Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

MORFOLOGI TUMBUHAN OBAT

NUR QADRIANI RAMADANI IQBAL

N011 23 1022

GOLONGAN KAMIS SIANG

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2023
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Morfologi tumbuhan merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang

spesifikasinya mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari luar tumbuhan.

Kata morfologi berasal dari bahasa latin morphologi (morphus: bentuk, logos:

ilmu). Secara umum, morfologi tumbuhan adalah studi terkait perkembangan

bentuk, dan struktur tumbuhan, yang diinterpretasi berdasarkan kesamaan asal

bentuk dan susunan tubuh tumbuhan tersebut (Liunokkas dan Billik, 2021).

Tanaman obat adalah berbagai jenis atau macam tanaman yang memiliki

manfaat dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk proses

penyembuhan atau pun mencegah datangnya berbagai penyakit yang

mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu (Sarno,

2019). Contoh tanaman obat yang digunakan sebagai obat yaitu sirih hijau (Piper

betle), sirih merah (Piper ornatum), bangle (Zingiber purpureum), dan kunyit

(Curcuma domestica).

I.2 Tujuan Percobaan

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan agar seluruh praktikan

mengetahui dan dapat mengidentifikasi morfologi dari tumbuhan secara

spesifik mulai dari morfologi daun, bunga, batang, akar, buah, dan biji

secara makroskopik, sehingga seluruh praktikan dapat membedakan dua

tumbuhan yang berbeda spesies.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Uraian Tanaman Sirih Hijau (Piper betle)

II.1.1 Klasifikasi tanaman sirih hijau

Klasifikasi tanaman sirih hijau (Piper betle) adalah sebagai berikut

(Wahyuningtyas dkk., 2023):

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper Gambar 1. Sirih hijau


(Piper betle) (Yuliana,
Spesies : Piper betle 2023).

II.1.2 Morfologi tanaman sirih hijau

Tanaman sirih hijau memiliki ciri morfologi yaitu, tergolong tanaman

merambat dengan tinggi tanaman mencapai 0,5-8 meter. Daun sirih hijau

tergolong pada tipe daun tunggal, tata letak daunnya berseling, dengan bentuk

helaian daun jantung. Ujung daunnya runcing, pangkal daun berlekuk,

pertulangan daun melengkung, serta tepi daunnya rata. Warna permukaan daun

bagian atas dan bawah yaitu hijau dengan tekstur permukaan atas daun licin

mengkilap dan permukaan bawah halus. Tekstur tangkai daun halus, dengan

panjang 3-7 cm dan daunnya mengeluarkan aroma khas yang kuat (Yuliana,

2023).

2
Batang pada sirih hijau itu berbentuk bulat, bersulur, beruas, memiliki

tekstur yang halus, berwarna coklat bercampur hijau, dengan jarak antar ruas yaitu

2,5-7 cm, akar tanaman berbentuk bulat dan berwarna coklat kekuningan

(Yuliana, 2023). Pada sirih hijau, terdapat sifat khusus pada akarnya yaitu akar

pelekat (Tjitrosoepomo, 2020). Akar pada sirih hijau yaitu tunggang (Lister,

2020).

Bunga pada sirih hijau tergolong tipe bunga majemuk, uniseksual atau

berumah satu, bentuk bulir dengan panjang bulir bunga jantan 1-4 cm dan panjang

bulir bunga betina 1,5-7 cm. Panjang tangkai bunga jantan 0,5-2,5 cm dan panjang

tangkai bunga betina 1-3 cm (Yuliana, 2023).

Buah sirih hijau tergolong buah buni, berbentuk bulat dengan warna buah

pada saat muda yaitu hijau dan warna buah pada saat sudah masak yaitu kuning

kehijauan (Yuliana, 2023).

II.1.3 Kandungan kimia tanaman sirih hijau

Kandungan senyawa kimia pada tanaman sirih hijau adalah

mengandung molekul-molekul bioaktif seperti saponin, tanin, flaovonoid,

dan anti inflamasi dan minyak atsiri, yang terkandung dalam daun sirih

sebesar 0,8-1,8 % yang meliputi kavikol, kavibetol (betel fenol),

alilpirokateko (hidroksikavikol). Kandungan senyawa lainnya yaitu

alilpirokatekol mono dan diasetat, karvakrol, eugenol, eugenol metileter, p-

simen, sineol, kariofilen, kadinen, estragol, terpen, seskuiterpen,

fenilpropan, karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotianat, vitamin C, gula,

pati dan asam amino (Wahyuningtyas dkk., 2023).

3
II.1.4 Manfaat tanaman sirih hijau

Adapun manfaat dari kandungan kimia yang terkandung pada

tanaman sirih hijau yaitu membantu proses penyembuhan luka serta

menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menyembuhkan

luka seperti vitamin A dan vitamin C (Wahyuningtyas dkk., 2023).

II.2 Uraian Tanaman Sirih Merah (Piper ornatum)

II.2.1 Klasifikasi tanaman sirih merah

Klasifikasi tanaman sirih merah (Piper ornatum) adalah sebagai

berikut (Dillasamola dkk., 2023):

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper Gambar 2. Sirih merah


(Piper ornatum) (Yuliana,
Spesies : Piper ornatum 2023).

