KELOMPOK 5
Di susun oleh :
Dosen Pengampu :
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
nikmat Kesehatan,baik fisik maupun pikiran dan juga kelancaran sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Tanpa karunia dari-
Nya,kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami sangat menyadari kekurangan dari karya ilmiah yang kami buat ini.
Maka dari itu, kami mohon dibukakan pintu maaf yang selebar lebarnya jika ada
kesalahan kata maupun penulisan yang tidak berkenan dihati para pembaca.
Dikarenakan hal ini juga, penulis butuh kritik, masukan, ataupun saran agar
selanjutnya kami dapat memperbaiki kesalahan kami.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
a. Fungsi Agama
Sejak bayi dilahirkan, sejak itu pula ia mengenal kasih sayang. Perasaan disayangi
sangat penting bagi seorang anak, karena kelak ia akan tumbuh menjadi seseorang
yang mampu menyayangi pula. Hal ini akan menjadi modal bagi semua anggota
keluarga untuk menumbuhkan rasa kasih sayang dalam konteks yang lebih luas dan
mampu mengurangi munculnya bibit permusuhan dan anarkisme dalam masyarakat.
c. Fungsi Perlindungan
Idealnya, keluarga mampu menjadi tempat yang membuat anggotanya merasa aman dan
tentram.Karena itu, seburuk apapun konflik yang terjadi di dalam keluarga, hindari terjadinya
tindak kekerasan verbal maupun fisik, diskriminasi, dan pemaksaan kehendak.
Keluarga juga punya peran penting dalam memperkenalkan anak kepada nilai-nilai sosial
budaya yang ada di masyarakat. Terlebih lagi di Indonesia, sopan santun sangat dijunjung
tinggi, dengan berbagai macam norma, adat istiadat, dan budi pekerti yang berlaku di
masyarakat. Dari anggota keluarga yang lebih tua lah anak bisa belajar bagaimana harus
bersikap terhadap orang yang lebih tua dan mempelajari hal-hal yang pantas dan tidak pantas
dalam budayanya.
e. Fungsi Reproduksi
Salah satu tujuan sebagian besar umat manusia untuk berkeluarga adalah untuk
mendapatkan keturunan.Melalui pernikahan yang sah, keluarga menjadi entitas yang mampu
menghasilkan generasi penerus bangsa.Pendidikan seks sejak dini dan sikap menghargai
lawan jenis perlu ditanamkan dalam keluarga.
Keluarga menjadi tempat pertama seorang anak belajar bersosialisasi dengan orang lain,
yaitu orangtua dan saudara-saudaranya. Di dalam keluarga pula proses pendidikan
untuk pertama kalinya diterima oleh anak. Semua ini disebabkan oleh interaksi intensif
yang terjadi sehingga proses pendidikan terjadi secara natural dan efektif.
g. Fungsi Ekonomi
Gaya hidup ramah lingkungan dapat terwujud jika ditanamkan sejak dini dalam
keluarga.Begitu juga dengan kebiasaan peduli dengan lingkungan sekitar seperti tetangga
dan masyarakat secara umum. Tanamkan sifat cinta lingkungan, tidak memboroskan listrik,
air bersih, makanan, juga membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya
sedari dini, karena hanya dari alam lah kita dapat hidup.
keluarga merupakan salah satu isu tematik pembangunan soaial, baik nasional
maupun global. Tidak sedikit keluarga yang mengalami perubahan struktur, fungsi dan
perannya. Terjadinya perubahan-perubahan tersebut telah menggoyahkan eksistensi
keluarga,sehingga keluarga rentan mengalami kegoncangan,tidak memiliki ketahanan atau
mengalami disorganisasi. Sebagaimana terjadi dewasa ini,dimana arus transformasi sosial
yang mengiringi proses perubahan sosial tidak dapat dicegah, dan memasuki ranah kehidupan
manusia disemua bidang kehidupan.
Fenomena perdagangan perempuan dan anak, tindak kekerasan perempuan dan anak
serta tawuran pelajar, merupakan indikasi tidak berfungsinya peranan keluarga. Corak
kehidupan materialistis dan individualistis, nampaknya sudah merasuki kehidupan
sebagian keluarga di Indonesia, sebagaimana dilansir berbagai media massa nasional dewasa
ini.
Keluarga merupakan media awal dari suatu proses sosialisasi. Begitu seorang
bayi dilahirkan, ia sudah berhubungan dengan kedua orang tuanya, kakak-kakaknya, dan
mungkin dengan saudara dekat lainnya. Sebagai anggota keluarga yang baru dilahirkan,
ia sangat tergantung pada perlindungan dan bantuan anggota-anggota keluarganya.
Proses sosialisasi awal ini dimulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan
mengikuti setiap apa yang diajarkan oleh orang-orang dekat sekitar lingkungan
keluarganya, seperti belajar makan, berbicara, berjalan, hingga belajar bertindak dan
berperilaku.Khairuddin (2002), mengemukakan bahwa proses sosialisasi adalah proses
belajar, yaitu proses akomodasi dengan mana individu menahan, mengubah impuls-impuls
dalam dirinya dan mengambil cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya. Dalam
proses sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola, nilai dan
tingkah laku dalam masyarakat di mana ia hidup. Markum (1983) juga mengungkapkan
bahwa proses sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang (anak) dituntut untuk
bertingkah laku sesuai dengan norma atau adat istiadat yang berlaku di lingkungan sosialnya
Ahmadi (2004), keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenalkan kepada
anak. Dalam keluarga, orangtua mengenalkan nilai-nilai kebudayaan kepada anak dan
di sinilah dialami interaksi dan disiplin pertama yang dikenalkan kepadanya dalam
kehidupan sosial. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain
menyebabkan seorang anak menyadari dirinya sebagai individu dan sebagai makhluk
sosial.
Sebagai makhluk sosial, dalam keluarga anak akan menyesuaikan diri dengan
kehidupan bersama, Yaitu saling tolong menolong dan mempelajari adat istiadat yang
berlaku dalam masyarakat. Hal tersebut akan diperkenalkan oleh orang tua yang
akhirnya dimiliki oleh anak. Perkembangan seorang anak di dalam keluarga sangat
ditentukan oleh kondisi situasi keluarga dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki
orangtuanya.Keluarga merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya terhadap
proses sosialisasi individu atau seseorang. Kondisi-kondisi yang menyebabkan pentingnya
peranan keluarga dalam proses sosialisasi anak, ialah:
b) Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena
merupakan buah cinta kasih hubungan suami isteri. Anak merupakan perluasan
biologis dan sosial orang tuanya. Motivasi kuat ini melahirkan hubungan
emosional antara orang tua dengan anak. Penelitian-penelitian membuktikan
bahwa hubungan emosional lebih berarti dan efektif daripada hubungan intelektual
dalam proses sosialisasi.
c) Oleh karena hubungan sosial di dalam keluarga itu bersifat relatif tetap, maka orang
tua memainkan peranan sangat penting terhadap proses sosialisasi anak.Dalam
keluarga, orang tua mencurahkan perhatian untuk mendidik anaknya agar anak
tersebut memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar melalui
penanaman disiplin sehingga membentuk kepribadian yang baik bagi si anak. Oleh
karena itu, orang tua sangan berperan untuk:
1. Selalu dekat dengan anak-anaknya,
4. Ibu dan ayah dapat membawakan peran sebagai orang tua yang
Dalam lingkungan keluarga kita mengenal dua macam pola sosialisasi, yaitu
pertama, cara represif (repressive socialization) yang mengutamakan adanya ketaatan anak
pada orang tua, Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada
penggunaan hukuman terhadap kesalahan.
Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi
dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua.
Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah,
penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran
keluarga sebagai significant other. Kedua, cara partisipasi (participatory socialization)
yang mengutamakan adanya partisipasi dari anak. Sosialisasi partisipatoris (participatory
socialization) merupakan pola di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu,
hukuman dan imbalan bersifat simbolik.
Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada
interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan
keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other.
c) Kepatuhan anak.
a) Otonomi anak
c) Komunikasi verbal.