KELUARGA
Oleh:
NIM : 202003099
Laporan praktik Keluarga Profesi Ners STIKes Bina Sehat PPNI Kabupaten
Mojokerto yang dilaksanakan pada :
Tanggal :
Hari :
Tempat :
Telah disahkan dan telah disetujui untuk dilakukan kegiatan sesuai jadwal yang
terterah dalam proposal
Mahasiswa
Mengetahui
Pembimbing Akademik
ii
LEMBAR KONTRAK KUNJUNGAN RUMAH
Masalah :
Tujuan :
Tempat :
Waktu :
Kegiatan :
PRA INTERAKSI :
INTERAKSI :
TERMINASI :
Keluarga Mahasiswa
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari suatu
sistem sosial yang ada dimasyarakat. Sebagai satuan terkecil, keluarga merupakan
miniatur dan embrio berbagai unsur sistem sosial manusia. Suasana keluarga yang
kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang baik karena dalam keluargalah
berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif. kehidupan
keluargapun banyak mengalami perubahan dan berada jauh dari nilai-nilai keluarga
yang sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini, yang ditandai dengan modernisasi
dan globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa kondisi kehidupan masyarakat
dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam keluarga (Setiawati, 2009).
berbangsa dan bernegara. Semakin jelas bahwa peran ibu dalam membentuk
keluarga sejahtera bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Peran dan tanggung jawab
tersebut adalah bagian yang tidak terpisahkan dari peran dan tanggung jawab
peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari
diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu,
keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan
kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling
3.1 Tujuan
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada salah satu keluarga diwilayah kerja
Puskesmas.
2
3. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga.
4.1 Manfaat
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
ikatan perkawinan, adopsi atau kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketegantungan. (Departemen Kesehatan RI, 1988
BKKBN (1999), Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk
spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan
4
yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
yang terdiri dari suami isteri dan anaknya. Ketiga pengertian tersebut mempunyai
persamaan bahwa dalam keluraga terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah
yang tinggal bersama dalam satu atap (serumah) dengan peran masing – masing
5
2.1.2 Tipe/Bentuk Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang
yaitu:
1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman –
bibi).
menjadi:
1. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang terbentuk
dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya. Keadaan ini di
Indonesia juga menjadi tren akrena adanya pengaruh gaya hidup barat yang pada
zaman dahulu jarang sekali ditemui sehingga seorang yang telah cerai atau
anaknya.
2. Orang tua tunggal (Single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua dengan anak – anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
4. Orang dewasa (laki – laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
6
meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan oleh pasangan atau anaknya kelak
daerah (kabupaten / kota) meskipun usia pasangan tersebut telah tua demi status
anak – anaknya.
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family).
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak – anak.
Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari
7
Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
Menurut Setiadi (2008; 4), pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan
Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
2. Secara Modern
diantaranya :
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam satu rumah yang
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, dimana salah
Suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di rmah atau
8
c. Dyadic Nuclear
Suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak mempunyai anak
d. Single Parent
Keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat perceraian
luar rumah.
e. Dual Carrier
Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang karier dan tanpa
memiliki anak.
f. Three Generation
Keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu
rumah.
g. Comunal
Keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suami istri atau
penyediaan fasilitas.
Keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
ikatan perkawinan
9
Sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara
pihak ibu
ibu
Menurut Duvall (1977) dikutip Friedman, 1998; hal 109 – 135, tahap dan tugas
1. Keluarga pemula
anggota keluarga.
10
- Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
keamanan
- Mensosialisasikan anak
11
- Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan
- Membantu orangtua lanjut usia dan sakitsakitan dari suami maupun istri
8. Keluarga lansia
hidup).
fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi
12
2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan
komunikasi ayah – ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak,
dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
Struktur keluarga ini nantinya perlu dikaji oleh perawat yang memberikan
dan lingkungannya.
lain,
4. Perilaku individu yang ditampakkan merupakan gambaran dari nilai dan norma
1. Patrilineal Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
13
3. Matrilokal Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
suami
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
Menurut Anderson Carter , dikutip Nasrul Effendy 1998 hal 33 dibagi menjadi 3
yaitu :
keluarga.
masing.
1. Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan
14
2. Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak
itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu
lain.
luar rumah.
keluarga.
15
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
daya keluarga.
2. Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan
3. Fungsi pendidikan, yaitu keluarga yang mempunyai peran dan tanggung jawab
dewasanya.
4. Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan
6. Fungsi religius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan
16
7. Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan
9. Fungsi afeksi, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan
yang dapat dilakukan oleh setiap keluarga (UU No.10 Th. 1992 jo PP No. Th. 1994),
yaitu:
1. Fungsi keagamaan
a. Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hdiup seluruh
anggota keluarga
anggota keluarga
ajaran agama
e. Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai fondasi
2. Fungsi Budaya
17
a. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-
berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi
tantangan globalisasi
e. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya
bahagia sejahtera
a. Menumbuhkan kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antara anggota
b. Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota keluarga secara
d. Membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan
menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera
4. Fungsi Perlindungan
18
a. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman
b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk
5. Fungsi Reproduksi
usia, pendewasaan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental
waktu melahirkan, jarak antara 2 anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan
dalam keluarga
6. Fungsi Sosialisasi
sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orangtua
19
7. Fungsi Ekonomi
b. Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiannya
masyarakat sekitarnya.
20
3. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
2008; 11)
(ISH) menetapkan bahwa hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah (TD)
sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih besar dari 90
mmHg. Nilai ini merupakan hasil rerata minimal dua kali pengukuran setelah melakukan
dua kali atau lebih kontak dengan petugas kesehatan (Yasmara et al., 2017).
dalam arteri. Hiper artinya berlebihan, sedangkan tensi artinya tekanan atau tegangan.
Untuk itu, hipertensi merupakan tekanan darah atau denyut jantung yang lebih tinggi
lainnya. Dimana terjadi peningkatan tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan
darah diastolik 90 mmHg atau lebih , dan tekanan darah berfluktuasi dalam batas tertentu
tergantung pada posisi tubuh, usia dan tingkat stress (Asikin et al., 2016)
Menurut JNC hipertensi terjadi apabila tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan darah secara abnormal dan
terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau
beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan
tekanan darah secara abnormal (Andra Safery Wijaya & Putri, 2013)
21
2.2.2 Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi usia dewasa telah diklasifikasikan dalam Sixtth Report of The Joint
Pressure (JNC VI) dalam (Yasmara et al., 2017). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.2
Keterangan tabel 2.2 klasifikasi tekanan darah untuk dewasa usia 18 tahun:
1. Kategori normal dapat diterima jika individu tersebut tidak mengonsumsi obat
2. Jika TD sistolik atau diastolik jatuh ke kategori yang berbeda, maka yang dipilih
adalah kategori yang lebih tinggi. Misal: 160/92 diklasifikasikan sebagai hipertensi
22
derajat 2; 174/120 diklasifikasikan sebagai hipertensi derajat 3
Misal: Tekanan darah 170/82 mmHg merupakan hipertensi sistolik terisolasi derajat 2.
1. Hipertensi Primer
Hipertensi primer atau hipertensi esensial ini merupakan jenis hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya. Ini merupkan jenis hipertensi yang paling banyak yaitu sekitar
90–95% dari insidensi hipertensi secara keseluruhan. Hipertensi primer ini sering tidak
disertai dengan gejala dan biasanya gejala baru muncul saat hipertensi sudah berat atau
2. Hipertensi Sekunder
Jumlah hipertensi sekunder hanya sekitar 5-10% dari kejadian hipertensi secara
keseluruhan. Hipertensi jenis ini merupakan dampak sekunder dari penyakit tertentu.
Berbagai kondisi yang bisa menyebabkan hipertensi antara lain penyempitan arteri
23
renalis, penyakit parenkim ginjal, hiperaldosteron maupun kehamilan. Selain itu, obat-
Menurut Smeltzer dan Bare (2000) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu:
Menurut Lewis (2000) hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensi dimana
penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Kurang lebih 90% penderita
sekunder. Onset hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Pada hipertensi
gagal ginjal, dan penyakit lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi
penyebab timbulnya hipertensi primer, termasuk faktor lain yang diantaranya adalah
faktor stress, intake alkohol moderat,merokok, lingkungan, demografi dan gaya hidup.
2. Hipertensi Sekunder
lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit
adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan
ke penderita hipertensi esensial. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia
24
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
Hipertensi primer mencakup lebih dari 90% dari keseluruhan kasus hipertensi.
