Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan salah satu faktor yang sangat menentukan

kualitas sumber daya manusia, disamping itu kesehatan juga merupakan karunia tuhan. Oleh

karena itu, kesehatan perlu dipeliharadan ditingkatkan kualitasnya serta di lindungi dari ancaman

yang merugikan.

Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya sebagai inventasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif

secara sosial dan ekonomis.

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah mengkajian kegiatan

masyarakat dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk

memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan bidan lain yang berkaitan, agar mampu

mencapai sehat sejahtera.

Program Indonesia sehat 2010 dicanangkan oleh pemerintah adalah suatu upaya untuk

mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, mendorong, memelihara, dan

meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau. Memelihara dan meningkatkan

kesehatan individu keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditunjukan kepada

masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal melelui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin

keterjangkuan pelayanan kesehatan yang dibutukan dan dilibatkan klien sebagai mitra dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan.

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dimana masalah kesehatan dapat

timbul, berupamasalah KIA/KB, KESLING, TUMBANG, PENYAKIT, KRR.

Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Ny. E pada RT/RW 01/10

Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan sebagai bukti

pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai dengan

prioritas masalah.Diharapkan keluarga lebih mengerti dan memahami tentang Keluarga

berencana.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas Tentang Konseling Keluarga Berencanan

(KB) Pada Ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Melaksanakan pengkajian pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng

Sawah Kecamatan Jagakarsa

2. Melaksanakan perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan

Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa


3. Melaksanakan perencanaan pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng

Sawah Kecamatan Jagakarsa

4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng

Sawah Kecamatan Jagakarsa

5. Melaksanakan evaluasi pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa

6. Melaksanakan pencatatan asuhan kebidanan pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng

Sawah Kecamatan Jagakarsa

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Penulis

1. Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan

kebidan pada keluarga berencana sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat

dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang akan

memberikan dampak menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

2. Belajar menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan perkembangan ilmu pengetahuan

yang diperolehnya di dalam kelas.

1.3.2 Bagi Mahasiswa

Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan asuhan kebidanan telah ada, dan selalu

menerapkan teori-teori yang telah didapatkan dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Sehingga tetap tercermin citra bidan yang profesional.

1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan


1. Menambah pengetahuan dan pengalaman institusi pendidikan dalam pelaksanaan praktik

kebidanan komunitas bagi mahasiswa.

2. Mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu pendidikan yang diperoleh

mahasiswa di bangku kuliah.

3. Mengetahui adanya kesenjangan dan faktor-faktor penyebab kesenjangan antara teori dan

praktek sebagai bahan analisa untuk pendidikan praktik kebidanan komunitas yang akan

datang.

1.3.4 Bagi Keluarga Binaan

Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu pengetahuan nagi keluarga Ny. E dalam

menjalankan program yang telah disusun secara bersama dan terus dikembangkan guna

mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera dan terwujudnya keluarga yang sehat dan lingkingna

sehat dan nyaman.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Keluarga

2.1.1 Defisnisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan

beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan

saling ketergantungan.
Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau

perkawinan. Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas 2 orang atau lebih adanya

ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga dibawah asuhan seorang

kepala rumah tangga berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, setiap anggota keluarga

mempunyai peran masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

Keluarga adalah satu kelompok yang terdiri dari 2 orang atau lebih, yang dipersatukan

oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi atau pengakuan sebagai anggota keluarga yang

tinggal bersama, satu kesatuan atau unit yang membina kerjasama yang bersumber dari

kebudayaan umum. Di mana setiap anggotanya belajar dan melakukan peranannya seperti yang

diharapkan. Keluarga sebagai suatu sistem sosial melakukan beberapa fungsi yang paling dasar

seperti memberikan keturunan, sosialisasi, psikologi, seleksi, proteksi dan sebagainya.

2.1.2 Struktur Keluarga

Struktur keluarga menurut effendi, terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,

dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi

dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.

4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa

sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.1.3 Ciri – ciri Keluarga


1. Diikat dalam suatu tali perkawinan.

2. Ada hubungan darah.

3. Ada ikatan batin.

4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotnya.

5. Ada pengambilan keputusan .

6. Kerjasama diantara anggota keluarga.

7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga.

8. Tinggal dalam satu rumah.

9. Suami sebagai pengambil keputusan

10. Merupakan suatu kesatuan yang utuh

11. Berbentuk monogram

12. Bertanggung jawab

13. Pengambil keputusan

14. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa

15. Ikatan kekeluargaan sangat erat

16. Mempunyai semangat gotong-royong

2.1.4 Bentuk – Bentuk Keluarga

a. Tradisional :

1) The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

2) The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
3) Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri

4) The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuK mendapatkan anak terlambat

waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

5) The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear

family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)

6) The single-parent family (keluarga duda/janda)

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya

melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)

7) Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat

tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat

akhir pekan (week-end)

8) Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah

9) Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling

menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,

telpon, dll)

10) Blended family


Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari

perkawinan sebelumnya

11) The single adult living alone / single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan

(separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.

b. Non-tradisional :

1) The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah

2) The stepparent family

Keluarga dengan orangtua tiri

3) Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup

bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi

anak dengan melalui aktivitas kelompok/ membesarkan anak bersama

4) The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

5) Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri

(marital partners)

6) Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu

7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah

saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan

anaknya

8) Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling

menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab

membesarkan anaknya.

9) Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara,

pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali

keluarga yang aslinya

10) Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis

personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental

11) Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional

dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal

dalam kehidupannya.

2.1.5 Peran Fungsi Keluarga

a. Peran Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang

berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga

didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:

1) Peranan ayah :

Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan

pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

2) Peranan ibu :

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,

sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari

peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga

dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3) Peranan anak :

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik

fisik, mental, sosial dan spiritual.

b. Fungsi Keluarga

1) Fungsi biologis :

a) Meneruskan keturunan

b) Memelihara dan membesarkan anak

c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d) Memelihara dan merawat anggota keluarga

2) Fungsi Psikologis :

a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga

c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga


d) Memberikan identitas keluarga

3) Fungsi sosialisasi :

a) Membina sosialisasi pada anak

b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkatperkembangan anak

c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4) Fungsi ekonomi :

a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang

(pendidikan, jaminan hari tua).

