Anda di halaman 1dari 7

JURNAL METAMORFOSA V (1): 64-70 (2018)

JURNAL METAMORFOSA
Journal of Biological Sciences
ISSN: 2302-5697
http://ojs.unud.ac.id/index.php/metamorfosa

PEMANFAATAN TUMBUHAN PEKARANGAN SEBAGAI BAHAN OBAT ALTERNATIF DI


DESA JIMBARAN, KECAMATAN KUTA SELATAN, KABUPATEN BADUNG, BALI
UTILIZATION OF YARD PLANTS AS ALTERNATIVE MEDICINE IN JIMBARAN
VILLAGE, SOUTH KUTA, BADUNG, BALI
Irawati*, Eniek Kriswiyanti, A.A. Ketut Darmadi
Program Studi Biologi Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Bali
Email: ira.aldeffira@gmail.com

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan pekarangan yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat alternatif, bagian tumbuhan yang digunakan, cara pengolahan dan
penggunaan serta untuk mengobati penyakit apa saja yang. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2016
sampai Januari 2017 di 13 banjar di Desa Jimbaran dan identifikasi tumbuhan di Laboratorium Sruktur
Perkembangan Tumbuhan Program Studi Biologi FMIPA Universitas Udayana. Prosedur penelitian
meliputi observasi lapangan, wawancara dengan metode purposive sampling dan snow ball dalam
pemilihan responden, dokumentasi dan identifikasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dari
hasil penelitian diperoleh 65 jenis (36 suku) dan suku yang paling banyak dimanfaatkan adalah
Zingiberaceae. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun (47,1%), kemudian diikuti
rimpang (12,9%), buah (11,4%), akar (7,1%), kulit batang (7,1%), bunga (4,3%), getah (2,9%), umbi
(2,9%), biji (2,9%)dan akar gantung (1,4%). Cara pengolahan tumbuhan obat yang paling banyak
adalah dengan cara direbus (44,8%), lalu diminum. Penyakit yang dapat diobati yaitu sebanyak 47
penyakit dalam dan 21 penyakit luar.

Kata kunci: Pekarangan, pengobatan alternatif, Jimbaran.

ABSTRACT
This study aims to determine types of plants used as alternative medicine, perfect those plants that
are mostly used, the processing and used, and diseases that can be treated. Research was carried out on
October 2016 until January 2017 from 13 banjar in the Jimbaran village and while the plant
identification as done at the SPT laboratory of Biology Study Program FMIPA Udayana University.
The procedure of the study include field observation, interviews followed by sample collected based on
purposive sampling and snow ball methods to determine the respondent, documentation and
indetification. The results were obtained 65 species (37 familys) and family of the most widely used
was Zingiberaceae. Part of the plant most widely used are leaves (47,1%), followed by rhizomes
(12,9%), fruits (11,4%), roots (7,1%), barks (7,1%), flowers (4,3%), seeds (2,9%), saps (2,9%), tubers
(2,9%) and aerial roots (1,4%). The processing of medicinal plants is mostly through boiling (44,8%)
before drink. Diseases that can be treated were 47 internal diseases and 21 external diseases.

Keywords: The yard, The treatment alternative, Jimbaran.

64
JURNAL METAMORFOSA V(1): 64-70 (2018) ISSN: 2302-5697

PENDAHULUAN dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap


pengobatan kedokteran tersebut.
Pekarangan adalah istilah yang berasal Desa Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan,
dari bahasa Jawa dan diartikan sebagai kebun Kabupaten Badung merupakan desa yang
polikultur yang berasosiasi dengan rumah. terletak di selatan kabupaten Badung.
Masyarakat seringkali menanan anekaragam Pemukiman penduduk tersebut selain dari
tumbuhan untuk maksud tertentu, seperti penduduk asli juga banyak pendatang dari luar
meningkatkan keindahan lingkungan rumah, Jimbaran, bahkan ada yang berasal dari luar
membuat pagar hidup, menyediakan tempat pulau Bali. Hal tersebut memungkinkan adanya
berteduh dari panas matahari dan sebagainya berbagai tradisi pengobatan alternatif yang
(Hakim, 2014). Pekarangan rumah masyarakat menggunakan tumbuhan sebagai bahan obat.
di Indonesia biasanya ditanami dengan Oleh karena itu tumbuhan yang berkhasiat obat
beranekaragam tumbuhan musiman maupun yang ada di sekitar masyarakat perlu digali dan
tumbuhan keras untuk keperluan sehari-hari. dikembangkan.
Menurut Blanckaert et al. (2004) struktur Penelitian ini bertujuan untuk 1)
vegetasi tumbuhan di pekarangan rumah mengetahui jenis tumbuhan sebagai bahan obat
biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu alternatif, 2) bagian tumbuhan yang digunakan,
seperti sumber air, ekonomi pemilik rumah, 3) cara pengolahan dan penggunaan, 4)
ketersediaan perawat pekarangan, pertumbuhan penyakit apa saja yang dapat disembuhkan oleh
ekonomi, proses modernisasi, organisasi sosial tumbuhan pekarangan di masyarakat Desa
dan tradisi masyarakat. Jimbaran belum pernah dilakukan. Oleh karena
Beberapa data penelitian menyebutkan itu penelitian ini diharapkan dapat mengungkap
bahwa banyak masyarakat Indonesia yang pengetahuan masyarakat Desa Jimbaran dalam
memanfaatkan tumbuhan pekarangan sebagai pemanfaatan tumbuhan pekarangan sebagai
obat. Rahayu dan Suhardjono (2005) bahan obat alternatif.
menginventarisasi jenis-jenis tumbuhan
pekarangan untuk obat di Desa Lampeapi, BAHAN DAN METODE
Pulau Wawoni sebanyak 11 jenis. Tahun 2014,
Tama melakukan penelitian yang serupa di Penelitian dilakukan di 13 banjar yang
Suku Rejang Desa Taba Tengah yang tersebar di Desa Jimbaran, yaitu; Banjar Ubung,
memanfaatkan 61 jenis tumbuhan pekaranagn Pantai Sari, Menega, Pesalakan, Teba, Jerokuta,
sebagai obat. Sedangkan di daerah Bali yaitu Kalanganyar, Tegal, Perarudan, Angga Swara,
Desa Selat dan Tegak Kabupaten Klungkung Mekarsari, Bhuana Agung dan Taman Griya.
memanfaatkan 60 jenis tumbuhan pekarangan Waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober –
sebagai bahan obat (Hakim, 2014). Januari 2017. Pengambilan data dilakukan
Menurut WHO dalam Saputra (2005) dengan metode purpose sampling (Sugiyono,
definisi pengobatan alternatif disamakan dengan 2007) dan snow ball (Bernard, 2002).
pengobatan tradisional yaitu ilmu dan seni Wawancara dengan responden yang terdiri atas:
pengobatan berdasarkan himpunan pengetahuan 1) masyarakat yang mengetahui tentang
dan pengalaman praktek, baik yang dapat pengobatan, 2) sesepuh desa, 3) masyarakat
diterangkan secara ilmiah ataupun tidak dalam umum yang sering memanfaatkan tumbuhan
melakukan diagnosis, prevensi dan pengobatan obat. Data yang yang dikumpulkan meliputi
terhadap ketidakseimbangan fisik, mental nama jenis tumbuhan pekarangan, bagian, cara
ataupun sosial. Menurut Turana (2009) pengolahan dan penggunaan serta penyakit
pengobatan alternatif merupakan bentuk yang dapat disembuhkan. Data hasil wawancara
pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, diidentifikasi untuk mendapatkan nama ilmiah,
alat atau bahan yang tidak termasuk dalam dihitung persentase penggunaan bagian
standar pengobatan kedokteran dan tumbuhan dan cara pengolahan.

65
JURNAL METAMORFOSA V(1): 64-70 (2018) ISSN: 2302-5697

HASIL
Jenis Tumbuhan Pekarangan sebagai Bahan
Obat Alternatif
Berdasarkan wawancara, pengamatan dan
penelitian tentang pemanfaatan tumbuhan
pekarangan di Desa Jimbaran, ditemukan 65
jenis tumbuhan dari 36 suku yang digunakan
sebagai bahan obat alternatif. Dari 65 jenis
tumbuhan tersebut, jenis tumbuhan dari suku Gambar 2. Persentase (%) cara pengolahan atau
Zingiberaceae yang paling banyak digunakan pengolahan tumbuhan yang dimanfaatkan
yaitu sebanyak 9 jenis, diikuti suku sebagai bahan obat alternatif
Euphorbiaceae, Fabaceae dan Verbenaceae
yaitu sebanyak 4 jenis, suku Acanthaceae dan Jenis Penyakit yang Dapat Disembuhkan
Apocynaceae masing-masing sebanyak 3 jenis. Berdasarkan hasil penelitian dapat
8 Suku lainnya berjumlah 8 jenis dan 22 suku diketahui bahwa tumbuhan pekarangan yang
sebanyak 1 jenis (Lampiran). terdapat di Desa Jimbaran dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk pengobatan alternatif.
Bagian Tumbuhan Pekarangan sebagai Dimana didapatkan hasil 47 penyakit dalam dan
Bahan Obat Alternatif 21 penyakit luar yang dapat diobati dengan
Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan pekarangan tersebut. Adapun
bahan obat alternatif antara lain organ daun, penyakit dalam tersebut antara lain badan panas
diikuti organ rimpang, buah, akar, kulit batang, dingin, menurunkan kadar gula dalam darah,
bunga, biji, umbi, getah dan akar gantung memperlancar buang air kecil, darah rendah,
(Gambar 1.). kanker, panas dalam, anyang-anyangan,
keracunan, sariawan, maag, batuk, batuk tidak
berdahak, demam, cacingan, sakit kepala,
demam menggigil, meningkatkan sirkulasi
darah, perut panas, sakit perut susah bab,
tenggorokan serak, menjaga daya tahan tubuh,
penurun panas, penyegar tenggorokan, demam
pada balita, sakit kuning, rematik, insomnia,
cacing pita, lemah syahwat, sakit perut diare,
batuk pada anak kecil, sesak nafas, sakit perut
sembelit dan susah buang angin, sakit mata,
meningkatkan produksi asi, sakit perut, badan
kedinginan, batu ginjal, meriang, darah tinggi,
kencing manis, penyakit dalam (hati ginjal),
Gambar 1. Persentase bagian tumbuhan yang peningkat daya tahan tubuh dan menambah
digunakan sebagai bahan tenaga, batuk darah.
obat alternatif Penyakit luar yang dapat disembuhkan
oleh tumbuhan pekarangan antara lain sakit
Cara Pengolahan dan Penggunaan Tum- pinggang, luka karena jatuh, kaki bengkak,
buhan Pekarangan Sebagai Bahan Obat gatal-gatal pada badan, kaki lemas, luka pada
Alternatif kulit, luka akibat terkena benda tajam (logam),
Cara pengolaha bagian tumbuhan sebagai penutup luka, urut pada badan yang pegal,
bahan obat alternatif antara lain direbus, kesleo, gigitan ular, kaki nyem-nyem, asam
dihaluskan, langsung dikonsumsi, dikunyah, urat, pegal-pegal, kutu kepala, luka bakar, mata
dipanggang, dibakar dan diremas (Gambar 2). merah, kaki kesleo, salah urat, kaki yang lemas,
66
JURNAL METAMORFOSA V(1): 64-70 (2018) ISSN: 2302-5697

menjaga relaksasi otot agar tidak kaku, biasanya Bagian Tumbuhan Pekarangan sebagai
digunakan pada bagian yang mengalami patah Bahan Obat Alternatif
tulang. Organ yang paling banyak digunakan
adalah daun (47,1%). Hal ini dikarenakan daun
PEMBAHASAN merupakan bagian tumbuhan yang paling
banyak dijumpai dibandingkan bagian
Jenis Tumbuhan Pekarangan sebagai Bahan tumbuhan yang lain. Menurut Fakhrozi (2009)
Obat Alternatif daun merupakan bagian tumbuhan yang mudah
Tumbuhan yang paling banyak tumbuh kembali dan tidak memberi dampak
dimanfaatkan sebagai bahan obat alternatif yang besar pada tumbuhan jika bagian tersebut
adalah tumbuhan suku Zingiberaceae dengan diambil. Menurut Sada dan Rosye (2010) daun
jumlah 9 jenis. Hal ini dikarenakan tumbuhan berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit,
suku tersebut mudah tumbuh sehingga banyak khasiat daun tersebut telah diketahui secara
ditanam oleh masyarakat di pekarangan rumah turun-temurun oleh sebagian besar masyarakat.
dan banyak digunakan dalam aktivitas Daun juga memiliki kandungan kimia yang
keseharian serta mengandung senyawa kimia berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai
yang berkhasiat obat. Menurut Wulandari dan penyakit. Salah satunya adalah daun sirih/base
Juwita (2006), senyawa yang terkandung dalam (Piper betle L.) yang memilki kandungan kimia
tumbuhan suku Zingiberaceae berkhasiat untuk saponin, flavonoid, minyak atsiri, flavonoida
menimbulkan perasaan tenang, menstabilkan bersifat sebagai antipiretik dan antiinflamsi
sistem saraf, antiseptik, antipiretik, anti- (Rahayu dan Suhardjono, 2015).
inflamasi dan melancarkan peredaran darah. Bagian tumbuhan yang juga banyak
Sedangkan Yuniati dan Muhammad (2010) juga digunakan adalah rimpang. Umumnya
mengungkapkan bahwa tumbuhan suku masyarakat Jimbaran menggunakan rimpang
Zingiberaceae selain memiliki fungsi untuk dari tumbuhan suku Zingiberaceae sebagai
pengobatan, juga memiliki fungsi lain yaitu bahan obat alternatif. Penyakit yang umum
dipergunakan sebagai pelengkap upacara adat- diobati oleh rimpang Zingiberaceae adalah
istiadat dan kebutuhan utama sehari-hari yaitu penyakit dalam seperti flu, demam, batuk dan
bumbu masakan. Yatias (2015) juga masuk angin (Kuntorini, 2005). Selain daun dan
melaporkan, tumbuhan suku Zingiberaceae rimpang, bagian yang juga dimanfaatkan untuk
dapat mengobati penyakit yang sering didapat pengobatan yaitu buah, salah satunya buah
masyarakat seperti demam, batuk, sakit perut, kelapa yang kandungan kimianya dapat
maag dan penambah nafsu makan. mengatasi berbagai macam penyakit
Jenis tumbuhan yang sering digunakan (Runtunuwu, 2011). Akar juga dapat
sebagai bahan obat alternatif adalah sirih/base menyembuhkan berbagai penyakit antara lain
(Piper betle L.) yaitu dapat digunakan untuk demam, sakit pinggang, sesak nafas, batu ginjal
menyembuhkan penyakit sakit perut sembelit, dan luka akibat patah tulang. Bagian yang lain
susah buang angin, gatal-gatal, sakit mata, mata yang juga dimanfaatkan yaitu kulit batang,
merah dan untuk mengobati luka karena jatuh. bunga, biji, umbi, getah dan akar gantung.
Tumbuhan sirih memiliki kandungan senyawa
kimia yang yang berkhasiat untuk mengobati Cara Pengolahan dan Penggunaan Tum-
penyakit dalam dan luar. Hal ini diungkap oleh buhan Pekarangan sebagai Bahan Obat
Hermiati et al. (2013), bahwa sirih dapat Alternatif
mengatasi bengkak, radang paru, radang Cara yang paling banyak digunakan
tenggorokan, gusi bengkak, radang payudara, adalah dengan direbus (44,8%). Hal ini juga
hidun mimisan, kencing manis, ambeien, diungkap oleh Tama dalam penelitiannya pada
jantung koroner, darah tinggi dan batuk tahun 2014 tentang manfaat tumbuhan
berdarah. pekarangan di Desa Taba Tengah, Bengkulu.
67
JURNAL METAMORFOSA V(1): 64-70 (2018) ISSN: 2302-5697

