Anda di halaman 1dari 5

Nama : Trianisa Feby

NIM : I1021201008

Kelas : A2

Kelompok : 1 (Sinovac)

TANGGUNG JAWAB

Salah satu sikap yang harus dimiliki oleh setiap individu dimuka bumi ini adalah sikap
tanggung jawab. Sikap tanggung jawab sangat perlu dimiliki karena jika seseorang sudah
memilikinya itu berarti ia bisa dipercaya atas apa yang sudah ditugaskan kepadanya. Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja
maupun tidak. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanggung jawab berarti keadaan
di mana wajib menganggung segala sesuatu atau kewajiban memikul. Sikap tanggung jawab
terbentuk seiringan dengan pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Sebab, sikap
tersebut berasal dari dalam hati dan kemauan diri sendiri untuk melakukan kewajibannya.

Manfaat sikap tanggung jawab

 Seseorang akan dapat dipercaya, dihormati, dihargai, dan disenangi orang lain.
 Muncul sikap berani mengakui kesalahan yang dilakukan dan mau mengubahnya
dengan tindakan lebih baik.
 Membuat seorang anak akan bertindak lebih hati-hati dalam melakukan sesuatu.

Contoh sikap tanggung jawab

 Tanggung jawab kepada Tuhan: menjalankan perintah dan menjauhi larangannya,


mensyukuri apa yang sudah didapat, serta memelihara lingkungan sebagai ciptaan
Tuhan.
 Tanggung jawab kepada diri sendiri: menjaga kesehatan, keamanan, kebersihan, dan
bertanggung jawab terhadap perbuatan.
 Tanggung jawab kepada keluarga: memelihara kebersihan, kenyamanan dan keamanan
dalam keluarga, mematuhi aturan yang sudah ditetapkan bersama, serta berperilaku
sesuai dengan norma.
 Tanggung jawab kepada masyarakat: Berpartisipasi dalam kegiatan bermasyarakat,
melakukan perbuatan sesuai dengan norma yang berlaku dan berani melaporkan
kejadian yang merugikan masyarakat kepada yang berwenang.
 Tanggung jawab kepada bangsa dan negara: Menjaga kesatuan dan persatuan bangsa,
mencintai tanah air, melestarikan bahasa serta seni budaya.

Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga


bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggungjawab juga juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya. Seseorang mau bertanggungjawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau
pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya
tanggungjawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam.
Tanggungjawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa
setiap manusia pasti dibebani dengan tanggungjawab. Apabila ia tidak mau bertanggungjawab,
maka akan ada pihal lain yang memaksa tanggungjawab itu. Dengan demikian tanggungjawab
itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak
lain. Dari sisi pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri
pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Daari sisi pihak lain, apabila si pembuat
tidak mau bertanggungjawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual
maupun dengan cara masyarakat.

Macam-macam dari bentuk tanggung jawab sebagai berikut :

  1.     Tanggung jawab terhadap diri sendiri


“If it is to be, it is up to me” maksud dari pepatah lama tersebut adalah hanya diri kita
yang sepenuhnya bertanggungjawab terhadap kehidupan atau nasib diri kita sendiri. Ada
beberapa ketentuan untuk dapat melaksanakan tanggungjwab kehidupan ini dengan baik.
Ketentuan pertama adalah mengenali dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri
sendiri.
Selain itu, memahami tujuan hidup supaya langkah untuk dikerjakan lebih terfokus.
Yang terpenting dari semua itu adalah berpikir dan bersikap positif walau apapun yang
terjadi. Kesuksesan dimasa depan tidak terkait erat dengan latar belakang maupun latar
depan. Keadaan dalam merespon keadaan menentukan tingkat
keberhasilan. Suatu keadaan yang sama, tetapi bila direspon secara berbeda maka akan
memberikan hasil yang berbeda pula. Sebagai contoh adalah kehidupan mengenai
sepasang saudara kembar di Amerika Serikat. Kejadian ini berlangsung sekitar tahun 1950-
an. Keluarga pasangan saudara kembar ini berantakan. Sang kakak merespon keadaan itu
secara positif, dan bertekad untuk sukses dalam kehidupan. Berkat usaha keras dalam
belajar dan tekadnya yang besar, maka ia berhasil menjadi senator ternama di Amerika
Serikat. Sedangkan saudara kembarnya sendiri melihat kekacauan dalam keluarganya itu
secara negatif. Sehingga ia kehilangan kendali dan selalu berusaha menghancurkan
dirinya sendiri. Akibatnya, ia harus mendekam di penjara seumur hidup karena melakukan
tindakan kejahatan yang sangat fatal. Tidak ada orang lain yang harus dipersalahkan.
Kesalahannya sendiri merupkan penyebab dari nasib buruknya itu. Dalam kisah tersebut
terdapat perbedaan rasa tanggungjawab hidup yang besar. Faktor pembeda yang pertama
adalah kepahaman terhadap potensi dalam diri masing-masing individu. Sang kakak
merasa memiliki potensi yang cukup untuk ia kembangkan lebih lanjut. Oleh sebab itu, ia
merasa bertanggung jawab untuk dapat meraih kehidupannya yang lebih baik. Sedangkan
sang adik sama sekali tidak melihat potensi yang ada di dalam dirinya. Sehingga sang adik
tidak merasa mampu mengemban tanggungjawab kehidupam ini dengan baik. Selain itu,
sang kakak sudah menetapkan tujuan yang pasti, sehingga setiap langkahnya terarah.
Sedangkan sang adik tidak memiliki tujuan hidup yang pasti. Sehingga, ia merasa tidak
perlu bertanggungjawab terhadap kehidupan ini. Sementara sang kakak selalu menyikapi
keadaan secara positif. Dilain pihak, sang adik tidak melihat sisi positif dari bencana yang
menimpa keluarga mereka. Perbedaan tingkat rasa tanggungjawab hidup diantara mereka
berdua telah menyebabkan perbedaan nasib yang sangat besar pula.
Dari contoh di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa hanya diri kita sendirilah yang
bertanggungjawab menentukan kehidupan seperti apa yang kita harapkan. Sedangkan
orang lain tidak bertanggungjawab terhadap nasib ataupun esuksesan kita. Peran dari
orang lain hanya bersifat sebagai instrumen yang melengkapai usaha diri kita sendiri.

