dan 95% dari jumlah tersebut mengakui manfaat ramuan
tradisional untuk kesehatan. Jamu merupakan salah satu obat tradisional yang diracik
menggunakan tumbuh-tumbuhan. Jamu sangat banyak digunakan oleh masyarakat di
Indonesia sebagaiobat tradisional untuk berbagai macam penyakit. Indonesia juga merupakan
negara yang memiliki kekayaan alam berupa keragaman jenis tumbuhan obat.
Etnis Melayu adalah salah satu etnis yang memanfaatkan tumbuhan dalam beberapa
kebutuhan adat maupun pengobatannya. Masyarakat Melayu merupakan penduduk pribumi
yang bertutur bahasa Melayu dan beradat-istiadat Melayu. Sebagian besar masyarakat melayu
menempati di wilayah Serba Jadi, kabupaten Serdang Bedagai. Etnis Melayu yang
menempati wilayah Serbajadi telah lama memanfaatkan tumbuhan sebagai obat untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit, salah satu diantaranya yaitu sebagai obat
tradisional
1. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.
2. Bagi masyarakat, hasil penelitian dapat memberikan wawasan baru mengenai
berbagai jenis tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional.
3. Bagi dunia pendidikan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan ajar pada mata
pelajaran taksonomi tumbuhan dan Etnobotani
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman obat adalah jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat
sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun maupun mencegah berbagai
penyakit. Tanaman obat mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau
jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan /
sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati Penggunaan tanaman obat sebagai
obat bisa dengan cara diminum, ditempel, dihirup sehingga kegunaannya dapat memenuhi
konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan
Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam maupun
tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh masyarakat untuk diracik dan
disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit. Tumbuhan obat merupakan salah satu
ramuan paling utama produk-produk obat herbal. Tanaman atau bagian tanaman yang
diekstraksi dan ekstrak tumbuhan tersebut dipakai sebagai obat.
Tumbuhan obat yang merupakan salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang
disediakan alam yang dipercayai dan diketahui masyarakat berkhasiat sebagai obat, namun
tumbuhan obat sering diabaikan karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomi karena hanya
berupa semak atau rerumputan dan tidak semua masyarakat mengetahui khasiat tumbuhan
obat tersebut.
Tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan obat biasanya diwariskan secara turun-
temurun dari generasi ke generasi selanjutnya.
Menurut Katno (2008) obat akan bermanfaat dan aman jika digunakan dengan
mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu:
Tidak semua tumbuhan obat sebagai ramuan obat tradisional penggunaannya dengan
cara direbus. Misalnya daun kecubung (Datura metel), telah diketahui mengandung alkaloid
turunan tropan (seperti hiosiamin dan atropine) untuk pengobatan asma. Penggunaannya
dengan cara dikeringkan lalu digulung membentuk rokok dan dihisap seperti sedang
merokok. Akibat dari kesalahan informasi yang diperoleh bahwa secara umum penggunaan
jamu gepyokan adalah direbus dan diminum airnya, maka jika hal itu diperlakukan terhadap
kecubung akan menyebabkan mabuk dan bahkan sampai keracunan karena tingginya kadar
alkaloid didalam darah.
Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong derasnya arus informasi yang
mudah untuk diakses. Namun, tanpa didukung oleh pengetahuan dasar yang memadai dan
telaah atau kajian yang cukup akan mendatangkan hal-hal yang menyesatkan. Ketidaktauan
bisa menyebabkan obat tradisional berbalik menjadi bahan yang membahayakan. Misalnya
informasi di media massa menyebutkan bahwa biji jarak (Ricinus comunis L) mengandung
risin yang jika dimodifikasi dapat digunakan sebagai antikanker. Risin sendiri bersifat toksik
sehingga jika biji jarak dikonsumsi secara langsung dapat meyebabkan keracunan dan diare.
Pemanfaatan tumbuhan obat atau bahan obat alam pada umumnya sebenarnya
bukanlah merupakan hal baru. Upaya pengobatan tradisi dengan obat-obat tradisional
merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat
guna yang potensial untuk menunjang pembangunan Kesehatan masyarakat, obat tradisional
perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kenyataan menunjukan bahwa dengan bantuan
tanaman obat alam tersebut, masryarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapin .
Bagian dari tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat dikelompokan menjadi
daun, batang, bunga, akar, umbi, getah, buah, rimpang dan biji. Namun, tidak sedikit
masyarakat yang memanfaatkan seluruh bagian tumbuhan untuk bahan obat dalam proses
pengobatannya. Presentasi bagian tumbuhan yang digunakan yang paling tinggi yaitu daun
(31%), sedangkan yang paling rendah adalah biji (3%). Bagian daun cukup banyak digunakan
sebagai obat berkaitan dengan beberapa keunggulan daun seperti produktivitas daun yang
lebih banyak, lebih mudah diperoleh dibandingkan dengan bagian tumbuhan lainnya dan
penggunaan dari daun yang relatif mudah karena dapat dipergunakan secara langsung
(Susiarti, 2015).
Obat tradisional yang dibuat sendiri menjadi dasar bagi pemerintah dalam Program
Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Sumber tanaman bisa disediakan 38 oleh masyarakat
sendiri baik secara individu, keluarga, maupun kolektif dalam suatu lingkungan masyarakat.
Program TOGA juga mengajarkan tentang cara penyajian secara sederhana, tetapi tetap aman
dikonsumsi, dan dalam pelaksanaannya diharapkan peran aktif seluruh anggota masyarakat
dengan bimbingan dan binaan puskesmas setempat.
a. Jamu Gendong, jamu yang disediakan dalam bentuk minuman dan sangat
digemari masyarakat, secara umum dijual dengan nama kunyit asam,
mengkudu, pahitan, beras kencur, juga tersedia jamu yang disediakan khusus
sesuai pesanan, misalnya jamu bersalin dan jamu untuk mengobati keputihan.
b. Peracik jamu, bentuk jamu menyerupai jamu gendong, tetapi kegunaannya
lebih khusus untuk keluhan kesehatan tertentu, misalnya untuk kesegaran,
menghilangkan pegal dan linu, serta batuk. Peracik jamu tradisional saat ini
sudah semakin berkurang, diperkirakan karena kalah bersaing dengan industri
obat tradisional skala besar yang mampu menyediakan jamu bentuk yang
lebih praktis.
4. Obat Tradisional dari Shinse
Pengobatan sinshe berasal dari negara cina yang mengobati pasien dengan menggunakan
obat tradisional. Bahan-bahan obat tradisional yang digunakan berasal dari Cina, dan ada juga
yang dicampur dengan bahan lokal. Penyediaan obat tradisional Cina mudah diperoleh di
toko-toko obat Cina dalam bentuk sediaan jadi, pengobatan sinshe biasanya
mengkombinasikan ramuan dengan teknik pijatan, akupresur,dan akupuntur.
Depertemen Kesehatan membagi industri obat tradisional dalam dua kelompok, yaitu
Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) dan Industri Obat Tradisional (IOT). Obat tradisional
industri diproduksi dalam bentuk sediaan modern berupa herbal terstandar atau fitofarmaka
seperti tablet dan kapsul, juga bentuk sediaan lebih sederhana seperti serbuk, pil, kapsul dan
sirup. Bentuk sediaan obat tradisional seperti serbuk, pil, kapsul dan sirup harus menjamin
mutu yang sesuai dengan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Tata cara
pembuatan ramuan obat tradisional yang sesuai dengan pedoman tersebut dapat dibuat sendiri
dengan cara sederhana. Menurut Sembiring, B 2007dan Agro Media 2008, pembuatan
ramuan obat tradisional dapat dilakukan dengan menggunakan bahan tanaman obat yang
dapat dibudidayakan, meliputi:
1. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah bagian tanaman yaitu: biji, buah, daun, rimpang,
bunga, kayu, dan herba. Pada waktu panen/pengambilan bahan, 40 peralatan dan tempat yang
digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Penempatan
dalam wadah seperti keranjang dan karung tidak boleh terlalu penuh sehingga bahan tidak
menumpuk dan tidak rusak.
2. Penyortiran Penyortiran segar dilakukan setelah selesai panen
4. Pengeringan Bahan obat yang telah di cuci, kemudian ditiriskan di rak-rak pengering.
Khusus untuk bahan rimpang penjemuran dilakukan selama 4-6 hari. Setelah proses
pengeringan selesai, dilakukan kembali penyortiran.
5. Peralatan Peralatan yang digunakan dapat berupa peralatan memasak yang ada di
dapur seperti pisau, talenan, panci, parut dan lain-lain. Semua peralatan yang digunakan
untuk pembuatan ramuan obat tradisional sebelum dan sesudah digunakan harus dicuci
bersih, sehingga tidak tercampur dengan bahan masakan, khususnya yang berasal dari hewan.
Panci yang dilapisi kuali/periuk dari tanah liat dapat digunakan, sedang peralatan panci yang
terbuat dari kuningan atau besi harus dihindari untuk mencegah timbulnya endapan,
timbulnya racun, atau efek samping lain akibat terjadinya reaksi kimia dengan bahan obat.
6. Meramu Sebelum meramu, tangan dicuci sampai bersih, bahan disiapkan dan
diletakkan pada wadah yang bersih.
8. Aturan minum dan jangka waktu pemakaian Aturan minum obat tradisional
disesuaikan dengan peraturan yang sudah ada sesuai petunjuk formularium obat tradisional.
Obat tradisional biasanya diminum sebelum makan kecuali bila dalam ramuan tersebut
terdapat bahan yang dapat merangsang lambung. Jangka waktu pemakaian untuk ramuan
yang tidak dimasak hingga mendidih harus digunakan segera dalam waktu 12 jam, sedangkan
ramuan yang direbus dapat digunakan dalam jangka waktu 24 jam.
Pengobatan tradisional untuk masyarakat Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan
menjadi alternatif dalam mengatasi masalah kesehatan dengan berbagai jenis penyakit yang
ada. Beberapa alasan pemakaian pengobatan tradisional tersebut diantaranya adalah
kurangnya pengobatan modern seperti rumah sakit. Alasan lain adalah tingkat ekonomi
penduduk yang relatif rendah menyebabkan masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif.
Penyebaran informasi tentang ramuan tradisional secara oral dari seseorang kepada orang
lain, dari orang tua terhadap anak atau dari mulut ke mulut menjadi salah satu faktor
perkembangan dan pelestarian pengobatan tradisional juga didukung oleh kemanjuran obat
yang digunakan oleh masyarakat setempat. Sehingga sistem pengobatan tradisional yang
dimiliki, dianggap masih mampu mengatasi berbagai jenis penyakit. Perkembangan
pengobatan tradisional di Indonesia tidak terlepas dari kondisi sumber daya alam Indonesia
yang kaya akan bahan-bahan obat tradisional. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari tanaman
yang tumbuh liar dan berasal dari tanaman yang telah dibudidayakan oleh masyarakat/ petani
sebagai pemasok. Keunggulan obat bahan alam antara lain ;
1. Efek samping obat tradisional relatif lebih kecil bila digunakan secara benar dan tepat,
baik tepat takaran, waktu penggunaan, cara penggunaan, ketepatan pemilihan bahan, dan
ketepatan pemilihan obat tradisional atau ramuan tumbuhan obat untuk indikasi tertentu.
2. Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan obat/ komponen
bioaktif tumbuhan obat. Dalam suatu ramuan obat tradisional umumnya terdiri dari beberapa
jenis tumbuhan obat yang memiliki efek saling mendukung satu sama lain untuk mencapai
efektivitas pengobatan. Formulasi dan komposisi ramuan tersebut dibuat setepat mungkin
agar tidak menimbulkan efek kontradiksi, bahkan harus dipilih jenis ramuan yang saling
menunjang terhadap suatu efek yang dikehendaki.
3. Pada satu tumbuhan bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Zat aktif pada
tumbuhan obat umumnya dalam bentuk metabolit sekunder, sedangkan satu tumbuhan bisa
menghasilkan beberapa metabolit sekunder, sehingga memungkinkan tumbuhan tersebut
memiliki lebih dari satu efek farmakologi. cara-cara pengobatan tradisional yang berlaku
pada masyarakat Desa Kolam antara lain:
Etnis Melayu merupakan salah satu etnis asli yang ada di Sumatera Utara yang
menyebar diberbagai Kabupaten dan Kota. Masing-masing masyarakat Melayu yang tersebar
luas di beberapa Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara memiliki budaya Melayu yang
hampir sama, namun budaya Melayu di tiap-tiap Kabupaten tersebut masing-masing
memiliki ciri dan gaya tersendiri disetiap daerah, akibat telah bercampurnya adat budaya
Melayu dengan budaya berbagai suku bangsa di tanah air Indonesia, dalam buku yang ditulis
hubungan akulturasi itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
2. Etnis Melayu pesisir Langkat dan Deli berbaur dengan suku Karo, Melayu
Malaysia dan Aceh.
3. Etnis Melayu pesisir Serdang berbaur dengan suku Karo dan Minang.
4. Etnis Melayu di pesisir Tebing Tinggi berbaur dengan suku Simalungun, Karo
dan Minang.
5. Etnis Melayu pesisir Asahan berbaur dengan suku-suku Tapanuli, Minang,
Karo dan Aceh.
6. Etnis Melayu pesisir Labuhan Batu berbaur dengan suku-suku Tapanuli,
Minang dan Riau
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, surat izin, kamera,
perekam dan laptop. Adapun bahan yang digunakan yaitu kertas, dan kuesioner.
a. Dokumentasi Tumbuhan
Pengumpulan data berupa gambar atau foto dari spesimen tumbuhan sebagai bukti
keberadaan tumbuhan obat di daerah tersebut.
b. Koleksi Tumbuhan
Koleksi tumbuhan yang akan dijadikan sebagai awetan atau herbarium dilakukan
dengan cara mengambil bagian tumbuhan dari pohon, pengambilan bagian tumbuhan
dilakukan dengan cara memotong langsung bagian tumbuhan (apabila tumbuhan memiliki
ukuran yang besar) setidaknya bagian tumbuhan yang diambil memiliki 5 helai daun,
sertakan juga bunga dan buahnya apabila memungkinkan. Tumbuhan dengan ukuran kecil
harus diambil secara keseluruhan. Dalam pengambilan spesimen tumbuhan harus
menyertakan beberapa informasi diantaranya yaitu nama lokal tumbuhan, serta nama tempat
spesimen tersebut diambil.
c. Inventarisasi Tumbuhan
PEMBAHASAN
Adapun persentase seberapa banyak jumlab responden yang meliputi orang remaja,
dewasa, dan lansia dapat dilihat sebagaimana pada Gambar 4.1. berikut :
4 Jumlah
0
23-30 35-45 50-60 61-68
Gambar 4.1. Diagram responden yang bersedia di wawancarai di desa Kolam Sebanyak 15
org.
Tabel 4.1 hasil wawancara terhadap 15 responden di Desa Kolam didapatkan hasil
kategori umur responden yang bervariasi, pemanfaatan tumbuhan obat banyak diketahui oleh
masyarakat usia produktif (25 tahun) dan usia non produktif (65 tahun). Dengan adanya hal
ini berarti pemanfaatan tumbuhan obat dapat digunakan untuk hampir semua kalangan umur
hanya terdapat perbedaan intensitas dalam hal pengolahannya, bagian tanaman yang
digunakan, dan sesuai jenis tanaman yang akan dimanfaatkan atau diolah menjadi obat
Berikut tabel jenis-jenis tanaman yang terdapat di masyarakat suku Melayu Sambas di
Desa Kolam kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Tabel 4.2 Keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan sebagai tanaman obat
Adapun persentase seberapa banyak bagian tanaman yang digunakan per bagiannya
dapat dilihat sebagaimana pada Gambar 4.2. berikut :
9.5
8.5
7.5
6.5
5.5
Spesies
4.5
3.5
2.5
1.5
0.5
Akar Batang Daun Bunga Buah Rimpang
Jumlah 0 4 9 3 4 4
Gambar 4.2. Diagram bagian-bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan.
Bagian tanaman yang paling banyak digunakan masyarakat Desa Kolam sebagai
bahan pengobatan ditunjukkan pada persentasi penggunaan daun. Sebagaimana yang terlihat
pada gambar diatas. 0, 4, 9, 3, 4, 4. Akar. Batang .Daun, Bunga, Buah, , Rimpang Spesis
Bagian Tanaman Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional.
Adapun persentase tanaman yang digunakan pengolahan tanamann baik
dibudidayakan maupun liar dapat di lihat di tabel 4.2
6
4
2
0
Di Rebus Ditumbuk Direbus dan di Diperas
tumbuk
Gambar 4.2. Diagram cara pengolahan tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan
pengobatan tradisional .
Adapun persentase jenis-jenis family tanaman yang ditemukan pada saat observasi
langsung ke Desa Kolam dapat di lihat di tabel 4.2
2.5
1.5
Jumlah; 1
1
0.5
0
Ca rb e
M ceae
M ceae
Ru ae
ae
er e
th e
M ceae
Pi eae
no ae
Fo eae
lan e
Pi eae
Ca ceae
La eae
Ac eae
a
gib ea
an ea
So cea
pu ea
ph ace
ce
e
An tace
Ac alac
iac
m iac
ac
ac
ac
ac
Zin oca
ac
na
a
ta
r
r
pe
pe
ric
b
alv
alv
or
m
yr
P
n
o
Eu
Gambar 4.2. Diagram jenis-jenis family tanaman obat yang di manfaatkan menjadi
pengobatan tradisional .
Pembahasan :
4.2 Deskripsi Tumbuhan ObatYang Terdapat Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang
Kingdom : Plantae
Divisi : Trachphyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Spesies : Cymbopogon citratus
Serai atau sereh (Cymbopogon citratus) adalah tumbuhan anggota suku rumput-
rumputan yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan dan juga
sebagai obat. Serai dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Lemongrass. Serai sekilas
mirip dengan tanaman daun bawang. Tanaman ini berasal dari daerah Ceylon, Sri Lanka yang
kemudian menyebar dan tumbuh alami di negara-negara tropis. Tanaman ini biasa ditanam
sebagai tanaman bumbu dan tanaman obat.
Tanaman ini memiliki tinggi antara 50-100 sentimeter dengan panjang daun mencapai
70-80 sentimeter dan lebarnya 2-5 sentimeter. Akarnya berimpang pendek dan berwarna
cokelat muda. Daunnya merupakan daun tunggal dengan bangun garis/linear berjumbai. Tepi
daunnya kasar dan tajam, tulang daunnya sejajar, serta permukaan atas dan bawahnya
berambut. Daun tersebut membungkus batangnya yang tegak dan berwarna putih. Jika
daunnya diremas maka akan tercium bau yang khas
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L
Mengkudu atau pace (Morinda citrifolia L.) merupakan salah satu tanaman obat yang
dalam beberapa tahun terakhir banyak peminatnya. Merupakan tanaman tropis dan liar,
mengkudu dapat tumbuh di tepi pantai hingga ketinggian 1500 m dpl (di atas permukaan
laut), baik di lahan subur maupun marginal
Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8 cm. Batang berkayu, bulat, kulit
kasar, percabangan monopoidal. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing.
Panjang 10-40 cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang sari 5. Buah
bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau kekuningan
Kingdom : Plantae
Divisi : Trachphyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Spesies : Clitoria ternatea L
Bunga telang (Clitoria ternatea) merupakan tumbuhan dari famili Fabaceae yang
memiliki manfaat sebagai tumbuhan obat. Bunga Telang (Clitoria ternatea) ini aslinya berasal
dari Amerika Selatan bagian tengah, tumbuhan ini bisa tumbuh dan berkembang dengan
cepat sehingga bisa mencapai ketinggian 2,5 meter.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha curcas L.
Jarak Pagar merupakan jenis tanaman semak atau pohon yang tahan terhadap
kekeringan sehingga tahan hidup di daerah dengan curah hujan rendah. Tanaman dari
keluarga Euphorbiaceae ini banyak ditemukan di Afrika Tengah dan Selatan, Asia Tenggara
dan India. Jarak pagar (Jatropha curcas) adalah tumbuhan semak berkayu yang banyak
ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah
diperbanyak dengan stek.
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman yang tubuh liar
sebagai tanaman pagar sehingga dinamakan sebagai jarak pagar, serta dikenal sebagai
purging nut (kacang pencahar) atau physic nut (karang urus-urus). Jarak pagar tergolong
dalam jenis tanaman tahunan yang dapat berproduksi secara terus menerus, termasuk perdu
dengan tinggi tanaman 1-7 m . Umur jarak pagar bisa mencapai 50 tahun. Umumnya, seluruh
bagian tanaman beracun sehingga tanaman ini hampir tidak memiliki hama. Tanaman jarak
pagar memiliki akar tunggang yang panjang. Sistem perakaran pada jarak pagar mampu
menahan air dan tanah sehingga tahan terhadap kekeringan dan dapat berfungsi sebagai
tanaman penahan erosi
Tanaman Daun Ki tolod (Isotoma longiflora )
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Campunalatae
Famili : Campunalaceae
Genus : Isotoma
Spesies : Isotoma longiflora
Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh liar di pinggir saluran air atau
sungai, pematang sawah, sekitar pagar dan tempat-tempat lainnya yang lembab dan terbuka.
Kitolod ( Isotoma longiflora L.) adalah salah satu tanaman obat tradisional dari famili
Campanulaceae. Secara empiris, kitolod banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengobati
penyakit mata seperti katarak.
Ki tolod dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.100 m dpl. Terna tegak, tinggi
mencapai 60 cm, bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam dan
mengandung racun. Daun tunggal, duduk, bentuknya lanset, permukaan kasar, ujung runcing,
pangkal menyempit, tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang daun
5-17 cm, lebar 2-3 cm, warnanya hijau. Bunganya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun,
bertangkai panjang, mahkota berbentuk bintang berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak
berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, berbiji banyak. Perbanyakan
dengan biji, stek batang atau anakan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Lamiales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata
Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang tingginya
bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika. Penyebarannya dari India
meluas ke selatan sampai di Siam, ke timur sampai semenanjung Malaya, kemudian
ditemukan Jawa. Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dari
permukaan laut. Sambiloto dapat tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan
suhu udara 25-32 derajat Celcius. Kelembapan yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-
90% dengan penyinaran agak lama.
Tanaman obat sambiloto mampu hidup di dataran rendah hingga dataran dengan
ketinggian rata-rata 1.500 mdpl secara alami. Tanaman herbal ini dapat tumbuh di semua
jenis tanah yang mengandung humus dan tata udara serta pengairan yang baik. Saat ini,
habitat alami sambiloto antara lain ladang, tebing, pinggir jalan, saluran air atau sungai,
semak, dan dibawah tegakan pohon lain, seperti jati atau bambu.
Secara morfologi, sambiloto termasuk alam tumbuhan tegak berbatang kayu dengan
bentuk bulan dan segi empat, serta memiliki banyak cabang atau monopodial. Tinggi
tanaman antara 30 cm hingga 110 cm dengan daun tunggal berwarna hijau yang saling
berhadapan, berbentuk pedang (lanset) dengan teri rata (integer) dan permukaannya halus.
Bunga sambiloto berwarna putih keunguan, bentuknya jorong atau bulat panjang, dan pada
bagian pangkal serta ujung bunga berbentuk lancip. Buah sambiloto juga berbentuk jorong
dengan ujung tajam dan panjangnya sekitar 2 cm.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Acorales
Famili : Acaraceae
Genus : Acorus
Spesies : Acorus calamus L
Jerangau, Dringo, atau Dlingo (Acorus calamus) adalah tumbuhan terna yang
rimpangnya dijadikan bahan obat-obatan. Tumbuhan ini berbentuk mirip rumput, tetapi
tinggi, menyukai tanah basah dengan daun dan rimpang yang beraroma kuat. Diperkirakan,
tumbuhan ini asli berasal dari anak benua India dan menyebar ke berbagai penjuru dunia
melalui perdagangan rempah-rempah. di benua Amerika, jeringau kerap dipertukarkan
dengan kerabatnya yang asli dari sana, Acorus americanus. Dalam bahasa Jawa, tumbuhan ini
dikenal sebagai dlingo.
Jeringau, atau jeringo atau dringu merupakan tumbuhan herba menahun yang tumbuh
pada lingkungan basah dan lembab seperti kolam, rawa, dan pinggir sungai pada semua
ketinggian tempat. Membentuk akar batang yang disebut rimpang, daun seperti lalang, bunga
tumbuh kesamping, berkembang biak dengan rimpangnya. Jeringau dapat hidup hampir pada
semua ketinggian tempat. Bagian tumbuhan yang umum di mafaatkan adalah rimpangnya.
Rimpang berbentuk agak petak bulat keras, dengan panjang ruas 1-3 cm. rimpang keringau
barcabang cabang banyak sesuai dengan kesuburan tanah tempat hidupnya. Rimpang segar
kira-kira sebesar tangan, isinya berwarna putih tetapi jika dalam keadaan kering berwarna
merah muda. Rimpang jeringau mengandung minyak yang serba guna seperti campuran
dalam industry makanan dan minuman, bahan penyedap, pewangi, deterjen, dll.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa sinensis
Bunga raya (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang
berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan
subtropis. Bunganya besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar
dan hibrida ini bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun
mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, jingga hingga merah tua atau merah
jambu. Bunga ini dikenal dengan berbagai nama, di antaranya bunga sepatu, bunga raya,
uribang, atau wora-wari.
Bunga jenis ini terdiri dari 5 helai daun kelopak, yang dilindungi oleh kelopak
tambahan (epicalyx), sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga
terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder
panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di
dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5
meter. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun
yang meruncing.
Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di
daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur. Bunga berbentuk
trompet dengan diameter bunga sekitar 6 cm hingga 20 cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar
dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke
samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah. Tanaman
berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan penempelan.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledone
Ordo : zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : curcuma
Spesies : Curcuma xanthorhiza Roxb.
Temu lawak ( Curcuma zanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam suku
temu-temuan (Zingiberaceae). Ia berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian
menyebar ke beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian
besar budidaya temu lawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina, tanaman
ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China, Indochina, Barbados, India, Jepang,
Korea, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik
pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di
hutan tropis. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah
yang gembur.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : curcuma
Spesies : curcuma Domestica
Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang
tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar
hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada
juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India.
Tanaman Cempokak ( Solanum nigrum )
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum nigrum
Takokak adalah tumbuhan semak kecil, yang tingginya dapat mencapai 5 m. Namun
biasanya, kurang dari 2 m. Hampir semua bagian tumbuhan ini berduri, kecuali hanya buah
yang ditutupi rambut. Daunnya bulat telur dengan pangkal seperti jantung atau membulat,
dengan ujung yang tumpul. Panjang daun 7–20 cm dan lebarnya 4–18 cm. Tangkai
perbungaannya pendek, sering bercabang-cabang dan banyak bunganya. Bunganya berbentuk
bintang berwarna putih, yang di tengahnya kuning. Buahnya berjenis buah buni, kecil, dan
banyak
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L
Sirih merupakan tanaman yang tumbuh merambat atau menjalar dan termasuk family
Piperaceae : Tinggi tanaman sirih bisa mncapai 15 meter, batangnya berwarna cokelat
kehijauan, berbentuk bulat, berkerucut, dan beruas yang merupakan tempat keluarnya akar
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L
Jambu biji perdu atau pohon kecil, tinggi 2-10 m, percabangan banyak. Batangnya
berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal,
bertangkai pendek, letak berhadapan, daun muda berambut halus, permukaan atas daun tua
licin
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Viovales
Famili : Caricaceae
Genus : carica
Spesies : Carica Papaya L
Pepaya merupakan tanaman asli Amerika tropis dan sekarang tersebar luas di seluruh
daerah tropik dan subtropik di seluruh dunia. Pepaya merupakan tanaman berbatang tunggal
dan tumbuh tegak. Batang tidak berkayu, silindris, berongga dan berwarna putih kehijauan
Tanaman Kumis Kucing ( Orthosiphon aristatus )
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledon
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus
Kumis kucing kerap dijumpai di pekarangan. Meskipun asalnya dari Afrika, tanaman
anggota famili Lamiaceae itu tersebar di beberapa wilayah di Asia dan Australia. Tanaman
berbatang basah itu memiliki ciri benang sari panjang menjulur ke dua sisi berwarna putih,
mirip dengan kumis hewan kucing Felis silvestris. Kumis kucing merupakan tanaman obat
berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah
seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa
Tengah dan Jawa Timur) dan songot koceng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari
wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.
Peranan Tanaman: Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang
memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati
reumatik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya
penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Viovales
Famili : Caricaceae
Genus : carica
Spesies : Annona Squamosa L
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Viovales
Famili : Caricaceae
Genus : carica
Spesies : Citrus autantifoliia
Masyarakat memiliki cara meramu tanaman obat secara tradisional yang diturunkan
dari generasi ke generasi secara turun temurun. Hasil penelitian di Desa Kolam Kecamatan
Percut Sei Tuan menunjukkan bahwa dari 18 spesis tumbuhan yang digunakan oleh
masyarakat, terlihat ada 7 bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional yaitu buah, bunga, daun, batang, akar, umbi lapis dan rimpang.
Adapun penelitian yang dilakukan Hamzari (2008) tentang identifikasi tanaman obat-
obatan yang dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar Desa Kolam . Berdasarkan pengamatan
tentang bagian yang dimanfaatkan dalam mengobati penyakit dibagi menjadi 7 bagian yaitu
daun muda atau pucuk, buah, batang, kulit, getah, umbi, dan akar. Bagian daun juga
merupakan bagian yang paling banyak digunakan karena masyarakat memandang bahwa
daun adalah merupakan tempat pengolahan makanan yang berfungsi sebagai obat. Mudah
diperoleh dan mudah dibuat atau diramu sebagai obat dibandingkan dengan kulit, batang dan
akar tanaman. Di samping itu, akar tanaman juga dipergunakan sebagai obat.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Kolam yaitu diketahui
terdapat 18 spesis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan yang
dikelompokan dalam 16 famili. Adapun tumbuhan yang biasa digunakan masyarakat yaitu
serai (Cymbopogon Citratus ),Telang ( Clitoria ternatea L.), Kitolod ( Androgapish
paniculata), jerengu bangle ( Acorus Calamus L.), Daun Raya ( Hibiscus rosa
sinensis),Temulawak ( curcuma Domestica val), cempokak (solanum nigrum), Srikaya
(anonna squamosa L), sirih (Piper betle L), jambu biji (Psidium guajava), jeruk nipis (Citrus
aurantifolia), mengkudu (Morinda citrifolia L), kumis kucing (Orthosiphon aristatus),
pepaya (Carica papaya), sambiloto (Androgroraphis), jahe (Zingiber officinale), jarak pagar
(Jatropha curcas L ), kunyit (Curcuma domestica).
5.2 Saran
1. Perlu upaya untuk melestarikan pengetahuan tentang tanaman obat ini pada
generasi muda sebagai budaya pengobatan leluhur.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Berilah jawaban terhadap pertanyaan berikut sesuai dengan pemahaman dan kondisi
Bapak/Ibu dengan jelas dan tepat.
Karakteristik Responden
Nama
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG TANAMAN OBAT
TRADISIONAL
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui dan pernah menggunakan
tumbuhan obat tradisional untuk pengobatan dalam kesehatan?
1. Sangat tidak tahu, 2. Tidak tahu, 3.Ragu-ragu, 4.Tahu, 5.Sangat tahu