II.2.2 Morfologi tanaman sirih merah

Tanaman sirih merah memiliki karakteristik morfologi yaitu,

merupakan tanaman merambat dengan tinggi tanaman 1-7 meter. Daun sirih

merah tergolong tanaman berdaun tunggal, tata letak daunnya berseling, dengan

bentuk helaian daun bulat telur, helaian daunnya memiliki panjang 8-16 cm dan

lebar 5-10 cm, ujung daun meruncing, pangkal daun membulat, pertulangan daun

melengkung, tepi daunnya rata, warna permukaan daun bagian atas yaitu hijau

4
bercorak warna putih keabu-abuan, sedangkan warna permukaan daun bagian

bawah yaitu ungu, tekstur permukaan daun bagian atas yaitu licin mengkilap dan

permukaan bawah halus, tekstur tangkai daunnya halus, dengan panjang 6,5-8 cm

serta daun mengeluarkan aroma khas yang kuat (Yuliana, 2023).

Morfologi batang pada sirih merah yaitu batangnya berbentuk silindris

atau tabung bulat, beruas-ruas, berbuku-buku, panjang antar ruas 7-15 cm, pada

bagian pangkal mengayu, permukaan beralur tegas, ketika batang masih muda

berwarna hijau, dan berwarna coklat muda ketika sudah tua (Dillasamola dkk.,

2023).

Morfologi akar sirih merah memiliki akar panjat yang muncul diantara

ruas batang, berwarna ungu kemerahan, selain itu bentuk akar pada sirih merah

terdapat akar pelekat yang tumbuh keluar dari buku-buku yang semakin panjang

batangnya maka semakin panjang pula akar pelekatnya yang berguna untuk

melekatkan diri pada tempatnya menjalar. Akar lekat yang terkena tanah akan

tumbuh menjadi akar tanah dan akan tumbuh pula ke segala arah untuk mencari

sumber makanan di tanah. Akar tanah ini berkembang menjadi akar utama, akar

cabang, dan akar serabut (Dillasamola dkk., 2023). Akar tanaman bulat berwarna

coklat kekuningan (Yuliana, 2023).

II.2.3 Kandungan kimia tanaman sirih merah

Adapun kandungan kimia yang terdapat pada tanaman sirih

merah yaitu senyawa flavonoid yang mengandung senyawa polifenol,

minyak atsiri yang terbentuk dari hasil degradasi trigliserida dan enzim,

tanin, alkaloid, dan polifenolat (Dillasamola dkk., 2023).

5
II.2.4 Manfaat tanaman sirih merah

Sirih merah banyak dimanfaatkan untuk secara tradisional untuk

berbagai macam penyakit seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi,

radang liver, radang mata, keputihan pada wanita, maag, kanker

payudara, nyeri sendi, sebagai penurun dan pengontrol kadar gula darah,

kosmetika, penyakit jantung, TBC, tulang, keputihan akut, tumor

payudara, dan antiseptik. Sirih merah dapat dijadikan juga sebagai obat

kumur dapat membantu mencegah pembentukan plak gigi dan radang

gusi, obat batuk ekspektora (Lister, 2020).

II.3 Uraian Tanaman Bangle (Zingiber purpureum)

II.3.1 Klasifikasi tanaman bangle

Klasifikasi tanaman bangle (Zingiber purpureum) adalah sebagai

berikut (Putra, 2015):

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Sub divisi : Spermatophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae Gambar 3. Bangle


(Zingiber purpureum
Genus : Zingiber Roxb) (Putra, 2015).

Spesies : Zingiber purpureum Roxb

II.3.2 Morfologi tanaman bangle

6
Deskripsi pada tanaman bangle yaitu memiliki ketinggian tanaman

yang mencapai 1-1,5 meter. Morfologi daunnya yaitu tergolong daun

tunggal dengan tata letak daunnya berseling, helaian daun berbentuk

lonjong, berdaging tipis, ujung daun runcing, pangkal daun tumpul, tepi

daun rata, permukaan daunnya berambut halus, jarang, pertulangan daun

yaitu menyirip dengan panjang 23-35 cm dan lebar 20-40 mm serta

berwarna hijau (Putra, 2015).

Tanaman bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan

berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau bahkan tidak

beraturan (abstrak), memiliki tebal 2-5 mm, berwarna cokelat muda

kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning

kecokelatan (Putra, 2015).

Akar pada bangle berwarna putih dengan serabut-serabut akar

yang halus (Jannah dkk., 2022). Bunga pada bangle tergolong bunga

majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang sampai

20 cm (Putra, 2015).

II.3.3 Kandungan kimia tanaman bangle

Adapun kandungan kimia yang terdapat pada tanaman bangle

yaitu tanin, sineol, pinen, damar (zat pahit), dan pati (Putra, 2015).

Rimpang pada bangle mengandung senyawa saponin, flavonoid,

minyak atsiri, alkaloid, tanin, dan glikosida (Aqlinia dkk., 2020).

