ABSTRACT
Plants are widely used by the community as traditional medicine in an effort to maintain health. The purpose of
this study was to determine the diversity of plant species used as traditional medicines and how to use them by the
Mee Tribe in Kamuu District, Dogiyai Regency, Papua. The study was conducted in December 2018-July 2019. The
method used in this study was a qualitative method with observation, interview, and documentation. The research
showed that are 59 species of plants from 30 families that are used as medicinal plants by the Mee Tribe
community. The community uses medicinal plants by: without processing 38 species, boiling 10 species, burning 7
species, and more than one way 4 species. The plant parts used are: stem (14 species), fruits (7 species), flowers (3
species), leaves (20 species), bark (2 species), tubers (1 species), and more than one part (12 species). The most
widely used part of medicinal plants is leaves (33.89 %).
Key words: medicinal plant, Mee tribe, community, Dogiyai.
Amerika Serikat. Di pihak lain, persentase & Gebreegziabher, 2019). Tidak hanya di dunia, di
populasi yang memanfaatkan obat herbal cukup Indonesia termasuk masyarakat Papua masih
luas, seperti di Afrika mencapai 60-90%, Australia banyak yang memanfaatkan tumbuhan sebagai
40–50%, Eropa 40–80%, Amerika 40%, Kanada obat tradisional (Tanjung et al., 2018; Henuk, 2017).
50% (Jumiarni & Komalasari, 2017; Nurhayati & Kabupaten Dogiyai merupakan salah satu
Widowati, 2017). kabupaten di Provinsi Papua hasil pemekaran,
Kondisi geografis dan iklim di Indonesia yang sebelumnya masuk dalam Kabupaten
menjadi salah satu sumber keragaman tumbuhan Nabire. Pusat pemerintahan Kabupaten Dogiyai
terbesar yang berlimpah dan kaya jenis tumbuhan secara definitif berada di Kigamani, Distrik
obat. Berdasarkan catatan sejarah, sejak abad ke-5 Kamuu. Distrik Kamuu memiliki sumber daya
hingga ke-19, tumbuhan obat merupakan sarana alam yang tinggi, masyarakat juga sering
paling utama bagi masyarakat tradisional untuk memanfaatkan tumbuhan sebagai obat dalam
pengobatan penyakit dan pemeliharaan kesehatan mengatasi penyakit yang dihadapinya.
(Tanjung et al., 2010). Walaupun sempat terjadi Pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan obat di
pasang surut kecenderungan pemanfaatan daerah tersebut telah dilakukan oleh masyarakat,
tumbuhan sebagai obat tradisional, akan tetapi tetapi belum ada data tentang jenis tumbuhan
atas dasar konsep back to nature pemanfaatan ini obat yang ada di Distrik Kamuu. Oleh karena itu
tetap menjadi rujukan bagi masyarakat. Selain itu, perlu dilakukan penelitian tentang keragaman dan
ilmu pengetahuan telah mengkonfirmasi bagian tumbuhan yang dimanfaatkan secara
keefektifannya dalam pengobatan berbagai jenis tradisional oleh Suku Mee di Distrik Kamuu
penyakit (Hanum & Kasiamdari, 2013; Šantić et al., Kabupaten Dogiyai, Papua. Informasi ini menjadi
2017). penting karena eksplorasi tumbuhan obat yang
Di Indonesia terdapat berbagai jenis dimanfaatkan oleh Suku Mee belum pernah
tumbuhan obat yang digunakan sebagai bahan dilakukan. Dengan demikian, diharapkan akan
baku industri obat tradisional, industri jamu, memperkaya informasi tentang pemanfaatan
bumbu, serta untuk kebutuhan ekspor. tumbuhan obat di Indonesia.
Penggunaan bahan alami khususnya tanaman
obat pada saat ini cenderung meningkat
(Dalimarta, 2000; Tanjung et al., 2018). Dengan METODE PENELITIAN
berkembangnya bioteknologi, banyak jenis
tumbuhan obat yang sudah diolah dan dikemas Waktu dan Lokasi Penelitian
secara moderen. Pemanfaatan produk hasil Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
pengolahan tumbuhan obat tradisional secara Desember 2018 hingga Maret 2019. Penelitian
moderen berkembang dan mempengaruhi pola dilakukan di Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai,
hidup sehat bagi masyarakat (Abdullah et al., Papua (Gambar 1). Pengambilan sampel
2010). dilaksanakan di tiga kampung yaitu: kampung
Pengobatan tradisional merujuk pada Putapa, Bukapa dan Mauwa. Tiga kampung ini
pengetahuan, keterampilan, dan praktik mewakili 8 kampung yang ada di Distrik Kamuu.
berdasarkan teori, kepercayaan, dan pengalaman Penduduk di Distrik Kamuu masyarakatnya
yang berasal dari budaya yang berbeda yang didominasi oleh Suku Mee, yang merupakan salah
digunakan untuk menjaga kesehatan, serta untuk satu suku dominan di Kabupaten Dogiyai.
mencegah, mendiagnosis, meningkatkan, atau
mengobati penyakit fisik dan mental. Praktik Metode Pengambilan Data
medis tradisional dapat mencakup tanaman, Penelitian ini dilakukan dengan metode
hewan, dan obat-obatan berbasis mineral, pijat, survei dan wawancara. Survei dilakukan untuk
terapi spiritual, dan berbagai teknik lain yang unik memperoleh informasi tentang keragaman jenis
untuk berbagai daerah dan budaya (Tesfahuneygn tumbuhan yang digunakan sebagai obat
DOGOMO et al., Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional 21
Gambar 1. Lokasi penelitian tumbuhan obat tradisional di Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai.
Tabel 1. Jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh Suku Mee di Distrik
Kamuu Kabupaten Dogiyai Papua.
No Famili Nama ilmiah Nama lokal Bagian yang Pemanfaatan
dimanfaatkan
1. Acanthaceae Justicia gendarussa Kokopiya/ Batang Rematik
Burm. F gandarusa
2. Arecaceae Colocasia esculenta L. Nomo/ keladi Umbi dan daun Luka bakar
Colocasia sp. Tobonue/ Daun Mengobati luka
keladi bete
3. Asteraceae Bidens pilosa L. Bopu/ daun Buah daun dan Mengobati bisul,
pagi sore batang Memandikan bayi agar
tetap tegar
Ageratum conyzoides Unubo- Daun KB tradisional
L. bandotan
Crassocephalum Komakabo/ Bunga Mengobati luka
crepidioides (Benth.) sintrong
4. Bromeliaceae Ananas comosus (L). Dogouta/ Daun KB tradisional
Merr nenas
5. Casuarinaceae Casuarina Uwa/ cemara Kulit Sakit gigi
equisetifolia angin
J. R. & G. Fors
6. Caryophylaceae Drymaria cordata Tikigitokagi Batang dan Mengobati sakit dalam
(L.)Willd. Ex.Schult. daun
7. Commelinaceae Commelina diffusa Yadau/ Daun dan Sakit perut
Brum. F. batang
tradisional. Metode wawancara dilakukan untuk yaitu kepala kampung Mauwa, Putapa dan
memperoleh data pemanfaatan tumbuhan sebagai Bukapa. Informan kunci merupakan tetua adat
obat tradisional. Wawancara dilakukan secara kampung, terdiri dari 30 orang yang benar-benar
semi-structural dan open-ended kepada sejumlah mengetahui tentang pemanfaatan tumbuhan obat.
informan (Zebua & Walujo, 2016). Sebagai Informan pelengkap dilakukan kepada 45 orang
informan pangkal dipilih tiga (3) kepala kampung yang memanfaatkan tumbuhan sebagai obat.
22 JU R NA L BI OL O GI PA PU A 12(1): 19–27
dikelompokkan dan disusun dalam bentuk tabel. untuk pencegahan, penyembuhan atau pemulihan
Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan jenis satu jenis penyakit.
dan bagian tumbuhan obat yang dimanfaatkan Tumbuhan obat tradisional yang ditemukan
oleh Suku Mee di Distrik Kamuu Kabupaten beragam. Jenis Laportea sp (daun gatal) merupakan
Dogiyai. salah satu jenis tumbuhan yang umum
dimanfaatkan oleh berbagai suku yang ada di
Papua (Tanjung et al., 2018). Tumbuhan C.
HASIL DAN PEMBAHASAN equisetifolia juga diketahui dimanfaatkan sebagai
tumbuhan obat oleh masyarakat lokal di Jayapura
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di (Widiyastuti & Widayat, 2013). Hal yang sama
Distrik Kamuu ditemukan sebanyak 59 jenis dari juga untuk tanaman lain seperti jeruk, alpukat,
30 famili tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh nenas, sirih, walaupun dengan pemanfaatan yang
Suku Mee di Distrik Kamuu (Tabel 1). Jumlah ini berbeda–beda. Beberapa jenis tumbuhan yang
termasuk tinggi jika dibandingkan dengan belum umum dimanfaatkan, seperti jenis paku-
penelitian serupa yang dilakukan di daerah pakuan, Ficus sp., Xanthostemon paradoxus,
Wamena (Jayawijaya) dengan total hanya 16 jenis Syzygium anomala, Brugmansia sauveolens, Piper
(Mabel et al., 2016), Taman Nasional Wasur (TNW) umbellatum, dan Cylobalanopsis glauca, serta
Merauke ditemukan 37 jenis (Winara & Muchktar, beberapa jenis lainnya.
2016), Kampung Nansfori, Supiori diketahui Berdasarkan atas bagian tumbuhan yang
sebanyak 49 jenis tumbuhan (Sada & Tanjung dimanfaatkan, bagian daun merupakan organ
2010) sebagai obat tradisional. Keragaman jenis yang banyak dimanfaatkan (33,89%), selanjutnya
yang lebih tinggi diketahui di Kabupaten adalah batang (25,42%), buah (11,86%), bunga
Jayapura, Widiyastuti & Widayat (2013) (5,08%), dan bagan lainnya (Tabel 2). Hal ini
menemukan 69 jenis tanaman obat tradisional. sesuai yang diungkapkan oleh Maikuri et al.,
Jumlah jenis tumbuhan obat yang ditemukan ini (2010). Menurut Maikuri et al. (2010) bagian yang
mirip seperti yang ditemukan pada daerah lain di sering digunakan dalam pengobatan tradisional
Papua, khususnya di dataran rendah (Sada & adalah daun (32%), diikuti oleh akar (31%), kulit
Tanjung 2010; Mabel et al., 2016; Tanjung et al., (9%), tuber (7%), biji (5%), buah (4%), dan bagian
2018). lainnya (5%). Selain itu, sebanyak 7%
Keragaman jenis dan pemanfaatan tumbuhan menunjukkan bahwa semua bagian tumbuhan
obat oleh Suku Mee sangat tinggi (Tabel 1). Hal dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat
tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan tradisional. Walaupun demikian, hasil ini berbeda
masyarakat Suku Mee di Distrik Kamuu dalam dalam hal pemanfaatan dari organ akar.
memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat cukup Masyarakat Suku Mee belum memanfaatkan
berkembang. Masyarakat Suku Mee sudah lama organ akar dalam sistem pengobatan tradisional.
