Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN :

STUDI ETNOFARMASI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT PADA SUKU SASAK KECAMATAN BANAWA
SELATAN KABUPATEN DONGGALA

Diusulkan oleh:

YUSUP

G70118022

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia memiliki berbagai macam spesies tumbuhan kurang lebih 30.000 jenis, ada
960 spesies tumbuhan yang telah tercatat sebagai obat yang memiliki khasiat dan ada 283
jenis spesies yang memiliki peran penting bagi industri obat herbal. Banyak tanaman yang
dapat dibudidayakan karena kegunaannya yang sangat besar bagi manusia dalam hal
pengobatan. Terdapat komponen-komponen kimia di dalam tanaman yang manfaatnya
sangat banyak sehingga masyarakat dapat menggunakan tanaman tersebut untuk
pembuatan obat tradisional. Hampir semua masyarakat menggunakan bahan-bahan alam
yang dalam pelaksanaannya agar mereka dapat membiasakan untuk hidup dengan
menghindari bahan-bahan kimia dan lebih mengutamakan bahan-bahan alami. Ada banyak
pengobatan dengan bahan alam yang dapat dipilih sebagai solusi mengatasi penyakit, salah
satunya ialah penggunaan ramuan obat berbahan herbal (Kardinan, 2004; Kusuma, 2005).
Dalam pembuatan obat herbal harus melewati proses standarisasi terlebih dahulu.

Di seluruh wilayah nusantara, berbagai suku asli yang hidup di dalam sekitar hutan telah
memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan
berbagai macam penyakit (Zuhud, 2008). Setiap suku memiliki pengetahuan lokal serta
tradisional dalam memanfaatkan tumbuhan obat, yaitu mulai dari spesies tumbuhan, bagian
yang digunakan, cara pengobatan, sampai penyakit yang dapat disembuhkan dan
pengetahuan lokal ini spesifik bagi setiap suku, sesuai dengan kondisi lingkungan tempat
tinggal masing-masing suku (Muktiningsih, 2001). Namun proses pewarisan pengetahuan
lokal obat tradisional banyak dilakukan secara oral dan masuknya budaya modern ke
masyarakat tradisional dikhawatirkan akan menyebabkan pengetahuan lokal akan
mengalami erosi dan hilang (Rosita et al., 2007). Hal ini mendorong upaya pelestarian
pengetahuan lokal obat tradisional sedini mungkin.

Menurut Kuntorini (2005) akhir-akhir ini penelitian tentang jenis-jenis tumbuhan yang
berpotensi dan diduga berpotensi sebagai obat gencar dilakukan. Sebagai langkah awal yang
sangat membantu untuk mengetahui suatu tumbuhan berkhasiat obat adalah dari
pengetahuan masyarakat tradisional secara turun menurun (Dharma dalam Kuntorini, 2005).
Salah satunya dengan menggunakan pendekatan etnofarmasi.

Etnofarmasi adalah gabungan disiplin ilmu yang mempelajari tentang hubungan kebiasaan
kultur dalam suatu kelompok masyarakat ditinjau dari sisi farmasinya. Di Indonesia,
penelitian etnofarmasi telah dilakukan di berbagai suku, diantaranya pada Suku Muna di
Kecamatan Wakarumba Kabupaten Muna Sulawesi Utara (Windadri et al., 2006), masyarakat
lokal di pulau Wawonii Sulawesi Tenggara (Rahayu et al., 2006), masyarakat di sekitar
Gunung Gede Pangrango (Rosita et al.,2007).

Studi etnofarmasi ini dilakukan pada masyarakat Using Kabupaten Banyuwangi yang
bertujuan untuk mengetahui tanaman obat yang berkhasiat sebagai pengobatan di etnis
Using serta cara penggunaannya. Penelitian etnofarmasi ini penting untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang perbandingan pengobatan modern dengan pengobatan
dalam suatu etnis.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Tumbuhan apa saja yang digunakan untuk pengobatan obat tradisional oleh masyarakat
suku sasak di kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala
2. Bagaimana cara memperoleh tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional oleh
masyarakat suku sasak di kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala
3. Bagaimana cara pengolahan tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional oleh
suku sasak di kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari proposal ini adalah yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi tumbuhan obat yang
digunakan oleh masyarakat suku sasak
2. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis tanaman obat yang di
gunakan sebagai obat tradisional, mengetahui bagian tanaman yang digunakan dan
manfaat tanaman obat yang dimanfaatkan oleh suku sasak di Kecamatan Banawa Selatan
Kabupaten Donggala

D. MAKSUD PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka penelitian yang akan
dilakukan memiliki maksud sebagai berikut:
1. Hasil dari penelitian dapat dijadikan informasi mengenai tumbuhan obat pada
masyarakat suku sasak di Kabupaten Donggala
2. mengetahui jenis, bagian, dan manfaat tanaman obat tradisional yang digunakan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DESKRIPSI
Etnobotani adalah cabang ilmu yang mendalami hubungan antara manusia dengan
tumbuhan disekitarnya (Pratiwi dan Surata, 2013). Etnobotani adalah penelitian ilmiah
murni yang mengunakan pengalaman pengetahuan tradisional dalam memajukan kualitas
hidup, tidak hanya bagi manusia tetapi juga kualitas lingkungan. Studi tersebut bermanfaat
ganda, karena selain bermanfaat bagi manusia dan lingkungan, dan perlindungan
pengetahuan tersebut, melalui perlindungan jenis-jenis tumbuhan yang digunakan
(Putri,D,M, 2014).

Etnobotani yang bertumpu kehidupan manusia dalam pemanfaatan tumbuh-tumbuhan yang


ada di sekitarnya, dapat meningkatkan daya hidup manusia. Keunikan Indonesia yang
memiliki keanekaragaman biodiversitas terbesar kedua setelah Brasil memiliki keunggulan
komparatif dalam menumbuhkan ilmu pengetahuan tersebut. Keanekaragaman budaya
Indonesia yang tersebar akan membentuk mosaik kehidupan yang tidak ada duanya di dunia
(Suryadarma, 2008).

Tanaman dikenal sebagai obat sudah sejak dahulu kala. Pada saat itu manusia purba
memanfaatkan tumbuhan sebagai obat disertai dengan kepercayaan pada roh yang akan
membantu. Tanaman juga digunakan sebagai bahan makanan hanya saja penanganan untuk
obat dan makanan kurang terjaga kebersihannya (Attamimi, 2003).

Seiring dengan perkembangan zaman, tumbuhan sudah dikenal sebagai obat yang bersifat
turun temurun.Tanpa mempunyai kekuatan fakta yang tepat.Dan perkembangannya didapat
dari adanya informasi dari nenek moyang yang telah dilakukan sejak berpuluh-puluh tahun
(Attamimi, 2003).

Sedangkan di Indonesia, hai ini pun terjadi. Hanya informasi dari nenek moyang atau resep
keluarga yang dipergunakan, tanpa ada fakta yang menunjukan bahwa tumbuhan itu benar-
benar menyebutkan penyakit (Satronoamidjojo, 2011).

B. OBAT TRADISIONAL
Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai
salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman
berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan ketrampilan yang secara turun temurun
telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Sari, 2006). Obat tradisional
Indonesia atau obat asli Indonesia yang lebih dikenal dengan nama jamu, umumnya
campuran obat herbal, yaitu obat yang berasal dari tanaman. Bagian tanaman yang
digunakan dapat berupa akar, batang, daun, umbi atau mungkin juga seluruh bagian
tanaman (Dewoto, 2007).
Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang
penyelanggaraan pengobatan tradisional memutuskan bahwa :
1. Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara obat dan
pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, keterampilan turun temurun, atau
pendidikan pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
2. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
3. Pengobat tradisional adalah orang yang melakukan pengobatan tradisional (alternatif).
4. Pengobat tradisional asing adalah pengobat tradisional Warga Negara Asing yang
memiliki visa tinggal terbatas atau izin tinggal terbatas atau izin tinggal tetap untuk
maksud bekerja di Wilayah Republik Indonesia.
5. Surat Terdaftar Pengobat Tradisional yang selanjutnya disebut STPT adalah bukti tertulis
yang diberikan kepada pengobat tradisional yang telah melaksanakan pendaftaran.
6. Surat Izin Pengobat Tradisional (SIPT) adalah bukti tertulis yang diberikan kepada
pengobat tradisional yang metodenya telah dikaji, diteliti, dan diuji terbukti aman dan
bermanfaat bagi kesehatan.
7. Toko Obat Tradisional adalah tempat menyimpan, melayani, dan menjual obat tradisional
BAB III
METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU


penelitian ini dilakukan di Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggan 8 Maret 2021

B. ALAT DAN BAHAN


Alat-alat yang digunakan adalah sebuah kuesioner yang berisi tabel tentang nama, kegunaan
dan bagian yang digunakan dalam tumbuhan

C. METODE PENGUMPULAN DATA


Metode observasi yaitu metode pengamatan langsung di lokasi penelitian yang bertujuan
untuk memperoleh data penelitian

D. METODE WAWANCARA
Metode wawancara digunakan untuk memperoleh informasi dari masyarakat selama
penelitian. metode ini dilakukan dengan wawancara terbuka dan tertutup, guna mengenali
secara mendalam dan menyeluruh informasi yang di perlukan

E. ANALISIS DATA
Dilakukan dengan metode eksploratif yang bertujuan menggali lebih dalam hal-hal terkait
pemanfaatan tumbuhan

Tabel 1.1 Data tumbuhan obat Kecamatan Banawa Selatan


No. Nama lokal Kegunaan Bagian yang
digunakan
1. kumis Mengobati ginjal, demam, batuk Daun
kucing berdahak
2. Tumbuhan Menobati batuk berdahak Daun
miana
3. Tumbuhan mengobati kanker Daun
sirsak
4. Jambu biji Mengobati diare Daun
5. Sirih cina Mengobati struk Semua bagian
tanaman
DAFTAR PUSTAKA

Agus Kardinan dan Fauzi Rahmat Kusuma. (2004). Hidup sehat secara Alami. Dalam: Meniran
Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Cet.1. Jakarta: Agro Media Pustaka. h. 5-14, 16, 20.

Rosita et al, (2007). penggalian IPTEK Etnomedicine Di Gunung Gede Pangrango,Bu, Litro. 18 (1) : 13-
28.

Anda mungkin juga menyukai