5) Fungsi pendidikan :

a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku

anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya

sebagai orang dewasa.

c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

6) Fungsi religious

Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lain

dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada

kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.

7) Fungsi rekreasi
keluarga dalam fungsi rekreasi ini adalah tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang

penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat

mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing.

8) Fungsi perlindungan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,

sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

9) Fungsi perasaan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intitusif merasakan perasaan dan suasana

anak dan anggota lain dalam berkomunikasi dan interaksi antar semua anggota keluarga,

sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

2.1.6 Tugas Keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.

4. Sosialisasi antar anggota keluarga.

5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

2.1.7 Tahap – Tahap Kehidupan


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara

umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.

1. Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk

keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :

a. Membina hubungan intim yang memuaskan

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak

pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :

a. Persiapan menjadi orang tua

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan

keluarga

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5

tahun :

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman

b. Membantu anak untuk bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus

terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain

dan lingkungan sekitar)

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)

f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12

tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga

keluarga sangat sibuk :

a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk

meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun

kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah

melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk

mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah

bertambah dewasa dan meningkat otonominya

b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan

dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat

anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam

keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat

pensiun atau salah satu pasangan meninggal:

a. Mempertahankan kesehatan

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak

c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,

berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat


5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya)

2.2 Teori atau Konsep Dasar Komunitas

2.2.1 Pengertian Kebidanan Komunitas

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus

ujian dengan persyaratan yang berlaku.

Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti kesamaan, publik

ataupun banyak. Istilah comunity dapat di terjemahkan sebagai masyarakat setempat yang

menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa.

Komunitas di gambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seseoprang tinggal

beserta aspek- aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individu dalam sebuah komunitas akan

membangun dan mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang

arti kekuarga , konsep sehat , maupun sakit. Keyakinan mereka ini akan di cerminkan daklam

perilaku keluarga maupun di kelompok tertentu.Hal ini merupakan dasar pemikiran mereka

dalam pemeliharaan kesehatan maupun perawatan ketika sakit.

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaaan

, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.

Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik

individu, keluaraga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan

anak (KIA), Keluarga berencana (KB), Kesehatan Reproduksi termasuk usia wanita adi yuswa

secara paripurna. Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas di dasarkan pada 4 konsep utama

dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia, masyarakat, lingkungan, kesehatan dan pelayanan

kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga di

harapkan tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat.


2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas

2.3.1 Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Keluarga

Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan

berasal dari kata “Bidan”. Kebidanan adalah mencankup pengetahuan yang dimilikai dan

kegiatan pelayanan untuk menyelamtkan ibu dan bayi, kebidanan merupakan profesi tertua

didunia sejak adanya peradaban umat manusia.

Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan yang diakui

oleh negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar

(registrasi) atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik kebidanan.

Komunitas adalah kelompok orang yang berada disuatu lokasi atau daerah atau area

tertentu. Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat

diwilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga

dan masyarakat.

Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan

terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan masyarakat.

2.3.2 Tujuan Asuhan Kebidanan Dikomunitas

1. Tujuan umum

Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan diwilayah

kerja bidan.

2. Tujuan khusus

a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai tangguang jawab bidan


b. Meningkatkan pelayanan mutu ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas, dan perinatal

secara terpadu

c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalinan, nifas, dan

perinatal

d. Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kematian ibu dan

anak

e. Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau terkait.

2.3.3 Metode Prioritas Masalah

Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau prioritas masalah,

untuk itu digunakan beberapa metode. Metode yang dapat digunakan dalam menetapkan urutan

prioritas masalah, pada umumnya dibagi atas, Teknik Skoring dan Teknik Non Skoring, sebagai

berikut : Teknik scoring dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat

terukur dan dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap. Yang termasuk teknik

scoring dalam penetuan prioritas masalah, yakni:

1. Metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth)

2. Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)

3. Metode CARL (Capability, Accesability, Readiness & Leverage)

4. Metode Hanlon (nama penemu metode Hanlon)

2.4 Kontrasepsi.

1.3.5 Pengertian Kontrasesi


Kontrasepsi adalah suatu upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun

menetap dan dapat dilakukan tanpa menggunakan alat secara mekanis, menggunakan obat atau

alat atau secara operasi.

Pelayanan kontrasepsi mempunyai dua tujuan yaitu:

1. Tujuan umum: pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya

NKKBS.

2. Tujuan pokok: penurunan angka kelahiran yang bermakna.

3. Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan tiga fase untuk

mencapai sasaran, yaitu:

a. Fase menunda perkawinan/kesuburan

b. Fase menjarangkan kehamilan

c. Fase menghentikan kehamilan atau kesuburan

Maksud kebijaksanaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat

melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua.

1.3.6 Cara Kerja Kontrasepsi

Bermacam –macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi sebagai Berikut:

1. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.

2. Melumpuhkan sperma.

3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma

1.3.7 Macam-macam Metode Kontrasepsi

Metode kontrasepsi meliputi kontrasepsi oral (pil pengontrol kehamilan),kondom dan

preparat yang menghentikan atau membunuhsperma pada saat bersentuhan (sperimisida-pada

busa vagina, krem, jel ),pencabutan sebelum ejakulasi, diafragma, penutup leher rahim ,metode
kalender, kontrasepsi implantasi, kontrasepsi suntikan dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

(AKDR). Kontrasepsi dapat digunakan oleh pasangan suami istri yang secara fisik dapat hamil

dan memiliki hubungan seks dengan seseorang lawan jenisnya namun tidak ingin memiliki bayi

pada saat itu. Setelah mempelajari tentang kegunaan dan berbagai metode kontrasepsi, seseorang

dapat memilih metode yang paling cocok.