II.3.4 Manfaat tanaman bangle

7
Tanaman bangle ini memiliki manfaat dan khasiat yang baik untuk

kesehatan diantaranya yaitu sebagai obat pereda demam dan menurunkan panas

(antipiretik), digunakan sebagai obat peluruh kentut (kaminatif), bermanfaat untuk

obat peluruh dahak (ekspetoran) dan batuk berdahak, memiliki khasiat untuk

membersihkan darah, digunakan untuk obat cacingan (vermifuge) serta digunakan

sebagai obat sakit kepala (Ulfa, 2021).

II.4 Uraian Tanaman Kunyit (Curcuma domestica)

II.4.1 Klasifikasi tanaman kunyit

Klasifikasi tanaman kunyit (Curcuma domestica) adalah sebagai

berikut (Budiyanto, 2018):

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae Gambar 4. Kunyit


(Curcuma domestica Val.)
Genus : Curcuma (Budiyanto, 2018).

Spesies : Curcuma domestica Val.

II.4.2 Morfologi tanaman kunyit

Morfologi pada tanaman kunyit yaitu tanaman yang tumbuh

bercabang dengan tinggi 40-100 cm (Budiyanto, 2018). Daun pada kunyit

yaitu daun tunggal, berbentuk lanset memanjang hingga 10-40 cm dengan

8
lebar 8-12,5 cm, helaian daun umumnya berjumlah 3-8, ujung dan pangkal

daunnya berbentuk runcing, tepi daun rata, pertulangan menyirip serta

daunnya itu berwarna hijau (Alqamari dkk., 2017). Tekstur permukaan

daun pada kunyit tidak halus dan tergolong tipe daun yang lengkap karena

memiliki tiga bagian daun yaitu pelepah daun (vagina), tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) (Adisa dkk., 2022).

Batangnya merupakan batang semu, arah tumbuhnya tegak,

bentuknya bulat, membentuk rimpang dengan warna kekuningan dan

tersusun dari pelepah daun yang agak lunak (Budiyanto, 2018). Rimpang

induk berbentuk menjorong, sedangkan rimpang cabangnya lurus dengan

sedikit melengkung. Keseluruhan rimpang akan membentuk rumpun yang

rapat dan satu yang berwarna oranye serta tunas mudanya itu berwarna

putih (Alqamari dkk., 2017). Jenis percabangan pada kunyit yaitu

monopodial, memiliki permukaan batang yang licin dan tergolong batang

basah (Adisa dkk., 2022). Morfologi akar pada tanaman kunyit yaitu akar

serabut dan berwarna cokelat muda (Alqamari dkk., 2017).

Morfologi bunga pada tanaman kunyit yaitu tergolong bunga

majemuk dengan tekstur berambut dan bersisik dari pucuk batang semu,

memiliki panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5

cm, serta berwarna putih kekuningan (Alqamari dkk., 2017).

II.4.3 Kandungan kimia tanaman kunyit

Adapun kandungan kimia yang terkandung pada tanaman kunyit

yaitu pigmen kurkumin (pemberi warna kuning pada kunyit), sirkumin,

9
demetoksikurkuin, volatil oil, minyak atsiri dan kurkuminoid (Budiyanto,

2018). Kunyit juga memiliki kandungan seperti karbohidrat, protein,

vitamin C, kalsium, zat besi, fosfor, dan lainnya (Andareto, 2015).

II.4.4 Manfaat tanaman kunyit

Secara umum, kunyit diketahui sebagai pelengkap bahan

makanan, namun kunyit juga memiliki manfaat terhadap berbagai penyakit

serta dapat digunakan sebagai bahan baku industri jamu dan kosmetik,

bahan disinfektan, dan campuran bahan untuk pakan ternak (Budiyanto,

2018). Kunyit dapat digunakan sebagai obat dalam mengurangi resiko

asterosklerosis (penumpukan kolestrol), mencegah penyakit alzheimer,

anti kanker, membantu proses pencernaan, mengurangi risiko diabetes,

mengobati radang sendi, menyembuhkan luka, dan mengurangi resiko

anemia (Andareto, 2015).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

10
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu buku morfologi

tumbuhan, cutter, gunting, kamera ponsel, penggaris, dan pulpen.

III.1.2 Bahan

Bahan yang digunkaan dalam praktikum ini yaitu handscoon, kertas

HVS A4, kertas gambar A3, lembar kerja praktikum, sampel berupa empat jenis

tanaman yakni: Bangle (Zingiber purpureum) dan Kunyit (Curcuma

domestica) serta Sirih Hijau (Piper betle) dan Sirih Merah (Piper ornatum).

III.2 Prosedur kerja

Praktikum dilakukan dengan mengamati langsung tanaman sampel

secara makroskropik, meliputi struktur morfologi daun, batang, akar, bunga, buah

dan biji tanaman serta menyentuh secara langsung bagian tanaman untuk

mengetahui struktur permukaan organ tanaman sampel, kemudian hasil

pengematan dicatat ke dalam lembar kerja praktikum.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi tanaman sirih hijau (Piper betle) dan sirih
merah (Piper ornatum)

Karakter Sampel I Sampel II


No
Tanaman/Tumbuhan Piper betle Piper ornatum

1. Daun :
Jenis daun Tidak lengkap Tidak lengkap
Tipe daun Majemuk Majemuk
Bentuk pangkal daun Berlekuk Membulat
Tepi daun Rata Rata
Bentuk ujung helaian daun Meruncing Meruncing
Bentuk helaian daun Jorong Jorong
Bentuk pertulangan daun Menyirip Menyirip
Daging daun Tipis lunak Tipis lunak
Atas: hijau
keputihan
Warna daun Hijau
Bawah: ungu
kehijauan
Permukaan daun Licin Licin
Pada tiap-tiap buku
Tata letak daun batang terdapat satu Beranak daun 2
daun
Tipe daun majemuk menurut
kedudukan anak daun pada ibu Bangun kaki Bangun kaki
tangkai
Ada tidaknya daun penumpu - -
(deskripsikan jika ada)
2. Batang :
Kejelasan batang Jelas Jelas
Jenis batang Berkayu Berkayu
Bentuk batang Bulat Bulat
Permukaan batang Beralur Licin
Arah tumbuh batang Tegak lurus Memanjat
Percabangan batang Monopodial Monopodial
Arah tumbuh cabang Condong ke atas Terkulai
Sifat cabang batang Tidak ada Tidak ada
Umur batang Bienial Bienial
Warna batang Hijau kecoklatan Hijau kemerahan
Warna getah Bening Bening
Kekentalan getah Cair Kental
Percabangan batang Monopodial Monopodial
Arah tumbuh cabang Condong ke atas Terkulai
Sifat cabang batang - -
3. Akar :

12
Sistem perakaran Tunggang Tunggang
Bentuk akar Benang Benang
Sifat/fungsi khusus akar Akar pelekat Akar pelekat
Coklat, keras, tidak Coklat, lunak, tidak
Warna akar, tekstur, bau jika berbau, dan tidak berbau, dan tidak
terdapat organ modifikasi terdapat organ terdapat organ
modifikasi modifikasi
4. Bunga :
Bunga tunggal/majemuk - -
Bentuk bunga - -
Letak bunga - -
Kelamin bunga - -
5. Buah :
Tipe buah berdasarkan asalnya - -
Bentuk buah - -
Warna buah saat belum masak - -
Warna buah saat masak - -
Ukuran buah - -
Warna daging buah - -
Sifat lainnya dari buah dan biji - -
6. Biji :
Bentuk warna biji - -
Ukuran biji - -
Jumlah biji - -
Sifat lainnya dari biji - -
7. Organ tambahan - -

Tabel 2. Hasil pengamatan morfologi tanaman bangle (Zingiber purpureum) dan


kunyit (Curcuma domestica)

Karakter Sampel I Sampel II


No Curcuma
Tanaman/Tumbuhan Zingiber purpureum domestica
1. Daun :
Jenis daun Tidak lengkap Lengkap
Tipe daun Tunggal Tunggal
Bentuk pangkal daun Tumpul Runcing
Tepi daun Rata Rata
Bentuk ujung helaian daun Runcing Runcing
Bentuk helaian daun Memanjang Memanjang
Bentuk pertulangan daun Berlekuk menyirip Berlekuk menyirip
Daging daun Perkamen Tipis
Warna daun Hijau tua Hijau
Permukaan daun Berbulu kasar Licin
Pada setiap buku
Tata letak daun Berseling
terdapat satu daun
Tipe daun majemuk menurut
kedudukan anak daun pada ibu - Majemuk menyirip
tangkai
Ada tidaknya daun penumpu
- -
(deskripsikan jika ada)
2. Batang :

13
Kejelasan batang Jelas Jelas
Jenis batang Basah Basah
Bentuk batang Bulat Bulat
Permukaan batang Licin Licin
Arah tumbuh batang Tegak lurus Tegak lurus
Percabangan batang Monopodial Monopodial
Arah tumbuh cabang Condong ke atas Tegak
Sifat cabang batang - -
Umur batang Anual Anual
Warna batang Coklat kehijauan Hijau
Warna getah - Benang
Kekentalan getah - Lengket dan kental
3. Akar :
Sistem perakaran Tunggang Tunggang
Bentuk akar Gasing Tombak
Sifat/fungsi khusus akar Akar tunjang Akar tunjang
Warna akar, tekstur, bau jika Kuning kecoklatan, Coklat, kasar,
terdapat organ modifikasi kasar, berbau khusus berbau khas
4. Bunga :
Bunga tunggal/majemuk - -
Bentuk bunga - -
Letak bunga - -
Kelamin bunga - -
5. Buah :
Tipe buah berdasarkan asalnya - -
Bentuk buah - -
Warna buah saat belum masak - -
Warna buah saat masak - -
Ukuran buah - -
Warna daging buah - -
Sifat lainnya dari buah dan biji - -
6. Biji :
Bentuk warna biji - -
Ukuran biji - -
Jumlah biji - -
Sifat lainnya dari biji - -
7. Organ tambahan - -

IV.2 Pembahasan

IV.2.1 Tanaman sirih hijau

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh karakteristik atau ciri

morfologi pada tanaman sirih hijau (Piper betle) bagian daun yaitu

tergolong daun tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah daun, berdaun

majemuk, bentuk pangkal daun berlekuk (emarginatus), tepi daun rata

(integer), bentuk helaian daun jorong (ovalis) dengan ujung yang

14
meruncing (acuminatus), pertulangan daunnya menyirip (penninervis),

memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus), warna daun bagian

atas dan bawahnya berwarna hijau, permukaan daunnya bertekstur licin,

tata letak daunnya hanya terdapat satu daun pada satu buku batang, tipe

daun menurut kedudukan anak daun pada ibu tangkai. Adapun

karakteristik morfologi batang pada tanaman sirih hijau yaitu tanamannya

jelas berbatang, tergolong batang berkayu (lignosus), bentuk batangnya

bulat (teres), permukaan batang beralur (suicatus), dan arah tumbuhnya

tegak lurus (erectus), percabangan batangnya bersifat monopodial

dengan arah tumbuh cabang condong ke atas (patens), umur batangnya

yaitu bienial, berwarna hijau kecoklatan, terdapat getah yang bening dan

cair. Adapun karakteristik morfologi akar pada tanaman sirih hijau yaitu

memiliki sistem perakaran tunggang dengan bentuk benang, memiliki sifat

khusus akar yaitu akar pelekat, berwarna coklat, tekstur keras, tidak

berbau, dan tidak terdapat organ modifikasi serta tidak terdapat bunga, buah

dan biji pada tanaman sirih hijau.

Menurut Yuliana (2023) tanaman sirih hijau memiliki ciri morfologi

yaitu, tergolong tanaman merambat dengan tinggi tanaman mencapai 0,5-8 meter,

daunnya tergolong pada tipe daun tunggal, tata letak daunnya berseling, dengan

bentuk helaian daun jantung, ujung daunnya runcing, pangkal daun berlekuk,

pertulangan daun melengkung, serta tepi daunnya rata, warna permukaan daun

bagian atas dan bawah yaitu hijau dengan tekstur permukaan atas daun licin

mengkilap dan permukaan bawah halus, tekstur tangkai daun halus, dengan

15
panjang 3-7 cm dan daunnya mengeluarkan aroma khas yang kuat, batang pada

sirih hijau itu berbentuk bulat, beruas, memiliki tekstur yang halus dan bersulur,

berwarna coklat bercampur hijau, dengan jarak antar ruas yaitu 2,5-7 cm, akar

tanaman pada sirih hijau yaitu berbentuk bulat dan berwarna coklat kekuningan.

Menurut Tjitrosoepomo (2020), pada sirih hijau, terdapat sifat khusus pada

akarnya yaitu akar pelekat. Akar pada sirih hijau yaitu tunggang (Lister,

2020). Menurut Yuliana (2023) bunga pada sirih hijau tergolong tipe bunga

majemuk, uniseksual atau berumah satu, bentuk bulir dengan panjang bulir bunga

jantan 1-4 cm dan panjang bulir bunga betina 1,5-7 cm, panjang tangkai bunga

jantan 0,5-2,5 cm dan panjang tangkai bunga betina 1-3 cm, buah sirih hijau

tergolong buah buni, berbentuk bulat dengan warna buah pada saat muda yaitu

hijau dan warna buah pada saat sudah masak yaitu kuning kehijauan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka terdapat kesamaan dan

perbedaan dari morfologi tanaman pada sampel pengamatan dan sampel pada

pustaka dimana kesamaannya terletak pada bentuk pangkal daun, bentuk tepi

daun, permukaan daun, bentuk pangkal daun, bentuk batang, permukaan batang,

warna batang, sistem perakaran, sifat khusus akar, dan warna akar. Adapun

perbedaannya terletak pada tipe daun, tata letak daun, bentuk helaian daun,

pertulangan daun, ujung daun dan bentuk akar serta pada pustaka sirih hijau itu

memiliki bunga dan buah. Hal yang menjadi faktor pembeda dari ciri morfologi

tanaman sampel pengamatan dan sampel pustaka yaitu perbedaan lingkungan

tempat tumbuhnya tanaman seperti ketersediaan air, suhu, dan kelembaban, serta

16
perbedaan umur atau tingkat kedewasaan pada tanaman sirih hijau yang ditandai

dengan tumbuhnya bunga dan buah.

IV.2.2 Tanaman sirih merah

Berdasarkan hasil pengamatan, karateristik atau ciri morfologi

pada tanaman sirih merah (Piper ornatum) bagian daun yaitu tergolong

daun tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah daun, berdaun

majemuk, bentuk pangkal daun membulat (rotundatus), tepi daun rata

(integer), bentuk helaian daun jorong dengan ujung yang meruncing

(acuminatus), pertulangan daunnya menyirip (penninervis), daging

daunnya tipis lunak (herbaceus), warna daun bagian atas yaitu hijau

keputihan dan warna daun bagian bawah yaitu ungu kehijauan. Adapun

permukaan atau tekstur daun pada sirih merah yaitu licin, tata letak

daunnya beranak daun dua, tipe daun menurut kedudukan anak daun

pada ibu tangkai yaitu daun majemuk serta tidak terdapat daun penumpu.

Adapun ciri morfologi tanaman sirih merah bagian batang yaitu batangnya

terlihat jelas, tergolong jenis batang berkayu (lignosus), bentuknya bulat

(teres), permukaannya licin (laevis), arah tumbuh batangnya memanjat

(scandes) dengan pertumbuhan percabangan monopodial. Arah tumbuh

cabangnya terkulai (declinatus), umur batangnya bersifat bienial,

berwarna hijau kemerahan, terdapat getah yang bening dan kental.

Adapun ciri morfologi tanaman sirih merah bagian akarnya yaitu memiliki

sistem perakaran tunggang dengan bentuk akar benang, memiliki sifat

khusus akar yaitu akar pelekat, berwarna coklat, lunak, tidak berbau, dan

17
tidak terdapat organ modifikasi, serta tidak terdapat bunga, buah dan biji

pada tanaman sirih merah.

Menurut Yuliana (2023) tanaman sirih merah memiliki karakteristik

morfologi yaitu, merupakan tanaman merambat dengan tinggi tanaman 1-7 meter,

daunnya tergolong tanaman berdaun tunggal, tata letak daunnya berseling, dengan

bentuk helaian daun bulat telur, ujung daun meruncing, pangkal daun membulat,

pertulangan daun melengkung, tepi daunnya rata, warna permukaan daun bagian

atas yaitu hijau bercorak warna putih keabu-abuan, sedangkan warna permukaan

daun bagian bawah yaitu ungu, tekstur permukaan daun bagian atas yaitu licin

mengkilap dan permukaan bawah halus, tekstur tangkai daunnya halus, dengan

panjang 6,5-8 cm serta daun mengeluarkan aroma khas yang kuat. Menurut

Dillasamola dkk. (2023), morfologi bentuk batang pada sirih merah yaitu

batangnya berbentuk silindris atau tabung bulat, beruas-ruas, berbuku-buku,

panjang antar ruas 7-15 cm, pada bagian pangkal mengayu, permukaan beralur

tegas, ketika batang masih muda berwarna hijau, berwarna coklat muda

ketika sudah tua, akar sirih merah memiliki akar panjat yang muncul diantara ruas

batang yang berwarna ungu kemerahan, selain itu bentuk akar pada sirih merah

terdapat akar pelekat. Akar lekat yang terkena tanah akan tumbuh menjadi akar

tanah. Akar tanah ini berkembang menjadi akar utama, akar cabang,

dan akar serabut. Menurut Yuliana (2023) akar tanaman sirih merah bulat

berwarna coklat kekuningan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka terdapat kesamaan dan

perbedaan dari morfologi tanaman pada sampel pengamatan dan sampel pada

18
pustaka dimana kesamaannya terletak pada bentuk helaian daun, ujung daun,

pangkal daun, bentuk tepi daun, permukaan daun, warna permukaan atas dan

bawah daun, bentuk batang, jenis batang, warna batang, sifat khusus akar dan

warna akar. Adapun perbedaannya terletak pada tipe daun, tata letak daun,

pertulangan daun, permukaan batang, sistem perakaran dan bentuk akar. Hal ini

terdapat perbedaan dikarenakan perbedaan lingkungan antara tempat tumbuhnya

tanaman pada sampel pengamatan dan sampel pustaka seperti pengaruh cahaya

dan kelembaban, serta kurangnya ketelitian dalam melakukan pengamatan.

IV.2.3 Tanaman bangle

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh karakteristik atau ciri

morfologi tanaman bangle (Zingiber purpureum) bagian daun yaitu

tergolong daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun, tipe

daunnya sejajar, bentuk pangkal daunnya tumpul (obtusus), tepi daun rata

(integer), bentuk helaian daun memanjang dengan ujung yang runcing

(acutus), pertulangan daun berlekuk menyirip, memiliki daging daun

perkamen atau tipis dan agak kaku, warna daunnya yaitu hijau tua,

permukaan daunnya berbulu kasar bila diraba, tata letak daunnya

berseling, dan terdapat daun penumpu yang berwarna coklat kehijauan.

Adapun ciri morfologi tanaman bangle pada bagian batang yaitu

batangnya terlihat jelas, tergolong batang basah, berbentuk bulat (teres),

permukaan batangnya licin (laevis), arah tumbuh batang tegak lurus

(erectus), percabangan batangnya monopodial, arah tumbuh cabang

condong ke atas (patens), umur batang bersifat anual atau 1 tahun,

19
berwarna coklat kehijauan dan tidak terdapat getah pada batangnya.

Adapun ciri morfologi tanaman bangle pada bagian akar yaitu memiliki

sistem perakaran tunggang, berbentuk gasing (napiformis), memiliki sifat

khusus akar yaitu akar tunjang, berwarna kuning kecoklatan, teksturnya

kasar, berbau khusus dan tidak terdapat organ modifikasi, serta tidak

terdapat bunga, buah dan biji.

Menurut Putra (2015) morfologi daun pada tanaman bangle yaitu

tergolong daun tunggal dengan tata letak daunnya berseling. Helaian

daun berbentuk lonjong atau bulat memanjang, berdaging tipis, ujung

daun runcing, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, permukaan daunnya

berambut halus, jarang, pertulangan daun yaitu menyirip dengan panjang

23-35 cm dan lebar 20-40 mm serta berwarna hijau, mempunyai rimpang

batang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai

jorong atau bahkan tidak beraturan (abstrak), memiliki tebal 2-5 mm,

berwarna cokelat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda

sampai kuning kecokelatan. Menurut Jannah dkk. (2022) akar pada

bangle berwarna putih dengan serabut-serabut akar yang halus. Bunga

pada bangle tergolong bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung

batang, panjang gagang sampai 20 cm (Putra, 2015).

Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka terdapat kesamaan dan

perbedaan dari morfologi tanaman pada sampel pengamatan dan sampel pada

pustaka dimana kesamaannya terletak pada tipe daun, tata letak daun, bentuk

helaian daun, ujung daun, pangkal daun, tepi daun, warna daun, daging daun,

20
pertulangan daun, dan bentuk batang. Adapun perbedaannya terletak pada

permukaan daun, warna batang, sistem perakaran dan warna akar, serta pada

pustaka terdapat bunga pada tanaman bangle. Hal ini yang menjadikan morfologi

tanaman pada sampel pengamatan dan pustaka berbeda yaitu perbedaan

lingkungan yang dipengaruhi oleh cahaya, suhu, iklim dan kelembaban serta

perbedaan umur atau tingkat kedewasaan pada suatu tumbuhan.

IV.2.4 Tanaman kunyit

Berdasarkan hasil pengamatan, karakteristik atau ciri morfologi

tanaman kunyit (Curcuma domestica) bagian daun yaitu tergolong daun

lengkap karena terdapat upih, tangkai, dan helaian pada daunnya, tipe

daun sejajar, bentuk pangkal daun runcing (acutus), tepi daun rata

(integer), bentuk helaian daunnya menyirip (penninervis), memiliki daging

daun yang tipis, berwarna hijau, permukaan daun licin, tata letak daunnya

hanya terdapat satu daun pada setiap satu buku batang, dan tidak

terdapat daun penumpu. Adapun ciri morfologi pada bagian batang

tanaman kunyit yaitu batang tanamannya terlihat jelas, tergolong batang

basah, berbentuk bulat (teres), permukaan batangnya licin (laevis), arah

tumbuh batang tegak lurus (erectus), percabangan batang monopodial,

arah tumbuh cabangnya tegak (fastigiatus), umur batang bersifat anual

atau 1 tahun, berwarna hijau, terdapat getah yang bening, lengket dan

kental. Adapun ciri morfologi pada bagian akar tanaman kunyit yaitu

memiliki sistem perakaran tunggang, berbentuk tombak (fusiformis),

memiliki sifat khusus akar yaitu akar tunjang, berwarna coklat, bertekstur

21
kasar, berbau khas, dan tidak terdapat organ modifikasi, serta tidak

terdapat bunga, buah dan biji pada tanaman kunyit.

Menurut Budiyanto (2018) morfologi pada tanaman kunyit yaitu

tanaman yang tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Daun pada

kunyit yaitu daun tunggal, berbentuk lanset memanjang hingga 10-40 cm

dengan lebar 8-12,5 cm, helaian daun umumnya berjumlah 3-8, ujung dan

pangkal daunnya berbentuk runcing, tepi daun rata, pertulangan menyirip

serta daunnya itu berwarna hijau (Alqamari dkk., 2017). Tekstur

permukaan daun pada kunyit tidak halus dan tergolong tipe daun yang

lengkap karena memiliki tiga bagian daun yaitu pelepah daun (vagina),

tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) (Adisa dkk., 2022).

Menurut Budiyanto (2018) batang tanaman kunyit merupakan batang

semu, arah tumbuhnya tegak, bentuknya bulat, membentuk rimpang

dengan warna kekuningan dan tersusun dari pelepah daun yang agak

lunak. Menurut Alqamari dkk. (2017) rimpang induk berbentuk menjorong,

sedangkan rimpang cabangnya lurus dengan sedikit melengkung,

keseluruhan rimpang ini akan membentuk rumpun yang rapat dan satu

yang berwarna oranye serta tunas mudanya itu berwarna putih. Jenis

percabangan pada kunyit yaitu monopodial, memiliki permukaan batang

yang licin dan tergolong batang basah (Adisa dkk., 2022). Menurut

Alqamari dkk. (2017) morfologi akar pada tanaman kunyit yaitu akar

serabut, berwarna cokelat muda, tanaman kunyit itu tergolong bunga

majemuk dengan tekstur berambut dan bersisik dari pucuk batang semu,

22
memiliki panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5

cm, serta berwarna putih kekuningan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka terdapat kesamaan dan

perbedaan morfologi tanaman pada sampel pengamatan dan sampel pustaka

dimana kesamaannya terletak pada kelengkapan daun (tergolong daun lengkap),

tipe daun, bentuk helaian daun, ujung daun, pangkal daun, tepi daun, pertulangan

daun, warna daun, bentuk batang, arah tumbuh batang, jenis batang, permukaan

batang, dan warna akar. Adapun perbedaannya terletak pada permukaan daun dan

sistem perakaran, serta pada sampel pustaka tanaman kunyit terdapat bunga. Hal

yang menyebabkan morfologi tanaman kunyit pada sampel pengamatan dan

pustaka berbeda yaitu perbedaan lingkungan tempat tumbuhnya tanaman, serta

perbedaan umur atau tingkat kedewasaan pada tanaman.

23
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan

kesimpulan bahwa tanaman yang berasal dari famili dan genus yang sama

cenderung memiliki struktur morfologi yang hampir sama. Namun, akan

terdapat beberapa perbedaan ciri morfologi baik itu pada bagian daun,

batang, dan akar apabila tanaman dari satu genus atau famili tersebut

digolongkan ke dalam tingkat spesies. Misalnya pada sirih hijau (Piper betle)

dan sirih merah (Piper crocatum) (yang sama-sama berasal dari famili

Piperaceae dan genus Piper) serta pada bangle (Zingiber purpureum) dan

kunyit (Curcuma domestica) (yang sama-sama berasal dari famili

Zingiberaceae).

V.2 Saran

Diharapkan kepada laboratorium agar lebih meningkatkan

fasilitasnya agar memudahkan praktikan dalam melakukan praktikum agar

dapat berjalan dengan lancar dan baik. Diharapakan kepada kakak asisten

laboratorium agar mempertahankan kinerja kerjanya dalam membimbing

praktikan melakukan setiap praktikum agar dapat berjalan dengan lancar.

Diharapakan kepada setiap praktikan agar dapat terus belajar guna

menambah ilmu pengetahuannya serta selalu disiplin waktu dalam mengikuti

praktikum yang ada.

24
DAFTAR PUSTAKA

Adisa, S. D., Tripatmasari, M., Suryawati, S., dan Wasonowati, C. 2022.


Identifikasi morfologi dan rendemen kunyit (Curcuma
domestica Val.) di Kecamatan Kamal dan Kecamatan Bangkalan,
Kabupaten Bangkalan. Jurnal AGROMIX. 13(2): 209-216.
Alqamari, M., Tarigan, D. M., dan Alridiwirsah. 2017. Budidaya Tanaman Obat
& Rempah. Medan: UMSU Press.
Andareto, O. 2015. Apotik Herbal di Sekitar Anda (Solusi Pengobatan 1001
Penyakit Secara Alami dan Sehat Tanpa Efek Samping). Jakarta Selatan:
Pustaka Ilmu Semesta.
Aqlinia, M., Pujiyanto, S., dan Wijanarka. 2020. Isolasi Bakteri Endofit Bangle
(Zingiber cassumunar Roxb.) dan Uji Antibakteri Supernatan Crude
Metabolit Sekunder Isolat Potensial terhadap Staphylococcus
aureus. Jurnal Akademika Biologi. 9(1): 22-31.
Budiyanto, M. A. K. 2018. Membuat Fungisida Organik. Malang: UMM Press.
Dillasamola, D., Yanri, D., dan Nurlatifah. Tumbuh-Tumbuhan Obat di Sekitar
Kita. Indramayu: CV. Adanu Abimata.
Jannah, A. B. S. N., Ramadanti, K., dan Uyun, K. 2022. Identifikasi Ciri
Morfologi pada Lengkuas (Alpinia galanga) dan Bangle (Zingiber
purpureum) di Desa Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota
Serang, Banten. Journal of Biological Science. 2(1): 27-34.

Lister, I. N. E. 2020. Daun Sirih Merah Manfaat untuk Kesehatan. Medan:


UNPRI Press.
Liunokas, A. B., dan Billik, A. H. S. 2021. Karakteristik Morfologi Tumbuhan.
Sleman: Deepublish.
Putra, W. S. 2015. Kitab Herbal Nusantara: Kumpulan Resep & Ramuan
Tanaman Obat untuk Berbagai Gangguan Kesehatan. Yogyakarta:
KATAHATI.
Sarno. 2019. Pemanfaatan Tanaman Obat (Biofarmaka) sebagai Produk Unggulan
Masyarakat Desa Depok Banjarnegara. Addimas Unwahas. 4(2): 73.
Tjitrosoepomo, G. 2020. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press
Ulfa, S. W. 2021. Inventarisasi Keanekaragaman Tumbuhan Obat di Kecamatan
Medan Tembung Kota Medan Propinsi Sumatera Utara. Best Journal:
Biology Education Science & Technology. 4(1): 123-132.
Wahyuningtyas, E. S., Wijayatri, R., dan Handayani, E. 2023. Daun Sirih Hijau
(Piper betle L.) dan Madu Manuka Sebagai Penyembuh Luka Akut.
Magelang: Maty Media Literasi Indonesia.
Yuliana, L. 2023. Studi Morfologi Genus Piper dan Variasinya. Jurnal Kajian
Biologi. 3(1): 11-19.

25
LAMPIRAN

Gambar 1. Sirih hijau Gambar 2. Sirih merah


(Piper betle) (Yuliana, (Piper ornatum) (Yuliana,
2023). 2023).

26
BUKTI PUSTAKA

mbar 3. Bangle Gambar 4. Kunyit


giber purpureum Roxb) (Curcuma domestica Val.)
tra, 2015). (Budiyanto, 2018).

27
28

Anda mungkin juga menyukai