Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

INDIVIDU DAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :
NAMA : YERIKA TIKURARA
NIM : P10121189
KELAS : E

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Adapun hal yang melatar belakangi dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan penulis dalam mengarungi kehidupan sebagai mahasiswa selain itu juga
adalah untuk memenuhi tugas perkuliahan untuk kelancaran proses belajar mengajar di ruangan
dengan maksud memahami materi tentang individu dan masyarakat serta peran keduanya dalam
kehidupan sosial.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang saling berinteraksi, saling membutuhkan
satu sama lain. Tidak ada satu pun individu yang dapat hidup tanpa individu lainnya. Walaupun
seberapa banyak harta yang dimiliki oleh seorang individu, itu sama sekali tidak berharga jika
tidak ada individu lain atau dengan kata lain tidak ada interaksi sosial yang terjadi di antara
individu atau masyarakat. Maka dari itu, jika kita ingin mengkaji tentang individu maka kita tidak
akan pernah bisa lepas dari masalah masyarakat itu sendiri. Karena keduanya, antara individu dan
masyarakat saling keterkaitan satu sama lain.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja teori-teori terkait pandangan individu dan masyarakat?
2. Apa peran keluarga?
3. Seberapa pentingnya memahami individu dan masyarakat dalam upaya kesehatan
masyarakat?
4. Apa saja kasus-kasus hubungan individu dan masyarakat dalam kehidupan sosial yang
berdampak pada masalah kesehatan ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui teori-teori terkait pandangan individu dan masyarakat
2. Untuk mengetahui peran keluarga
3. Untuk mengetahui pentingnya memahami individu dan masyarakat dalam upaya
kesehatan masyarakat
4. Untuk mengetahui kasus-kasus hubungan individu dan masyarakat dalam kehidupan
sosial yang berdampak pada masalah kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori-teori terkait pandangan individu dan masyarakat


Pandangan atau persepsi adalah stimulus yang didinderakan oleh individu yang kemudian
diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga individu tersebut menyadari dan mengerti tentang
apa yang diinderanya. Dalam hal ini pandangan merupakan proses yang berkaitan dengan
masuknya informasi kedalam otak manusia. Persepsi menjadi integritas di dalam diri setiap
individu terhadap setiap stimulasi didapatnya. Apa yang ada dalam diri setiap individu seperti
pikiran, perasaan, pengalaman individu akan bereaksi aktif dalam mempengaruhi proses persepsi.

Sedangkan menurut perspektif psikologi persepsi diartikan sebagai sejenis pengelolaan


informasi yang menghubungkan seseorang dengan lingkungannya. Persepsi sosial individu,
merupakan proses pencapaian pengetahuan proses berfikir tentang orang lain, misal berdasaran
ciri-ciri fisik, kualitas, bahkan pada kepribadiannya.

Individu membangun gambaran tentang orang lain dalam upaya menetapkan,


memungkinkan, dan mampu mengelola dunia sosialnya.

Adapun faktor yang mempengaruhi pandangan atau persepsi seseorang yaitu sebagai berikut:

a. Faktor internal yaitu seperti perasaan, sikap, kepribadian individu, prasangka, keinginan
atau harapan, proses belajar, gangguan kejiwaan, keadaan fisik, titik fokus, kebutuhan
minat dan nilai serta motivasi.
b. Faktor eksternal yaitu seperti latar belakang keluarga, pengetahuan dan kebutuhan
sekitar, keberlawaan, infomasi yang didapat, hal-hal yang baru familiar ataupun ketidak
asingan suatu objek.

Selanjutnya definisi masyarakat menurut Maclver dan Page mengatakan bahwa:


“Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, wewenang dan kerja sama
antara berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta
kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarkat.
Masyarakat merupakan jalinan hubungan social dan masyarakat selalu berubah.”

Dengan demikian pengertian pandangan dan masyarakat jika ditarik kesimpulan adalah
cara pandangan individu dalam menilai suatu objek tertentu melalui inderanya. Dalam
kehidupan social cara pandang akan selalu timbul dari individu sesuai dengan fenomena
social yang mereka alami.