1. Kontrasepsi Hormonal

a. Oral Kontrasepsi

1) Profil

a) Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB

b) Sangat efektif pada masa laktasi

c) Dosis rendah

d) Tidak menurunkan produksi ASI

e) Tidak memberikan efek samping estrogen

f) Efek samping utama adalah gangguan perdarahan : perdarahan bercak, atau perdarahan tidak

teratur

2) Jenis

a) Kemasan dengan isi 35 pil

b) Kemasan dengan isi 28 pil

3) Cara kerja

a) Menekan sekresi gonadtropin dan sintesis seks di ovarium

b) Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit

c) Mengentalkan lender serviks sehingga menghambat penetrasi sperma

4) Efektifitas
a) Sangat efektif 98,5 %

b) Jangan sampai ada tablet yang lupa

c) Senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan

d) Tablet digunakan pada jam yang sama

5) Keuntungan Kontrasepsi

a) Sangat efektif bila digunakan secara benar

b) Tidak menganggu hubungan seksual

c) Tidak mempengaruhi ASI

d) Kesuburan cepat kembali

e) Nyaman dan mudah digunakan

f) Sedikit efek samping

g) Tidak mengandung estrogen

6) Keuntungan Non kontrasepsi

a) Mengurangi nyeri haid

b) Mengurangi jumlah darah haid

c) Menurunkan tingkat anemia

d) Mencegah kanker endometrium

e) Melindungi dari penyakit radang panggul

f) Tidak meningkatkan pembekuan darah

g) Dapat diberikan pada penderitaan endometriosis

h) Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi

b. Suntikan/Injeksi

1) Profil
a) Sangat efektif

b) Aman

c) Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi

d) Kembalinya kesuburan lebih lambat rata-rata 4 bulan

e) Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI

2) Cara Kerja

a) Mencegah ovulasi

b) Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma

c) Menjadikan selaput lender rahim tipis dan atrofi

d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba

3) Efektifitas

Memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan pwer 100 perempuan/tahun, asal

penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal

4) Keuntungan kontrasepsi

a) Sangat efektif

b) Pencegahan kehamilan jangka panjang

c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan

gangguan pembekuan darah

e) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

f) Sedikit efek samping

g) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

h) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause


5) Kerugian kontrasepsi

a) Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, atau

perdarahan sampai 10 hari

b) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan

kedua atau ketiga

c) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien kembali setiap 30 hari untuk

mendapatkan suntikan.

d) Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan epilepsy (Fenitoin dan

Barbituat) atau obat tuberculosis (Rifampisin)

c. Implant

1) Profil

a) Dua kapsul tipis, fleksibel berisi levonorgestrel (LNG) yang disipkan di bawah kulit lengan atas

seseorang wanita

b) Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant atau Implanon

c) Nyaman

d) Dapat di pakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi

e) Pemasangan dan pencabutan oleh bidan/dokter terlatih

f) Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut

2) Cara Kerja

a) Lendir serviks menjadi kental

b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi

c) Mengurangi transportasi sperma

d) Menekan ovulasi
3) Efektifitas

Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)

4) Keuntungan kontrasepsi

a) Daya guna tinggi

b) Perlindungan jangka panjang

c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

e) Bebas dari pengaruh estrogen

f) Tidak mengganggu kegiatan senggama

g) Tidak mengganggu ASI

5) Keuntungan Non kontrasepsi

a) Mengurangi nyeri haid

b) Mengurangi jumlah darah haid

c) Mengurangi/ memperbaiki anemia

d) Melindungi terjadinya kanker endometrium

e) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara

f) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul

d. Kondom

1) Profil

Selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari bergbagai bahan diantaranya lateks (karet),

plastic (vinil), atau bahan alami (hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual.

2) Cara Kerja
a) Menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung

selubung karet yang dipasang penis

b) Mencegah penularan mikrooganisme (IMS dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan

yang lain.

3) Efek samping

a) Kondom rusak atau diperkirakan bocor

b) Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan

c) Adanya reaksi alergi

d) Mengurangi kenikmatan seksual

4) Indikasi

a) Pria : Penyakit genetalia, sensitivitas penis terhadap secret vagina, ejakulasi dini

b) Wanita : vaginitis, kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, untuk membuktikan bahwa

tidak ada semen yang dilepaskan di dalam vagina, metode temporer.

c) Pasangan pria dan wanita : pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan, senggama yang

jarang, penyakit kelamin, herpes genetalia/kondiloma akuminata, uretritis, sistitis/disuria, metode

sementara sebelum menggunakan kontrasepsi oral atau IUD

5) Kontraindikasi

a) Absolut : Pria dengan ereksi yang tidak baik, riwayat syok septic, tidak bertanggung jawab

seksual, alergi terhadap karet pada partner seksual, interupsi sexual foreplay menghalangi minat

seksual.

e. Alat kontrasepsi DALAM Rahim (IUD)

1) Profil
a) Sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun : Cut-380A)

b) Haid menjadi lebih lama dan banyak

c) Pemasangan dan pencabutan membutuhkan pelatihan

d) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi

e) Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar PMS

2) Jenis

a) AKDR Cut-380A

Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T, disebulungi oleh kawat halus yang

terbuat dari tembaga (Cu)

b) AKDR yang lain beredar di Indonesia adalah NOVA T (Schering)

3) Mekanisme kerja

a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi

b) Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri

c) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat

sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma

untuk fertilitas

d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

4) Indikasi

a) Usia reproduksi

b) Keadaan nulipara

c) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

d) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui banyinya


f) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

g) Risiko rendah dari IMS

h) Tidak mengehendaki metode hormonal

i) Tidak menyukai untuk mengingat ingat minum pil setiap hari

j) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama

5) Kontraindikasi

a) Sedang hamil atau di duga hamil

b) Perdrahan pervaginam yang belum jelas diketahui penyebanya

c) Sedang menderita infeksi genetalia

d) Kelainan bawaan uterus yang abnormal/tumor jinak rahim yang dapat dipengaruhi kavum uteri

e) Penyakit trofoblas yang ganas

f) Diketahui menderita TBC pelvic

g) Kanker alat genetalia

h) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

6) Efek samping

a) Amenore

b) Kejang

c) Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur

d) Benang yang hilang

e) Adanya pengeluaran cairan dari vagina/di curigai adanya PRP

7) Waktu penggunaan

1. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil

2. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid


3. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan,

setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenore laktasi (MAL)

4. Perlu diingat angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pascapersalinan

5. Setelah abortus atau keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak gejala infeksi

6. Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi

8) Cara pemasangan AKDR

1. Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakuakn dan mempersilakan klien mengajukan

pertanyaan

2. Sampaikan kepada klien kemungkinan akan merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu

pemasangan dan nanti akan diberitahu bila sampai pada langkah-langkah tersebut

3. Pastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya

4. Periksa genetalia eksterna

5. Lakukan pemeriksaan speculum

6. Lakukan pemeriksaan panggul

7. Lakukan pemeriksaan mikroskopik

8. Masukkan lengan AKDR Copper T 380A di dalam kemasan sterilnya

9. Masukkan speculum dan usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic

10. Gunakan tenakulum untuk menjepit serviks

11. Masukkan sonde uterus

12. Pasang AKDR Copper T 380A.

1.4 Manajemen Kebidanan

1.4.3 Pendokumentasian SOAP


Dokumentasi kebidanan adalah bagian dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh bidan

setelah memberi asuhan kepada pasien, merupakan informasi lengkap meliputi status kesehatan

pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan keperawatan/kebidanan serta respons pasien terhadap

asuhan yang diterimanya.

Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan pendekatan SOAP. Catatan SOAP

terdiri atas 4 langkah yang disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan yang

dipakai untuk mendokumentasikan asuhan klien dalam rekam medis klien sebagai catatan

kemajuan.

SOAP adalah catatan yang tertulis secara singkat, lengkap, dan bermanfaat buat bidan atau

pemberi asuhan yang lain. Penggunaan SOAP dalam asuhan ibu hamil cacatan SOAP ditulis satu

kali setiap kunjungan. Sementara bagi ibu dengan intrapartum, SOAP dibuat lebih dari satu

catatan untuk satu orang perhari.

Langkah-langkah pendokumentasian SOAP :

1. Subyektif (S)

Informasi atau data yang diperoleh dari apa yang dikatakan klien.

2. Obyektif (O)

Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan

pemeriksaan dan hasil laboratorium.

3. Analisa (A)

Kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subyektif dan obyektif

4. Penatalaksanaan (P)

Perencanaa, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kesimpulan yang telah dibuat.

Pendokumentasian dianggap penting karena metode SOAP merupakan kemajuan informasi


yang sistematis yang mengorganisasi penemuan dan kesimpulan untuk menjadi suatu rencana

asuhan. Metode ini merupakan penyaringan inti sari dari proses penatalaksanaan kebidanan

untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian asuhan. SOAP merupakan urut-urutan yang

dapat membantu dalam mengorganisir pikiran dan memberikan asuhan yang menyeluruh.
BAB III

HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Ny.E Dengan Akseptor Aktif suntik 3 bulan Di

RT/RW 01/10 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan

3.1 Kunjungan I

Pada bab ini penulis melakukan pengkajian data atas nama Ny.E umur 38 tahun dengan

keluarga berencana ( KB ) suntik 3 bulan yang dijadikan sebagai keluarga binaan oleh penulis

dalam pelayanan praktek kebidanan komunitas. Penulis melakukan pengkajian pada klien

dengan metode penulisan pada tinjauan kasus ini menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah

Helen Varney dan metode SOAP.

Data Subjektif

Pasien Ny.E berumur 38 tahun, agama islam, suku jawa, pendidikan SMA, pekerjaan ibu

rumah tangga, suaminya bernama Tn. D berumur 40 tahun, agama islam, suku jawa, pendidikan

SMA, pekerjaan wiraswasta, alamat di Jln. Mangga, Ds. Srengseng sawah RT/RW 01/10, Jakarta

Selatan. Keluhan utama : Ibu mengatakan bahwa dia tidak teratur haid. Ibu mengatakan tidak

pernah menderita penyakit menular dan penyakit lain seperti : jantung, asma/TBC paru, DM,

hepatitis, epilepsy, IMS, HIV/AIDS dan lain-lain. Pola makan ibu teratur 3 kali sehari dengan

menu nasi, sayur, lauk pauk dan air putih. Tidak ada gangguan pada pola makan, nafsu makan

baik, pada pola eliminasi, BAB lancar 1 kali sehari, konsistensi lembek dan berwarna kuning,

Frekuensi BAK ≥ 6 kali sehari, lancar, warna jernih dan tidak ada keluhan pada saat BAK. Pola

istirahat pada siang hari 1 jam, dengan tidur malam ± 8 jam sehari. Ibu mengatakan aktivitas

seperti biasa dan tidak ada masalah. Ibu tidak pernah mempunyai kebiasaan seperti merokok,
minum jamu-jamuan, minum-minuman keras, makan sirih dan memakai obatan terlarang,

kebiasaan mengganti pakaian dalam 2 kali sehari.

Objektif

Dari hasil pemeriksaan umum pada Ny.E terdapat keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, keadaan emosional stabil, tinggi badan 158 cm, berat badan 58 kg, pemeriksaan

tanda-tanda vital : tekanan darah : 120/70 mmHg, pernapasan : 24 x/m, nadi : 80x/m, suhu :

36,00C. Pada pemeriksaan fisik terdapat : kepala tidak ada mesocephal, rambut bersih, tidak

rontok, tidak ada ketombe, mata berbentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, tidak ikterus, muka

berbentuk simetris, tidak odema, hidung berbentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada secret,

telinga berbentuk simetris, tidak ada serumen, mulut/gigi tidak ada stomatitis, dan tidak ada

caries pada gigi, leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran vena jungularis,

genetalia tidak dilakukan pemeriksaan, anus tidak dilakukan pemeriksaan, Ekstermitas tangan

dan kaki tidak terdapat oedema dan varises, refleks patella positif dan tidak dilakukan

pemeriksaan penunjang.

Dari hasil interprestasi data pada Ny.E penulis mendapatkan diagnosa kebidanan pada Ny.E

umur 38 tahun dengan akseptor KB suntik 3 bulan, dengan masalah : ibu mengatakan kalau tidak

teratur haid, kebutuhan yang harus didapatkan Ny.E, yaitu : faktor lingkungan, istirahat yang

cukup, tidak boleh stres dan makan-makanan yang bergizi.

Dari hasil diagnosa potensial penulis tidak mendapatkan diagnosa potensial pada Ny.E

Dari hasil yang didapat penulis langsung melakukan tindakan segera pada Ny.E yaitu

melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan melakukan konseling tentang penggunaan KB

suntik 3 bulan agar Ny.E dapat mengetahui hasil yang dilakukan.


Perencanaan yang bisa dilakukan adalah informasikan kepada Ny.E tentang hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan, ingatkan kepada Ny.E untuk menjaga pola makan, tidak

boleh stress, beritahu kepada Ny.E tentang akibat haid tidak teratur, beritahu kepada Ny.E

tentang pentingnya pola hidup sehat, tidak boleh stress, dan tentang nutrisi, anjurkan Ny.E untuk

berobat ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan obat, beritahu kepada Ny.E bahwa akan

dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.

Pelaksanaan yang telah dilakukan, yaitu menginformasikan kepada Ny.E tentang hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu tekanan darah 120/70 mmhg, pernapasan : 24 x/m, nadi :

80x/m, suhu : 36,00C, mengingatkan kepada Ny.E untuk menjaga pola makan, yaitu makan-

makanan yang bergizi, dan tidak boleh stress, menganjurkan Ny.E untuk berobat ke pelayanan

kesehatan untuk mendapatkan obat, memberitahukan kepada Ny.E bahwa akan dilakukan

kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.

Evaluasi yang telah didapatkan dari Ny.E, yaitu : Ny.E telah mengetahui hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan, Ny.E akan menjaga pola makan, dan tidak boleh stress Ny.E

telah mengerti tentang penjelasan tersebut, Ny.E bersedia akan dilakukan kunjungan kedua pada

tanggal 22 juli 2017.

3.2 Kunjungan II (22 Juli 2017)

Pada hari senin pukul 10.00 WIB tepatnya pada tanggal 22 juli dilakukan kunjungan ke II

terhadap pasien. Ny.E mengatakan bahwa dia sudah menjaga pola makan, dan menjaga agar

tidak stress. Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, Keadaan emosional : stabil,

Tinggi badan : 159 cm, Berat badan : 58 kg, Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekanan Darah

: 110/70 mmHg, Pernapasan : 22 x/m, Nadi : 80 x/m, Suhu : 36,00C.

Ny.E usia 31 tahun dengan Akseptor KB aktif suntik 3 bulan


Setelah dilakukannya assasment dilanjutkan dengan planning yang diberikan untuk pasien

keluarga binaan yaitu Ny. E

- Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai Manfaat dan efek sampingnya.

- Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan

kerugiannya

- Memberitahu ibu agar ibu tidak stres

- Memberitahu ibu agar ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi

- Memberitahu ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.

- Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 24 Juli 2017. Ibu

bersedia untuk kunjungan ulang pada waktu yang ditentukan.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat kontrasepsi

3.3 Kunjungan III ( 23 juli 2017 )

Selanjutnya dilakukkan kunjungan ke III pada hari senin tanggal 23 juli 2017 tepatnya

pada pukul 16.00 WIB. Ny.E mengatakan bahwa dia sudah menjaga pola makan yang dianjurkan

serta sudah tidak stress lagi. Dari hasil pemeriksaan didapatkan Keadaan umum : baik, kesadaran

: composmentis, Keadaan emosional : stabil, Tinggi badan : 159 cm, Berat badan : 58 kg,

Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 120/70 mmHg, Pernapasan : 22 x/m, Nadi : 81

x/m, Suhu : 36,00C

Ny.E usia 31 tahun dengan Akseptor KB aktif suntik 3 bulan

Setelah dilakukannya assasment dilanjutkan dengan planning yang diberikan untuk pasien

keluarga binaan yaitu Ny. E

- Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai

Manfaat dan efek sampingnya


- Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan

kerugiannya

- Memberitahu ibu agar ibu tidak stres

- Memberitahu ibu agar ibu mengkonsumsi makanan yang

Bergizi

- Memberitahu ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.

- Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 25 Juli 2017. Ibu

bersedia untuk kunjungan ulang pada waktu yang ditentukan.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat kontrasepsi

3.4 Kunjungan IV ( 25 juli 2017 )


Pada hari selasa tanggal 25 juli 2017, pukul 11.30 WIB adalah terakhir kunjungan pada

keluarga binaan Ny. E dengan ?.,mn, setelah kunjungan terakhir Ny.M mengatakan bahwa dia

sudah menjaga pola makan, merasa lebih nyaman, sudah tidak sulit lagi tidur malam.

Dilakukan pemeriksaan terakhir kunjungan didapatkan hasil Keadaan umum : baik,

kesadaran : composmentis, Keadaan emosional : stabil, Tinggi badan : 159 cm, Berat badan : 58

kg, Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 120/70 mmHg, Pernapasan : 22 x/m, Nadi :

80 x/m, Suhu : 36,00C.

Ny.E usia 31 tahun dengan Akseptor KB aktif suntik 3 bulan

Setelah dilakukannya assasment dilanjutkan dengan planning yang diberikan untuk pasien

keluarga binaan yaitu Ny. E

- Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai

Manfaat dan efek sampingnya


- Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan

kerugiannya

- Memberitahu ibu agar ibu tidak stres.

- Memberitahu ibu agar mengkonsumsi makanan yang bergizi

- Memberitahu ibu agar ibu tidak kecapekan mengerjakan pekerjaan rumah.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat Kontrasepsi
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktek dengan teori belajar

lapangan di Kelurahan Srengseng Sawah RT/RW 01/10 khususnya pada keluarga Tn.D.

Dari keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pendekatan dan tabulasi

data, telah dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah bersama keluarga Tn. D sesuai

dengan prioritas masalah.

4.1 Pengumpulan Data

Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang dilakukan

secara kunjungan rumah. Menurut Andreas, (2012) pengumpulan data diperoleh dari data

subjektif dan data objektif.

4.1.1 Data Subjektif

Data subyektif diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada keluarga Ny. E.

Menurut Andreas (2012). Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai

suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data subjektif ini diperoleh dengan anamnesa

terhadap klien.

Penulis melakukan pengkajian data subjektif pada keluarga Ny. E berdasarkan proses

pengkajian melalui wawancara dan observasi lingkungan rumah Ny. E Berdasarkan hasil
pengkajian data subjektif pada keluarga Ny. E didapatkan bahwa Ny. E menjadi akseptor KB

aktif.

Dengan demikian penulis telah melakukan pengumpulan data subjektif menggunakan

metode yang sesuai dengan teori maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

4.1.2 Data Objektif

Menurut Andreas (2012) data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur,

dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik.

Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.

Penulis melakukan pemeriksaan fisik pada Ny.”E” Dan di dapat kan hasil normal tanpa

adanya gangguan kesehatan dari Ny.”E”.

Dengan demikian penulis melakukan pengumpulan data objektif menggunakan metode

yang sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

4.2 Analisa Data

Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat

perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:

1. Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga.

2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.

3. Karakteristik keluarga.

Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, langkah berikutnya yaitu

menganalisa data yaitu menentukan masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Ny.”E”.

Masalah kesehatan yang dialami keluarga Ny.”E”yaitu Ny. “E” mengatakan menjadi akseptor

KB aktif.
Dengan demikianan alisa data dilakukan sesuai dengan teori sehingga disimpulkan bahwa

tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

4.3 Perumusan Masalah

Setelah analisa data, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dalam

keluarga Ny.”E”. Bagian rumusan masalah berisi tentang masalah-masalah yang hendak

dipecahkan yaitu:

1. Beritahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai manfaat dan efeksampingnya

2. Perkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan

kerugiannya

3. Berikan motivasi ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi.

Penentuan perumusan masalah sudah sesuai teori sehingga tidak ditemukan kesenjang

anatara teori dengan praktik.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesehatan pada tubuh kita itu sangat penting. Terutama bagi tanda-tanda vital seperti denyut

nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu badan, dan berat badan. Bagaimana prosedur pelaksanaan

yang berperan penting kepada masyarakat atau pun pasien dan bertujuan untuk menambah

pengetahuan. Seperti pada tekanan darah, seiring dengan bertambahnya umur seseorang maka

tekanan darah akan meningkat. Dan emosi rasa stres akan meningkat.

Kontrasepsi adalah suatu upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun

menetap dan dapat dilakukan tanpa menggunakan alat secara mekanis, menggunakan obat atau

alat atau secara operasi.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis mengajukan beberapa saran, antara lain :

1. Untuk Penulis

Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan

kebidan pada keluarga berencana sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat

dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang akan

memberikan dampak menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Belajar menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan perkembangan ilmu pengetahuan

yang diperolehnya di dalam kelas.

2. Untuk Keluarga Binaan

Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu pengetahuan nagi keluarga Ny. E dalam

menjalankan program yang telah disusun secara bersama dan terus dikembangkan guna
mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera dan terwujudnya keluarga yang sehat dan lingkingna

sehat dan nyaman

3. Untuk Institusi Pendidikan

Agar lebih memperbanyak literatur - literatur khususnya buku-buku kebidanan menurut Varney

sehingga mahasiswa dapat lebih memahami dan dapat menerapkan asuhan kebidanan pada

pasien. Dapat menyatukan persepsi dalam penyusunan asuhan kebidanan dengan SOAP.

Agar tetap mempertahankan kesabarannya dalam membimbing mahasiswa yang seringkali tidak

menerapkan teori yang ada dan mengalami kejenuhan dalam melakukan aktifitas kuliah.

4. Untuk Mahasiswa

Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan asuhan kebidanan telah ada, dan selalu

menerapkan teori-teori yang telah didapatkan dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Sehingga tetap tercermin citra bidan yang profesional.


DAFTAR PUSTAKA

Arjoso, S, 2005. Rencana Strategis BKKBN. Jakarta.

BKKBN. 2005.http//www.ceria-bkkbn go.id/referensi/substansi/detail/7. (dikutip tgl 3/1/2013)

Hartanto Hanafi, 2003. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, EGC, Jakarta.

Llemellyn, 2005. Setiap Wanita. Arca. Jakarta.

Mansjoer, Arief, 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I Media Aesculapius, FKUI. Jakarta

Manuaba, 2005. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
EGC. Jakarta.

Meilani, 2010. Pelayanan KB. Fitramaya, Yogjakarta

Niken, Dkk, 2010.Pelayanan Keluarga Berencana, Fitramaya. Yokyakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta.

__________________, 2007. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta. Jakarta.


LAMPIRAN

Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Ny.E Dengan Akseptor Aktif suntik 3 bulan Di

RT/RW 01/10 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan

Kunjungan I

Tempat : Jl. Mangga kelurahan srengseng sawah

Pada Tanggal : 21 Juli 2017

Pukul : 10.00 WIB

Nama Pengkaji : Siti Nuraini Wakhida

I. Pengumpulan Data
A. Data Subyektif
1. Identitas / Biodata

Nama Ibu : Ny. E Nama Suami : Tn. D

Umur : 31 Tahun Umur : 47 Tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam


Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Mangga, Ds.Srengseng Sawah RT/RW 01/10, Jaksel

2. Keluhan Utama :

Ibu mengatakan bahwa dia sering ngeflek.

3. Riwayat Kesehatan

a. Keadaan Kesehatan Sekarang

 Jantung : Tidak ada penyakit jantung

 Asma/TBC Paru : Tidak ada penyakit asma

 DM : Tidak ada penyakit DM

 Hepatitis : Tidak ada penyakit Hepatitis

 Epilepsi : Tidak ada penyakit epilepsi

 IMS : Tidak ada penyakit IMS

 HIV/AIDS : Tidak ada penyakit HIV/AIDS

 Lain-lain : tidak ada

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

 Jantung : tidak ada penyakit jantung

 Asma/TBC Paru : tidak ada penyakit asma

 DM : tidak ada penyakit DM

 Hepatitis : tidak ada penyakit Hepatitis

 Epilepsi : tidak ada penyakit epilepsi

 IMS : tidak ada penyakit IMS

 HIV/AIDS : tidak ada penyakit HIV/AIDS


 Lain-lain : tidak ada

c. Istirahat/Tidur

Siang : 1 jam

Malam : 8 jam

Keluhan : tidak ada

d. Personal Hygine

Mandi : 3x sehari

Ganti Pakaian : 2x kali sehari

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TB : 150 cm

BB : 50 kg

Tanda-Tanda Vital : TD : 150/100 mmHg RR : 20 x/m

N : 80 x/m S : 36,0 0C

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe

Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, tidak ikterus

Muka : Simetris, tidak odema, tampak kemerahan

Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret

Telinga : Simetris, tidak ada serumen


Mulut/gigi : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, dan tidak ada caries pada gigi

Leher :Tidak ada pemesaran kelenjar tyroid dan pembesaran vena jungularis

Payudara : Simestris, tidak ada benjolan

Abdomen : Tidak terdapat luka bekas operasi

Genetalia : Tidak dilakukan

Anus : Tidak dilakukan

Ekstermitas :Tangan dan kaki tidak terdapat oedema dan varises, refleks patella positif

3. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan

II. Interprestasi Data

A. Diagnosa Kebidanan : Ny. E umur 31 tahun dengan KB aktif 3 bulan

B. Masalah : Flek

C. Kebutuhan : Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital dan konseling tentang

penggunaan kontrasepsi

III. Diagnosa Potensial

Tidak ada

IV. Tindakan Segera

Melakukan Konseling kepada Ny.E tentang kontrasepsi

V. Perencanaan

1. Informasikan kepada Ny.E tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

2. Ingatkan kepada Ny.E untuk menjaga pola makan.

3. Beritahu kepada Ny. E agar tidak stress.

4. Beritahu kepada Ny. E tentang haid tidak teratur dan flek.


5. Beritahu Kepada Ny. E tentang penting pola hidup sehat.

6. Beritahu kepada Ny. E bahwa akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli

2017.

VI. Pelaksanaan

1. Menginformasikan kepada Ny.E tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

2. Mengingatkan kepada Ny.E untuk menjaga pola makan.

3. Memberitahukan kepada Ny. E Agar tidak stress

4. Beritahu kepada Ny. E tentang haid tidak teratur dan flek.

5. Mengingatkan kembali Ny.E tentang pentingnya pola hidup sehat.

6. Memberitahukan kepada Ny.E bahwa akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli

2017.

7. Evaluasi

1. Ny.E telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

2. Ny.E sudah menjaga pola makan.

3. Ny.E telah mengerti agar tidak stress, pentingnya pola hidup sehat.

4. Ny.E sudah mengetahui akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.
Pendokumentasian SOAP

4 Kunjungan II (22 Juli 2017)


S : Ny. “E” usia 31 tahun akseptor KB aktif suntik 3 bulan
O : TB : 159 cm
BB : 58 kg
TD : 110/70 mmHg
A : Ny. “E” usia 31 tahun bermasalah dengan alat Kontrasepsi Dan keadaan umum
ibu baik

P :
- Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai Manfaat dan efek sampingnya.
- Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan
kerugiannya
- Memberitahu ibu agar ibu tidak stres
- Memberitahu ibu agar ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi
- Memberitahu ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.
- Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 24 Juli 2017. Ibu bersedia
untuk kunjungan ulang pada waktu yang ditentukan.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat kontrasepsi

 Kunjungan III (24 Juli 2017)


S : Ny. “S” usia 31 tahun akseptor KB aktif suntik 3 bulan
O : TB : 159 cm
BB : 58 Kg
TD : 120/70 mmHg
A : Ny. “S” usia 31 tahun bermasalah dengan alat kontrasepsi
Dan keadaan umum ibu baik
P :
Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai
Manfaat dan efek sampingnya
Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
Memberitahu ibu agar ibu tidak stress
Memberitahu ibu agar ibu mengkonsumsi makanan yang Bergizi
Memberitahu ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 25 Juli 2017. Ibu bersedia untuk
kunjungan ulang pada waktu yang ditentukan.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat


kontrasepsi
 Kunjungan IV ( 25 Juli 2017)
S : Ny. “E” usia 31 tahun akseptor KB aktif suntik 3 bulan
O : TB : 159 cm
BB : 58 Kg
TD : 120/70 mmHg
A : Ny. “E” usia 31 tahun bermasalah dengan alat kontrasepsi
Dan keadaan umum ibu baik
P :
- Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai
Manfaat dan efek sampingnya
- Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan
kerugiannya
- Memberitahu ibu agar ibu tidak stres.
- Memberitahu ibu agar mengkonsumsi makanan yang bergizi
- Memberitahu ibu agar ibu tidak kecapekan mengerjakan pekerjaan rumah.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat


Kontrasepsi

JOB SHEET

MATA KULIAH : KOMUNITAS

KODE SKS : 3 SKS

MATERI POKOK : KONSELING KB SUNTIK 3 BULAN

SEMESTER : II ( DUA )

SASARAN : WANITA USIA SUBUR

WAKTU / PERTEMUAN : 30 Menit

PROGRAM STUDI : DIV KEBIDANAN


OBJEKTIF PERILAKU SISWA

1. Setelah Mengikuti Konseling, Mahasiswa Dapat Mengerti Dan Memahami

Tentang Prosedur Melakukan Konseling Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik 3

Bulan

2. Mahasiswa Dapat Melakukan Konseling Secara Individu Sesuai Dengan Teori

DASAR TEORI SINGKAT

Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan dapat menerima norma

keluarga kacil bahagia sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada “catur warga /zero population

growth” (pertumbuhan seimbang).

Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. 10 th 1992 adalah upaya

peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan

(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan

keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka

waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh

tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.

PETUNJUK

1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan

2. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet

3. Bekerja secara hati-hati dan teliti


KESELAMATAN KERJA

1. Penuhi prosedur pekerjaan

2. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan

3. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaanya.

4. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas.

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

1. Lembar balik KB

REFERENSI

1. Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu kandungan .Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono

prawirohardjo

2. Lumongga lubis, Lamora. Memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktek, Kencana

Media Prenada grub, Jakarta, 2011

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan

sopan

2. Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya

3. Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan

beritahu apa pilihan reproduksi yang paling

mungkin termasuk pilihan beberapa jenis

kontrasepsi

4. Bantulah klien menentukan pilihannya

5. Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan

kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis


kontrasepsinya, jika diperlukan perlihatkan alat /

obat kontrasepsi

6. Perlunya dilakukan kunjungan ulang


AP (ACUAN PRAKTIK )

MATA KULIYAH/ PRAKTIKUM : KOMUNITAS

KODE MATA KULIAH/ SKS : 3 SKS

SEMESTER : II ( DUA )

SASARAN : WUS ( WANITA USIA SUBUR )

MATERI POKOK : KONSELING KB SUNTIK 3

BULAN

WAKTU/ PERTEMUAN : 30 MENIT

PROGRAM STUDI : DIV KEBIDANAN

A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator

1. Standar Kompetensi/

an : Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang hipertensi kepada lansia, dan lansia

mampu memahami yang dijelaskan mahasiswa.