Kurang dari 5-8% klien hipertensi dewasa memiliki hipertensi sekunder; bagaimanapun
juga, terlepas dari jenisnya, hipertensi merupakan akibat dari serangkaian faktor-faktor
genetik dan lingkungan. Faktor-faktor risiko ini digolongkan menjadi yang dapat diubah
dan yang tidak dapat diubah. Edukasi dan perubahan gaya hidup ditujukan pada faktor-
1) Riwayat Keluarga
riwayat hipertensi keluarga, beberapa gen mungkin berinteraksi dengan yang lainnya dan
juga lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan darah naik dari waktu ke waktu.
Kecenderungan genetis yang membuat keluarga tertentu lebih rentan terhadap hipertensi
rasio kalsium-natrium, yang lebih sering ditemukan pada orang berkulit hitam. Klien
dengan orang tua yang memiliki hipertensi berada pada risiko hipertensi yang lebih tinggi
25
2) Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun. Peristiwa hipertensi
meningkat dengan usia: 50-60% klien yang berumur lebih dari 60 tahun memiliki tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg. Penelitian epidemiologi. bagaimanapun juga telah
menunjukkan prognosis yang lebih buruk pada klien yang hipertensinya mulai pada usia
muda. Hipertensi sistolik terisolasi umumnya terjadi pada orang yang berusia lebih dari
50 tahun, dengan hampir 24% dari semua orang terkena pada usia 80 tahun. Di antara
orang dewasa, pembacaan TDS lebih baik dari pada TDD karena merupakan prediktor
yang lebih baik untuk kemungkinan kejadian di masa depan seperti penyakit jantung
3) Jenis Kelamin
Pada keseluruhan insiden, hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan
wanita sampai kira-kira usia 55 tahun. Risiko pada pria dan wanita hampir sama antara
usia 55 sampai 74 tahun; kemudian, setelah usia 74 tahun wanita berisiko lebih besar.
4) Etnis
putih dewasa dengan hipertensi lebih rendah pada angka 4,7%; pria berkulit putih pada
tingkat terendah berikutnya yaitu 6,3%, dan pria berkulit hitam pada tingkat terendah
berikutnya yaitu 22,5% angka kematian tertinggi pada wanita berkulit hitam pada angka
29,3%. Alasan peningkatan prevalensi hipertensi di antara orang berkulit hitam tidaklah
jelas, akan tetapi peningkatannya dikaitkan dengan kadar renin yang lebih rendah,
26
sensitivitas yang lebih besar terhadap vasopresin, tingginya asupan garam, dan tingginya
stres lingkungan.
1) Diabetes
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dari dua kali lipat pada klien diabetes
menyebabkan hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah besar. Oleh karena itu
hipertensi akan menjadi diagnosis yang lazim pada diabetes, meskipun diabetesnya
terkontrol dengan baik. Ketika seorang klien diabetes didiagnosis dengan hipertensi,
keputusan pengobatan dan perawatan tindak lanjut harus benar-benar individual dan
agresif.
2) Stres
Stres meningkatkan resistansi vaskular perifer dan curah jantung serta menstimulasi
aktivitas sistem saraf simpatis. Dari waktu ke waktu hipertensi dapat berkembang. Stresor
bisa banyak hal, mulai dari suara, infeksi, peradangan, nyeri, berkurangnya suplai
pengobatan medis dapat memicu respons stres. Rangsangan berbahaya ini dianggap oleh
seseorang sebagai ancaman atau dapat menyebabkan bahaya; kemudian, sebuah respons
respons stres menjadi berlebihan atau berkepanjangan, disfungsi organ sasaran atau
penyakit akan dihasilkan. Sebuah laporan dari Lembaga Stress Amerika (American
27
Institute of Stress) memperkirakan 60% sampai 90% dari seluruh kunjungan perawatan
primer meliputi keluhan yang berhubungan dengan stres. Oleh karena stres adalah
3) Obesitas
Obesitas, terutama pada tubuh bagian atas (tubuh berbentuk "apel”), dengan
meningkatnya jumlah lemak sekitar diafragma, pinggang, dan perut, dihubungkan dengan
kelebihan paling banyak di pantat, pinggul, dan paha (tubuh berbentuk “pear”) berada
pada risiko jauh lebih sedikit untuk pengembangan hipertensi sekunder daripada
peningkatan berat badan saja. Kombinasi obesitas dengan faktor-faktor lain dapat
4) Nutrisi
esensial. Paling tidak 40% dari klien yang akhirnya terkena hipertensi akan sensit
terhadap garam dan kelebihan dan garam dan kelebihan garam mungkin menjadi
penyebab pencentus hipertensi pada individu ini :Diet tinggi garam mungkin
menyebabkan pelepasan hormon natriuretik yang berlebihan, yang mungkin secara tidak
vasopresor di dalam sistem saraf pusat (SSP). Penelitian juga menunjukkan bahwa
asupan diet rendah kalsium, kalium, dan magnesium dapat berkontribusi dalam
pengembangan hipertensi.
28
5) Penyalahgunaan Obat
terlarang merupakan faktor. faktor risiko hipertensi. Pada dosis tertentu nikotin dalam
rokok sigaret serta obat seperti kokain dapat menyebabkan naiknya tekanan darah secara
langsung; namun bagaimanapun juga, kebiasaan memakai zat ini telah turut
meningkatkan kejadian hipertensin dari waktu ke waktu. Kejadian hipertensi juga tinggi
di antara orang yang minum 3 ons etanol per hari. Pengaruh dari kafein adalah
kontroversial. Kafein meningkatkan tekanan darah akut tetapi tidak menghasilkan efek
berkelanjutan
2.2.5 Patofisiologi
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi.
29
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosterone oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat
dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung
30
2.2.6 Pathway
HIPERTENSI
Kerusakan vaskuler Tekanan
pembuluh darah Perubahan Sistemik
Situasi darah ↑
Perubahan struktur Defisiensi
Informasi yang pengetahuan
minim Beban kerja
Ansietas
Penyumbatan jantung ↑
pembuluh darah Resistensi
pembuluh darah Nyeri Aliran darah makin
Vasokonstriksi otak ↑ Kepala cepat ke seluruh tubuh,
sedangkan nutrisi
dalam sel sudag
Gangguan Sirkulasi Otak mencukupi kebutuhan
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang
tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat
(Kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil
Pada tahap awal perkembangan hipertensi tidak ada manifestasi yang dicatat oleh
klien atau praktisi kesehatan. Pada akhirnya tekanan darah akan naik dan jika keadaan ini
tidak “terdeteksi” selama pemeriksaan rutin, klien tetap tidak sadar bahwa tekanan
darahnya naik, jika kondisi ini tetap dibiarkan dan tidak terdiagnosis , tekanan darah akan
terus naik dan manifestasi klinis akan menjadi jelas dan klien akan mengeluh sakit kepala
Gejala yang muncul akibat tidak disadarinya tentang kenaikan tekanan darah dari
klien juga akan menunjukkan gejala-gejala tertentu, apabila ada kerusakan vaskuler,
dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh
nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea
darah (BUN) dan kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan
stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralysis sementara
pada satu sisi (hemiplegia atau gangguan tajam penglihatan (Brunner & Suddarth, 2005
32
Corwin (2000) dalam (Andra Safery Wijaya & Putri, 2013) menyebutkan bahwa
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibatpeningkatan
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
1. Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan darah tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak otak yang terpajan tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang
terbentuknya aneurisma. Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba,
seperti orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah
satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau
lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri
secara mendadak.
2. Infark miokard
33
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang arteroklerosis tidak
yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Hipertensi kronik
dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat
terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian
3. Gagal ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan
glomerulus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid
kronik.
4. Gagal jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
untuk memompa darah yang menyebabkan pembesaran otot jantung kiri sehingga
jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot jantung kiri disebabkan
34
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh
Modifikasi gaya hidup dianjurkan bagi semua pasien yang tekanan darahnya turun
dalam rentang pra-hipertensi (120-139/80-89) dan setiap orang yang menderita hipertensi
intermiten atau menetap. Modifikasi ini mencakup penurunan berat badan, perubahan
diet. pembatasan konsumsi alkohol dan merokok, peningkatan akvitas fisik, dan
1) Makan diet kaya buah, sayuran, dan produk susu rendah lemak
3. Batasi asupan alkohol tidak lebih dari 1 ons etanol (1/2 ons untuk wanita
dan orang berbobot lebih ringan) per hari.
4. Ikut senam aerobik selama 30 menit setiap hari kerja (5 sampai 6 hari).
5. Berhenti merokok.
2) Diet
natrium, mempertahankan asupan kalium dan kalsium yang cukup, dan mengurangi
asupan lemak total dan jenuh. Pembatasan natrium ringan hingga sedang (tidak ada
35
tambahan garam) menurunkan tekanan darah dan memperkuat efek obat-obatan anti-
hipertensi untuk sebagian besar pasien hipertensi. Diet DASH (Dietary Approaches to
Stop Hypertention) telah terbukti bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah. Diet ini
(Gambar 2.3) berfokus pada semua makanan daripada nutrisi itu sendiri. Diet ini kaya
buah dan sayuran (hingga 10 sajian per hari) dan rendah lemak total dan jenuh Penurunan
berat badan dianjurkan untuk pasien yang obes. Penurunan seminimal 4,5 kg menurunkan
tekanan darah pada banyak orang. Diet yang seimbang seperti diet DASH dianjurkan
3) Aktivitas Fisik
menurunkan tekanan darah dan berperan pada penurunan berat badan, penurunan stres,
duduk dianjurkan untuk ikut dalam senam aerobik selama 30 menit sampai 45 menit per
hari setiap hari kerja (5 sampai 6 hari ). Latihan isometrik (seperti latihan bobot) mungkin
36
konsumsi alkohol harus dibatasi karena konsumsi alkohol yang berlebihan dapat
hipertensi empat kali lebih besar dari pada mereka yang tidak meminum alkohol.
dengan timbulnya hipertensi, tetapi merokok dapat meningkatkan risiko komplikasi pada
pasien hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke. Nikotin dalam tembakau membuat
jantung bekerja lebih keras karena menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan
frekuensi denyut jantung serta tekanan darah (Andra Safery Wijaya & Putri, 2013)
Anjuran asupan alkohol untuk pasien hipertensi adalah tidak lebih dari satu ons
etanol atau dua kali minum per hari. Satu kali minum adalah 12 oz bir, 5 oz anggur, atau
1.5oz dari 80 wiksi yang diperbolehkan. Wanita dan orang berbobot lebih ringan harus
mengurangi batasan ini menjadi separuhnya. Meskipun putus alkohol dapat meningkat
tekanan darah tetapi biasanya sementara dapat berkurang saat berpantang atau
pasti antara merokok dan penyakit jantung. Pasien yang merokok berat didesak untuk
propanolol (Inderal). Alat bantu berhenti merokok seperti patch nikotin dan permen karet
mengandung jumlah nikotin rendah dan biasanya menaikkan tekanan darah (Priscilla et
al., 2016)
37
5) Penurunan Stres
vaskular sistemik, curah jantung, dan tekanan darah. Latihan fisik sedang dan teratur
adalah penanganan pilihan untuk menurunkan stres pada pasien hipertensi. Teknik
relaksasi seperti umpan balik biologis, sentuhan terapi, yoga, dan meditasi untuk
menenangkan pikiran dan tubuh juga dapat menurunkan tekanan darah, meskipun
2. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologik saat ini terhadap hipertensi melibatkan pemakaian satu kelas
obat atau lebih berikut: diuretik, penyekat beta-adrenergik, simpatolitik kerja pusat,
angiotensin II (ARB), dan penyekat saluran kalsium. Untuk sebagian besar pasien, dua
obat antihipertensi atau lebih yang dipilih dari kelas obat yang berbeda diperlukan untuk
mendapatkan kontrol yang efektif. Kelas obat ini mempunyai tempat kerja yang berbeda.
tempat kerjanya di ginjal. Tiazid dan diuretik mirip tiazid (misal, hidroklorotiazid,
loop (misal, furosemid, bumetanid, asam etakrinat, dan torsemid) menyekat reabsorpsi
natrium di ansa henle asenden yang tebal dan merupakan agen yang efektif pada pasien
dengan insufisiensi ginjal (kreatinin >2,5 mg/dl). Spironolakton, agen hemat kalium,
amilorid adalah obat-obat hemat kalium yang bekerja di tubulus kontortus distal untuk
menghambat sekresi ion kalium. Diuretik hemat kalium bila digunakan sendiri adalah
38
agen yang lemah, karena itu, diuretik ini sering digabung dengan tiazid untuk menambah
1) Kelas Obat
Diuretik adalah terapi pilihan untuk hipertensi sistolik pada lansia. Diuretik relatif
aman dan obat yang ditoleransi dengan baik, selain itu, sebagian besar relatif murah.
digunakan. Pada beberapa studi klinis besar, terapi dengan diuretik tunggal pengontrol
tekanan darah pada sekitar 50% pasien dan penurunan kesakitan dan kematian terkait
ekskresi natrium dan air dan menurunkan volume darah. Diuretik tiazida juga
menurunkan resistensi vaskular sistemik lewat mekanisme yang tidak diketahui. Diuretik
khususnya efektif pada orang kulit hitam dan pasien yang kegemukan, lansia, atau yang
Efek merugikan diuretik umumnya terkait dosis. Selain hipokalamia, diuretik dapat
dan insulin.Pasien gagal jantung, penyakit jantung koroner, atau diabetes pada awalnya
dapat diobati dengan penyekat beta. Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah, tampak
jelas dengan menurunnya resistensi vaskular perifer. Selain itu juga mengurangi jumlah
renin yang dilepaskan oleh ginjal dengan menghambat reseptor beta, di ginjal. Penyekat
beta menurunkan risiko komplikasi seperti gagal jantung dan stroke. Namun, obat ini
39
relatif dikontraindikasikan untuk pasien asma atau penyakit paru obstruktif kronik,
Inhibitor ACE dan ARB juga umum digunakan pada pengobatan awal hipertensi,
khususnya untuk pasien yang menderita diabetes atau menderita gagal jantung, riwayat
MI, atau penyakit ginjal kronik. Inhibitor ACE menghambat pembentukan angiotensin II
konstriktor kuat yang juga menstimulasi pelepasan aldosteron dari kelenjar adrenal;
dengan menghambat kerjanya mencegah vasokonstriksi dan retensi natrium dan air yang
dihasilkan dari pelepasan aldosteron. ARB mempunyai efek sangat mirip, meskipun
vasodilatasi dan menurunkan resistensi vaskular perifer. Penyekat alfa seperti prazosin
dan terazo sin menghambat stimulasi reseptor-al pada arteriol dan vena, mencegah
penyekat alfa dapat menyebabkan hipotensi ortostatik signifikan, khususnya setelah dosis
awal. Penyekat saluran kalsium meng hambat pelebaran arteriol, pengatur utama
kalsium, verapamil dan diltiazem khususnya, juga menekan fungsi jantung, menurunkan
isi sekuncup dan curah jantung. Takikardia refleks minimal dengan penyekat saluran
kalsium ini. Vasodilator kerja-langsung seperti hidralazin dan minoksidil juga secara
40
mempunyai efek kecil pada vena, sehingga risiko hipotensi ortostatik minimal. Namun,
obat ini dikaitkan dengan takikardia refleks dan retensi cairan, sehingga jarang diberikan
biaya, dan kemungkinan interaksi di antara obat obatan yang diprogramkan. Pada
umumnya, diuretik dan penyekat beta adalah obat paling efektif untuk mengobati
hipertensi pada orang Kulit Hitam dibanding penyekat beta atau inhibitor ACE. Penyekat
beta dipilih untuk mengobati hipertensi dengan penyerta penyakit jantung koroner dan
angina, tetapi dikontraindikasikan bagi pasien yang menderita asma atau depresi.
Penyekat beta juga menurunkan toleransi latihan dan dapat berpengaruh merugikan pada
2) Regimen Obat
Kecuali diindikasikan sebaliknya, diuretik dianjurkan sebagai obat pilihan awal. Dosis
secara perlahan dinaikkan kecuali kontrol tekanan darah optimal dicapai. Jika obat tidak
secara efektif menurunkan tekanan darah atau mempunyai efek samping yang
menimbulkan masalah maka obat berbeda dari kelas obat antihipertensi lain
menggantikan. Di sisi lain, jika obat tersebut ditoleransi dengan baik tetapi tidak dapat
menurunkan tekanan darah ke tingkat yang diharapkan maka obat kedua dari kelas lain
41
Penanganan pasien pada hipertensi derajat 2 umumnya lebih agresif untuk
menimimalkan risiko MI, gagal jantung, atau stroke. Ketika tekanan darah rata-rata lebih
dari 200/120, terapi segera dan perawatan di rumah sakit sangat diperlukan.
Setelah satu tahun kontrol hipertensi efektif, upaya untuk menurunkan dosis dan
jumlah obat-obatan dapat dilakukan. Ini dikenal sebagai terapi penurunan. Upaya ini
lebih berhasil pada pasien yang sudah melakukan modifikasi gaya hidup. Monitoring
tekanan darah yang saksama diperlukan selama dan setelah terapi penurunan karena
2.3.1 Pengertian
menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan indivisu
2.3.2 Pengkajian
1. Data umum
1) Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga,
2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
42
3) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala keluarga
4) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya dilihat
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari keluarga
inti.
3) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi:
sumber
4) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua (seperti apa
kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari
3. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Gambaran tipe tempat tinggal, gambaran kondisi rumah, kamar mandi, dapur,
kamar tidur, kebersihan dan sanitasi rumah, pengaturan privasi dan perasaan
43
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga komunitas setempat yang
Jumlah anggota keluarga yang sehat, sumber dukungan dari anggota keluarga dan
4. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain, bagaimana mereka saling
2) Fungsi sosialisasi
44
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor, kaji sejauh mana
45
Apakah jumlah jam tidur anggota keluarga sesuai dengan perkembangan, apakah
ada jadual tidur tertentu yang harus diikuti oleh anggota keluarga, fasilitas tidur
anggota keluarga. Bagaimana kebiasaan olah raga anggota keluarga, persepsi
keluarga terhadap kebiasaan olah raga, bagaimana latihan anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan. Apakah ada kebiasaan keluarga mengkonsumsi
kopi dan alkohol, bagaimana kebiasaan minum obat pada anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan, apakah keluarga secara teratur menggunakan
obat-obatan tanpa resep, apakah obat-obatan ditempatkan pada tempat yang aman
dan jauh dari jangkauan anak-anak. Apakah yang dilakukan keluarga untuk
memperbaiki status kesehatannya, apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah
terjadinya suatu penyakit, apa yang dilakukan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit, apakah ada keyakinan, sikap dan nilai-nilai dari keluarga dala
hubungannya dengan perawatan di rumah. Contoh: ketika ada anggota keluarga
yang sakit, misalnya hipertensi, apakah keluarga sudah memberikan diet rendah
garam, mengingatkan minum obat secara teratur, mengingatkan untuk kontrol ke
pelayanan kesehatan, dan mengingatkan untuk olah raga.
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat.
Data yang dikaji adalah bagaimana keluarga mengatur dan memelihara
lingkungan fisik dan psikologis bagi anggota keluarganya. Lingkungan fisik,
bagaimana keluarga mengatur perabot rumah tangga, menjaga kebersihannya,
mengatur ventilasi dan pencahayaan rumah. Lingkungan psikologis, bagaimana
keluarga menjaga keharmonisan hubungan antaranggota keluarga, bagaimana
keluarga memenuhi privasi masing-masing anggota keluarga.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Data yang dikaji adalah apakah keluarga sudah memanfaatkan fasilitas
pelayanankesehatan yang mudah dijangkau dari tempat tinggalnya, misalnya
Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, dan Rumah Sakit terdekat dengan
rumahnya. Sumber pembiayaan yang digunakan oleh keluarga, bagaimana
keluarga membayar pelayanan yang diterima, apakah keluarga masuk asuransi
kesehatan, apakah keluarga mendapat pelayanan kesehatan gratis. Alat
transportasi apa yang digunakan untuk mencapai pelayanan kesehatan, masalah
46
apa saja yang ditemukan jika keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
umum.
6) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah: berapa
jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga,
metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota
keluarga (Friedman, 2010).
7) Fungsi ekonomi
Data yang diperlukan meliputi bagaimana keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi yang terdiri atas data jenis
pekerjaan, jumlah penghasilan keluarga, jumlah pengeluaran, bagaimana keluarga
mampu mencukupi semua kebutuhan anggota keluarga, bagaimana pengaturan
keuangan dalam keluarga.
7. Pemeriksaan Fisik
2.3.3 Diagnosa
atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisa
47
dan memerlukan waktu yang cepat
– Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 2
– Masalah berta harus segera
ditangani 1
1
– Ada masalah tetapi tidak
perlu segera ditangani
48
Dengan metode sebagai berikut :
(2) Gagal dalam pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai dengan
pertumbuhan normal.
2) Ancaman kesehatan
(2) Anggota keluarga ada yang menderita penyakit menular, seperti TBC, gonore,
hepatitis, dll
(3) Jumlah anggota terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan sumber daya
keluarga
hubungan orang tua dan anak yang tegang, orang tua yang tidak dewasa)
3) Situasi krisis
49
(1) Perkawinan
(2) Kehamilan
(3) Persalinan
(6) Dll
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknolog dan tindakan untuk menangani masalah
4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan
sokongan masyarakat.
2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.
memperbaiki masalah
4) Adanya kelompok “High Risk: atau kelompok yang sangat peka menambah
50
BAB 5Kriteria IV (menonjolnya masalah): perawat perlu menilai persepsi atau
51
BAB 6Diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul menurut (IPKKI,
2017) adalah :
52
10032364 Risiko gangguan koping keluarga
Promosi Health Promotion 10023452 Kemampuan untuk
Kesehatan mempertahankan kesehatan
10000918 Gangguan mempertahankan
10032386 kesehatan
Risiko bahaya lingkungan
Manajemen 10021994 Kurangnya pengetahuan tentang
perawatan penyakit
jangka panjang
Medikasi 10022635 Gangguan kemampuan untuk
manajemen pengobatan
Social 10029887 Tinggal dirumah
10029904 Masalah perumahan
10022563 Pendapatan yang tidak memadai
10022753 Kurangnya dukungan sosial
Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang muncul adalah
hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai
berikut :
1. Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada anggota
keluarga
2. Ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensi
3. Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
4. Ketidak mampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
5. Ketidak mampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna
perawatan dan pengobatan hipertensi
6.1.1 Perencanaan
93; 2012).
53
Langkah-langkah mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga
54
(keluarga Ajarkan perawatan
melakukan menu diet hipertensi
tindakan yang 4. Keluarga mampu
telah dipiih untuk memodifikasi
keluarganya yang lingkungan untuk
sakit dengan mencegah penyakit
bantuan perawat) Ajarkan cara
4. Keluarga memodifikasi
mampu lingkungan untuk
memodifikasi mencegah dan
lingkungan untuk mengatasi penyakit
mencegah Motivasi keluarga
penyakitt untuk melakukan apa
(keluarga mampu yang telah diajarkan
menjauhkan 5. Keluarga mampu
benda-benda memanfaatkan fasilitas
yang berisiko ) terdekat
5. Keluarga Tentukan apakah
mampu klien mempunyai
memanfaatkan kemampuan yang
fasilitas memadai tentang
kesehatan kondisi kesehatan
terdekat Lakukan konsultasi
(keluarga mampu Lakukan rujukan
untuk melakukan
pemmeriksaan
kesehatan ke
fasilitas terdekat)
55
6.1.2 Implementasi
dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat (Harmoko, hal 97;
2012)
56
menggunakan fasilitas tersebut.
6.1.3 Evaluasi
diberikan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/ belum berhasil, maka perlu
57
DAFTAR PUSTAKA
Andra Safery Wijaya, & Putri, Y. M. (2013). Kmb1 Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan
Dewasa Teori Dan Contoh Askep (pertama). Nuha Medika.
Asikin, M., Nuralamsyah, M., & Susaldi. (2016). Keperawatan Medikal Bedah Sistim
Kardiovaskular (R. Astikawati & E. K. Dewi (eds.)). Penerbit Erlangga.
www.erlangga.co.id
Black, joyce m, & Hwaks, jane hokanson. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen
Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan. Salemba Medika.
IPKKI. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan; Individu, Keluarga, Kelompok dan Komunitas
dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. UI-
Press.
L.lin, T., & Rypkema, scoff w. (2010). Manual Washington Terapi Rawat Jalan ( patricius
cahanar luqman yanuar rachman , peni yulia nastiti (ed.)). penerbit buku kedokteran EGC.
https://doi.org/978-979-448-942-0
Priscilla, L., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah.Ed.5 Vol.3 (Ayu Linda (ed.); 5th ed.). penerbit buku kedokteran EGC.
Yasmara, D., Nursiswati, & Arafat, R. (2017). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal -
Bedah : Diagnosis Nanda-1 2015-2017 intervensi Nic Hasil Noc. Buku Kedokteran EGC.
Bailon, Salvacion G. 1978. Family Health Nursing. University of The Philippines.
Diliman
Dodiet Aditya Setyawan.2012.MK. Asuhan Kebidanan Komunitas I – Konsep Dasar Keluarga.
Program Studi Diploma IV Kebidanan Komunitas Jurusan Kebidanan Poltekkes
Surakarta tidak dipublikasikan
Effendy. Nasrul.(1998). Dasar – dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta :
EGC
Friedman, M. M.(1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek (Family Nursing Teory
and Practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahyudi. 2008. Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Graha Ilmu
Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; Nety Juniarti,
Sari Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2. EGC.
Jakarta. 2006
Suprajitno S Kep.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktik.. Jakarta:EGC
58
59