B. Peran keluarga
1. Pengertian peran dan keluarga
Pengertian keluarga menurut Departemen Kesehatan RI
http://www.iokaw.blogspot.com/2012/04/pengertian dan fungsi keluarga. Keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Sedangkan menurut Slvicion dan Celis 1998 dua atau lebih dari dua individu
yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Menurut Burgess dan kawan-kawan dalam Fridem (1998) yang berorientasi pada tradisi dan
digunakan secara luas:

a. Keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan
satu sama lain
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial: suami, istri, anak, kakak, dan adik
d. Mempunyai tujuan : mempertahankan budaya meningkatkan perkembangan fisik,
psikologis, dan sosial anggota

Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama
dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin
sehingga terjadi saling mempengaruhi , saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri
(Soeleman, 1994 : 5-10)
Pengertian peran menurut Soekanto (1990 : 268) peran adalah aspek dinamis dari
kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan
kedudukannya, maka dia telah menjalankan suatu peran. Sedangkan menurut R linton peran
adalah the dynamic aspect of status dengan kata lain, seseorang menjalankan suatu peran
sesuai hak dan kewajibannya.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa peran keluarga adalah bila anggota
keluarga menjalankan hak dan kewajibannya sebagaimana kedudukannya.

2. Peran anggota keluarga


Adapun peran anggota keluarga menurut buku Ilmu Pendidikan Sosial kelas II
Nurhadi (2008 : 66-67) yaitu antara lain:

1. Ayah
Ayah berperan sebagai kepala keluarga. Sebagai kepala keluarga ayah
mempunyai tugas untuk melindungi keluarganya dari gangguan atau marabahaya.
Ayah sebagai kepala keluarga juga bertugas mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Ayah juga mempunyai tugas dan tanggung jawab atas pendidikan anaknya.

2. Ibu
Ibu berperan sebagai kepala rumah tangga. Sebagai kepala rumah tangga maka
seorang ibu bertanggung jawab atas keluarganya terutama atas anaknya. Tugas seorang
ibu tidak mudah karena ia harus mengurus dan memperhatikan keluarga. Ibu mempunyai
tugas untuk mengasuh anak, menyediakan makanan untuk keluarga, membersihkan
rumah, mengatur keuangan keluarga dan memperhatikan pendidikan anaknya.
3. Anak
Anak mempunyai peran yaitu sebagai anggota keluarga. Tugas seorang anak
yaitu belajar dan menghormati orang tua. Anak juga mempunyai hak atas perlindungan
dan pendidikan dari orang tua.

3. Macam-macam peran keluarga.


a Peran keluarga dalam pendidikan anak
Orang tua adalah orang yang pertama dikenal oleh anak. Orang tua sebagai orang
yang pertama dikenal anak memiliki peranan penting dalam pendidikan anak dalam
keluarga. Pendidikan keluarga yang diberikan oleh orang tua termasuk pendidikan agama
yang bertujuan untuk membina anak kearah yang baik dan menghindarkan dari perilaku
yang menyimpang yang menyebabkan masuk neraka

b Kewajiban orang tua terhadap anak


Mujib dan Mudzakir (2008 : 228) menyebutkan kewajiban orang tua terhadap
anak-anaknya adalah sebagai berikut:
− Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik dan jangan sekali-kali mengutuk
anaknya dengan kutukan yang tidak manusiawi
− Memelihara anak dari api neraka
− Menyerukan salat pada anaknya
− Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga
− Mencintai dan menyayangi anak-anaknya
− Bersikap hati-hati terhadap anak-anaknya
− Mencari nafkah yang halal
− Mendidik anak agar berbakti kepada bapak ibu dengan cara mendoakan yang baik
− Memberi air susu sampai dengan dua tahun
Mengetahui pentingnya peran keluarga dalam perkembangan anak mendorong keluarga
terutama orang tua untuk menjalankan perannya dengan sebaik-baiknya.

C. Pentingnya memahami individu dan masyarakat dalam upaya kesehatan


masyarakat
Banyak dari kita yang sudah diajarkan pentingnya kesehatan sejak menginjak pendidikan
sekolah dasar hingga bangku sekolah menengah atas. Sehingga ketika kita dewasa, kita bisa
mengetahui mana yang berguna bagi kesehatan dan mana yang bisa menurunkan kesehatan.

Jika kita maknai lebih lanjut, sebenarnya ada beberapa tujuan mengapa pendidikan kesehatan itu
perlu diberikan. Antara lain:

1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat, dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan
konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan
dan kematian.
Berikut ini juga ada beberapa sumber dari kalangan ahli dan institusi mengenai tujuan pendidikan
kesehatan, antara lain:

• Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku perseorangan
dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Effendy, 1997).
• Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah dan
kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari
luar, dan mampu memutuskan kegiatan yang tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup
sehat dan kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).
• Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif
secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan di semua program kesehatan; baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,
maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).

Jadi tidak lain adalah tujuan pendidikan kesehatan itu sebenarnya supaya manusia
memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan supaya tercapai perilaku
kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial, dan yang
lebih penting adalah menjadi manusia yang produktif secara ekonomi maupun sosial.

D. kasus-kasus hubungan individu dan masyarakat dalam kehidupan sosial yang


berdampak pada masalah kesehatan
Secara sederhana, masalah sosial dapat diartikan sebagai perselisihan sebuah
masyarakat yang disebabkan interaksi sosial individu dengan individu, individu dengan
kelompok, atau bisa juga antara kelompok dengan kelompok. Normalnya, masyarakat
seharusnya bisa saling berdampingan dalam bermasyarakat yang memang kental atas nilai
sosial dan unsur-unsur kebudayaan.
Masalah sosial adalah perselisihan dalam masyarakat yang terdorong akibat dari
interaksi sosial antar individu, interaksi sosial individu dan kelompok, atau antara suatu
kelompok dan kelompok lainnya. Dalam keadaan normal masyarakat akan terintegrasi
(bersatu) di dalam kehidupan yang sesuai pada hubungan unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat.
Berikut ini adalah contoh kasus mengenai berbagai bentuk masalah sosial yang terjadi di
Indonesia antara lain;
1. Tingginya Penyakit Menular
Tingginya penyakit menular sedang menjadi perhatian banyak orang, bukan hanya di
Indonesia, tapi di seluruh dunia. Merebaknya Covid-19 di Indonesia bahkan
melahirkan banyak masalah sosial baru yang tidak kalah urgensinya untuk segera
dibereskan.
Covid-19 bukan hal yang remeh, bahkan pemerintah menerapkan darurat nasional
untuk hal ini. Solusi untuk masalah ini adalah adanya kesinambungan antara
kebijakan pemerintah dan reaksi yang diambil masyarakat.
Pemerintah harus aktif memberikan berbagai pengetahuan dan penyuluhan mengenai
virus ini kepada masyarakat. Sebagai masyarakat, juga harus bisa memenuhi protokol
kesehatan agar virus tidak mendapatkan inang baru untuk terus menyebar.
2. Kemiskinan
Kemiskinan adalah salah satu bentuk masalah sosial di Indonesia yang menjadi
tradisi dari tahun ke tahun. Keadaan miskin ini akan memberikan efek yang kurang
bermanfaat, lantaran masyarakat miskin bukan hanya pada fisiknya yang terancam
akan tetapi dalam menjadi beban bagi negara.
Solusi untuk menghadapi kemiskinan secara umum adalah dengan mendorong
masyarakat untuk menjadi pelaku usaha atau berwirausaha. Khusus dalam pandemi
ini, masyarakat juga harus kreatif dalam mencari cara untuk bisa berwirausaha tanpa
harus melanggar protokol kesehatan yang ada.
3. Konflik Sosial Antar Kelompok
Dari pertikaian, bisa melahirkan masalah sosial yang lebih berbahaya, yakni konflik
antar kelompok. Konflik ini biasanya terjadi karena ada kesenjangan sosial antara
satu kelompok dan kelompok lainnya yang berbeda sudut pandang, budaya, dan
pemahamannya.
Solusi yang bisa dilakukan untuk hal ini adalah dengan berupaya untuk
mengintegrasikan tiap bagian masyarakat dan menerima keberagaman sebagai
identitas dari negara Indonesia.
4. Gizi Buruk
Masalah sosial yang ada di Indonesia dan menjadi salah satu yang belum dalam di
atasi adalah masalah sosial gizi buruk.
Masalah ini berhubungan erat dengan sektor pendapatan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Gizi buruk akan berdampak pada rusaknya SDM
manusia Indonesia yang berkualitas, salah satu solusi yang diberikan ialah dengan
meningkatkan pendapatan masyarakat.
5. Narkoba
Contoh lainnya yang berhubungan erat dengan masalah sosial di Indonesia adanya
menyebarluaskan narkoba yang menjadi salah satu ditakuti bagi Indonesia. Narkoba
sudah banyak dipasarkan di Indonesia, bahkan dari sejumlah kasus Pemerintah
Indonesia melalui kepolisian pernah menangkan jumlah 4 Ton sabu pada tahun 2018.
Cara mengatasi masalah sosial bentuk ini ialah dengan memberikan pemahaman
kepada masyarakat tentang bahaya narkoba sehingga dengan demikian masyarakat
akan mengetahui dampak negatif dari narkoba ini.
6. Kesehatan
Masalah sosial yang sering kali dialami oleh masyarakat tentang adanya kesehatan
yang mahal. Kesehatan ini dikenali dengan keadaan masyarakat yang kurang mampu
akan merasa kesulitan untuk mendapatkan haknya di dalam kesehatan.
Ketidakpercayaan inilah membuat masyarakat miskin sudah mendapatkan masalah
kesehatan yang baik.
7. Modernisasi
Bagian daripada masalah sosial yang sulit diatasi tentang transisi masyarakat dari
tradisional ke modern. Masyarakat Indonesia cenderung menggunakan cara-cara ya
tradisional sedangkan cara ini sudah mulai ditinggalkan dan bahkan di lupakan oleh
negara maju, ketradisionalan ini berdampak pada dorongan masyarakat untuk
menjadi masyarakat yang modern.
8. Pengolaan SDA (Sumber Daya Alam)
Indikator dari masalah sosial lainnya adalah tentang pengelolaan SDA di Indonesia,
dinilai pengidolaannya masih mengandalkan bantuan SDM dari luar negeri,
kemandirian ini menjadi tidak terbentuk dalam masyarakat. Terutama kesaksian
terhadap berbagai jumlah SDA di Indonesia yang diambil begitu saja oleh masyarakat
asing, seperti freport, dan lain sebagainya.
9. Kejahatan Seksual
Masalah lainnya yang ada di Indonesia adalah kasus terhadap kejahatan seksual,
kejahatan ini berkaitan erat dengan sodomi, pemerkosaan, atau kasus lainnya yang
sering kali bahkan menimpa anak-anak. Kondisi ini tentu saja menjadi hal yang
sangat di takutkan, lantaran akan berakibat pada bentuk orientasi seks yang
menyimpang.
Faktor yang sering kali menjadi sumber masalah sosial di dalam kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, antara lain;
1. Ekonomis
Faktor ekonomis menjadi salah satu sumber masalah sosial dalam masyarakat
lantaran faktor ini akan mengakibatkan kesenjangan sosial, serta kecemburuan yang
berakibat pada dorongan masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Manusia yang memiliki keinginan tidak terbatas apabila kurang memenuhi
kebutuhannya akan memberikan peluang terjadi penyimpangan terhadap norma sosial
di masyarakat.
2. Biologis
Faktor biologis seseorang, yang terjadi karena lingkungan tidak sehat sehingga
menjadikan dia sebagai individu yang terjangkit dalam penyakit menular.
3. Psikologis
Faktor ini erat hubungannya dengan gonjangan jiwa serta pikiran setiap manusia yang
tidak bisa seimbang dengan alam sadarnya, kondisi ini akan berakibat pada kegilaan
serta ketidak normalan dalam menjadi kehidupan.
4. Kebudayaan
Kasus masalah sosial di masyarakat yang terakhir, bisa terjadi karena kebudayaan
yang berbeda dari satu kelompok sosial ke dalam kelompok sosial lainnya. Perbedaan
ini bisa menyangkut pada sistem, adat, bentuk tubuh, paras wajah, kulit, dan lain
sebagainya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setiap individu, keluarga dan masyarakat memiliki hubungan yang saling berkaitan
satu dengan yang lainnya. Hubungan yang dilandasi oleh nilai, norma dan aturan-aturan diantara
komponen-komponen tersebut. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga
dan masyarakat yang menjadi latar belakang keberadaannya. Begitu pun sebaliknya, individu
berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras
dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya. Dan
barulah dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur dengan lingkungan sosialnya
yaitu masyarakat.

B. SARAN
Penulis sadar bahwa dalam pengambilan sub bahasan dalam makalah ini masih banyak
kekurangan sehingga dalam penyusunan berikutnya dapat dilengkapi dengan materi-materi
tambahan sebab keterbatasan referensi yang penulis miliki. Penulis juga menyarankan nantinya
agar menambahkan perbedaan dari keduanya secara filosofi maksudnya adalah mana yang lebih
reel antara individu dengan masyarakat.

C. SUMBER REFERENSI
https://galihrema.wordpress.com/2016/12/23/makalah-individu-keluarga-dan-masyarakat/
http://etheses.iainkediri.ac.id/3836/3/931107117_bab2.pdf
http://repository.ump.ac.id/6335/4/ESTI%20SETYANINGSIH%20BAB%20II.pdf
https://stikeshaklismg.ac.id/pentingnya-pendidikan-kesehatan/
https://kontroversi.or.id/2021/01/21/masalah-sosial-saat-pandemi-dan-solusinya/

Anda mungkin juga menyukai