Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MORFOLOGI TANAMAN OBAT

ARIEL APRIANSYAH MANSYUR

N011 23 1062

KELOMPOK V

GOLONGAN SELASA PAGI

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tanaman obat adalah kelompok tumbuhan yang memiliki sifat-sifat

tertentu yang berguna dalam pengobatan dan kesehatan. Senyawa aktif

yang dihasilkan melalui proses metabolisme sekunder, seperti flavonoid,

terpenoid, alkaloid, dan fenol, bertanggung jawab atas khasiat tanaman

obat. Senyawa-senyawa ini memiliki kemampuan untuk mengobati atau

meredakan berbagai jenis penyakit. Tanaman obat digunakan dalam

pengobatan tradisional dan modern untuk berbagai tujuan, seperti

mengobati penyakit, mengurangi gejalanya, dan meningkatkan sistem

kekebalan tubuh. Pengobatan herbal, pembuatan ramuan tradisional,

minyak atsiri, dan obat-obatan alami adalah beberapa contoh penggunaan

tanaman obat. Curcumin, aloe vera, echinacea, dan ginseng adalah

beberapa tanaman obat yang terkenal (Widaryanto & Azizah, 2018)

I.2 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah mendalami morfologi dan struktur

tanaman obat melalui pengamatan visual serta membandingkan morfologi

dua jenis tanaman obat yang berbeda spesies tentang bentuk fisik dan

struktur tubuh tumbuhan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Uraian Tanaman Kunyit (Curcuma longa)

II.1.1 Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari kunyit (Curcuma longa) dijabarkan sebagai

berikut (Dillasamola dan Sari, 2023);

Kingdom : Plantae

Division : Spermatophyta

Subdivision : Angiospermae Gambar 1. Kunyit (Curcuma longa)

Class : Monocotyledoneae (Anggraini dkk,2022)

Order : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma domestica Val. atau Curcuma longa L

II.1.2 Morfologi

Morfologi daun kunyit terdiri dari tiga bagian: pelepah, gagang, dan

helai. Panjangnya berkisar antara 31 hingga 84 cm, dan lebarnya berkisar

antara 10 hingga 18 cm. Bentuknya menyerupai telur bulat yang

memanjang dengan permukaan yang kasar. Daun mempunyai tulang

yang rata dan ujung yang melengkung atau meruncing seperti ekor. Daun

kunyit hijau muda ini biasanya memiliki sekitar enam hingga sepuluh daun

per tanaman (Dillasamola dan Sari, 2023).


Morfologi batang kunyit merupakan batang semu yang terdiri dari

kelopak atau pelapah daun yang berpalutan atau menutupi satu sama

lain. Batang kunyit basah karena kemampuan mereka menyimpan udara.

Batang kunyit berbentuk bulat, berwarna hijau keunguan, dan tingginya

sekitar 0,75 hingga 1 meter (Dillasamola dan Sari, 2023).

Di dalam tanah, rimpang kunyit memiliki cabang yang membentuk

rumpun. Rimpang kunyit terdiri dari dua bagian: rimpang induk (umbi

kunyit) dan tunas (cabang rimpang). Tuna kunyit biasanya berbentuk

berbuku-buku pendek, lurus, atau melengkung, dan tumbuh ke arah

samping, mendatar, atau melengkung. Umbi utama kunyit memiliki bentuk

bulat panjang, pendek, tebal, lurus, dan melengkung. Kulit rimpang

berwarna jingga kecoklatan atau agak kuning hingga kuning kehitaman.

Daging rimpangnya berwarna jingga dan memiliki aroma khas yang agak

pedas dan pahit. Rimpang kunyit memiliki panjang 24,10 cm dan lebar

22,5 cm, dengan tebal rimpang tua 4,06 cm dan rimpang muda 1,61 cm

(Dillasamola dan Sari, 2023).

Tampak morfologi pada bunga kunyit berbentuk kerucut runcing

putih atau kuning muda dengan pangkal putih. Setiap bunga memiliki

empat helai benang sari, tiga lembar tajuk, dan tiga lembar kelopak.

Sementara salah satu benang sari berfungsi sebagai alat pembiakan,

benang sari lainnya berubah bentuk menjadi helai mahkota bunga. Bunga

mekar secara bersamaan dan muncul dari ujung batang semu. Daun
putih-melindungi bunga ini. Bunga dengan bentuk berambut dan bersisik

memiliki panjang tangkai antara 16 dan 40 cm (Dillasamola dan Sari,

2023).

II.1.3 Manfaat Tanaman

Kunyit juga dapat berfungsi sebagai agen antibakteri yang kuat.

Sebagian besar penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak kunyit, baik

dengan pelarut heksana maupun metanol, memiliki sifat antimikroba. Ini

termasuk bakteri seperti Staphylococcus aureus, Vibrio harveyi, Bacillus

subtilis, Streptococcus agalactiae, dan banyak lagi

(Dillasamola dan Sari, 2023).

Dalam beberapa studi, kurkumin juga telah menunjukkan aktivitas

antivirus terhadap berbagai jenis virus, seperti virus flu PR8, H1N1, dan

H6N1. Kurkumin juga disarankan sebagai antiviral yang kuat karena

mampu menghambat enzim IMPDH baik secara kompetitif maupun tidak

kompetitif (Dillasamola dan Sari, 2023).

kunyit memiliki potensi sebagai antijamur. Studi telah menunjukkan

bahwa ekstrak kunyit, termasuk metanol, heksana, dan etil asetat,

memiliki sifat antijamur terhadap berbagai jenis jamur, seperti

Cryptococcus neoformans, Candida albicans, Rhizoctonia solani, dan

Phytophthora infestans (Dillasamola dan Sari, 2023).

II.1.4 Kandungan

Kandungan kimia dalam rimpang kunyit mencakup kurkumin,

minyak atsiri, resin, desmetoksikurkumin, oleoresin,


bidesmetoksikurkumin, damar, gom, lemak, protein, kalsium, fosfor, dan

besi. Minyak esensial yang- diperoleh melalui destilasi uap rimpang kunyit

mengandung a-phellandrene (1%), sabinene (0.6%), cineol (1%), borneol

(1%), dan urea (1%). Komponen aktif utama kunyit yang bertanggung

jawab atas warna kuningnya adalah kurkumin 1 (94%), kurkumin 11 (6%),

dan kurkumin III (0.3%), yang merupakan bagian dari kurkumin

(diferuloylmethane) dalam kisaran 3-4% (Dillasamola dan Sari, 2023).

II.2 Uraian Tanaman Bangle (Zingiber montanum)

II.2.1 Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari bangle (Zingiber montanum) dijabarkan

sebagai berikut (Wahyuni dkk, 2016);

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Order : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber montanum

II.2.2 Morfologi

Zingiber montanum, yang dikenal juga sebagai "kencur hutan" atau

"wild ginger," memiliki morfologi yang unik dan khas. Daunnya adalah

bagian yang paling mencolok, dengan bentuk lanceolate (seperti tombak)


dan tepi daun yang runcing. Daun ini tumbuh secara bergantian pada-

batangnya, dan memiliki permukaan yang halus serta warna hijau tua

yang cemerlang. Batang Zingiber montanum berbentuk rimpang yang

tumbuh mendatar di bawah tanah, dan ini adalah bagian yang paling

berharga dari tumbuhan ini. Rimpang ini berwarna coklat kekuningan dan

memiliki aroma yang kuat. Buah Zingiber montanum adalah kapsul bulat

yang mengandung biji-bijian dalam jumlah yang terbatas. Bunga-bunga

tumbuhan ini muncul dalam rangkaian yang tumbuh dari pangkal batang

dengan warna bunga yang bervariasi dari putih hingga ungu muda. Bunga

ini memiliki bentuk yang mirip dengan bunga jahe pada umumnya (Al

Baasiqot dkk, 2022).

Akar Zingiber montanum adalah rimpang yang tumbuh di bawah

tanah dan menjadi bagian utama yang dikumpulkan karena manfaatnya.

Akar ini memiliki tekstur keras dan berwarna kuning kecokelatan. Bunga

tumbuhan ini muncul pada batangnya dan memiliki warna yang mencolok

serta bentuk yang unik. Mereka terdiri dari tiga kelopak yang lebih besar

dan tiga kelopak yang lebih kecil yang mengelilingi bagian tengah bunga.

Struktur ini umum dalam famili Zingiberaceae. Biji Zingiber montanum

tidak begitu menonjol dan terkandung dalam buah-buahan tumbuhan ini,

dan buah-buahan ini mengandung biji-bijian yang cukup kecil.

Keseluruhan morfologi Zingiber montanum menciptakan tampilan

tumbuhan yang menarik dan memiliki nilai penting dalam penggunaan


tradisional dan kuliner di berbagai wilayah di mana tumbuhan ini

ditemukan

(Al Baasiqot dkk, 2022).

II.2.3 Manfaat Tanaman

Bangle (Zingiber montanum), yang tumbuh di beberapa negara Asia

seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia, memiliki manfaat yang

beragam dan menarik. Pertama, Bangle telah dikenal memiliki

kemampuan untuk mengatasi gangguan gastrointestinal, walaupun teks

tidak memberikan rincian spesifik mengenai bagaimana tanaman ini

melakukan hal tersebut. Ini menjadi relevan karena gangguan pencernaan

seperti maag, diare, atau sembelit adalah masalah kesehatan yang umum

di masyarakat. Selanjutnya, Bangle juga diketahui memiliki sifat

antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan yang

disebabkan oleh radikal bebas dan faktor-faktor lain yang dapat

memengaruhi kesehatan sel. Antioksidan ini berperan penting dalam

menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah berbagai penyakit kronis.

(Wulansari dkk, 2018).

Selain itu, tanaman ini juga digunakan sebagai obat antelmintik,

yang berarti dapat membantu mengatasi infeksi cacing. Infeksi cacing

internal, seperti cacing gelang atau cacing tambang, dapat menyebabkan

berbagai gejala yang mengganggu dan bahkan berpotensi

membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, penggunaan Bangle sebagai


antelmintik menjadi relevan dalam upaya memerangi infeksi cacing

tersebut. Bangle juga memiliki sifat antifungi, yang berarti dapat

membantu melawan infeksi jamur. Infeksi jamur dapat mempengaruhi

berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, kuku, dan organ dalam -

Kemampuan Bangle untuk melawan jamur dapat memberikan alternatif

yang alami dalam pengobatan masalah-masalah ini

(Wulansari dkk, 2018).

Secara keseluruhan, tanaman Bangle menawarkan berbagai

manfaat kesehatan yang luas, dari memperbaiki masalah pencernaan

hingga memberikan perlindungan antioksidan yang penting, serta

membantu mengatasi infeksi cacing dan jamur. Namun, penting untuk

diingat bahwa penggunaan Bangle untuk tujuan medis harus didukung

oleh penelitian lebih lanjut dan sebaiknya dikonsultasikan dengan

profesional kesehatan yang berpengalaman untuk memastikan

penggunaannya yang aman dan efektif (Wulansari dkk, 2018).

II.2.4 Kandungan

Tanaman Bangle (Zingiber montanum) memiliki rimpang yang

mengandung minyak atsiri, senyawa fenolik, dan terpenoid yang memiliki

sifat antiinflamasi, antioksidan, antelmintik, dan antifungi. Senyawa-

senyawa ini mendukung manfaat tanaman Bangle untuk mengatasi

gangguan gastrointestinal, eritema (reaksi awal inflamasi kulit), dan

kondisi inflamasi kulit. Selain itu, ekstrak dari tanaman ini juga memiliki

potensi aplikasi topikal untuk mengatasi inflamasi kulit


(Wulansari dkk, 2018).
BAB III

METODE

III.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang diganakan dalam praktikum morfologi

tanaman obat ini antara lain ; Bangle (Zingiber montanum), Gunting,

Handscoon, Kaca pembesar, Kertas A3, Kunyit (Curcuma longa), Lap

kasar, Meniran hijau (Phyllanthus niruri L), Meniran merah (Phyllanthus

urinaria L), Penggaris, Ziplock.

III.2 Pengerjaan

Tahapan awal dalam pelaksanaan praktikum ini adalah persiapan

peralatan dan bahan yang diperlukan. Kemudian, dilakukan pengambilan

dokumentasi sampel yang akan diobservasi dengan mengukur dimensi

keseluruhan sampel, termasuk daun, batang, akar, bunga, buah, dan biji.

Data ukuran kemudian dicatat di atas kertas A3 bersamaan dengan

penggunaan penggaris. Langkah selanjutnya adalah melakukan

pengamatan langsung terhadap morfologi daun, batang, akar, bunga,

buah, dan biji, Setelah itu, hasil pengamatan dicatat pada lembar kerja

praktikum.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Identifikasi hasil pengamatan pada sampel Bangle (Zingiber

montanum) dan Kunyit (Curcuma longa) sebagai berikut.

Tabel 1. Lembar kerja praktikum morfologi Tanaman Obat

Karakter
No Sampel I Sampel II
Tanaman/Tumbuhan

1. Daun
a. Jenis daun Daun lengkap Daun lengkap
b. Tipe daun Tunggal Tunggal
c. Bentuk pangkal daun Tumpul Tumpul
d. Tepi daun Rata Rata
e. Bentuk ujung helaian daun Meruncing Runcing
f. Bentuk pertulangan daun Menyirip Sejajar
g. Daging daun Tidak ada Tidak ada
h. Warna daun Hijau Hijau
i. Permukaan daun Halus Halus
j. Tata letak daun Distichous Distichous
k. Tipe daun majemuk
menurut kedudukan anak - -
daun pada ibu tangkai
Ada, Berlekatan
Ada, Berlekatan
menjadi satu dan
l. Ada tidaknya daun menjadi satu dan
mengambil tempat
penumpu (deskripsikan jika mengambil tempat
berhadapan
ada) berhadapan dengan
dengan tangkai
tangkai daun
daun
2. Batang
a. Kejelasan batang Batang tidak jelas Batang tidak jelas
b. Jenis batang - -
c. Bentuk batang Bulat Bulat
d. Permukaan batang Licin Licin
e. Arah tumbuh batang Tegak lurus Tegak lurus
f. Percabangan batang Monopodial Monopodial
g. Arah tumbuh cabang Tegak Condong ke atas
` h. Sifat cabang batang Stolon Stolon
i. Umur batang Annual Annual
j. Warna batang Hijau kekuningan Hijau
k. Warna getah - -
l. Kekentalan getah - -
3. Akar
a. Sistem perakaran Akar serabut Akar serabut
b. Bentuk akar Benang Benang
c. Sifat/fungsi khusus akar - -
d. Warna akar, tekstur, bau, Berwarna putih Berwarna putih
jika terdapat organ kekuningan dengan kekuningan dengan
modifikasi tekstur yang berambut tekstur yang
Modifikasi rimpang berambut
dan berbau khas. Modifikasi rimpang
dan berbau
menyengat.
4. Buah
a. Tipe buah berdasarkan - -
asalnya
b. Bentuk buah - -
c. Warna buah saat belum - -
masak
d. Warna buah saat masak - -
e. Ukuran buah - -
f. Warna daging buah - -
g. Sifat lainnya dari buah dan - -
biji
5. Biji
a. Bentuk - -
b. Warna biji - -
c. Ukuran biji - -
d. Jumlah biji - -
e. Sifat lainnya dari biji - -
6. Bunga
a. Bunga tunggal/majemuk Majemuk Majemuk
b. Bentuk bunga Tandon Tandon
c. Letak bunga Ujung batang Ujung batang
d. Kelamin bunga Benang sari -
7. Organ tambahan Rimpang Rimpang