mengetahui dan memanfaatkan berbagai Hal ini dapat terjadi, dan diperkirakan karena
tumbuhan obat yang berada di lingkungan rumah masyarakat masih bisa memperoleh sumber
mereka. Secara umum sebagian besar masyarakat tumbuhan obat dengan cara yang lebih mudah
masih mengetahui tumbuhan sebagai obat dan tersedia banyak di lingkungannya. Sehingga
tradisional. Berdasarkan jenis tumbuhan yang masyarakat tidak perlu mengambil atau
dimanfaatkan, satu jenis tumbuhan dapat memanfaatkan bagian akar tumbuhan yang
digunakan untuk satu jenis penyakit atau berbagai dianggap agak sulit untuk diperoleh apalagi dari
jenis penyakit berbeda. Sebaliknya adapula tumbuhan jenis pohon. Beberapa responden
beberapa jenis tumbuhan dapat dimanfaatkan mengungkapan kondisi tersebut saat dilakukan
wawancara.
DOGOMO et al., Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional 25
Gambar 2. Beberapa jenis tumbuhan sebagai obat tradisional oleh Suku Mee di Kabupaten Dogiyai,
Papua. a. Xanthostemon paradoxus, b. Syzygium anomala, c. Brugmansia sauveolens, d. Laportea sp., e.
Piper umbellatum, dan f. Cylobalanopsis glauca.
Cara pengolahan tumbuhan obat tradisional, sangat sederhana (Tabel 3). Sebagian besar (64,40
pada umumnya dilakukan dengan cara yang %) masyarakat memanfaatkan tumbuhan sebagai
26 JU R NA L BI OL O GI PA PU A 12(1): 19–27
Tabel 2. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan % dapat dilakukan dengan lebih dari satu cara
sebagai obat tradisional oleh Suku Mee di pengolahan. Ketersediaan material bahan yang
Distrik Kamuu, Dogiyai. cukup di lingkungan membuat masyarakat
No Bagian tumbuhan Jumlah Persentase memanfaatkan secara langsung, dan mereka
yang dimanfaat- (%) menganggap bahwa tidak perlu dilakukan
kan pengawetan dalam jangka waktu lama. Material
1. Batang 14 25,42 yang dianggap masih bersih di alam juga
2. Buah 7 11,86 berpengaruh terhadap pemanfaatannya dilakukan
3. Bunga 3 5, 08 secara langsung. Di pihak lain, Maikuri et al.
4. Daun 20 33,89 (2010) mengungkapkan bahwa sebagian besar
5. Kulit 2 1, 69 tumbuhan obat yang digunakan untuk menjaga
6. Umbi 1 1,69 kesehatan secara tradisional berasal dari tanaman
7. Lebih dari satu 12 20,33 herba (74%), sisanya berasal dari tumbuhan semak
bagian (15%) dan kelompok pohon (11%).
Jumlah 59 100 Sebagian besar tumbuhan yang dimanfaatkan
sebagai obat tradisional adalah untuk
penyembuhan atau pengobatan (kuratif). Untuk
Tabel 3. Cara pengolahan tumbuhan sebagai obat keperluan tersebut, sebanyak 76,27% responden
tradisional di Distrik Kamuu, Dogiyai. memanfaatkan dalam proses penyembuhan.
No. Cara pengolahannya Jumlah Persentase Sebanyak 16,94% dimanfaatkan untuk mencegah
jenis (%)
penyakit (preventif), 5,08% peningkatan dan
1. Tanpa pengolahan 38 64,40
pencegahan penyakit (promotif), dan 1,69%
2. Pengolahan secara tidak 10 16,94
rehabilitasi (pemulihan) penyakit (Tabel 4).
langsung/diolah/
Menurut Tesfahuneygn & Gebreegziabher (2019)
direbus
3. Pengolahan secara 6 10,16
pemanfaatan tumbuhan sebagai obat lebih aman,
dirauh/dibakar banyak manfaatnya dan menurunkan risiko
4. Pengolahan lebih dari 4 6,77 terhadap efek samping.
satu cara Tumbuhan obat tradisional memainkan peran
Jumlah 59 100 penting dalam perawatan kesehatan mayoritas
masyarakat di negara berkembang (Tesfahuneygn
& Gebreegziabher, 2019), termasuk juga di
Tabel 4. Kelompok pemanfaatan tumbuhan berdasar- Indonesia (Henuk, 2017). Di India, sekitar 8,9 %
kan manfaat sebagai obat tradisional oleh Suku dari total jumlah tumbuhan yang teridentifikasi
Mee Distrik Kamuu, Dogiyai. dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Di
No Kelompok pemanfaatan Jumlah Persen Indonesia, jumlah tumbuhan obat tradisional
jenis tase
cukup tinggi dan sekitar 20.000–30.000 jenis
(%)
berpotensi untuk kebutuhan industri farmasi
1. Promotif (Peningkatan, 3 5,08
menjaga agar tidak sakit) (Henuk, 2017; Riptanti et al., 2018).
2. Kuratif (Penyembuhan/ 45 76,27 Menurut Maikuri et al. (2010) tumbuhan obat
mengobati) yang digunakan sebagai bahan pemeliharaan
3. Preventif (Pencegahan) 10 16, 94 kesehatan secara tradisional berasal dari tanaman
4. Rehabilitatif (Pemulihan) 1 1, 69 herba (74%), sisanya berasal dari tumbuhan semak
Jumlah 59 100 (15%) dan kelompok pohon (11%). Di Pulau Jawa,
beberapa tumbuhan obat tradisional telah banyak
obat dengan tanpa pengolahan, 16,94 % dengan dikembangkan dan diproduksi dengan cara
cara pengolahan tidak langsung (direbus), 10,16 % budidaya dalam skala rumah tangga maupun
dengan cara dirauh atau dibakar, dan sisanya 6,77 industri (Riptanti et al., 2018). Tumbuhan obat dan
DOGOMO et al., Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional 27
aromatik dapat berperan penting dalam Muna di Permukiman Kota Wuna. Traditional Medicine
peningkatan pendapatan masyarakat pedesaan Journal 22(1): 45–56.
Mabel, Y., H. Simbala, dan R. Koneri. 2016. Identifikasi dan
terutama kaum perempuan. Kegiatan ini ramah pemanfaatan tumbuhan obat Suku Dani di Kabupaten
lingkungan di samping mempertahankan ke- Jayawijaya Papua. Jurnal MIPA UNSRAT. 5(2): 103-107.
anekaragaman hayati dari produk-produk alami Maikuri, R.K., P.C. Phondani, K.S. Rao, R.L. Semwai, L.S.
(Maikuri et al., 2010). Kandari, K. Chauhan, L.S. Rawat, D. Dhyani, and K.G.
Saxena. 2010. Ethnobiology and traditional knowledge
of medicinal plants in health care system. In: The plant
wealth of Uttarakhand. (Eds: P.L. Uniyal, B.P. Chamola,
KESIMPULAN D.P. Semwal). Jagdamba Publishing Co. New Delhi,
India.
Nurhayati, and L. Widowati. 2017. The use of traditional
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa
health care among Indonesian Family. Health Science
masyarakat Suku Mee di Distrik Kamuu masih Journal of Indonesia. 8(1): 30-35.
memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional. Rahayu, M., S. Sunarti, D. Sulistiarini, dan S. Prawiroatmodjo.
Ditemukan 59 jenis tumbuhan yang berasal dari 30 2006. Pemanfaatan Tumbuhan Obat secara Tradisional
famili yang dimanfaatkan Suku Mee. Pemanfaatan oleh Masyarakat Lokal di Pulau Wawonii, Sulawesi
Tenggara. Biodiversitas. 7(3): 245-250.
tumbuhan dilakukan secara langsung tanpa proses Riptanti, E.W., R.A. Qonita, and R.U. Fajarningsih. 2018. The
sebanyak 38 jenis, direbus 10 jenis, dibakar atau competitiveness of medicinal plants in Central Java
dirauh 7 jenis, dan 4 jenis lainnya dilakukan Indonesia. IOP Conf. Series: Earth and Environmental
dengan lebih dari satu cara. Bagian tumbuhan Science 142. doi :10.1088/1755-1315/142/1/012018.
Sada, J.T., dan R.H.R. Tanjung. 2010. Keragaman tumbuhan
yang digunakan adalah: batang (14 jenis), buah (7
obat tradisional di kampung Nansfori Distrik Supiori
jenis), bunga (3 jenis), daun (20 jenis), kulit (2 Utara, Kabupaten Supiori, Papua. Jurnal Biologi Papua.
jenis), umbi (1 jenis), dan lebih dari satu bagian (12 2(2): 39–46.
jenis). Bagian tanaman obat yang paling banyak Šantić, Ž., N. Pravdić, M. Bevanda, and K. Galić. 2017. The
digunakan adalah daun (33,89%). historical use of medicinal plants in traditional and
scientific medicine. Psychiatr Danub. 4(4):787-792.
Sarad, S., A. Sharma, and N. Kumar 2017. Distribution,
diversity, indigenous use and its utilization of the ethno
DAFTAR PUSTAKA medicinal flora of Rajouri District, J & K, India.
International Journal of Life-Sciences Scientific Research.
Abdullah, M., D. Mustikaningsih, dan T. Widiatningrum. 3(1): 820-827.
2010. Inventarisasi jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat Tanjung, R.H.R., Suharno, dan H.K. Maury. 2018. Potensi
di hutan hujan daratan rendah desa Nyamplung Pulau tumbuhan obat Papua. Edisi 2. Penerbit Dialektika,
Karimunjawa. Biosaintifikasi. 2(2): 75-81. Yogyakarta.
Bamola, N., P. Verma, and C. Negi. 2018. A review on some Tesfahuneygn, G., and G. Gebreegziabher. 2019. Medicinal
traditional medicinal plants. International Journal of Life- Plants Used in Traditional Medicine by Ethiopians: A
Sciences Scientific Research. 4(1): 1550–1556. Review Article. Journal of Respiratory Medicine and Lung
Bangun. A. 2012. Ensiklopedia tanaman obat Indonesia. Disease. 4(1): 1–3.
Indonesia Publishing House Bandung. Widiyastuti, Y., dan T. Widayat. 2013. Inventarisasi tanaman
Dalimarta, S. 2000. Atlas tumbuhan obat Indonesia Jilid 2. obat di Kabupaten Jayapura Propinsi Papua. Jurnal
Penerbit Trubus Agriwidya. Jakarta. Tumbuhan Obat Indonesia. 6(2): 116–126.
Hanum, L., dan R.S. Kasiamdari. 2013. Tumbuhan duku: Winara, A., dan A.S. Mukhtar. 2016. Pemanfaatan tumbuhan
Senyawa bioaktif, aktivitas farmakologis dan obat oleh Suku Kanum di Taman Nasional Wasur,
prospeknya dalam bidang kesehatan. Jurnal Biologi Papua. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 13(1):
Papua. 5(2): 84–93. 57–72.
Henty, E.E. 1981. Flora of Papua Nuinea. Senior botanist office Womersley, S.J. 1978. Flora of Papua New Guinea. Former
of forests. Volume I. Papua New Guinea. Assistant Direktor, Botany Department of Forests.
Henuk, Y.L. 2017. Medicinal plants used in traditional Volume I. Papua New Guinea.
medicine and their roles - in Indonesia. J Plant Pathol Zebua, L.I., dan E.B. Waluyo. 2016. Pengetahuan tradisional
Microbiol. 8(5): 34–36. masyarakat Papua dalam mengenali, mengklasifikasi,
Jumiarni, W.O., dan O. Komalasari. 2017. Eksplorasi jenis dan dan memanfaatkan pandan buah merah (Pandanus
pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat Suku conoideus Lam.). Jurnal Biologi Papua. 8(1): 23–37.