2. Kompetensi Dasar : Setelah proses konseling, ibu dapat

mengerti dan menjelaskan tentang

penggunaan alat kontrasepsi suntik

3 bulan.

3. Indikator : Setelah proses penyuluhan siswa

dapat mengerti dan mampu

menjelaskan tentang efek samping,

keuntungan dan kerugian serta

ketepatan waktu dalam


menggunakan alat kontrasepsi.

B. Materi

1. Efek samping pengunaan kontrasepsi suntik 3 bulan

2. Keuntungan dan kerugian pengunaan suntik 3 bulan

3. Ketepatan waktu dalam penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan

C. Metode dan Media

1. Metode : Ceramah dan tanya jawab

2. Media : Lembar balik

D. Langkah Pembelajaran

Tahap Kegiatan Kegiatan Pasien


NO. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan Kesehatan dan keluarga

1. Pembukaan 1. Memberikan salam. 1. Pasien ( Keluarga binaan )

( 5 Menit ) Ev: Menjawab salam

2. Pasien ( keluarga binaan)

2. Menjelaskan identitas. Ev:Memberi respon

3. Pasien dan ( keluarga

3. Menjelaskan tujuan. binaan)

Ev: Mendengarkan

4. Menggali 4. Pasien ( keluarga binaan)

tingkat . pengetahuan Pasien Ev: Pasien lebih memahami

tentang kontrasepsi KB suntik 3 dan mengerti tentang hal

bulan baru yang belum mereka


ketahui

2. .

Pembahasan 1. Menjelaskan tentang Efek samping,1. Pasien dan ( keluarga

( 25 menit ) keuntungan dan kerugian serta binaan)

ketepatan waktu menggunakan alat Ev: Pasien mengerti dan

kontrasepsi suntik 3 bulan. memahami tentang

kontrasepsi suntik 3 bulan

2. Memberi kesempatan pada pasien 2. Pasien dan ( keluarga

dan keluarga untuk bertanya tentang binaan)

hal yang kurang dimengerti. Ev: Pasien mengajukan

3. pernyataan

Penutup 1. Mengevaluasi tujuan penyuluhan 1. Pasien dapat menjawab

( 5 menit ) kesehatan. pertanyaan

2. Mengucapkan terima kasih atas

perhatian yang diberikan dan 2. Menjawab salam

memberi salam penutup.

E. Evaluasi

1. Struktural

a. Persiapan tempat dan alat


b. Persiapan Waktu (Kontrak waktu)

c. Persiapan SAP

2. Proses

a. Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) memperhatikan penjelasan yang disampaikan

b. Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) bertanya tentang penjelasan yang disampaikan

c. Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan aktif menjawab pertanyaan yang diajukan

3. Hasil

a. Pasien (keluarga binaan) mampu memahami efek samping penggunaan alat kontrasepsi suntik 3

bulan.

b. Pasien (keluarga binaan) mampu memahami keuntungan dan kerugian penggunaan alat

kontrasepsi suntik 3 bulan.

c. Pasien (keluarga binaan) mampu memahami ketepatan waktu sangat memperngaruhi efektivitas

penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan.

d. Pasien (keluarga binaan) mampu menjelaskan kembali tentang efek samping, keuntungan dan

kerugian dan ketepatan waktu menggunakan alat kontrasepsi sunti 3 bulan.


Jakarta, 28 Juli 2017

Dosen Pamong

( Rita Ayu Yolandia)

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL


Tabel 3.1 Daftar Tilik Tanda-tanda Vital

NO LANGKAH KASUS
1 2 3 4 5
A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien. √
2. Memberi penjelasan mengenai pemeriksaan √
3.

Menempatkan penderita dalam keadaan duduk/berbaring √


4.
Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air raksa, √
5. dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas
Mempersiapkan stetoskop dengan corong bel yang terbuka √
6. mengecek saluran pipa dan meletakkan meteran secara

dari tekananmanset
vertikal
Memasang oleh pakaian
sedemikian rupa sehingga melingkari √
7.
Dapat meraba pulsasi a. brachialis di fossa cubiti sebelah √
8. Dengan tiga jari meraba pulsasi a. Brachialis pompa manset √
medial
lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat, 2 cm di atas
dengan cepat sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi
Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi
arteri teraba kembali. Melaporkan hasil sebagai tekanan √
sistolik
siku danpalpatoir.
sejajar dengan jantung
9.
Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada √
10.
tempat perabaan
Memompa pulsasi
kembali manset sampai 30 mmHg di atas √

11. tekanan sistolik palpatoir

Mendengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan √


Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising
12. yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar bising lagi
perlahan-lahan (3 mmHg per detik). Melaporkan saat mana √
sebagai tekanan darah diastolik
13.
Dapat melaporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik √
14. Melepas manset dan merapikannya. √
mendengar bising pertama sebagai tekanan sistolik.
B. PEMERIKSAAN NADI
15.
Meletakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan √
16. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba a. √
rileks
17. Radialis
Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik √
18. Melaporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit √
C. PEMERIKSAAN SUHU BADAN
19. Pastikan permukaan air raksa menunjuk di bawah 35,5˚C √

20.
Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada √
21. Tunggu sampai 3 – 5 menit, kemudian dilakukan pembacaan √
D. PEMERIKSAAN FREKUENSI
apex fossa aksillaris kiri denganNAFAS
sendi bahu adduksi
22. Meminta penderita melepas baju (duduk atau tidur) √
maksimal.
23.
Melakukan inspeksi atau melakukan palpasi dengan kedua √

24.
Melaporkan hasil frekuensi nafas per menit √
SKORtangan = ∑punggung/dada
NILAIpada NILAI X 100% untuk menghitung gerakan
72 100
TANGGAL
25 Juli 2017
pernafasan minimal selama 15 detik
PARAF PEMBIMBING

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ELI SUSILAWATI

Tempat/ Tanggal Lahir : Garut, 28 September 1986

Alamat : Jln. Mangga, Perum Mabad, Desa Srengseng

sawah, jagakarsa, jakarta selatan

Dengan ini saya menyatakan SETUJU / MENOLAK untuk dilakukan kegiatan keluarga binaan

yang berhubungan dengan penyuluhan.

Jakarta, 21 Juli 2017

Pelaksana Kegiatan Yang Membuat Pernyataan

( Siti Nuraini Wakhida) ( Eli Susilawati )

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai