Anda di halaman 1dari 51

ETNOBOTANI

MINI RISET

POTENSI TUMBUHAN OBAT YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT


SUKU MELAYU SAMBAS DI SERBAJADI, KABUPATEN SERDANG
BEDAGAI, SUMATERA UTARA

Dosen Pengampu : Dwi RA Kusuma, M.Si

Disusun Oleh :

Yulia Indriani (4202220001)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mini riset tentang Jenis Tanaman
Obat Pada Etnis Suku Melayu Sambas. Mini Riset ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah Etnobotani.

Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen Pengampu, ibu Dwi RA Kusuma, M.Si
yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini. Dan saya juga mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan mini riset ini.

Harapan kami supaya makalah ini bermanfaat kepada seluruh mahasiswa khususnya
mahasiswa FMIPA UNIMED. Dari makalah ini kami yakini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangannya. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan
memperbaiki pembuatan proposal ataupun mini riset pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Medan, 09 November 2023

Yulia Indriani
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan obat tradisional merupakan tumbuhan yang dapat dipergunakan sebagai obat
baik yang ditanam maupun yang tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk diramu dan dijadikan sebagai obat guna menyembuhkan penyakit. Menurut
Nursiyah (2013) tumbuhan obat adalah ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan,
mineral, hewan atau campuran bahan yang secara tradisional telah digunakan dalam
pengobatan berdasarkan pengalaman yang sudah ada. Sedangkan menurut Pranata (2014),
tumbuhan obat adalah tumbuhan yang memiliki khasiat untuk Kesehatan manusia dan
digunakan sebagai bahan untuk membuat obat tradisional karena penggunaannya yang jauh
lebih aman.Pengobatan secara tradisional dengan menggunakan obat-obatan herbal kembali
banyak diincar.

Hal ini sesuai dengan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 yang dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan menunjukan bahwa 59,12% masyarakat khususnya di Indonesia
pernah mengonsumsi jamu dan 95% dari jumlah tersebut mengakui manfaat ramuan
tradisional untuk kesehatan. Jamu merupakan salah satu obat tradisional yang diracik
menggunakan tumbuh-tumbuhan. Jamu sangat banyak digunakan oleh masyarakat di
Indonesia sebagaiobat tradisional untuk berbagai macam penyakit. Indonesia juga merupakan
negara yang memiliki kekayaan alam berupa keragaman jenis tumbuhan obat.

Etnis Melayu adalah salah satu etnis yang memanfaatkan tumbuhan dalam beberapa
kebutuhan adat maupun pengobatannya. Masyarakat Melayu merupakan penduduk pribumi
yang bertutur bahasa Melayu dan beradat-istiadat Melayu. Sebagian besar masyarakat melayu
menempati di wilayah Serba Jadi, kabupaten Serdang Bedagai. Etnis Melayu yang
menempati wilayah Serbajadi telah lama memanfaatkan tumbuhan sebagai obat untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit, salah satu diantaranya yaitu sebagai obat
tradisional

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apa saja tumbuhan yang digunakan sebagai obat oleh masyarakat suku Melayu
Sambas di kecamatan Percut Sei Tuan ?
2. Apa saja bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat oleh masyarakat suku
Melayu Deli Serdang ?
3. Bagaimana masyarakat suku Melayu Sambas di kecamatan Percut Sei Tuan
memanfaatkan tanaman sebagai bahan pembuatan obat tradisional?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional oleh
masyarakat suku Melayu Sambas di kecamatan Percut Sei Tuan
2. Untuk mengetahui bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat oleh
masyarakat suku Melayu Sambas di kecamatan Percut Sei Tuan
3. Untuk mengetahui cara pemanfaatan tanaman sebagai bahan obat tradisional yang
dilakukan oleh masyarakat suku Melayu Sambas di kecamatan Percut Sei Tuan

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini memiliki beberapa manfaat baik bagi masyarakat maupun bagi peneliti dan
bagi dunia pendidikan, adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.
2. Bagi masyarakat, hasil penelitian dapat memberikan wawasan baru mengenai
berbagai jenis tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional.
3. Bagi dunia pendidikan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan ajar pada mata
pelajaran taksonomi tumbuhan dan Etnobotani
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tumbuhan Obat

Tanaman obat adalah jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat
sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun maupun mencegah berbagai
penyakit. Tanaman obat mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau
jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan /
sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati Penggunaan tanaman obat sebagai
obat bisa dengan cara diminum, ditempel, dihirup sehingga kegunaannya dapat memenuhi
konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan

Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam maupun
tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh masyarakat untuk diracik dan
disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit. Tumbuhan obat merupakan salah satu
ramuan paling utama produk-produk obat herbal. Tanaman atau bagian tanaman yang
diekstraksi dan ekstrak tumbuhan tersebut dipakai sebagai obat.

Tumbuhan obat yang merupakan salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang
disediakan alam yang dipercayai dan diketahui masyarakat berkhasiat sebagai obat, namun
tumbuhan obat sering diabaikan karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomi karena hanya
berupa semak atau rerumputan dan tidak semua masyarakat mengetahui khasiat tumbuhan
obat tersebut.

Beberapa tumbuhan obat juga memiliki nilai ekonomi yang dimanfaatkan


masyarakat guna peningkatan kesejahteraannya (Djauhari dan Hernani, 2004).
Berdasarkan pengertian diatas. Maka dapat disimpulkan bahwa tumbuhan obat adalah
tumbuhan berkhasiat obat yang berasal dari bahan alam dan diwariskan secara turun
temurun dari generasi kegenerasi

Tumbuhan obat memiliki beberapa ciri khas, diantaranya sebagai berikut:

a. Memiliki Zat Aktif Penyembuh Suatu Penyakit


Tumbuhan yang dapat dijadikan obat biasanya memiliki berbagai kandungan zat aktif
seperti flavanoid, tanin, fenol, saponin, alkaloid dan minyak atsiri. Seperti senyawa ab-
momorchorin dan momordica antiviral protein 30 (MAP30) yang bermanfaat sebagai anti
HIV-AIDS.

b. Bersifat Turun Temurun

Tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan obat biasanya diwariskan secara turun-
temurun dari generasi ke generasi selanjutnya.

c. Efek Samping Lebih Kecil Dari Obat-obatan Kimia

Menurut Katno (2008) obat akan bermanfaat dan aman jika digunakan dengan
mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu:

1. Tepat Cara Penggunaan

Tidak semua tumbuhan obat sebagai ramuan obat tradisional penggunaannya dengan
cara direbus. Misalnya daun kecubung (Datura metel), telah diketahui mengandung alkaloid
turunan tropan (seperti hiosiamin dan atropine) untuk pengobatan asma. Penggunaannya
dengan cara dikeringkan lalu digulung membentuk rokok dan dihisap seperti sedang
merokok. Akibat dari kesalahan informasi yang diperoleh bahwa secara umum penggunaan
jamu gepyokan adalah direbus dan diminum airnya, maka jika hal itu diperlakukan terhadap
kecubung akan menyebabkan mabuk dan bahkan sampai keracunan karena tingginya kadar
alkaloid didalam darah.

2) Tepat Telaah Informasi

Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong derasnya arus informasi yang
mudah untuk diakses. Namun, tanpa didukung oleh pengetahuan dasar yang memadai dan
telaah atau kajian yang cukup akan mendatangkan hal-hal yang menyesatkan. Ketidaktauan
bisa menyebabkan obat tradisional berbalik menjadi bahan yang membahayakan. Misalnya
informasi di media massa menyebutkan bahwa biji jarak (Ricinus comunis L) mengandung
risin yang jika dimodifikasi dapat digunakan sebagai antikanker. Risin sendiri bersifat toksik
sehingga jika biji jarak dikonsumsi secara langsung dapat meyebabkan keracunan dan diare.

3) Sesuai Dengan Indikasi Penyakit Tertentu


Pemilihan jenis bahan obat alam untuk mengobati suatu penyakit harus dilakukan
dengan tepat. Sebagai contoh daun tapak dara (Catharantus roseus atau Vinca rosea) banyak
mengandung senyawa alkaloid yang bermanfaat dalam menurunkan kadar gula darah,
sehingga dipergunakan untuk pengobatan diabetes.akan tetapi hal ini bukan pilihan yang
tepat karena tapak dara juga mengandung Vinkristin dan vinblastin yang dapat menurunkan
jumlah leukosit atau sel-sel darah putih sehingga menyebabkan penderita rentan terhadap
penyakit infeksi karena leukosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh

2.2 Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional

Pemanfaatan tumbuhan obat atau bahan obat alam pada umumnya sebenarnya
bukanlah merupakan hal baru. Upaya pengobatan tradisi dengan obat-obat tradisional
merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat
guna yang potensial untuk menunjang pembangunan Kesehatan masyarakat, obat tradisional
perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kenyataan menunjukan bahwa dengan bantuan
tanaman obat alam tersebut, masryarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapin .

Bagian dari tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat dikelompokan menjadi
daun, batang, bunga, akar, umbi, getah, buah, rimpang dan biji. Namun, tidak sedikit
masyarakat yang memanfaatkan seluruh bagian tumbuhan untuk bahan obat dalam proses
pengobatannya. Presentasi bagian tumbuhan yang digunakan yang paling tinggi yaitu daun
(31%), sedangkan yang paling rendah adalah biji (3%). Bagian daun cukup banyak digunakan
sebagai obat berkaitan dengan beberapa keunggulan daun seperti produktivitas daun yang
lebih banyak, lebih mudah diperoleh dibandingkan dengan bagian tumbuhan lainnya dan
penggunaan dari daun yang relatif mudah karena dapat dipergunakan secara langsung
(Susiarti, 2015).

2.3 Pengolahan Obat Tradisional

Pengobatan dengan tanaman tradisional merupakan bagian dari sistem budaya


masyarakat yang manfaatnya sangat besar dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
Pengobatan tradisional merupakan manifestasi dari partisipasi aktif masyarakat dalam
menyelesaikan problematika kesehatan dan telah diakui peranannya oleh berbagai bangsa
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pengobatan tradisional yang dilakukan di
Desa Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu pengobatan menggunakan tanaman
yang berkhasiat obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Sistem pelayanan
kesehatan yang ada belum merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga
pemerintah mengambil kebijakan dengan memanfaatkan semua potensi upaya kesehatan
yang ada di masyarakat. Salah satu potensi besar dalam bentuk peranan serta masyarakat
adalah upaya pengobatan tradisional yang hingga saat ini masih banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat

Indonesia memiliki budaya pengobatan tradisional termasuk penggunaan tumbuhan


obat sejak dulu dan dilestarikan secara turun-temurun. Dalam pemanfaatan tanaman obat ini
setiap daerah memiliki cara yang berbeda-beda sebagaimana yang dikemukakan kelompok
etnik tradisional di Indonesia mempunyai ciri-ciri dan jati diri budaya yang sudah jelas
terdefinisi, sehingga diduga kemungkinan besar persepsi dan konsepsi masyarakat terhadap
sumber daya nabati di lingkungannya berbeda, termasuk dalam pemanfaatan tumbuhan
sebagai obat tradisional. Sebagai langkah awal yang sangat membantu untuk mengetahui
suatu tumbuhan berkhasiat obat adalah dari pengetahuan masyarakat tradisional secara turun
temurun. Pengetahuan dan keterampilan pengobatan tradisional tersebut diperoleh melalui
pewarisan secara turun temurun dari orang tua/leluhur,

Defenisi pengobatan tradisional menurut WHO tersebut mengacu kepada adanya


pengalaman praktek yaitu hasil-hasil yang diamati secara terusmenerus dari generasi baik
secara lisan maupun tulisan obat tradisional yang ada di masyarakat dapat diperoleh dari
berbagai sumber, yaitu:

1. Obat Tradisional Buatan Sendiri

Obat tradisional yang dibuat sendiri menjadi dasar bagi pemerintah dalam Program
Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Sumber tanaman bisa disediakan 38 oleh masyarakat
sendiri baik secara individu, keluarga, maupun kolektif dalam suatu lingkungan masyarakat.
Program TOGA juga mengajarkan tentang cara penyajian secara sederhana, tetapi tetap aman
dikonsumsi, dan dalam pelaksanaannya diharapkan peran aktif seluruh anggota masyarakat
dengan bimbingan dan binaan puskesmas setempat.

2. Obat Tradisional dari Pembuat Jamu (Herbalis)

a. Jamu Gendong, jamu yang disediakan dalam bentuk minuman dan sangat
digemari masyarakat, secara umum dijual dengan nama kunyit asam,
mengkudu, pahitan, beras kencur, juga tersedia jamu yang disediakan khusus
sesuai pesanan, misalnya jamu bersalin dan jamu untuk mengobati keputihan.
b. Peracik jamu, bentuk jamu menyerupai jamu gendong, tetapi kegunaannya
lebih khusus untuk keluhan kesehatan tertentu, misalnya untuk kesegaran,
menghilangkan pegal dan linu, serta batuk. Peracik jamu tradisional saat ini
sudah semakin berkurang, diperkirakan karena kalah bersaing dengan industri
obat tradisional skala besar yang mampu menyediakan jamu bentuk yang
lebih praktis.
4. Obat Tradisional dari Shinse

Pengobatan sinshe berasal dari negara cina yang mengobati pasien dengan menggunakan
obat tradisional. Bahan-bahan obat tradisional yang digunakan berasal dari Cina, dan ada juga
yang dicampur dengan bahan lokal. Penyediaan obat tradisional Cina mudah diperoleh di
toko-toko obat Cina dalam bentuk sediaan jadi, pengobatan sinshe biasanya
mengkombinasikan ramuan dengan teknik pijatan, akupresur,dan akupuntur.

5. Obat Tradisional Buatan Industri Departemen Kesehatan

Depertemen Kesehatan membagi industri obat tradisional dalam dua kelompok, yaitu
Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) dan Industri Obat Tradisional (IOT). Obat tradisional
industri diproduksi dalam bentuk sediaan modern berupa herbal terstandar atau fitofarmaka
seperti tablet dan kapsul, juga bentuk sediaan lebih sederhana seperti serbuk, pil, kapsul dan
sirup. Bentuk sediaan obat tradisional seperti serbuk, pil, kapsul dan sirup harus menjamin
mutu yang sesuai dengan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Tata cara
pembuatan ramuan obat tradisional yang sesuai dengan pedoman tersebut dapat dibuat sendiri
dengan cara sederhana. Menurut Sembiring, B 2007dan Agro Media 2008, pembuatan
ramuan obat tradisional dapat dilakukan dengan menggunakan bahan tanaman obat yang
dapat dibudidayakan, meliputi:

1. Bahan baku

Bahan baku yang digunakan adalah bagian tanaman yaitu: biji, buah, daun, rimpang,
bunga, kayu, dan herba. Pada waktu panen/pengambilan bahan, 40 peralatan dan tempat yang
digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Penempatan
dalam wadah seperti keranjang dan karung tidak boleh terlalu penuh sehingga bahan tidak
menumpuk dan tidak rusak.
2. Penyortiran Penyortiran segar dilakukan setelah selesai panen

Dimaksudkan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing, bahan yang


tua dan muda atau ukurannya lebih besar atau kecil.

3. Pencucian Pencucian dilakukan untuk menghilangkan kotoran dan mikroba yang


melekat pada bahan. Air yang digunakan untuk mencuci bahan dan peralatan yang digunakan
adalah air bersih. Pada saat pencucian bahan, perlu diperhatikan air cucian dan air bilasan,
jika masih terlihat kotor pencucian dan pembilasan harus di ulang. Pencucian dilakukan
dalam waktu sesingkat mungkin untuk menghindari larut dan terbuangnya zat yang
terkandung dalam bahan tanaman obat.

4. Pengeringan Bahan obat yang telah di cuci, kemudian ditiriskan di rak-rak pengering.
Khusus untuk bahan rimpang penjemuran dilakukan selama 4-6 hari. Setelah proses
pengeringan selesai, dilakukan kembali penyortiran.

5. Peralatan Peralatan yang digunakan dapat berupa peralatan memasak yang ada di
dapur seperti pisau, talenan, panci, parut dan lain-lain. Semua peralatan yang digunakan
untuk pembuatan ramuan obat tradisional sebelum dan sesudah digunakan harus dicuci
bersih, sehingga tidak tercampur dengan bahan masakan, khususnya yang berasal dari hewan.
Panci yang dilapisi kuali/periuk dari tanah liat dapat digunakan, sedang peralatan panci yang
terbuat dari kuningan atau besi harus dihindari untuk mencegah timbulnya endapan,
timbulnya racun, atau efek samping lain akibat terjadinya reaksi kimia dengan bahan obat.

6. Meramu Sebelum meramu, tangan dicuci sampai bersih, bahan disiapkan dan
diletakkan pada wadah yang bersih.

7. Penggunaan Cara penggunaan ramuan obat tradisional harus diketahui sebelum


digunakan, baik dengan cara diminum atau digunakan sebagai obat luar.

8. Aturan minum dan jangka waktu pemakaian Aturan minum obat tradisional
disesuaikan dengan peraturan yang sudah ada sesuai petunjuk formularium obat tradisional.
Obat tradisional biasanya diminum sebelum makan kecuali bila dalam ramuan tersebut
terdapat bahan yang dapat merangsang lambung. Jangka waktu pemakaian untuk ramuan
yang tidak dimasak hingga mendidih harus digunakan segera dalam waktu 12 jam, sedangkan
ramuan yang direbus dapat digunakan dalam jangka waktu 24 jam.
Pengobatan tradisional untuk masyarakat Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan
menjadi alternatif dalam mengatasi masalah kesehatan dengan berbagai jenis penyakit yang
ada. Beberapa alasan pemakaian pengobatan tradisional tersebut diantaranya adalah
kurangnya pengobatan modern seperti rumah sakit. Alasan lain adalah tingkat ekonomi
penduduk yang relatif rendah menyebabkan masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif.

Penyebaran informasi tentang ramuan tradisional secara oral dari seseorang kepada orang
lain, dari orang tua terhadap anak atau dari mulut ke mulut menjadi salah satu faktor
perkembangan dan pelestarian pengobatan tradisional juga didukung oleh kemanjuran obat
yang digunakan oleh masyarakat setempat. Sehingga sistem pengobatan tradisional yang
dimiliki, dianggap masih mampu mengatasi berbagai jenis penyakit. Perkembangan
pengobatan tradisional di Indonesia tidak terlepas dari kondisi sumber daya alam Indonesia
yang kaya akan bahan-bahan obat tradisional. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari tanaman
yang tumbuh liar dan berasal dari tanaman yang telah dibudidayakan oleh masyarakat/ petani
sebagai pemasok. Keunggulan obat bahan alam antara lain ;

1. Efek samping obat tradisional relatif lebih kecil bila digunakan secara benar dan tepat,
baik tepat takaran, waktu penggunaan, cara penggunaan, ketepatan pemilihan bahan, dan
ketepatan pemilihan obat tradisional atau ramuan tumbuhan obat untuk indikasi tertentu.

2. Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan obat/ komponen
bioaktif tumbuhan obat. Dalam suatu ramuan obat tradisional umumnya terdiri dari beberapa
jenis tumbuhan obat yang memiliki efek saling mendukung satu sama lain untuk mencapai
efektivitas pengobatan. Formulasi dan komposisi ramuan tersebut dibuat setepat mungkin
agar tidak menimbulkan efek kontradiksi, bahkan harus dipilih jenis ramuan yang saling
menunjang terhadap suatu efek yang dikehendaki.

3. Pada satu tumbuhan bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Zat aktif pada
tumbuhan obat umumnya dalam bentuk metabolit sekunder, sedangkan satu tumbuhan bisa
menghasilkan beberapa metabolit sekunder, sehingga memungkinkan tumbuhan tersebut
memiliki lebih dari satu efek farmakologi. cara-cara pengobatan tradisional yang berlaku
pada masyarakat Desa Kolam antara lain:

 Ramuan obat, dengan minum, gosok/tempel.


 Dengan tindakan jasmani yaitu: pijat/urut, disembur/ditiup, dijilat/disedot/
diisap, dimandikan dengan ramuan obat.
 Dengan tindakan rohani keagamaan (doa) dan ramuan obat.
 Dengan tindakan rohani kepercayaan (mantera) dan ramuan obat (sembur/tiup).
 Dengan tindakan rohani keagamaan (doa), tindakan jasmani dan ramuan obat
yaitu: dijilat/disedot/diisap.
 Dengan tindakan jasmani, tindakan rohani kepercayaan dan ramuan obat
(termasuk diberi penangkal).
 Ramuan obat dan pantangan-pantangannya.
 Ramuan obat dan dimandikan dengan ramuan obat tersebut.

Kemajuan dan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat


mendukung pengobatan tradisional, seperti yang sudah dilakukan di beberapa negara yang
kemudian mampu dijual di pasaran. Dengan pengembangan pengobatan tradisional yang
disertai dengan dukungan ilmiah terhadap tanaman obat herbal, akan dapat meningkatkan
daya saing pengobatan tradisional dengan sistem pengobatan modern. Obat tradisional
sebaiknya digunakan pada penyakit dengan kriteria prevalensi tinggi, insidens tinggi, tersebar
pada area luas, pelayanan kesehatan dengan fasilitas yang rendah serta mudah dikenal
masyarakat. Beberapa jenis penyakit yang memenuhi kriteria tersebut di antaranya: demam,
sakit gigi, sakit kepala, batuk, diare, obstipasi, mual, penyakit kulit, cacingan dan anemia.
Kriteria obat tradisional yang digunakan sebaiknya mudah didapat.

2.4. Etnis Melayu dan Kearifan Lokal Budaya Melayu

Etnis Melayu merupakan salah satu etnis asli yang ada di Sumatera Utara yang
menyebar diberbagai Kabupaten dan Kota. Masing-masing masyarakat Melayu yang tersebar
luas di beberapa Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara memiliki budaya Melayu yang
hampir sama, namun budaya Melayu di tiap-tiap Kabupaten tersebut masing-masing
memiliki ciri dan gaya tersendiri disetiap daerah, akibat telah bercampurnya adat budaya
Melayu dengan budaya berbagai suku bangsa di tanah air Indonesia, dalam buku yang ditulis
hubungan akulturasi itu dapat dijelaskan sebagai berikut:

2. Etnis Melayu pesisir Langkat dan Deli berbaur dengan suku Karo, Melayu
Malaysia dan Aceh.
3. Etnis Melayu pesisir Serdang berbaur dengan suku Karo dan Minang.
4. Etnis Melayu di pesisir Tebing Tinggi berbaur dengan suku Simalungun, Karo
dan Minang.
5. Etnis Melayu pesisir Asahan berbaur dengan suku-suku Tapanuli, Minang,
Karo dan Aceh.
6. Etnis Melayu pesisir Labuhan Batu berbaur dengan suku-suku Tapanuli,
Minang dan Riau

Etnis Melayu banyak memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional. Tumbuhan


obat yang digunakan masyarakat Melayu ternyata memiliki mutu dan kualitas tinggi. Hanya
saja dalam pemanfaatan tumbuhan obat dilakukan dengan cara tradisional. Para dukun
meracik dan meramu tumbuhan obat untuk mengobati berbagai jenis penyakit sesuai dengan
pengetahuan mereka tentang tumbuhan obat tersebut. Seorang dukun mengidentifikasi jenis
penyakit yang menyerang seseorang dan mencari tumbuhan obat yang sesuai untuk penyakit
tersebut. Tumbuhan obat- obatan ini dapat mereka temukan disekitar kawasan hutan adat.
Pengetahuan tentang ekosistem hutan sebagai dasar yang digunakan dalam menemukan
tumbuhan obat-obatan tersebut. Misalnya suatu jenis tumbuhan obat yang hanya tumbuh
didaerah-daerah tertentu saja. Hal ini memudahkan dalam memperolehnya
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11-12 November 2023 di Desa Kolam


Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

Gambar Peta Desa Wilayah Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan

Sumber : Google Eart

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, surat izin, kamera,
perekam dan laptop. Adapun bahan yang digunakan yaitu kertas, dan kuesioner.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan adalah deskriptif-eksploratif dengan teknik pengumpulan


data yaitu wawancara semi terstruktur. Wawancara dilakukan secara semi terstruktur.
meliputi: jenis tumbuhan, bagian yang dimanfaatkan dan cara pemanfaatan serta cara
pengolahan nya menjadi obat. Pemilihan responden dalam wawancara dilakukan dengan
metode purposive sampling dan responden masyarakat Desa Kolam Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang yang memenuhi kriteria- kriteria, yaitu mampu memberikan
informasi akurat, memiliki pengetahuan yang baik tentang lingkungan dan keragaman jenis
tumbuhan berguna untuk pengobatan.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian yaitu:

3.4.1 Tahap Obervasi Awal


Penelitian ini dimulai dengan melakukan observasi lapangan atau tempat penelitian.
Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh memperoleh informasi mengenai
tempat tersebut yang meliputi informasi dari masyarakat keberadaan mengenai pemanfaatan
tumbuhan sebagai obat oleh suku Melayu Sambas di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang serta untuk menentukan jumlah informan yang berjumlah 15
responden

3.4.2 Tahap Wawancara


Wawancara merupakan tahap pengumpulan data yang dilakukan untuk
mengumpulkan informasi secara lisan. Wawancara dilakukan terlebih dahulu terhadap
informan yang berjumlah sebanyak 15 orang . Wawancara dilakukan dengan melakukan
pengisian lembar wawancara, lembar wawancara yang digunakan memiliki sedikit perbedaan
pertanyaan, hal tersebut didasarkan pada pengetahuan yang dimiliki oleh informan tersebut.

a. Dokumentasi Tumbuhan

Pengumpulan data berupa gambar atau foto dari spesimen tumbuhan sebagai bukti
keberadaan tumbuhan obat di daerah tersebut.

b. Koleksi Tumbuhan

Koleksi tumbuhan yang akan dijadikan sebagai awetan atau herbarium dilakukan
dengan cara mengambil bagian tumbuhan dari pohon, pengambilan bagian tumbuhan
dilakukan dengan cara memotong langsung bagian tumbuhan (apabila tumbuhan memiliki
ukuran yang besar) setidaknya bagian tumbuhan yang diambil memiliki 5 helai daun,
sertakan juga bunga dan buahnya apabila memungkinkan. Tumbuhan dengan ukuran kecil
harus diambil secara keseluruhan. Dalam pengambilan spesimen tumbuhan harus
menyertakan beberapa informasi diantaranya yaitu nama lokal tumbuhan, serta nama tempat
spesimen tersebut diambil.

c. Inventarisasi Tumbuhan

Inventarisasi tumbuhan obat dilakukan dengan cara membuat catatan mengenai


berbagai jenis tumbuhan obat yang didapatkan.
3.5 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini secara deskriptif akan disajikan
dalam bentuk tabel serta menampilkan foto atau gambar dari jenis keanekaragaman tanaman
yang ditemukan di Desa Baruga Kecamatan Malili dan menggunakan data kualitatif .
Kualitatif diperoleh dari hasil wawancara terhadap masyarakat lokal dalam memanfaatkan
tumbuhan sebagai pengobatan.
BAB V

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Wawancara


Berdasarkan Hasil penelitian responden yang wawancarai sebanyak 15 orang
masyarakat di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang . Masyarakat
yang mengetahui tentang pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat baik dibudidayakan ataupun
tumbuh secara liar, Masyarakat yang jarang menggunkan berjumlah 5 orang, Masyarakat
umum (bapak ibu) yang sering menggunakan tumbuhan obat untuk bahan obat tradisional
penyakit sebanyak 10 orang

Tabel 4.1 Karakteristik Responden di Desa Kolam

NO Umur Responden Jumlah Orang


.
1. 25-30 3
2. 35-45 2
3. 50-60 4
4. 61-68 6

Adapun persentase seberapa banyak jumlab responden yang meliputi orang remaja,
dewasa, dan lansia dapat dilihat sebagaimana pada Gambar 4.1. berikut :

Umur Responden Di Desa Kolam


7

4 Jumlah

0
23-30 35-45 50-60 61-68
Gambar 4.1. Diagram responden yang bersedia di wawancarai di desa Kolam Sebanyak 15
org.

Tabel 4.1 hasil wawancara terhadap 15 responden di Desa Kolam didapatkan hasil
kategori umur responden yang bervariasi, pemanfaatan tumbuhan obat banyak diketahui oleh
masyarakat usia produktif (25 tahun) dan usia non produktif (65 tahun). Dengan adanya hal
ini berarti pemanfaatan tumbuhan obat dapat digunakan untuk hampir semua kalangan umur
hanya terdapat perbedaan intensitas dalam hal pengolahannya, bagian tanaman yang
digunakan, dan sesuai jenis tanaman yang akan dimanfaatkan atau diolah menjadi obat

Berikut tabel jenis-jenis tanaman yang terdapat di masyarakat suku Melayu Sambas di
Desa Kolam kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 4.2 Keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan sebagai tanaman obat

NO Nama Tumbuhan Organ Kegunaan Cara Cara


Nama Nama Yang Perolehan Pemanfaat
Umum Latin digunaka an
(Famili) n
1. Serai Cymbopogo Batang Obat Budidaya Direbus
n citratus penyembuh dan tumuh dan
(Poaceae) luka,diare dan liar ditumbuk
kulit
2. Jahe Zingiber Rimpang Meredakan Budidaya Direbus
officinale nyeri haid, dan
Rosc. meredakan ditumbuk
(Zingiberac sakit maag,
eae) dan
menurunkan
tekanan darah
3. Mengkudu Morinda Daun dan Sembelit, Budidaya Direbus
citrifolia L buah radang sendi, dan tumbuh
(Rubiaceae) infeksi, liar
mencegah
TBC
4. Telang Clitoria Bunga Mengatur Budidaya Direbus
ternatea L. diabetes, dan
(Fobaceae) mengatasi ditumbuk
insomnia, sakit
perut dan diare
5. Jarak pagar Jatropha Buah Mengobati Budidaya Direbus
curcas kudis, penyakit dan tumbuh dan
(Euphorbiac kulit, sembelit, liar ditumbuk
eae) dan sakit gigi
6. Daun Isotoma Daun Mengobati Timbuh liar Direbus
Kitolod longiflora mata katarak, dan
(daun (Campanula dan luka lecet ditumbuk
katarak) ceae)

7. Daun Andrograph Daun Meringankan Tumbuh liar Direbus


Sambiloto is gejala flu, dan
(daun anti paniculata mengobati ditumbuk
tetanus) (Acanthacea luka luar ,
e) meredakan
demam,
menurunkan
tekanan darah
8. Jerengau Acorus Rimpang Meredakan Budidaya Direbus
Bangle Calamus L. demam dan dan
( Acoraceae masuk angin, ditumbuk
) obat flu alami,
dan mengobati
gatal-gatal
pada kulit bayi
9. Daun raya Hibiscus Bunga dan Mempercepat Budidaya Direbus
rosa daun proses semdiri dan
sinensis penyembuhan ditumbuk
(Malvaceae) luka, proteksi
terhadap
infeksi,
mengobati
batuk dan
sariawan
10 Temulawak Curcuma Rimpang Memperlancar Budidaya Direbus
xanthorrhiz ASI, Sakit semdiri dan
a perut, Kencing ditumbuk
Roxb. manis,
(Zingiberac Pegal linu,
eae) Penyubur
Kandungan
11. Kunyit Curcuma Rimpang Meningkatkan Budidaya Direbus
Domestica daya tahan sendiri dan
Val tubuh, ditumbuk
(Zingeberac meredakan
eae) nyeri haid,
membantu
mengendalikan
gula darah
12. Cempokak Solanum Buah Mengatasi Budidaya Direbus
nigrum diabetes, dan tumbuh dan
(Solanaceae mencegah liar ditumbuk
) strnyeri
sendioke,
penyakkit
jantung, dan
mengatasi
13. Sirih Piper betle Daun Keputihan, Budidaya Direbus
L. Kencing sendiri dan
(Piperaceae) batu, ditumbuk
Pengharum
tubuh,
Sakit mata
14. Jambu biji Psidium Daun Melancarkan Budidaya Direbus
guajava L. sistem dan tumbuh dan
(Myrtaceae) pencernaan, liar ditumbuk
meredakan flu
dan batuk,
menurunkan
kadar gula
15. Daun Carica Daun Mengatasi Budidaya Direbus
pepaya Papaya L. DBD, sendiri dan
(Caricaceae mengontrol ditumbuk
) gula darah,
mencegah dan
mengatasi
sembelit,
mengatasi
nyeri sendi
16. Kumis Orthosipho Daun Mengatasi Budidaya Direbus
kucing n aristatus masalah pada dan tumbuh dan
(Lamiaceae) ginjal, liar ditumbuk
mencegah
tekanan darah,
mencegah
Diabetes
17. Srikaya Annona Daun Meningkatkan Budidaya Direbus
Squamosa kekebalan dan
L. tubuh, ditumbuk
(Annoaceae membantu
) menhilangkan
radikan bebas
dari tubuh
18. Jeruk Nipis Citrus Buah Mencegah Budidaya Diperas
aurantiifoli Diabetes,
a meningkatkan
(Rutaceae) kekebalan
tubuh,
melancarkan
pencernaan

Adapun persentase seberapa banyak bagian tanaman yang digunakan per bagiannya
dapat dilihat sebagaimana pada Gambar 4.2. berikut :

Bagian Tanaman yang di manfaatkan Sebagai bahan obat Tradisional

9.5
8.5
7.5
6.5
5.5
Spesies

4.5
3.5
2.5
1.5
0.5
Akar Batang Daun Bunga Buah Rimpang
Jumlah 0 4 9 3 4 4

Gambar 4.2. Diagram bagian-bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan.

Bagian tanaman yang paling banyak digunakan masyarakat Desa Kolam sebagai
bahan pengobatan ditunjukkan pada persentasi penggunaan daun. Sebagaimana yang terlihat
pada gambar diatas. 0, 4, 9, 3, 4, 4. Akar. Batang .Daun, Bunga, Buah, , Rimpang Spesis
Bagian Tanaman Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional.
Adapun persentase tanaman yang digunakan pengolahan tanamann baik
dibudidayakan maupun liar dapat di lihat di tabel 4.2

Cara Pengolahan Tanaman Menjadi Bahan Obat


16
14
12
10
8 Jumlah

6
4
2
0
Di Rebus Ditumbuk Direbus dan di Diperas
tumbuk

Gambar 4.2. Diagram cara pengolahan tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan
pengobatan tradisional .

Adapun persentase jenis-jenis family tanaman yang ditemukan pada saat observasi
langsung ke Desa Kolam dapat di lihat di tabel 4.2

Jenis Family Tumbuhan Obat Yang Terdapat Di Desa


Kolam
3.5

2.5

1.5
Jumlah; 1
1

0.5

0
Ca rb e

M ceae

M ceae

Ru ae

ae
er e

th e

M ceae

Pi eae

no ae
Fo eae

lan e

Pi eae

Ca ceae

La eae
Ac eae
a
gib ea

an ea

So cea
pu ea
ph ace

ce
e
An tace
Ac alac

iac
m iac

ac

ac

ac
ac
Zin oca

ac

na
a

ta
r

r
pe

pe

ric
b

alv

alv
or

m
yr
P

n
o
Eu
Gambar 4.2. Diagram jenis-jenis family tanaman obat yang di manfaatkan menjadi
pengobatan tradisional .

Pembahasan :

4.2 Deskripsi Tumbuhan ObatYang Terdapat Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang

 Serai (Cymbopogon citratus)

Taksonomi Tanaman Serai :

Kingdom : Plantae
Divisi : Trachphyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Spesies : Cymbopogon citratus

Serai atau sereh (Cymbopogon citratus) adalah tumbuhan anggota suku rumput-
rumputan yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan dan juga
sebagai obat. Serai dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Lemongrass. Serai sekilas
mirip dengan tanaman daun bawang. Tanaman ini berasal dari daerah Ceylon, Sri Lanka yang
kemudian menyebar dan tumbuh alami di negara-negara tropis. Tanaman ini biasa ditanam
sebagai tanaman bumbu dan tanaman obat.

Ciri-ciri tanaman serai tumbuh berumpun membentuk gelombang besar. Tanaman


wangi ini dibudidayakan di pekarangan, tegalan, dan sela-sela tumbuhan lain. Tanaman ini
dibagi menjadi dua golongan yaitu, serai lemon atau serai bumbu (Cymbopogon citratus DC)
dan serai wangi atau serai sitronela (Cymbopogon nardus DC).

Tanaman ini memiliki tinggi antara 50-100 sentimeter dengan panjang daun mencapai
70-80 sentimeter dan lebarnya 2-5 sentimeter. Akarnya berimpang pendek dan berwarna
cokelat muda. Daunnya merupakan daun tunggal dengan bangun garis/linear berjumbai. Tepi
daunnya kasar dan tajam, tulang daunnya sejajar, serta permukaan atas dan bawahnya
berambut. Daun tersebut membungkus batangnya yang tegak dan berwarna putih. Jika
daunnya diremas maka akan tercium bau yang khas

 Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.)

Taksonomi Tanaman Jahe :

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale

Jahe (Zingiber officinale), adalah tumbuhan yang rimpangnya sering digunakan


sebagai rempah-rempah dan bahan baku pengobatan tradisional. Rimpangnya berbentuk
jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas yang dirasakan dari jahe
disebabkan oleh senyawa keton bernama zingeron. Jahe termasuk dalam famili Zingiberaceae
(temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal
dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini
disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan
minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Batang jahe merupakan batang semu
dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna
kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga
23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus. Bunga jahe tumbuh dari
dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75
cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan.
Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua

 Tanaman Mengkudu (Morinda citrifolia L)

Taksonomi Tanaman Mengkudu :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L

Mengkudu atau pace (Morinda citrifolia L.) merupakan salah satu tanaman obat yang
dalam beberapa tahun terakhir banyak peminatnya. Merupakan tanaman tropis dan liar,
mengkudu dapat tumbuh di tepi pantai hingga ketinggian 1500 m dpl (di atas permukaan
laut), baik di lahan subur maupun marginal
Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8 cm. Batang berkayu, bulat, kulit
kasar, percabangan monopoidal. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing.
Panjang 10-40 cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang sari 5. Buah
bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau kekuningan

 Tanaman Telang ( Clitoria ternatea L. )

Taksonomi Tanaman Telang :

Kingdom : Plantae
Divisi : Trachphyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Spesies : Clitoria ternatea L

Bunga telang (Clitoria ternatea) merupakan tumbuhan dari famili Fabaceae yang
memiliki manfaat sebagai tumbuhan obat. Bunga Telang (Clitoria ternatea) ini aslinya berasal
dari Amerika Selatan bagian tengah, tumbuhan ini bisa tumbuh dan berkembang dengan
cepat sehingga bisa mencapai ketinggian 2,5 meter.

Tanaman telang dikenali sebagai tumbuhan merambat yang sering ditemukan di


pekarangan atau tepi persawahan/perkebunan. Dilihat dari bijinya yang serupa dengan kacang
hijau, tumbuhan ini termasuk suku polong-polongan Tumbuhan ini bisa tumbuh dan toleran
terhadap berbagai jenis tanah mulai dari yang berpasir sampai tanah yang berkapur. manfaat
dari tanaman ini yaitu sebagai pewarna makanan dan sebagai obat herbal.
 Tanaman Jarak Pagar ( Jatropha curcas )

Taksonomi Tanaman Jarak Pagar :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha curcas L.

Jarak Pagar merupakan jenis tanaman semak atau pohon yang tahan terhadap
kekeringan sehingga tahan hidup di daerah dengan curah hujan rendah. Tanaman dari
keluarga Euphorbiaceae ini banyak ditemukan di Afrika Tengah dan Selatan, Asia Tenggara
dan India. Jarak pagar (Jatropha curcas) adalah tumbuhan semak berkayu yang banyak
ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah
diperbanyak dengan stek.

Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman yang tubuh liar
sebagai tanaman pagar sehingga dinamakan sebagai jarak pagar, serta dikenal sebagai
purging nut (kacang pencahar) atau physic nut (karang urus-urus). Jarak pagar tergolong
dalam jenis tanaman tahunan yang dapat berproduksi secara terus menerus, termasuk perdu
dengan tinggi tanaman 1-7 m . Umur jarak pagar bisa mencapai 50 tahun. Umumnya, seluruh
bagian tanaman beracun sehingga tanaman ini hampir tidak memiliki hama. Tanaman jarak
pagar memiliki akar tunggang yang panjang. Sistem perakaran pada jarak pagar mampu
menahan air dan tanah sehingga tahan terhadap kekeringan dan dapat berfungsi sebagai
tanaman penahan erosi
 Tanaman Daun Ki tolod (Isotoma longiflora )

Taksonomi Tanaman Ki tolod:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Campunalatae
Famili : Campunalaceae
Genus : Isotoma
Spesies : Isotoma longiflora

Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh liar di pinggir saluran air atau
sungai, pematang sawah, sekitar pagar dan tempat-tempat lainnya yang lembab dan terbuka.
Kitolod ( Isotoma longiflora L.) adalah salah satu tanaman obat tradisional dari famili
Campanulaceae. Secara empiris, kitolod banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengobati
penyakit mata seperti katarak.

Ki tolod dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.100 m dpl. Terna tegak, tinggi
mencapai 60 cm, bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam dan
mengandung racun. Daun tunggal, duduk, bentuknya lanset, permukaan kasar, ujung runcing,
pangkal menyempit, tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang daun
5-17 cm, lebar 2-3 cm, warnanya hijau. Bunganya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun,
bertangkai panjang, mahkota berbentuk bintang berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak
berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, berbiji banyak. Perbanyakan
dengan biji, stek batang atau anakan

 Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata )


Taksonomi Tanaman Sambiloto :

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Lamiales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata

Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang tingginya
bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika. Penyebarannya dari India
meluas ke selatan sampai di Siam, ke timur sampai semenanjung Malaya, kemudian
ditemukan Jawa. Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dari
permukaan laut. Sambiloto dapat tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan
suhu udara 25-32 derajat Celcius. Kelembapan yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-
90% dengan penyinaran agak lama.

Tanaman obat sambiloto mampu hidup di dataran rendah hingga dataran dengan
ketinggian rata-rata 1.500 mdpl secara alami. Tanaman herbal ini dapat tumbuh di semua
jenis tanah yang mengandung humus dan tata udara serta pengairan yang baik. Saat ini,
habitat alami sambiloto antara lain ladang, tebing, pinggir jalan, saluran air atau sungai,
semak, dan dibawah tegakan pohon lain, seperti jati atau bambu.

Secara morfologi, sambiloto termasuk alam tumbuhan tegak berbatang kayu dengan
bentuk bulan dan segi empat, serta memiliki banyak cabang atau monopodial. Tinggi
tanaman antara 30 cm hingga 110 cm dengan daun tunggal berwarna hijau yang saling
berhadapan, berbentuk pedang (lanset) dengan teri rata (integer) dan permukaannya halus.
Bunga sambiloto berwarna putih keunguan, bentuknya jorong atau bulat panjang, dan pada
bagian pangkal serta ujung bunga berbentuk lancip. Buah sambiloto juga berbentuk jorong
dengan ujung tajam dan panjangnya sekitar 2 cm.

 Tanaman Jerengau Bangle ( Acorus calamus L. )

Taksonomi Tanaman Jerengau Bangle :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Acorales
Famili : Acaraceae
Genus : Acorus
Spesies : Acorus calamus L

Jerangau, Dringo, atau Dlingo (Acorus calamus) adalah tumbuhan terna yang
rimpangnya dijadikan bahan obat-obatan. Tumbuhan ini berbentuk mirip rumput, tetapi
tinggi, menyukai tanah basah dengan daun dan rimpang yang beraroma kuat. Diperkirakan,
tumbuhan ini asli berasal dari anak benua India dan menyebar ke berbagai penjuru dunia
melalui perdagangan rempah-rempah. di benua Amerika, jeringau kerap dipertukarkan
dengan kerabatnya yang asli dari sana, Acorus americanus. Dalam bahasa Jawa, tumbuhan ini
dikenal sebagai dlingo.

Jeringau, atau jeringo atau dringu merupakan tumbuhan herba menahun yang tumbuh
pada lingkungan basah dan lembab seperti kolam, rawa, dan pinggir sungai pada semua
ketinggian tempat. Membentuk akar batang yang disebut rimpang, daun seperti lalang, bunga
tumbuh kesamping, berkembang biak dengan rimpangnya. Jeringau dapat hidup hampir pada
semua ketinggian tempat. Bagian tumbuhan yang umum di mafaatkan adalah rimpangnya.
Rimpang berbentuk agak petak bulat keras, dengan panjang ruas 1-3 cm. rimpang keringau
barcabang cabang banyak sesuai dengan kesuburan tanah tempat hidupnya. Rimpang segar
kira-kira sebesar tangan, isinya berwarna putih tetapi jika dalam keadaan kering berwarna
merah muda. Rimpang jeringau mengandung minyak yang serba guna seperti campuran
dalam industry makanan dan minuman, bahan penyedap, pewangi, deterjen, dll.

 Tanaman Daun Raya ( Hibiscus rosa sinensis )

Taksonomi Tanaman Bunga raya :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa sinensis

Bunga raya (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang
berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan
subtropis. Bunganya besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar
dan hibrida ini bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun
mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, jingga hingga merah tua atau merah
jambu. Bunga ini dikenal dengan berbagai nama, di antaranya bunga sepatu, bunga raya,
uribang, atau wora-wari.
Bunga jenis ini terdiri dari 5 helai daun kelopak, yang dilindungi oleh kelopak
tambahan (epicalyx), sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga
terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder
panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di
dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5
meter. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun
yang meruncing.

Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di
daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur. Bunga berbentuk
trompet dengan diameter bunga sekitar 6 cm hingga 20 cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar
dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke
samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah. Tanaman
berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan penempelan.

 Tanaman Temulawak ( Curcuma xanthorhiza Roxb. )

Taksonomi Tanaman Temulawak :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledone
Ordo : zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : curcuma
Spesies : Curcuma xanthorhiza Roxb.
Temu lawak ( Curcuma zanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam suku
temu-temuan (Zingiberaceae). Ia berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian
menyebar ke beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian
besar budidaya temu lawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina, tanaman
ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China, Indochina, Barbados, India, Jepang,
Korea, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik
pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di
hutan tropis. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah
yang gembur.

 Tanaman Kunyit ( curcuma Domestica )

Taksonomi Tanaman Temulawak :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : curcuma
Spesies : curcuma Domestica

Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang
tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar
hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada
juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India.
 Tanaman Cempokak ( Solanum nigrum )

Taksonomi Tanaman Cempokak :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum nigrum

Takokak adalah tumbuhan semak kecil, yang tingginya dapat mencapai 5 m. Namun
biasanya, kurang dari 2 m. Hampir semua bagian tumbuhan ini berduri, kecuali hanya buah
yang ditutupi rambut. Daunnya bulat telur dengan pangkal seperti jantung atau membulat,
dengan ujung yang tumpul. Panjang daun 7–20 cm dan lebarnya 4–18 cm. Tangkai
perbungaannya pendek, sering bercabang-cabang dan banyak bunganya. Bunganya berbentuk
bintang berwarna putih, yang di tengahnya kuning. Buahnya berjenis buah buni, kecil, dan
banyak

 Tanaman Sirih ( Piper betle L. )


Taksonomi Tanaman sirih :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L

Sirih merupakan tanaman yang tumbuh merambat atau menjalar dan termasuk family
Piperaceae : Tinggi tanaman sirih bisa mncapai 15 meter, batangnya berwarna cokelat
kehijauan, berbentuk bulat, berkerucut, dan beruas yang merupakan tempat keluarnya akar

 Tanaman Jambu biji ( Psidium guajava L )

Taksonomi Tanaman Jambu biji :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L

Jambu biji perdu atau pohon kecil, tinggi 2-10 m, percabangan banyak. Batangnya
berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal,
bertangkai pendek, letak berhadapan, daun muda berambut halus, permukaan atas daun tua
licin

 Tanaman Pepaya ( Carica Papaya L. )

Taksonomi Tanaman daun pepaya :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Viovales
Famili : Caricaceae
Genus : carica
Spesies : Carica Papaya L

Pepaya merupakan tanaman asli Amerika tropis dan sekarang tersebar luas di seluruh
daerah tropik dan subtropik di seluruh dunia. Pepaya merupakan tanaman berbatang tunggal
dan tumbuh tegak. Batang tidak berkayu, silindris, berongga dan berwarna putih kehijauan
 Tanaman Kumis Kucing ( Orthosiphon aristatus )

Taksonomi Tanaman Kumis Kucing :

Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledon
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus

Kumis kucing kerap dijumpai di pekarangan. Meskipun asalnya dari Afrika, tanaman
anggota famili Lamiaceae itu tersebar di beberapa wilayah di Asia dan Australia. Tanaman
berbatang basah itu memiliki ciri benang sari panjang menjulur ke dua sisi berwarna putih,
mirip dengan kumis hewan kucing Felis silvestris. Kumis kucing merupakan tanaman obat
berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah
seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa
Tengah dan Jawa Timur) dan songot koceng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari
wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.

Peranan Tanaman: Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang
memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati
reumatik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya
penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit.

 Tanaman Srikaya ( Annona Squamosa L )


Taksonomi Tanaman Srikaya :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Viovales
Famili : Caricaceae
Genus : carica
Spesies : Annona Squamosa L

 Tanaman Jeruk Nipis ( Citrus autantifoliia )

Taksonomi Tanaman Jeruk nipis :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Viovales
Famili : Caricaceae
Genus : carica
Spesies : Citrus autantifoliia

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara dengan kelompok


masyarakat yang dianggap masih mempunyai pengetahuan yang potensial tentang tanaman
obat dan pemanfaatannya, yaitu masyarakat Desa Kolam menggunakan tumbuh-tumbuhan
sebagai obat tradisional menurut masyarakat tersebut khasiat yang diketahui untuk mengatasi
penyakit berawal dari kepercayaan yang secara turun temurun sehingga sering dilakukan dan
banyak membuktikan bahwa dengan menggunakan tumbuhan tersebut dapat disembuhkan
secara perlahan-lahan maka dari itu masyarakat Desa Kolam sampai sekarang masih banyak
yang mengunakan tumbuhan sebagai obat tradisional.

4.3 Bagian-bagian tanaman yang digunakan masyarakat dalam pengobatan tradisional

Masyarakat memiliki cara meramu tanaman obat secara tradisional yang diturunkan
dari generasi ke generasi secara turun temurun. Hasil penelitian di Desa Kolam Kecamatan
Percut Sei Tuan menunjukkan bahwa dari 18 spesis tumbuhan yang digunakan oleh
masyarakat, terlihat ada 7 bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional yaitu buah, bunga, daun, batang, akar, umbi lapis dan rimpang.

Berdasarkan gambar 4.1 tentang bagian-bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai


bahan pengobatan terlihat bahwa masyarakat Desa Kolam lebih banyak memanfaatkan
bagian daun tumbuhan dengan bagian-bagian lainnya. Hal ini hampir sama dengan penelitian
Pical (2013) tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional oleh masyarakat
Kampung Kolam Kabupaten Percut Sei Tuan. Dimana berdasarkan bagian yang
dimanfaatkan dalam mengobati penyakit dapat dibagi menjadi 6 bagian yaitu daun, kulit,
getah, buah, batang dan akar memperlihatkan bahwa bagian daun merupakan bagian yang
paling banyak digunakan dalam pengobatan karena daun merupakan bagian tumbuhan yang
mudah diambil dan diduga memiliki kandungan zat kimia yang baik untuk dijadikan obat.

Adapun penelitian yang dilakukan Hamzari (2008) tentang identifikasi tanaman obat-
obatan yang dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar Desa Kolam . Berdasarkan pengamatan
tentang bagian yang dimanfaatkan dalam mengobati penyakit dibagi menjadi 7 bagian yaitu
daun muda atau pucuk, buah, batang, kulit, getah, umbi, dan akar. Bagian daun juga
merupakan bagian yang paling banyak digunakan karena masyarakat memandang bahwa
daun adalah merupakan tempat pengolahan makanan yang berfungsi sebagai obat. Mudah
diperoleh dan mudah dibuat atau diramu sebagai obat dibandingkan dengan kulit, batang dan
akar tanaman. Di samping itu, akar tanaman juga dipergunakan sebagai obat.

Penggunaan daun sebagai bahan pengobatan di Desa Kolam karna masyarakat


menganggap bahwa daun adalah bagian yang paling banyak mengandung zat-zat obat yang
dibuthkan pasien (masyarakat) dalam proses penyembuhan, disamping itu daun adalah bagian
tanaman yang paling mudah didapatkan dan bisa dengan mudah diolah karna tekstur yang
lunak serta kandungan air yang tinggi. Pemanfaatan tumbuhan sebagai pengobatan ada yang
hanya menggunakan satu bagian dari satu jenis tumbuhan saja, ada juga yang memanfaatkan
lebih dari satu bagian yang berasal dari satu atau beberapa jenis tumbuhan yang
dikombinasikan untuk mengobati suatu penyakit. Jenis tumbuhan yang dikombinasikan untuk
mengobati suatu penyakit. Jenis tumbuhan yang dalam pemanfaatannya digunakan lebih dari
satu bagian dapat terlihat bahwa dalam pengobatan juga lebih dari satu penyakit, artinya dari
satu jenis tumbuhan dapat mengobati beberapa jenis penyakit dengan bagian tumbuhan yang
sama atau bagian yang berbeda pula penggunaan tanaman berdasarkan jenis penyakit.

Tanaman yang dimanfaatkan sebagai pengobatan oleh masyarakat di Desa Kolam


umumnya merupakan tumbuhan liar di alam baik di hutan, dikebun, di tepian jalan ataupun
budidaya dipekarangan sendiri. Masing-masing bahan tersebut tidak dikomsumsi dengan
bahan lainnya dengan kata lain hanya satu ramuan saja yang digunakan untuk sekali
minum.)daun sirih mengandung minyak asiri 0,8-1,8% (terdiri atas chavikol, chavibetol).
Chavikol yang menyebabkan sirih berbau khas dan memiliki khasiat antibakteri (daya bunuh
bakteri lima kali lebih kuat dari pada fenol biasa ) serta imunomodulator. Tetapi kandungan
minyak asiri daun sirih mudah menguap. Tutup panci selama merebus agar zat aktifnya tidak
hilang dengan penguapan. Mengunyah daun sirih bersamaan dengan pinang dalam jangka
panjang akan meningkatkan kejadian kanker mulut dan lidah.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Kolam yaitu diketahui
terdapat 18 spesis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan yang
dikelompokan dalam 16 famili. Adapun tumbuhan yang biasa digunakan masyarakat yaitu
serai (Cymbopogon Citratus ),Telang ( Clitoria ternatea L.), Kitolod ( Androgapish
paniculata), jerengu bangle ( Acorus Calamus L.), Daun Raya ( Hibiscus rosa
sinensis),Temulawak ( curcuma Domestica val), cempokak (solanum nigrum), Srikaya
(anonna squamosa L), sirih (Piper betle L), jambu biji (Psidium guajava), jeruk nipis (Citrus
aurantifolia), mengkudu (Morinda citrifolia L), kumis kucing (Orthosiphon aristatus),
pepaya (Carica papaya), sambiloto (Androgroraphis), jahe (Zingiber officinale), jarak pagar
(Jatropha curcas L ), kunyit (Curcuma domestica).

2. Cara masyarakat di Desa Baruga mengolah tanaman tersebut untuk pengobatan


yaitu direbus lalu diminum, ditumbuk lalu diminum, di haluskan lalu dioleskan, di masak lalu
dimakan, di bakar lalu diminum, diparut lalu dioleskan, diparut lalu diminum, dikunyah lalu
diminum. Namun masyarakat di Desa Kolam lebih sering menggunakan ramuan dengan cara
direbus lalu diminum ke pasien yang sakit.
3. Bagian-bagian tanaman yang dimanfaatkan yaitu ada 7 bagian tanaman yang
digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, umbi
lapis dan rimpang.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diajukan setelah melaksanakan penelitian yaitu:

1. Perlu upaya untuk melestarikan pengetahuan tentang tanaman obat ini pada
generasi muda sebagai budaya pengobatan leluhur.

2. Perlu peningkatan upaya budidaya tanaman yang berpotensi sebagai obat


tradisional.

3. Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui kandungan kimia yang


terdapat pada tanaman obat yang dimanfaatkan ole masyarakat di Desa Kolam Kecamatan
Percut Sei Tua

DAFTAR PUSTAKA

Albayudi & Zuhratus Saleh. 2020. POTENSI TUMBUHAN OBAT YANG


DIGUNAKAN MASYARAKAT MELAYU KOTA JAMBI DI HUTAN
KOTA BAGA N PETE KOTA JAMBI . Jurnal Pendidikan Biologi. (7) 1: 1-9
Agus, A., dan Jacob, T. 2015. Antropologi Kesehatan Indonesia. Pengobatan
Tradisional. Jilid I. EGC.: Jakarta.
Dalimartha, S. 2010. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Diabetes Mellitus.
Cetakan IX. Penebar Swadaya. Jakarta. 2010 Dewani dan Maloedyn
Sitanggang. 33 Ramuan Penakluk Asama Urat. Jakarta: Angromedia.
Gustina, Andi Nur Samsi, Karolina Susandri. 2022. Etnobotani Tumbuhan Obat
Tradisional di Suku Colol Kabupaten Manggarai Timur. Jurnal Sains dan
Teknologi . 5(2): 53-60
Kalayu. 2007. Ethnobotanical Study of Traditional Medicinal Plants Usedby
Indigenous People of Gemad District, Northern Ethiopia. Journal of
Medicinal Plants Studies. 2 (1) 23-29:
Kartasapoetra, G. 2009. Budidaya Tanaman Berkhasit Obat. Jakarta : Rineka Cipta.
Indra, Harnani Husni dan Lolyta Sisilia. 2018. KAJIAN ETNOBOTANI
TUMBUHAN OBAT ETNIS MELAYU DI DESA SUNGAI BARU DAN
DESA SEMPADIAN KABUPATEN SAMBAS. Jurnal Kehutanan. 9(2):
181-188
Syamsudin, Faradilah Farid Karim, Daud Irundu, & La Kusumaningrum. 2022.
Etnobotani Tumbuhan Hutan sebagai Obat Tradisional oleh Masyarakat Desa
Ratte Kabupatesn Polewali Mandar. Jurnal of Forestry and enviroment . 2
(2) : 21-32

LAMPIRAN

Lampiran 1. Pertanyaan Untuk Responden

Berilah jawaban terhadap pertanyaan berikut sesuai dengan pemahaman dan kondisi
Bapak/Ibu dengan jelas dan tepat.

Karakteristik Responden

Nama
Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :
PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG TANAMAN OBAT
TRADISIONAL
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui dan pernah menggunakan
tumbuhan obat tradisional untuk pengobatan dalam kesehatan?
1. Sangat tidak tahu, 2. Tidak tahu, 3.Ragu-ragu, 4.Tahu, 5.Sangat tahu

2. Apa saja jenis-jenis tumbuhan obat tradisional yang Bapak/Ibu ketahui?


1. sangat tidak tahu, 2. Tidak tahu, 3.Ragu-ragu, 4.Tahu, 5.Sangat
tahu
3. Apakah masyarakat di desa ini masih banyak menggunakan tumbuhan
obat tradisional?
1. Sangat tidak tahu, 2. Tidak tahu, 3. Ragu-ragu, 4.Tahu, 5. Sangat
tahu
4. Apakah tanaman obat tradisional merupakan tanaman yang
digunakan secara turun temurun?
1. Sangat tidak tahu, 2. Tidak tahu, 3. Ragu-ragu, 4. Tahu, 5.
Sangat tahu
5. Apakah disekitar rumah anda terdapat tumbuhan yang bisa dijadikan
sebagai bahan obat?
a. Ya
b. Tidak
6. Jika "ya" tumbuhan apa saja yang anda gunakan sebagai bahan obat?
7. Bagian apa saja yang dapat digunakan sebagai bahan obat dari tumbuhan
tersebut?
a. Akar
b. Batang
e. Daun
d. Lainnya...
8. Apakah tumbuhan tersebut sengaja di tanam atau tumbuh secara liar?
a. Ditanam
b. Tumbuh secara liar
9. Pada bagian tumbuhan tersebut dijadikan sebagai bahan obat yang seperti
apa?
a. Jamu
b. Racikan kering
c. Lainnya...
10. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemanenan bahan obat
tersebut?
a. 2 minggu
b. 1 bulan
c. Lainnya...
11. Darimana bapak/ibu mendapatkan tumbuhan obat tersebut ?
a. Dari hutan
b. Budidaya sendiri
c. Pekarangan rumah

Lampiran 2. Dokumentasi Pada Saat Wawancara Bersama Masyarakat Desa Kolam


Lampiran 3. Jawaban Responden Masyarakat Desa Kolam

Anda mungkin juga menyukai