ASUHAN KEBIDANAN NY. U DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI DESA PALASARI RT 09 RW 03 KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG TAHUN 2013
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Kerja Lapangan Komunitas Akademi Kebidanan Bhakti Nugraha Subang
Disusun oleh :
BAYANTI NURLAILA
NIM. 010.201.1.455
2013
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL
: LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN KEBIDANAN KOMUNITAS ASUHAN KEBIDANAN NY. U PADA KEHAMILAN DI DESA PALASARI RT 09 RW 03 KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG TAHUN 2013
NAMA NIM
Subang,
Maret 2013
Pembimbing,
(XXXXXXXXXXXXX)
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan studi kasus yang diberi judul ASUHAN KEBIDANAN NY. U DENGAN AKSEPTOR KB 3 BULAN DI DESA PALASARI RT 09 RW 03 KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG TAHUN 2013. Studi kasus ini dibuat untuk melengkapi tugas-tugas dan diajukan dalam ujian Studi Kasus di Akademi Kebidanan Bhakti Nugraha Subang. Dalam upaya Laporan Praktek Klinik Kebidanan ini banyak sekali yang terlibat, sehingga dalam menyusun laporan penulis mendapatkan bimbingan, saran, nasehat dan dorongan semangat yang sangat berguna dan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. H. Mulyana, SH., M.Pd., M.H.Kes., selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana Bandung. 2. Drs. H. Kusnadi Tisnahardja, MBA., MM., selaku Direktur Akbid Bhakti Nugraha Subang. 3. Indri Handarini, S.Si.T., M.MKes., selaku Pudir I Akbid Bhakti Nugraha Subang. 4. Nuryati, A.Md.Keb., SKM., M.MKes., selaku Pudir III Akbid Bhakti Nugraha Subang.
5.
terutama keluarga Ny. U 8. Orang Tua dan Keluarga yang selalu memberikan doa dan dorongannya baik moril maupun materil sampai saat ini. 9. Seluruh teman-teman Akbid Bhakti Nugraha Subang yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya secara berlipat ganda. Penulis ucapkan terima kasih dan mohon maaf sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan studi kasus ini masih banyak kekurangan sehingga saran, kritik dan bimbingannya sangat diharapkan.
Subang,
Maret 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR ............................................................................... DAFTAR ISI .............................................................................................. DAFTAR GAMBAR ................................................................................. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................
i iii v
1.2
Tujuan
1.2.1............................................................Tujuan
Umum.....................................................................
1.2.2............................................................Tujuan
Khusus....................................................................
1.3 Manfaat ............................................................................. 1.3.1............................................................Bagi
3 4
Penulis ...................................................................
1.3.2............................................................Bagi
iii
2.1.1............................................................Pengerti
5 6
2.2.2............................................................Suntika
n Kombinasi ..........................................................
16
KK Binaan.............................................................................
20
3.2............................................................................Genogra
m ...........................................................................................
21
3.3............................................................................Denah
Rumah ...................................................................................
22
3.4............................................................................Pengkaji
23
34
35 36
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
21 22
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (1). Upaya tersebut dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat permanen. Kontrasepsi atau antikonsepsi adalah mencegah terjadinya konsepsi dengan memakai cara, alat atau obat-obatan. Pengaturan kelahiran (birth control) merupakan penggunaan alat-alat atau cara-cara dengan maksud mengatur jumlah dan jarak waktu kelahiran. Keluarga berencana adalah salah satu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (2). Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan jumlah peningkatan penduduk yang tinggi. Hasil sensus menurut publikasi BPS pada Agustus 2010 menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363 orang, terdiri atas 119.507.600 laki-laki dan 118.048.783 perempuan, dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 persen/tahun.
Pertumbuhan penduduk ini tentu saja berimplikasi secara signifikan terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan negara.
Dari gambaran tersebut, pemerintah mengambil suatu langkah antisipasi untuk menekan tingginya laju pertumbuhan penduduk dengan membentuk sebuah badan yang secara spesifik dan khusus bertanggung jawab terhadap pengendalian pertumbuhan penduduk di Indonesia, yaitu BKKBN yang resmi berdiri melalui Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 1970. Realisasi dari pelaksanaan BKKBN memungkinkan adanya peran dan keterlibatan berbagai pihak. Dalam tugas promosi, BKKBN banyak melibatkan tokoh masyarakat dan pemerhati KB, sedangkan dalam pelayanan kontrasepsi, BKKBN senantiasa bekerja sama dengan kementrian kesehatan yang dalam hal ini menempatkan bidan sebagai tenaga kesehatan profesional. Menurut data WHO pada tahun 2007 jumlah akseptor KB suntik di dunia adalah 53% dari seluruh akseptor KB dunia. Sedangkan di Indonesia berdasarkan data dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sampai bulan april 2010, jumlah akseptor KB suntik menduduki tingkat pertama (47,12%) dari 1.029.317 akseptor KB nasional dan untuk tingkat propinsi Jawa Barat jumlah akseptor KB mencapai 34,61% dari 261.719 akseptor KB di Jawa Barat. Sedangkan di Kabupaten Subang akseptor KB suntik 52,3% dari 56.483 akseptor KB (Laporan Tahunan KIA dan KB, 2011) dan untuk Desa Pasanggrahan akseptor KB 824 dari 997 Akseptor KB (3). Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah KB suntik, ini disebabkan karena aman, efektif, sederhana dan murah. Cara ini mulai disukai masyarakat kita dan diperkirakan setengah juta
Lapangan Kebidanan Komunitas ini penulis tertarik untuk mengambil judul ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA NY. U DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI KAMPUNG CIBITUG RT 09 RW 03 KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG TAHUN 2013.
1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny. U akseptor KB suntik 3 bulan dalam lingkup kebidanan komunitas dengan pendekatan manajemen kebidanan. 1.2.2 a. Tujuan Khusus
b. Mampu menetapkan diagnosa, masalah dan kebutuhan pada ibu akseptor baru KB suntik 3 bulan. c. Mampu mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial pada ibu akseptor baru KB suntik 3 bulan. d. Mampu melakukan tindakan segera terhadap masalah potensial bila diperlukan pada ibu akseptor baru KB suntik 3 bulan. e. Mampu melakukan perencanaan tindakan yang komprehensif
pada ibu akseptor baru KB suntik 3 bulan. f. Mampu melaksanakan tindakan pada ibu akseptor baru KB suntik 3 bulan. g. Mampu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan pada ibu akseptor baru KB suntik 3 bulan. h. Mampu melakukan pendokumentasian dengan manajemen Varney dan SOAP note.
1.3 Manfaat 1.3.1 Bagi Penulis Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan menambah wawasan dalam melaksanakan asuhan kebidanan dan sebagai evaluasi diri dalam melaksanakan praktik kebidanan komunitas. 1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi institusi pendidikan dan studi kepustakaan. 1.3.3 Bagi Masyarakat Sebagai salah satu gambaran pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam pelayanan kesehatan kebidanan komunitas dan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan asuhan kebidanan selanjutnya yang lebih baik dimasa yang akan datang.
2.1 Kontasepsi Suntik 2.1.1 Pengertian Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan, upaya ini dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi infertilitas. Lama pemakaian kontrasepsi merupakan komponen penting, sebab kehamilan dan penghentian pemakaian oleh hal-hal ini berbeda dari bulan kebulan untuk masingmasing cara kontrasepsi (1). Pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan, yaitu untuk pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB dan tujuan pokoknya untuk menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Guna mencapai tujuan tersebut, maka ditermpuh kebijaksanaan menkategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran yaitu fase menunda kesuburan, fase menunda kehamilan dengan usia istri kurang dari 20 tahun, dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Fase menjalankan kehamilan yaitu periode usia istri antara 20-25 tahun, merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun. Fase menghentikan,
yaitu periode istri diatas 35 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak (5).
1. Sangat efektif 2. Aman 3. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
4. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI (5).
2.2.1.1
Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu (5) : 1. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah bokong). Depo provera atau depo metroxy progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk mengobati abortus habitualis dan endometriosis ternyata pada pengobatan abortus habitualis seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo provera sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur
dan aman dalam pelayanan keluarga berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat menimbulkan kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang
mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan sebaliknya. 2. Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang
mengandung 200mg noratin dion anontat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler. Norigest adanah obat yang disuntikkan (secara Depot). Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lender cervix. Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas biasanya kembali dalam waktu beberapa minggu. Karena pada beberapa kasus mungkin akan terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis, maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon akseptor akan kemungkinan hal ini. 2.2.1.2 1. Cara Kerja
Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar folliclestimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat
perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH). 2. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan
penetrasi spermatozoa. 3. Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi.
4. Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin
mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba (5). 2.2.1.3 Efektivitas Memiliki efektivitas yang sangat tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan-tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan (1).
2.2.1.4
- Keuntungan a. Sangat efektif, karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis. b. Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui, Hormon progesteron dapat meningkatkan kuantitas air susu ibu sehingga kontrasepsi suntik sangat cocok pada ibu menyusui. Konsentrasi hormon di dalam air susu ibu sangat kecil dan tidak di temukan adanya efek hormon pada pertumbuhan serta
perkembangan bayi. c. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap kesehatan. d. Berpengaruh pada hubungan suami istri e. Penggunaan jangka panjang f. Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan tetapi masih enggan atau tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi. g. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause.
10
endometrium (5). - Kekurangan Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa. Jarang terjadi perdarahan yang banyak, tidak dapat haid, perlu suntikan ulangan teratur, perlu control atau kunjungan berkala untuk evaluasi (5). 2.2.1.5 Efek Samping
Perdarahan yang banyak atau sedikit Perdarahan tidak teratur atau bercak
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan berikutnya) 3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu sampai masa efektifnya habis (3 bulan) 4. Berat badan bertambah (harus kembali untuk jadwal suntikan
11
Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hipotesa para ahli ini diakibatkan hormon merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya. 5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, hepatitis B dan virus HIV 6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan). 7. Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun penggunaan dapat: a. Menurunkan kepadatan tulang
12
2.2.1.6
- Indikasi: 1. Usia reproduksi (20-30 tahun) 2. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak 3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi 4. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan 5. Pasca persalian dan tidak menyusui 6. Anemia 7. Nyeri haid hebat 8. Haid teratur 9. Riwayat kehamilan ektopik 10. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi - Kontraindikasi: 1. Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000 kelahiran) 2. Ibu menginginkan haid teratur 3. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan 4. ibu yang menderita sakit kuning (liver), 5. kelainan jantung,
13
6. varises (urat kaki keluar), 7. Hipertensi (tekanan darah tinggi) 8. kanker payudara atau organ reproduksi, 9. Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi. 10. Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainankelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini. 11. Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis. 12. Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini 13. Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi yang bukan disebabkan oleh estrogen 14. Adanya penyakit kanker hati
15. Depresi berat (5).
2.2.1.7
Waktu
Mulai
Menggunakan
Kontrasepsi
suntikan progestin adalah sebagai berikut: a. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid. b. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7
14
hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual. c. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang. d. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan
sebelumnya.
e. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan
ingin
menggantinya
dengan
kontrasepsi
hormonal,
suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual (5). 2.2.1.8 Cara Penggunaan
15
a.
dengan cara disuntik intromuskuler dalam di daerah pantat. Apabila suntik diberikan setiap 90 hari pemberian kontrasepsi suntikan nonsterat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu. b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas
alkohol yang dibasahi oleh etil atau iso propil alkohol 6090% biarkan kulit kering sebelum disuntik
c.
gelembung-gelembung udara, kontrasepsi tidak perlu di dinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar vial, upayakan menghilangkannya dengan cara
menghangatkannya (5). 2.2.1.9 a. Setiap Peringatan Bagi Akseptor terlambat haid harus dipikirkan adanya
kemungkinan kehamilan. b. Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala kehamilan ektopik tergantung. c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi. d. Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang berat/kaburnya penglihatan.
16
2.2.2
Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cycllofem), dan Noretrindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (5). 2.2.2.1 Cara Kerja a. Mencegah ovulasi b. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma.. c. Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi
d. Menghambat transportasi gamet dan tuba (5).
2.2.2.2 Efektivitas Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan (1). 2.2.2.3 Keuntungan dan Kerugian
17
- Keuntungan Kontrasepsi: 1. Resiko terhadap kesehatan kecil 2. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri 3. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam 4. Jangka panjang 5. Efek samping sangat kecil 6. Klien tidak perlu meyimpan obat suntik - Keuntungan Nonkontrasepsi 1. Mengurangi jumlah perdarahan 2. Mengurangi rasa nyeri saat haid 3. Mencegah anemia 4. Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium. 5. Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium 6. Mencegah KET - Kerugian: 1. Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak, atau perdarahan sela sampai 10 hari 2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan. 3. Ketergantungan klien terhadap petugas kesehatan 4. Penambahan berat badan
18
5. Dapat terjadi eferksamping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati. 6. Tidak menjamin perlindungan terhadap IMS, HVB, atau HIV 7. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan
1. Usia reproduksi 2. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak. 3. Ingin kontrasepsi dengan efektivitas tinggi 4. Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan 5. Pascapersalinan dan tidak menyusui 6. Anemia 7. Nyeri haid hebat 8. Haid teratur 9. Riwayat KET 10. Serimg lupa menggunakan pil. - Kontraindikasi: 1. Hamil atau diduga hamil 2. Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan 3. Penyakit hati akut
19
4. Usia >35 tahun yang merokok 5. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. 6. Riwayat penyakit jantung, stoke atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110 mmhg) 7. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 thn. 8. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
9. Keganasan payudara (5).
2.2.2.5 Cara penggunaan Suntikan kombinasi diberikan tiap bulan dengan suntikan intramuskular dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja
(5)
3.1 Profil KK Binaan I. Identitas / Biodata Nama Istri Umur Suku/Bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Rumah : Ny. U : 24 th : Sunda/WNI : Islam : SMA : IRT Nama Suami : Tn. J Umur : 27 th
Status kependudukan keluarga adalah penduduk tetap, status kepemilikan tempat tinggal adalah rumah sendiri, jenis rumah permanen, penghasilan perbulan KK yaitu tidak tetap dengan rata-rata penghasilan KK perbulan > Rp. 600.000,- tempat pemandian berdasarkan status kepemilikan adalah milik sendiri dengan
pembuangan air limbah kedalam septictank, sumber air bersih yang digunakan untuk keperluan rumah tangga keluarga (KK) adalah dari mata air dengan kedaan tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Pengolahan air untuk diminum adalah dimasak, kebiasaan keluarga
20
21
membuang sampah dengan dibakar dan dibuang ke tempat sampah, ventilasi rumah cukup (5-10% luas lantai), lantai rumah adalah papan, tidak mempunyai kandang ternak.
Keterangan: = Laki-laki = Perempuan = Akseptor baru KB suntik 3 bulan = Keluarga dalam satu rumah
22
DAPUR
KAMAR MANDI
RUANG TAMU
KAMAR 2
3.4. Asuhan Kebidanan Ny. T pada Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan Depo
TERAS DEPAN
KAMAR 1
23
3.4 Pengkajian I. PENGKAJIAN A. Identitas / Biodata Nama Istri Umur Suku/Bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Rumah B. Status Kesehatan 1. Datang pada tanggal : 16-02-2013 Pukul : 10.00 WIB : Ny. U : 25 th : Sunda/WNI : Islam : SMA : IRT Nama Suami : Tn. J Umur : 27 th
2. Alasan kunjungan ini : Ingin memakai kontrasepsi 3. Keluhan - keluhan : Tidak ada
- Usia menarche : 11 th - Siklus menstruasi - Lamanya - Banyaknya - Dismenorrhoe - Teratur/tidak - Keputihan : 7 hari : 3 x ganti pembalut / hari : Tidak ada : Teratur : Tidak ada : 30 hari
24
b.
Tgl/Th Tempat Usia
No 1
Penolong Bidan
5.
Riwayat Kontrasepsi yang Lalu Ibu mengatakan belum menggunakan alat kontrasepsi apapun sebelumnya.
6. a. b. c. 7. a.
Riwayat Kesehatan Dahulu dan Sekarang Penyakit yang pernah dialami Lamanya pengobatan Alergi (obat/makanan) Pola Aktivitas Sehari hari Nutrisi - Pola makan : 3 x / hari, jenis makanan : nasi, lauk pauk, sayur, dll, makanan pantangan : Tidak ada - Pola minum : 8 gelas / hari, jenis minuman : Air putih : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada
b.
25
- Istirahat/Tidur - Eliminasi
: 2 jam siang, 8 jam malam : BAK : 5 x / hari, jernih BAB : 1 x / hari, lembek
8. a.
Psikologi : Baik
- Rencana penggunaan kontrasepsi : Ada - Dukungan suami - Dukungan keluarga : Baik : Suami : Tidak ada : Baik
- Pengambilan keputusan dalam keluarga - Kekhawatiran ibu terhadap kontrasepsi c. Sosial budaya : Baik : Baik : Tidak ada
26
Kesadaran TTV - Tekanan Darah - Respirasi - Nadi - Suhu Berat Badan Tinggi Badan Kepala - Rambut - Muka Mata a. b. Konjungtiva Sclera : Merah muda : Putih
: Compose mentis
Fungsi pendengaran
Hidung a. b. c. Simetris : Simetris Fungsi penciuman Polip : Tidak ada : Bersih, tidak ada caries dan stomatitis : Baik
27
Leher a. Kelenjar tyroid b. Kelenjar getah bening Dada dan Payudara - Dada a. b. c. Bentuk : Simetris : Normal, Tidak ada bunyi mur-mur : Normal, tidak terdengar bunyi wheezing, stridor dan ronchi Payudara a. Bentuk b. Hygiene payudara c. Benjolan d. Pengeluaran e. Lain lain Abdomen a. Pembesaran b. Striae c. Jaringan parut d. Luka operasi e. Adanya nyeri tekan : Simetris : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Simetris : Baik : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada pembesaran : Tidak ada pembengkakan
28
Ekstremitas -Atas a. b. c. d. Bawah a. b. c. d. e. f. Warna kuku : Merah muda Kebersihan : Bersih Kebersihan : Bersih Warna kuku : Merah muda Oedema : Tidak ada Pergerakan : Aktif
Refleks patella : kanan : +, kiri : + Pergerakan : Aktif D. Data Penunjang Laboratorium : Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA A. Diagnosa B. Dasar : P1A0 Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan : - Ibu mengatakan belum pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran. - Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
B. Masalah
: Tidak ada
29
V. PERENCANAAN 1. Beritahu hasil pemeriksaan. 2. Berikan penjelasan tentang macam-macam alat kontrasepsi beserta keuntungan dan kerugiannya. 3. Berikan penjelasan mengenai kontrasepsi suntik 3 Bulan a. Keuntungan b. Kerugian c. Efek Samping 4. Melakukan penyuntikan 5. Beritahu kunjungan ulang
VI. PELAKSANAAN 1. Memberitahukan kedaan ibu saat ini dalam kedaan baik. Ibu bisa menggunakan alat kontrasepsi apa saja mengingat kondisi ibu yang baik.
30
2.
Memberitahukan
dan memberikan
kontrasepsi diantaranya : IUD, pil, suntik, implan, metode sederhana, MOW, dll. 3. Menjelaskan metode DMPA yaitu mencegah kehamilan dengan mengentalkan lendir serviks dan mencegah turunnya sel telur serta angka kegagalan yang kecil yaitu < 1%. - Keuntungan a. Sangat efektif, karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis. b. Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui, Hormon progesteron dapat meningkatkan kuantitas air susu ibu sehingga kontrasepsi suntik sangat cocok pada ibu menyusui. Konsentrasi hormon di dalam air susu ibu sangat kecil dan tidak di temukan adanya efek hormon pada pertumbuhan serta perkembangan bayi. c. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap kesehatan. d. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri e. Penggunaan jangka panjang
31
f.
anak akan tetapi masih enggan atau tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi. g. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause. h. Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium - Kekurangan Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa. Jarang terjadi perdarahan yang banyak, tidak dapat haid, perlu suntikan ulangan teratur, perlu control atau kunjungan berkala untuk evaluasi. - Efek samping 1. Gangguan haid seperti: a. b. c. d. Siklus haid yang memendek atau memanjang Perdarahan yang banyak atau sedikit Perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting) Tidak haid sama sekali atau amenorhoe
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk jadwal suntikan berikutnya)
32
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu sampai masa efektifnya habis (3 bulan) 4. Berat badan bertambah Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hipotesa para ahli ini diakibatkan hormon merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya. 5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, hepatitis B dan virus HIV 6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan). 7. Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun penggunaan dapat: a. b. c. Menurunkan kepadatan tulang Menimbulkann kekeringan pada vagina Menurunkan libido.
8. Keluhan- keluhan lainnya berupa mual, muntah, sakit kepala, panas dingin, pegal-pegal, nyeri perut dan lain-lain.
33
4.
Memberikan Suntikan a. Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intromuskuler dalam di daerah pantat. Apabila suntik diberikan setiap 90 hari pemberian kontrasepsi suntikan nonsterat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu. b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil atau iso propil alkohol 60-90% biarkan kulit kering sebelum disuntik c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembunggelembung udara, kontrasepsi tidak perlu di dinginkan. d. Suntikan secara IM e. Rapihkan ibu dan bereskan peralatan
5.
VII. EVALUASI 1. 2. Ibu dan suami mengerti hasil pemeriksaannya. Ibu dan suami mengerti mengenai penjelasan macam-macam alat kontrasepsi. 3. 4. 5. Ibu dan Suami memilih KB suntik 3 Bulan KB suntik 3 bulan sudah diberikan pada ibu secara IM. Ibu bersedia datang kembali ke bidan untuk kunjungan ulang pada tanggal 9-05-2013.
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam melakukan asuhan kebidanan pada akseptor baru KB suntik 3 bulan dengan menggunakan pendekatan menajemen kebidanan terhadap Ny. U tidak ada kesenjangan antara teori yang ada dengan praktik di lapangan. Sebelumnya Ny. U tidak menggunakan KB karena kurangnya informasi dan pengetahuan ibu mengenai macam-macam alat kontrasepsi, keuntungan, kekurangan, efek samping, masalah faktor resiko kehamilan berdasarkan faktor usia dan paritas. Setelah dilakukan KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi), ibu mengerti dan bersedia menjadi akseptor KB suntik 3 bulan.
34
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan Ny. U Akseptor Baru KB suntik 3 bulan pada tanggal 16 Februari 2013, maka dapat mengambil kesimpulan, yaitu:
a. Dalam pengkajian yang dilakukan pada Ny. U Akseptor Baru KB Suntik
masalah dan kebutuhan pada Ny. U Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan. Diagnosa yang didapat dalam keadaan normal.
c. Pada kasus Ny. U tidak terdapat masalah potensial pada Akseptor Baru
KB Suntik 3 Bulan
d. Pada kasus Ny. U tidak diperlukan adanya kebutuhan segera. e. Penulis telah merencanakan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu pada
kepada Ny. U Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan dengan manajemen Varney dan SOAP note.
35
36
5.2. Saran 5.2.1. Bagi Penulis Dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan asuhan kebidanan yang komprehensif, serta dapat melaksanakan praktik klinik kebidanan sesuai dengan ilmu yang diperoleh dalam proses pembelajaran. 5.2.2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai tambahan kepustakaan dan bahan bacaan serta masukan untuk penulisan selanjutnya. 5.2.3. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat menjadi masukan yang positif bagi komunitas dalam keturutsertaan dan partisipasi aktif meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan KB.
DAFTAR PUSTAKA
1. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. 2. Kusmarjadi, Didi. 2008. Kontrasepsi, dalam http://kesmas-
unsoed.blogspot.com/2011/01/makalah-kontrasepsi-kondom.html. 3. Laporan Bulan Januari 2012. Cakupan pelayanan KB UPTD Puskesmas Kasomalang. 4. Moctar R. Sinopsis Obstetri edisi 2. Jakarta : EGC.2002 5. Hartono, Hanafi. KB dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. 2004.