ETNOFARMASI
TANAMAN OBAT MASYARAKAT ETNIK TIONGHOA
DOSEN PENGAMPU
apt. Dr. Isnindar, S.Si, M.Sc.
NIP. 197809112008012011
DISUSUN OLEH
Trianisa Feby
I1021201008
PRODI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Kualitas hidup setiap individu merupakan salah satu hal yang sangat
diperhatikan oleh masyarakat karena berkaitan dengan kebugaran dan kesehatan
jasmani. Pemeliharaan untuk menjaga agar tubuh tetap sehat dilakukan secara teratur
dan konsisten, karena hal ini berkaitan dengan kesehatan fisiologis dan psikologis tubuh
setiap individu. Didalam upaya mencegah atau mengobati penyakit, mayoritas
penduduk di Indonesia masih memilih sistem pengobatan atau pencegahan
menggunakan obat tradisional. Berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar pada
tahun 2013 menyatakan bahwa, sebesar 35,2% masyarakat Indonesia masih menyimpan
bahkan menggunakan obat tradisonal dan sebanyak 49% obat tradisional yang
digunakan yaitu berbentuk ramuan.
Pengobatan tradisional adalah salah satu pengobatan yang mana cara pengobatan,
obat yang digunakan, dan proses pengobatannya mengacu pada pengalaman dan
keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dan kemudian diterapkan sesuai
dengan norma dan kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat (Depkes RI, 1992).
Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat lokal sudah mulai banyak dilakukan oleh
berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia. Salah satu suku yang juga memanfaatkan
tumbuhan obat sebagai alternatif pengobatan dan pencegahan suatu penyakit yaitu suku
Tionghoa yang dikenal dengan Traditional Chinese Medicine (TCM).
Etnis Tionghoa (China) sejak dulu sudah terkenal oleh metode pengobatan
tradisional yang mengkombinasikan energi yang ada di alam serta kehidupan dan bela
diri. Salah satu pengobatan tradisional oleh etnis Tionghoa yang dikenal cukup lama
dan konsisten hingga saat ini yaitu pengobatan menggunakan tumbuh-tumbuhan yang
dikeringkan atau diawetkan yang dikenal dengan istilah herbal (Zhang, 2018).
Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat suku Tionghoa bersumber dari
pengetahuan dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat suku Tionghoa. Hal ini
merupakan potensi besar dalam pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat sebagai
obat baru yang berpotensi dalam mengobati dan mencegah penyakit agar tumbuhan obat
tradisional tidak punah.
I.2 TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1 Deskripsi
Ciri-ciri morfologi dari tanaman ini yaitu memiliki daun yang tersusun
roset, helai daun berbagi menyirip, daun berwarna hijau tua dan memiliki petiol
yang pendek. Berdasarkan struktur anatominya, Anuma memiliki jaringan
epidermis yang terdiri dari satu lapis sel yang secara umum lapisan epidermis atas
relatif sama dengan epidermis bawah.
Dan daun Anuma memiliki dua macam trikoma yaitu trikoma kelenjar dan
trikoma non-kelenjar. Anuma juga memiliki sel-sel jaringan bunga karang yang
tersusun rapat dengan ruang antarsel yang kecil (Juliarni, 2007).
II.1.2 Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Artemisia
Spesies : Artemisia annua L.
II.1.3 Kandungan
II.1.4 Manfaat
II.2.1 Deskripsi
II.2.2 Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Xanthium
Spesies : Xanthium strumarium L.
II.2.3 Kandungan
II.3.1 Deskripsi
Solanum incanum adalah herba atau semak kayu lunak setinggi 1,8 dengan duri
di batang, tangkai dan kelopak dan dengan bulu beludru di daunnya. Memiliki
bunga pucat hingga biru tua atau ungu. Daunnya berseling, berbentuk telur dengan
garis tepi lebar di pangkal (bulat telur) dengan tepi agak bergelombang, dengan
permukaan atas abu-abu-hijau dan permukaan bawah hijau-putih.
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum inacum L.
II.3.3 Kandungan
II.3.4 Manfaat
II.4.1 Deskripsi
II.4.2 Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rodisae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica (L.) Urb.
II.4.3 Kandungan
II.4.4 Manfaat
II.5.1 Deskripsi
II.5.2 Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteracea
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides L.
II.5.3 Kandungan
Manfaat dan khasiat dari tanaman ini yaitu sebagai antioksidan, obat luka,
obat diabetes mellitus, obat penyakit tidur, plasmodial, dan analgesik (Silalahi,
2018). Masyarakat Tionghoa memanfaatkan tumbuhan ini sebagai pengobatan
untuk plasmodial dengan memanfaatkan bagian tanaman berupa daun sehingga
terhindar dari serangan nyamuk (Yi Gou, 2020).
II.6.1 Deskripsi
II.6.2 Klasifikasi
Divisi : Ginkgophyta
Kelas : Ginkgoopsida
Ordo : Ginkgoales
Famili : Ginkgoaceae
Genus : Ginkgo
Spesies : Ginkgo biloba L.
II.6.3 Kandungan
II.6.4 Manfaat
Ekstrak daun pohon ginkgo biloba telah digunakan ratusan tahun untuk
mengobati berbagai penyakit seperti asma, vertigo, kelelahan, dan masalah
kesehatan yang berhubungan dengan peredaran darah (Janssen, 2010). Masyarakat
suku Tionghoa percaya bahwa penggunaan ginkgo adalah sebagai salah satu obat
yang digunakan dalam gangguan peredaran darah dan untuk gangguan pernapasan
dan juga digunakan untuk treatment dalam gangguan kognitif (Melanie, 2003).
II.6.5 Cara Penggunaan
II.7.1 Deskripsi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Araliaceae
Genus : Panax
Spesies : Panax ginseng C.A. Mey.
II.7.3 Kandungan
II.7.4 Manfaat
II.8 Ma Huang
II.8.1 Deskripsi
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Ephedrales
Famili : Ephedraceae
Genus : Ephedra
Spesies : Ephedra sinica Stapf.
II.8.3 Kandungan
Gambar 10. Struktur Senyawa Efedrin dari Tanaman Ephedra sinica Stapf.
II.8.4 Manfaat
II.9.1 Deskripsi
Goji berry merupakan jenis tanaman yang tumbuh ditanaman kayu yang telah
gugur dan lapuk. Buah tanaman ini berwarna oranye cerah hingga merah dan buah
berbentuk elips. Tinggi tanaman buah goji berty yaitu sekitar 1 hingga 3 meter
(Nurmalina, 2012).
Daun dari tanaman ini tumbuh secara bergantian pada tunas tanaman atau
berkelompok dengan jumlah tiga buah atau lebih. Bunga dari tanaman ini memiliki
jumlah kelopak yaitu sebanyak lima kelopak dan masuk kedalam keompok tanaman
berbunga abadi (Nurmalina, 2012).
II.9.2 Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari tanaman Duri Gurun Cina adalah sebagai berikut
(Plantamor, 2021).
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Lycium
Spesies : Lycium chinense Mill.
II.9.3 Kandungan
Senyawa major yang terkandung dalam tanaman Lycium chinense Mill. adalah
D-glucopyranoside, flavonols, cinnamic acids, catechins, lyciumlignan D, and
lyciumphenyl propanoid A (Mishr, 2020).
II.9.4 Manfaat
Manfaat dari mengkonsumsi buah goji beri ini menurut masyarakat suku
Tionghoa yaitu sebagai pendukung kesehatan sistem kekebalan tubuh, sebagai anti
penuaan, perlindungan pada liver, meningkatkan kemampuan indra penglihatan.
Buah goji berry juga diyakini dapat mencegah kanker yang mana berdasarkan
penelitian di China membuktikan bahwa ekstrak aseton dari buah ini menghambat
mutasi gen yang dipicu oleh TA98 dan TA1008, dan beberapa ilmuan meyakini
bahwa buah goji berry dapat dijadikan sebagai suplemen untuk mencegah kanker
lever (Nurmalina, 2012). Buah goji berry juga dimanfaatkan oleh masyarakat China
untuk memperpanjang umur dan mencegah terbentuknya uban (Chen, 2004).
II.9.5 Cara Penggunaan
II.10.1 Deskripsi
Tanaman pala berasal dari famili Myristicaceae yang mana oleh masyarakat
suku Tionghoa digunakan sebagai tanaman obat tradisional. Buah pala merupakan
tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi kurang lebih 20 meter, memiliki banyak
cabang teratur dan berdaun lebat. Buah dari pala memiliki bentuk bulat dan
berwarna hijau kekuningan yang terbelah dua jika sudah matang (Susanti, 2019).
. Daging buah pala tebal dan terasa asam. Memiliki biji berbentuk lonjong
sampai bulat dan kulit biji berwarna coklat. Daun pala berwarna hijau, mengkilap
memiliki panjang 5-10 cm dengan panjang tangkai daun 0,7-1,5 cm (Susanti,
2019).
II.10.2 Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Myristicaceae
Genus : Myristica
Spesies : Myristica fragrans Houtt.
II.10.3 Kandungan
Kandungan senyawa bioaktif utama pada Pala adalah miristisin, asam myr
istic, elemicin, saffrole, eugenol, asam palmitat, asam oleat, alpha-pinene, beta
pinene (Susanti, 2019).
Gambar 11. (A) Myristicin, (B) Myristic Acid, (C) Alpha-pinene, (D) Beta-pinene
II.10.4 Manfaat
Pemanfaatan tanaman pala untuk obat tradisional dapat dilakukan dengan cara
diminum atau dioles sebagai obat luar. Biji pala diambil ekstrak nya lalu dijadikan
minyak pala untuk mengobati nyeri otot dan sendi (Susanti, 2019).
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
III.2 SARAN
Beth E.S, Ellen S.O., Michelle C.C., Alice M.A, Diane G.I., Stephen R.R., Judith S., Oscar
L.L. Leslie O.D., Kaycee M.S, and Steven T.D. (2009). Ginkgo biloba for Preventing
Cognitive Decline in Older Adults. J. of American Medical Association,
302(24):2663-2670.
Bosi, C.F., Rosa, D.W., Grougnet, R., Lemonakis, N., Halabalaki, M., Skaltsounis, A.L., &
Biavatti, M.W. (2013). Pyrrolizidine alkaloids in medicinal tea of Ageratum
conyzoides. Brazilian Journal of Pharmacognosy 23(3): 425-432.
Chen, J.K., Chen, T.T., Crampton, L., 2004. Chinese Medical Herbology and Pharmacology,
vol. 1267. Art of Medicine Press, City of Industry, CA.
Depkes RI. (1992). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.23 Tahun 1992. Tentang
kesehatan. Jakarta.
Greenfield J, J. and JM. Davis. (2004). Medicinal Herb Production Guide: Ginkgo (Ginkgo
biloba L.). North Carolina Consortium on Natural Medicines and Public Health.
Janssen IM, Sturtz S, Skipka G, Zentner A, Garrido MV, Busse R. (2010). Ginkgo biloba in
Alzheimer's disease: a systematic review. Wien Med Wochenschr, 160:539–46.
Juliarni. Alfasani DH. Muji ET. (2007). Karakter Anatomi Daun dari Kultur Tunas Artemisia
annua L. Leaf Anatomical Characters from Shoot Culture of Artemisia annua L. Bul.
Agron. (35) (3) 225 – 232.
Kamboj, A. & Saluja, A.K. (2011). Isolation of stigmasterol and βsitosterol from petroleum
ether extract of aerial parts of Ageratum conyzoides (Asteraceae). International
Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 3(1): 94-96.
Khan, A., Jan, G., Khan, A., Gul Jan, F., Bahadur, A., Danish, M., (2017). In vitro antioxidant
and antimicrobial activities of Ephedra gerardiana (root and stem) crude extract and
fractions. Evidence-based Complementary and Alternative Medicine; 6.
Kim, J.H., Yi, Y.S., Kim, M.Y., Cho, J.Y., 2017. Role of ginsenosides, the main active
components of Panax ginseng, in inflammatory responses and diseases. Journal of
Ginseng Research; 41: 435-443.
Lin Y. dkk. (2021). Ethnobotanical survey of medicinal plants in Gaomi, China. Journal of
Ethnopharmacology; 265: 113-228.
Melanie-Jayne R. Howesa , Peter J. Houghtonb. (2003). Plants used in Chinese and Indian
traditional medicine for improvement of memory and cognitive function.
Pharmacology, Biochemistry and Behavior; 75: 513–527.
Mishri Lal, Sandip Kumar Chandraker, Ravindra Shukla. (2020). Antimicrobial properties of
selected plants used in traditional Chinese medicine. Elsevier.
Muji ET. dkk. (2009). Transformasi Artemisia cina dan Artemisia annua dengan
Agrobacterium rhizogenes. JOURNAL of APPLIED AND INDUSTRIAL
BIOTECHNOLOGY in TROPICAL REGION; 2(2): 1-5.
Peng, D., Wang, H., Qu, C., Xie, L., Wicks, S.M., Xie, J., 2012. Ginsenoside Re: its
chemistry, metabolism and pharmacokinetics. Chinese Medicine 7 (1), 2.
Santos, R.F., Nunes, B.M., Sá, R.D., Soares, L.A.L., & Randau, K.P. (2016).
Morphoanatomical study of Ageratum conyzoides. Revista Brasileira de
Farmacognosia 26: 679-687.
Susanti PY, dkk. (2019). Manfaat Buah Pala Sebagai Antisarcopenia. Deepublish Publisher :
Sleman.
Xiong Y. (2020). Ethnobotany and diversity of medicinal plants used by the Buyi in eastern
Yunnan, China. Plant Diversity; 42: 401-414.
Zhang, L., Zhuang, H., Zhang, Y., Wang, L., Zhang, Y., Geng, Y., Wang, Y. (2018). Plants
for health: An ethnobotanical 25-year repeat survey of traditional medicine sold in a
major marketplace in North-west Yunnan, China. Journal of Ethnopharmacology, 224,
119–125.