Pengolahan bagian tumbuhan bermacam- jenis dan bagian-bagian tersebut maka khasiat
macam, tergantung pada bagian tubuh yang yang didapatkan akan lebih lengkap (Pei et al.,
diobati dan tergantung pada cara penggunaan 2009).
obat tersebut (Dasmawati, 2007). Berdasarkan
hasil yang didapat, umumnya cara pengolahan Penyakit yang Dapat Disembuhkan oleh
bagian daun dilakukan dengan direbus Tumbuhan Pekarangan
kemudian diminum (Leonardo et al., 2013). Berdasarkan hasil penelitian, Beberapa
Cara pengolahan dengan dihaluskan baik penyakit luar dan dalam dapat diobati dengan
dicampur dengan komponen lain atau tidak, mengkombinasikan lebih dari 1 jenis dan bagian
biasanya digunakan untuk boreh dengan tumbuhan serta dicampur dengan komponen
mengoleskannya pada bagian yang sakit. lain seperti minyak kelapa dan lain-lain. Untuk
Bagian tumbuhan yang di boreh dapat berupa mengobati luka karena patah tulang agar
daun, rimpang, kulit batang, bunga dan biji. relaksasi otot terjaga, digunakan akar gantung
Cara penggunaan bagian getah dilakukan beringin yang dicampur dengan buah jati kering
dengan diteteskan pada bagian yang sakit tanpa dan direndam dengan mibyak kelapa 3-5 hari
melalui pengolahan. Pengolahan dengan dan ditambah minyak gandapura. Cara
dikunyah dilakukan pada bagian rimpang dan penggunaanya dilakukan dengan mengoleskan
daun, penggunaanya dilakukan dengan
pada bagian yang patah tulang. Menurut Imran
menyemburkan pada bagian yang sakit. et al. (2014), akar gantung beringin memiliki
Hasil pengolahan dengan dipanggang senyawa bioaktif berupa flavonoid. Kemudian
dilakukan dengan menempelkan pada bagian Farihah (2008) menambahkan senyawa bioaktif
yang sakit, hal ini dapat ditemukan pada yang terdapat pada akar gantung tersebut
tumbuhan lateng. Pengolahan dengan dibakar berpotensi dalam penyembuhan berbagai
dikombinasikan dengan pengolahan yang lain penyakit.
yaitu dihaluskan terlebih dahulu, penggunaanya Terdapat beberapa penyakit yang dapat
dilakukan dengan menyemburkannya pada disembuhkan oleh lebih dari 1 jenis tumbuhan.
bagian yang sakit. Menurut Layukan et al. Hasil wawancara menyebutkan dadap dari suku
(2016), teknik penggunaan dikunyah hasil dari Fabaceae dan mengkudu dari suku Rubiaceae
dibakar lalu dihaluskan merupakan teknik sama-sama dapat menyembuhkan penyakit
pengolahan yang dilakukan untuk pengobatan demam atau meriang dengan menggunakan
penyakit luar. Pengolahan dengan diremas bagian buah dan daun sebagai bahan untuk
dilakukan pada bagian daun yang kemudian
pengobatannya.
ditambah air lalu diminum.
Untuk mengobati suatu penyakit terdapat
KESIMPULAN
tumbuhan yang harus diramu terlebih dahulu
dengan mencampurkannya dengan komponen Jenis tumbuhan pekarangan yang
lain seperti minyak, kapur sirih, air atau bagian dimanfaatkan sebanyak 65 jenis (36 suku), suku
tumbuhan yang lain. Tujuannya agar yang paling banyak dimanfaatkan adalah
mendapatkan khasiat yang lengkap sesuai Zingiberaceae. Bagian tumbuhan yang paling
dengan keinginan serta dapat menyembuhkan banyak digunakan adalah daun (47,1%),
penyakit yang diderita. Sebagian besar rimpang (12,9%), buah (11,4%), akar (7,1%),
pengolahan bahan obat disini menggunakan air kulit batang (7,1%), bunga (4,3%), getah
sebagai pelarutnya. Hal ini dikarenakan air (2,9%), umbi (2,9%), biji (2,9%) dan akar
mudah digunakan, efisensi dan penerapan yang gantung (1,4%). Cara pengolahan tumbuhan
luas (Die dan Russel, 2010). Selain itu, masing- obat yang paling banyak adalah direbus
masing jenis dan bagian tumbuhan memilki (44,8%), lalu diminum. Penyakit yang dapat
kandungan senyawa serta manfaat yang diobati yaitu sebanyak 47 penyakit dalam dan
berbeda-beda yang apabila mengkombinasikan 21 penyakit luar.
68
JURNAL METAMORFOSA V(1): 64-70 (2018) ISSN: 2302-5697

DAFTAR PUSTAKA Layukan, F. E. Tambaru dan M.R. Umar. 2016.


Keragaman Jenis Tumbuhan Berkhasiat
Bernard, H.R. 2002. Research Methods in Obat Tradisional Di Masyarakat Desa
Cultural Antrhopology: Qualitative and Talion dan Desa Sarapeang Kecamatan
Quantitative. Alta Mitra Press, Walnut Rembon Kabupaten Tana Toraja. Jurnal
Creek, California. Biologi. FMIPA. Universitas Hasanudin.
Dai, Jin and Russell J. Mumper. 2010. Review Leonardo, Fadillah dan Fathul. 2013. Kajian
Plant Phenolics : Extraction, nalysis and Etnobotani Tumbuhan Obat di Desa
Their Antioxidant and Anticancer Sekabuk Kecamatan Sadaniang
Properties. Molecules. 15:7313-7352. Kabupaten Pontianak. Jurnal Hutan
Dasmawati, P. A. 2007. Studi Etnobotani Lestari. 1(1):32-36.
Tumbuhan Obat Tradisional Suku Batak Pei S., Zhang, G. dan Huai, H. 2009.
Toba Di Desa Sinaga Uruk Pandiangan Application Of Traditional Knowledge In
Kecamatan Nainggolan Kabupaten Forest Management: Ethnobotanical
Samosir Propinsi Sumatera Utara. Indicators Of Sustainable Forest Use.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Forest Ecology and Managemnet (257) :
UNIB. (Thesis) Tidak Dipublikasikan. 2017-2021.
Fakhrozi, I. 2009. Etnobotani Masyarakat Suku Rahayu, M dan Suhardjono P. 2015.
Melayu Tradisional di Sekitar Taman Keanekaragman tanaman pekarangan dan
Nasional Bukit Tigapuluh. Skripsi, pemanfaatannya di desa lampepai, pulau
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian wawoni-sulawesi tenggara. Jurnal
Bogor. Bogor. Tidak Dipublikasikan. Teknologi Lingkungan. 6(2): 360-364.
Farihah. 2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Runtunuwu, S.D., J. Assa, D. Rawung dan W.
Ficus Benjamina L. Terhadap Artemia Kumolontang. 2011. Kandungan Kimia
Salina Leach dan Profil Kromatografi Daging dan Air buah Sepuluh Tetua
Lapis Tipis. Skripsi, Fakultas Farmasi Kelapa dalam Komposit. Buletin palma.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12(1): 57- 65.
Surakarta. Sada, J.T. dan H.R.T. Rosye. 2010. Keragaman
Hakim, L. 2014. Etnobotani dan Manajemen Tumbuhan Obat Tradisional di Kampung
Kebun Pekarangan Rumah: Ketahanan Nansfori Distrik Supiori Utara, Kabupaten
Pangan, Kesehatan dan Agrowisata. Supiori-Papua. Jurnal Biologi papua,
Malang: Penerbit Selaras. 2(2): 39-46.
Hermiati, Rusli, Naomi, Y.M. dan Mersi, S.S. Saputra, K., 2005. Akupuntur Dasar. Jakarta:
2013. Ekstrak Daun Sirih Hijau dan Airlangga University Press.
Merah Sebagai Antioksidan Pada Minyak Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian.
Kelapa. Jurnal Teknik Kimia USU. 2(1): Bandung: Alfabeta.
37-43. Tama, Y. E. 2014. Keanekaragaman Jenis
Imran, M., N. Rasool, R. Komal, M. Zubair, M. Tumbuhan Pekarangan Yang
Riaz, M. Zia-Ul-Haq, A.R. Usman, N. Dimanfaatkan Sebagai Obat Oleh Suku
Ayman and Z.E.J. Hawa. 2014. Rejang di Desa Taba Tengah Kecamatan
Chemical composition and Biological Bang Haji Kabupaten Bengkulu Tengah
studies of Ficus benjamina L. Chemistry Sebagai Bahan Ajar Biologi SMA.
Central Journal. 8(12): 1-10. Universitas Bengkulu. (Thesis) Tidak
Kuntorini, E. M. 2005. Botani Ekonomi Dipublikasikan.
Suku Zingiberaceae Sebagai Obat Turana, Y. 2009. Seberapa Besar Manfaat
Tradisional Oleh Masyarakat Di Pengobatan Alternatif. Available from:
Kotamadya Banjarbaru. Bioscientiae. www.warmasif. co.id. Diakses
2(1): 25-36. September 2009

69
JURNAL METAMORFOSA V(1): 64-70 (2018) ISSN: 2302-5697

Yatias, E.A. 2015. Etnobotani Tumbuhan Obat Kecamatan Gumbasa Kabupaten


di Desa Negalsari Kecamatan Nyalindung Donggala, Sulawesi Tengah . Biocelebes.
Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa barat. 4(1): 69-75.
Jurusan Biologi, Skripsi, Fakultas Sains Wulandari, S. dan Juwita, W. S. 2006.
dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiber
Syarif Hidayatullah. Tidak officinale Roxb) dalam Menghambat
Dipublikasikan. Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichia
Yuniati, E. dan Alwi, M. 2010. Etnobotani coli dan Bacillus subtilis. Jurnal
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat Bigenesis. 2 (2):64-66.
Tradisional dari Hutan di Desa Pakuli

70

Anda mungkin juga menyukai