  2.     Tanggung jawab terhadap Keluarga


Secara tradisional keluarga adalah tempat dimana manusia saling memberikan
tanggungjawabnya. Si orang tua bertanggungjawab kepada anaknya, anggota keluarga
saling tanggungjawab. Anggota keluarga saling membantu dalam keadaan susah, saling
mengurus di usia tua dan dalam keadaan sakit. Ini terlepas dari apakah kehidupan itu
berbentuk perkawinan atau tidak. Di lihat dari segi tanggungjawab, orang tua adalah orang
yang paling bertanggungjawab terhadap pendidikan anak. Anak dilahirkan dan dibesarkan
oleh orang tua, orang yang pertama kali dijumpai anak adalah orang tuanya, jadi secara
tidak langsung ayah dan ibu adalah guru pertama bagi anak, disadari atau tidak oleh orang
tua itu sendiri.

  3.     Tanggung jawab terhadap masyarakat


Manusia bertanggungjawab terhadap tindakan mereka. Manusia menanggung akibat
dari perbuatannya dan mengukurnya pada berbagai norma. Ini merupakan bentuk dari
tanggungjawab terhadap masayarakat, dimana di dalam masyarakat telah ada aturan-
aturan. Kehidupan bersama antar manusia membentuk norma yang kemudian berkembang
menjadi aturan-aturan, hukum-hukum yang dibutuhkan suatu masyarakat tertentu. Dalam
negara-negara modern aturan-aturan atau hukum-hukum tersebut termaktub dalam sebuah
sistem hukum dan sama bagi semua warga. Apabila aturan-aturan ini dilanggar yang
bersangkutan harus memperoleh hukuman atau sanksi. Jika ia misalnya merugikan hak
milik orang lain maka Pengadilan dapat menghukum sikap yang bersalah (pelanggaran)
berdasarkan KUHP.

  4.     Tanggung jawab terhadap bangsa / negara


Pendidikan merupakan salah satu dari contoh bentuk tanggungjawab masyarakat atau
lebih khususnya pelajar terhadap bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan
investasi jangka panjang yang terbaik bagi bangsa dan negara. Sumber Daya Manusia
Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi.
Penyebabnya karena pemerintah selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan
sebagai prioritas terpenting. Sedikitnya terdapat tiga alasan untuk memprioritaskan
pendidikan sebagai investasi jangka panjang.
Pertama, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar
pertumbuhan ekonomi. Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima
fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual hingga
tataran global. Fungsi teknis-ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk
perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam
ekonomi yang kompetitif. Para penganut teori human capital berpendapat bahwa
pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat
moneter ataupun non-moneter. Manfaat non-meneter dari pendidikan adalah diperolehnya
kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati
masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan.
Manfaat
moneter adalah manfaat ekonomis yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang
telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan
pendidikan dibawahnya. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal
utama pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak
orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun
bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan
teknologi oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah lebih mudah dalam
menggerakkan pembangunan nasional.
Kedua, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi
dari pada investasi fisik di bidang lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara
total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan
yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja.
Ketiga, investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-
ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi
kependidikan. Fungsi sosial-kemanusiaan merujuk pada kontribusi pendidikan terhadap
perkembangan manusia dan hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda.
Jelaslah bahwa investasi dalam bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak
pertumbuhan ekonomi tetapi lebih luas lagi yaitu perkembangan ekonomi. Perkembangan
ekonomi akan tercapai apabila sumber daya manusianya memiliki etika, moral, rasa
tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan kewajiban yang
kesemuanya itu merupakan indikator hasil pendidikan yang baik. Dari paparan di atas
tampak bahwa pendidikan adalah wahana yang amat penting dan strategis untuk
perkembangan ekonomi dan integrasi bangsa.

  5.     Tanggung Jawab terhadap Tuhan


Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja
keberadaannya disertai dengan berbagai tanggungjawab. Konsekuensi kepasrahan
manusia kepada Allah Swt, dibuktikan dengan menerima seluruh tanggungjawab
(akuntabilitas) yang datang dari-Nya serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya. Berbagai
tanggungjawab ini, membentuk suatu relasi tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan,
manusia dan alam. Hal tersebut meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap
Tuhan, tanggungjawab manusia terhadap sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam
semesta serta tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia
terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah
dan beribadah kepada-Nya.
Pengabdian dan Pengorbanan Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan
pengorbanan. Pengabdian dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan
manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan
dari semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa
tanggungjaab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal
itu berarti mengabdi keapada keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi
merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi
kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada uhan, dan
merupakan perwujudan tanggungjawab kepad Tuhan.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan,
sehingga pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian
pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan yangtidak
menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus
ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas.
Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesame kawan sulit dikatakan
pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya, tetapi
untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa sesama teman..
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta
benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja
diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan pengorbanan
lebih banyak menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan,
tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum
tentu menuntut pengabdian.

Anda mungkin juga menyukai