IV.2 Pembahasan

Morfologi kunyit (Curcuma longa) mencakup tanaman berdaun lebar

dengan rimpang berwarna oranye yang tumbuh di bawah tanah. Daunnya

panjang, berbentuk lanceolate, dan hijau. Bunga kunyit berwarna kuning

dan tumbuh dalam tongkol berbentuk batang yang disebut "inflorescence."

Morfologi Bangle (Zingiber montanum) mencakup tanaman

rimpang yang mirip jahe, batang tinggi, dan daun-daun yang besar

dengan ujung meruncing. Bunga Bangle biasanya berwarna putih, kuning,

atau merah muda. Kedua tanaman ini memiliki morfologi yang khas yang

memainkan peran penting dalam pengenalan dan penggunaan mereka

sebagai tanaman obat.


BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat memahami

bagaimana melakukan identifikasi perbedaan dalam morfologi antara dua

atau lebih tanaman obat yang mungkin memiliki kesamaan visual pada

pandangan pertama. Contohnya, praktikum ini membantu dalam

membedakan antara tapak dara merah dan tapak dara putih, yang

memiliki perbedaan morfologi meskipun sedikit menyerupai. Selain itu,

peserta praktikum juga memperoleh pemahaman mengenai khasiat

berbagai tanaman obat, serta memahami faktor-faktor yang memengaruhi

senyawa dan manfaat kesehatan dalam tanaman obat, seperti faktor

genetik, iklim, kondisi tanah, dan elemen-elemen lain yang relevan.

V.2 Saran

Saran terhadap praktikan, diharapkan untuk meningkatkan

pengetahuan mereka sebelum praktikum dan tetap bersih.

Saran terhadap asisten, diharapkan untuk memberikan soal

pendahuluan diharapkan dibuat dengan kalimat yang tidak ambigu dan

format laporan diharapkan diberikan segera setelah praktikum untuk

menghemat waktu pengerjaan.


Saran untuk laboratorium, diharapkan untuk lebih bersih dan rapi

lagi didalamnya agar praktikan dan asisten lebuh nyaman lagi dalam

melaksanakan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

AL BAASIQOT, S. N. J., RAMADANTI, K., & UYUN, K. 2022. Identifikasi


Ciri Morfologi pada Lengkuas (Alpinia galanga) dan Bangle
(Zingiber purpureum) di Desa Mesjid Priyayi, Kecamatan
Kasemen, Kota Serang, Banten. Tropical Bioscience:
Journal of Biological Science, 2(1), 27-34.

Dillasamola, D. dan Sari, M. R. 2023. Kajian Rempah-rempah


Indonesia. indramayu : Penerbit Adab CV. Adanu Abimata.

Wahyuni, D. K., Ekasari, W., Witono, J. R., & Purnobasuki, H. 2016. Toga
Indonesia. Surabaya. Airlangga University Press.

Widaryanto, E. & Azizah, N. 2018. Perspektif Tanaman Obat Berkhasiat


(Peluang, Budidaya, Pengolahan Hasil, dan Pemanfaatan).
Malang. UB Press.

Wulansari, E. D., Wahyuono, S., & Marchaban, S. W. 2018). Aktivitas


Antiinflamasi Topikal Ekstrak Etanolik Rimpang Bangle
(Zingiber cassumunar Roxb.) pada Mencit yang Diinduksi
Karagenin. Trad MedJ, 23(2), 122-6.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai