Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH TENTANG KELUARGA BARU MENIKAH

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Aini Novia Rahmawati (10218001)


2. Alfiyandri Satria Nugraha (10218002)
3. Amik Setiyo Budianti (10218003)
4. Fransiska Diah Amarta (10218035)
5. Galih Ardiyanto (10218036)
6. Galuh Ayu Wibowo (10218037)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan rahmat -Nya,
kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Makalah Keluarga Baru Menikah” dengan
lancar. Adapun maksud penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas Keperawatan
Keluarga.

Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat Ibu Paramita Ratna,
S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing materi dalam pembuatan makalah ini, teman - teman
yang membantu dalam proses pembuatan, serta semua pihak yang telah mendukung dalam
penyusunan karya tulis ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Harapan kami bahwa karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan seputar keluarga baru menikah sehingga kedepanya
pembaca bisa mengantisipasi kemungkinan yang dapat terjadi. Kami menyadari bahwa karya
tulis ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang kami miliki. Tegur sapa dari
pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan karya
tulis ini.

Kediri, 28 Desember 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga,
maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat
pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap
perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.

Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana


keluarga memerlukan tugas perkembangannya. Pasangan baru (keluarga baru menikah) ialah
ketika masing – masing individu laki – laki dan perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarganya masing – masing.

Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi


sehari – hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya. Masing – masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang
tuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan keluarga ?
2. Bagaimana konsep tentang keluarga ?
3. Bagaimana tugas perkembangan keluarga pemula ?
4. Apa masalah yang terjadi pada keluarga pemula ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula (baru menikah).
2. Untuk mengetahui kewajiban suami dan istri yang mempengaruhi proses keperawatan,
tugas perkembangan dan masalah – masalah yang terjadi pada keluarga pemula (baru
menikah)
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga baru menikah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keluarga dan Keluarga Pemula


Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti ikatan darah,
adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial (hidup bersama) dan adanya hubungan
psikologi (ikatan emosional) (Hanson 2001, dalam Doane & Varcoe, 2005). Keluarga adalah
kumpulan dua orang/lebih hidup bersama dengan terikatan aturan dan emosional, dan setiap
individu punya peran masing – masing (Friendman 1998). Fitzpatrick & Whall (1986) dalam
analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, ia mendefiniskan keluarga
sebagai kelompok yang mengindentifikasi diri dengan anggotannya yang terdiri dari dua
individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah – istilah khusus, yang boleh jadi
tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga
mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.

Pernikahan merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dewasa muda.


Menurut Undang-Undang Pernikahan Nomor 1 Tahun 1974 Bab 1 Pasal 1, pernikahan adalah
ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia kekal berdasarkan Tuhan
Yang Maha Esa.

Keluarga pasangan baru merupakan pembentukan keluarga dimulai dari perkawinan


seorang laki-laki dengan perempuan serta perpindahan dari status lajang ke hubungan baru
yang intim serta mulai meninggalkan keluarganya masing-masing (Andarmoyo, 2012).

Ciri – ciri keluarga adalah: diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada ikatan
batin, tanggung jawab masing – masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara
anggota keluarga, interaksi dan tinggal dalam suatu rumah.

2.2 Tujuan Dasar Keluarga

Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini memiliki pengaruh
yang begitu kuat terhadap perkembangan individu – individu yang dapat menentukan
keberhasilan kehidupan individu tersebut. Keluarga berfungsi sebagai buffer atau sebagai
perantara antara masyarakat dan individu, yakni mewujudkan semua harapan dan kewajiban
masyarakat dengan memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran
anggotanya menerima peran di masyarakat (Supriadi, 1999) Setiap anggota keluarga memiliki
kebutuhan dasar baik yang menyangkutkebutuhan fisik, psikologis maupun social. Sebuah
keluarga diharapkan dapat bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya
sebagai anggota masyarakat (Supriadi, 1999).

Saat ini banyak kelompok-kelompok yang memiliki fungsi perantara, namun keluarga
tetap menjadi yang paling penting, karena keluargalah yang memperhatikan secara total segi–
segi kehidupan anggotanya. Prioritas tertinggi yang menjadi perhatian keluarga adalah
kesejahteraan anggotanya, kelompok lain seperti temankerja, teman sekolah, majelis dan LSM
tidak menaruh perhatian secara keseluruhanhidup individu, mereka sebatas satu segi seperti
kerjasama, persahabatan, keterlibatandalam urusan sekolah atau pengajian atau produktivitas
dan prestasi di sekolah (Supriadi, 1999).

2.3 Struktur Keluarga

Berdasarkan ikatan darah, struktur keluarga dibagi menjadi:

1. Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah.

2. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi ,
dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu.

3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri.

4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami.

5. Keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.

2.4 Tipe Keluarga

Dalam Sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe keluarga
tradisional dan non tradisional atau bentuk normative dan non normative. Sussman (1974),
Macklin (1988) menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut:
1. Keluarga Tradisional

a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga yang
melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran atau
orangtua tiri.

b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang
tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau karier
keduanya.

c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari perceraian.

d. Bujangan dewasa sendirian.

e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan.

f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan anak-anaknya
sudah berpisah.

2. Keluarga Non Tradisional

a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak

b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hokum
tertentu.

c. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.

d. Keluarga Gay/lesbian, orang-orang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai


pasangan yang menikah.

e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan monogamy
dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas, sumber yang sama.

2.5 Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif dan koping

keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam


membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.

2. Fungsi sosialisasi

keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping,
memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.

3. Fungsi reproduksi
keluarga melahirkan anak, menumbuh kembangkan anak dan meneruskan keturunan.

4. Fungsi ekonomi

keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nyadan kepentingan di


masyarakat.

5. Fungsi fisik

keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk


pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit

2.6 Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan

1. Keluarga baru menikah/pemula Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya


sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan
baru yang intim.

a. Membangun perkawinanyangsaling memuaskan.

b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

c. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social

d. Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua),


mendiskusikan rencana punya anak.

2. Keluarga Dengan anak baru lahir

a. Persiapan menjadi orang tua.

b. Adaptasi keluarga baru.

c. Interaksi keluarga

d. Hubungan Seksual

3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah, Dimulai ketika anak pertama berusia dua
setengah tahun, dan berakhir ketika anak berusia lima tahun.

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman.

b. Membantu anak untuk bersosialisasi.


c. Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga internal dan luar.

d. Pembagian tanggung jawab.

e. Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak

4. Keluarga dengan anak usia sekolah, dimulai ketika anak pertama telah berusia enam
tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja.

a. Membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar.

b. Mempertahankan keintiman pasangan.

c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat

5. Keluarga dengan anak remaja, dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun,
berlangsung selama enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggaldirumah hingga
berumur 19 atau 20 tahun.

a. Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab

b. Mempertahankan hubungan Intim dengan keluarga

c. Komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan.

d. Persiapan perubahan Sistem peran

6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa, ditandai oleh anak pertama meninggalkan
rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong” ketika anak terakhir meninggalkan
rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak
yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun
puncak persiapan dari dan oleh anak –anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.

a. perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended

b. pertahankan keintiman pasangan

c. membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru


d. penataan kembali peran orangtua

7. Keluarga usia pertengahan, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.

a. pertahankan kesehatan Individu dan pasangan usia pertengahan

b. hubungan Serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya

c. meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia tua, dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya
meninggal.

a. Pertahankan suasana saling menyenangkan.

b. Adapatasi perubahan : kehilangan pasangan keluarga.

c. Pertahankan keakraban pasangan

2.7 Tugas Perkembangan Keluarga Baru Menikah/Pemula

a. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui


perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing tugasnya adalah :

- Mempersiapkan keluarga yang baru

- Butuh penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari

- Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.

- Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing menghadapi
perpisahan dengan keluarga, keluarga sendiri danorangtuanya, mulai membina hubungan
baru dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan.

b. Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan oleh keluarga pemula adalah :
- Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan kehidupan bersama
yang baru, Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan. Peran berubah. Fungsi
baru diterima. Belajar hidup bersama sambil penuhikebutuhan kepribadian yang
mendasar. Saling menyesuaikan diri terhadap halyang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling
menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.

- Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan menghadapi tugas


memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua
pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk
kepentingan perkawinannya.

- Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah kesehatan yaitu
penyesuaian seksual dan peran perkawinan

c. Masalah-masalah umum yang terjadi pada keluarga Pemula

Masalah yang timbul antara lain masalah-masalah seksual dan emosional,


kecemasan, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit kelamin baik sebelum
maupun sesudah perkawinan. Masalah yang terjadi pada pasangan yang baru menikah
antara lain : membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orang tua, memahami
prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua), membina
hubungan dengan orang lain, teman dan kelompok sosial (Harnilawati,2013)

Untuk mengatasinya perlu ada penyuluhan dan konseling keluarga berencana,


penyuluhan dan konseling prenatal, dan komunikasi. Dan biasanya juga terjadi
perselisihan dalam keluarga karena kedua pasangan baru menikah belum bisa
menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru, dengan peran dan fungsi yang berbeda.

2.8 Masalah Keperawatan Kesehatan Keluarga

1. Komunikasi keluarga disfungsional

2. Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan (krisis) menjadi orangtua,konflik


peran orangtua.
3. Perubahan penampilan peran.

4. Gangguan citra tubuh.

5. Koping keluarga tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial peningkatan


koping keluarga.

6. Risiko terhadap tindak kekerasan.

7. Perilaku mencari bantuan kesehatan.

2.9 Proses Keperawatan Keluarga

Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua


tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka
referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan
keluarga juga membagi dalam lima tahap proses keperawatanyang terdiri dari pengkajian
terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga danindividu atau diagnosa keperawatan,
rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi
perawatan.

Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2004)


dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluargayaitu dengan
mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dantujuan, serta minat untuk
membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatankeluarga, menyatakan kesediaan
untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhankesehatan yang dirasakan keluarga dan
membina komunikasi dua arah dengan keluarga. Friedman (1998: 55) menjelaskan proses
asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima langkah dasar, meliputi :

1. Pengkajian

Menurut Suprajitno (2004) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya.
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhankeperawatan keluarga. Agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuaidengan keadaan keluarga, perawat
diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan
sederhana (Suprajitno : 2004). Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi
pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat
pengkajian keluarga ,diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998).

a. Pengumpulan data :

 Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe
keluarga.

 Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga

b. Pengkajian Lingkungan

 Karakteristik rumahKarakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah,


typerumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengansumber air,
sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.

 Karakteristik tetangga dan komunitas RW, menjelaskan mengenai karakteristik


tetangga dan komunitassetempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan
fisik,aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat
yangmempengaruhi kesehatan.

 Mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan


kebiasaankeluarga berpindah tempat.

 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, menjelaskan mengenai


waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.

 Sistem pendukung keluarga, yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga


adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
dari masyarakat setempat.

c. Latar belakang budaya/kebiasaan keluarga


 Kebiasaan makan, kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi
olehkeluarga.

 Pemanfaatan fasilitas kesehatan, perilaku keluarga didalam memanfaatkan


fasilitas kesehatanmerupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.

 Pengobatan tradisional, merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan


pengobatan yang diinginkan

d. Status Sosial Ekonomi

 PendidikanTingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalammengenal


suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan
kemampuan untuk mengambil keputusandalam mengatasi masalah dangan tepat
dan benar.

 Pekerjaan dan Penghasilan, penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh


terhadapkeluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada
angotakeluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena suatu penyakit.
Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidak mampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena
tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga

e. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk
riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau
berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum
terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan
kecemasan.

f. Aktiftas

Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap terjadinya
suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
g. Struktur keluarga

 Pola komunikasi, Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan


pasiena dalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan
suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran
dan perasaan. Tehnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non
verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.

 Struktur Kekuasaan, kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam


kondisikesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.

 Struktur peranMenurut Friedman (1998), anggota keluarga menerima


dankonsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota
keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak
dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan
ketegangan dalam keluarga.

h. Fungsi keluarga

 Fungsi afektif Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar
tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota
keluarga itu sendiri.

 Fungsi sosialisasi.Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam


bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akanmengakibatkan anggota keluarga menjadi
sepi. Keadaan inimengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.

 Fungsi kesehatanMenurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan


melatihanak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumahuntuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan
tugas perawatan keluarga adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu
dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan yang
meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab danyang mempengaruhinya
serta persepsi keluarga terhadap masalah.

2. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan


kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah:

a. Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah

b. Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.

d. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit

e. Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.

f. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.

g. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

h. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam


mengatasi masalah.

3. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yangsakit,


termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah

a. Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang


dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.

b. Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan.

c. Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai.


d. Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan
yangdiperlukan

e. Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga

f. Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara


lingkungan dimasa mendatang.

g. Apakah keluarga mempunyai upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan


penyakit.

h. Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana


pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.

i. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik, pengobatan
dan rehabilitasi).

j. Bagaimana falsafah hidup keluarga yang berkaitan dengan upaya perawatan dan
pencegahan.

i. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
J. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada dimasyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga
k. .Stress dan Koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjanga.Stressor jangka pendek yaitu stressor
yang dialami keluargayang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang
dari 6 bulan. b.Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami
keluargayang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Hal yang perlu
dikaji adalah sejauhmana keluarga beresponterhadap situasi/stressor.
3) Strategi koping yang digunakan: Strategi koping yang digunakan keluarga
bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional: Strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bilamenghadapi permasalahan
l. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
m. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA

a. Identitas Kepala Keluarga :

Nama : Tn A Pendidikan : SMA

Umur : 27 tahun Pekerjaan : karyawan supermarket

Agama : islam Alamat : Kediri

Suku : jawa No.Telp : 085xxxx

b. Komposisi Keluarga

No. Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pendidikan

1. Tn A L 27 Suami Karyawan SMA

2. Ny B P 24 Istri Pedagang SMA


online

c. Genogram

Keterangan:

Tn A merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara, Ny B merupakan anak tunggal. Tn A dan


Ny B tinggal berdua di sebuah rumah. Masing masing orang tua dari Tn A dan Ny B
masih ada, dan tinggal dirumah pribadinya. Ny B masih memiliki seorang nenek, dan Tn
A masih memiliki seorang kakek.

d. Type Keluarga :

a) Jenis type keluarga: nuclear family


b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut : keluarga belum memiliki anak

e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : jawa

b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan : Ny B sering mengkonsumsi jamu


tradisonal untuk kesehatannya.

f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : keluarga beragama islam, Ny B


percaya mengkonsumsi madu sebagai obat dari segala penyakit.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : suami dan istri

b) Penghasilan : suami: 1.500.000,- dan istri: 1.000.000,-

c) Upaya lain : keluarga memelihara 5 ekor bebek, dan 2 ayam

d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)

motor 1, sepeda 1, televisi, kulkas, kipas angin, sofa, lemari

e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : 1.250.000,-


h. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Waktu berkumpul dilakukan setiap saat ketika suaminya berada dirumah sambil nonton
TV setelah suami pulang bekerja, ketika suaminya tidak berada dirumah/belum pulang
bekerja Ny. B lebih sering  menonton TV, mendengarkan musik atau mengurus toko
online-nya.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :


Tahap keluarga baru menikah

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :


Keluarga belum dikaruniai anak
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :

keluarga dalam kondisi sehat

b) Riwayat penyakit keturunan :

Ny B memiliki riwayat hipertensi

Tn A memiliki riwayat diabetes

c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

BB Imunisasi Tindakan
Keadaan (BCG/Polio/DPT Masalah
No Nama Umur (kg yang telah
Kesehatan kesehatan
) /HB/Campak) dilakukan

1 Tn A 27 57 sehat Lengkap Tidak ada

2 Ny B 24 48 sehat Lengkap Tidak ada

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :

keluarga hanya memeriksakan diri pada puskesmas ataupun dokter terdekat ketika
keluhan sakit semakin berat, jika sakitnya ringan keluarga hanya membeli jamu atau
obat di apotek terdekat dan merawat diri sendiri.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :


Ny B memiliki riwayat hipertensi

Tn A memiliki riwayat diabetes

III.PENGKAJIAN LINGKUNGAN

a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah :5x8 m2
b) Type rumah : .rumah 1 lantai dengan 5 ruang
c) Kepemilikan : pribadi
d) Jumlah kamar/ruangan : 5 ruang
e) Ventilasi/jendela : 8
f) Pemanfaatan ruangan : tiap ruang memiliki pembatas dan dimanfaatkan sesuai
fungsinya, dengan pencahayaan dan ventilasi yang baik.
g) Septic tank : ada
letak : dibelakang rumah

h) Sumber air minum: air galon


i) Kamar mandi/WC : 1
j) Pengolahan Sampah : sampah dikumpulkan di TPS
k) Kebersihan lingkungan : lingkungan terjaga kebersihanya, setiap 2 hari ada petugas
kebersihan yang megambil sampah
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a) Kebiasaan : ada arisan di lingkungan tempat tinggal, dan ada giliran jaga malam untuk
bapak-bapak 1x/minggu

b)Aturan/kesepakatan : warga sepakat iuran untuk membayar jasa kebersihan sampah di


lingkungan sebesar 30.000/bulan

c) Budaya : warga memiliki budaya kenduri, syukuran dan membagikan makanan ke


tetangga sekitar.
c. Mobilitas Geografis Keluarga :
Ketika bepergian keluarga menggunakan motor, jarak tempat tinggal dengan rumah sakit,
swalayan, apotek, bioskop cukup dekat. Karena keluarga tinggal di perumahan , fasilitas
umumnya lebih lengkap.

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


2 kali sebulan keluarga akan mengunjungi rumah mertuanya dan keluarga Tn A cukup
aktif dalam kegiatan masyarakat seperti jaga malam, arisan, dan kerja bakti lingkungan.

e. Sistem Pendukung Keluarga


Keluarga Tn. A dan Ny. B mengatakan selama menjadi pasangan baru belum pernah ada
petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan tentang KB sehingga klien belum
mengetahui tentang KB selain itu keluarga Tn. A dan Ny. B mengatakan belum memiliki
fasilitas jaminan kesehatan yang dapat digunakan untuk pengobatan dan perawatan di
fasilitas kesehatan yang ada.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga :
Keluarga Tn A dan Ny B sangat harmonis, selepas suaminya pulang kerja mereka akan
makan malam dan mengobrol menceritakan keseharianya, Tn A dan Ny B sangat terbuka
satu sama lain.

b. Struktur Kekuatan Keluarga :


Ketika Tn A merasa penat akan pekerjaanya Ny B selalu menenangkan dan menghibur
Tn A, begitupun sebaliknya, Tn A berusaha menjadi kepala keluarga yang baik dan Ny B
juga berusaha menjadi istri yang telaten.

c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)


Tn A adalah suami, dan Ny B adalah istri. Keduanya bekerja, Tn A sebagai karyawan
swalayan dan Ny B membuka toko online, setiap hari Ny B memasak dan membersihkan
rumah.

d. Nilai dan Norma Keluarga


Dalam keluarga Tn. A dan Ny. B menekankan etika dan sopan santun dalam bergaul
dengan orang lain, saling menghormati dan menghargai serta jujur.

V. FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi afektif

keluarga Tn A dan Ny B cukup harmonis, keduanya saling menyayangi dan menjaga satu
sama lain. Meskipun Ny B sering merasa minder karena sudah 7 bulan pernikahan namun
belum diberi keturunan, Tn A dengan sabar menenangkan dan mensupport istrinya.

b. Fungsi sosialisasi

a) Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga cukup rukun, ketika ada masalah Tn A
menyelesaikanya dengan tenang dan melibatkan pendapat Ny B. Ketika berbeda
pendapat Ny B akan menyampaikan pandanganya kepada Tn A secara perlahan.
Meskipun pernah sedikit cek-cok namun keluarga mencoba belajar dan menerima
satu sama lain.

b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : hubungan keluarga sangat baik, menurut Ny
B tuan A adalah orang yang romantis. Hubungan keluarga Tn A dan mertuanya juga
baik, namun beberapa bulan belakangan mertuanya kerap menanyakan kehamilanya.
Tn A dan Ny B berusaha menjawab permintaan mertuanya dan memohon doa agar
dimudahkan dalam memperoleh keturunan.

c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Tn A sebagai suami


dan kepala keluaraga
d) Kegiatan keluarga waktu senggang : ketika senggang Tn A dan Ny B sering makan
bersama sambil menonton televisi, atau berjalan-jalan dan berbelanja bersama.

e) Partisipasi dalam kegiatan sosial : keluarga Tn A dan Ny B aktif dalam kegiatan


sosial, mereka mengikuti arisan dan jaga malam secara rutin.

c. Fungsi perawatan kesehatan

a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya :


keluarga belum mengetahui bagaimna program KB dan belum memiliki kartu
kesehatan. Keluarga percaya madu adalah obat dari segala penyakit, sehingga ketika
sakit keluarga sering mengkonsumsi madu.

b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat : keluarga


mengkonsumsi jamu, madu atau membeli obat diapotek terdekat ketika sakit, dan
baru memeriksakan diri ke dokter ketika sakitnya parah.

c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : ketika ada yang sakit
Ny B/Tn A akan membelikan obat ke apotek, memasakkan makanan, dan menyuruh
beristirahat. Namun apabila sakitnya tidak kunjung sembuh maka di bawa ke dokter.

d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat : lingkungan rumah


Tn A dan Ny B cukup bersih dan tertata rapi, setiap 2 hari ada petugas sampah yang
mengambil sampah di TPS nya.

e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masysrakat : keluarga ke


RS hanya ketika sakit saja, sehingga keluarga belum memiliki kartu kesehatan pribadi
karena jarang ke faskes kalau tidak benar-benar parah. Selebihnya keluarga membeli
obat di apotek.

d. Fungsi reproduksi

a) Perencanaan jumlah anak : 2

b) Akseptor : Ya...............................yang
digunakan.............................lamanya...................................

c) Akseptor : Belum. Alasannya : keluarga belum mengetahui program KB

e. Fungsi ekonomi

a) Upaya pemenuhan sandang pangan : Tn A bekerja sebagai karyawan di swalayan dan


Ny B membuka usaha toko online untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka dan
sisanya ditabung.
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat : keluarga memanfaatkan swalayan, pasar di
lingkungan dekat rumahnya untuk membeli kebutuhan rumah tangga.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA

a. Stressor jangka pendek : Menurut Tn. A dan Ny. B mereka ingin sekali memiliki anak
tapi saat ini belum ada tanda - tanda akan kehamilan. Tn. A dan Ny. B mengatakan belum
mengerti dalam menggunakan metode kontrasepsi yang mana. karena sebelumnya belum
pernah ada petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan tentang KB sehingga klien
belum mengetahui tentang KB. Ny B sendiri kerap minder ketika ada perkumpulan
keluarga/ tetangga banyak yang menanyakan apakah dia sudah hamil atau belum.

b. Stressor jangka panjang : Tn. A dan Ny. B mengatakan keinginan dalam memiliki anak
belum terpenuhi.

c. Respon keluarga terhadap stressor : Tn. A dan Ny. selalu berusaha belajar menjadi suami
dan istri yang baik. Saling mendukung satu sama lainnya. Memperhatikan, menghormati
dan menghargai satu sama lain. Tn A selalu menasehati istrinya bahwa anak adalah
titipan ALLAH, maka mereka harus bersabar dan berdoa lebih giat lagi.

d. Strategi koping : Untuk menghadapi stressor Tn. A dan Ny. B banyak belajar dari orang
tuanya dan teman - temannya yang sudah menikah tentang cara mengurusi rumah tangga

e. Strategi adaptasi disfungsional : -

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA

Pemenuhan gizi : Ny B selalu memasak untuk Tn A dan selalu membawakan bekal untuk Tn
A bekerja. Bahan makanan didapatkan dari pasar dan diolah sendiri oleh Ny B

Upaya lain :Ny B sering membeli jamu tradisional untuk dikonsumsi di rumah dan
mempunyai persediaan madu dirumahnya.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

a. Identitas

Nama : Tn A
Umur : 27 tahun

L/P : laki-laki

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan di swalayan

b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini

tidak ada keluhan penyakit saat ini

c. Riwayat Penyakit Sebelumnya

Tn A pernah terkena Tipes sehingga mendapat perawatan di rumah selama 5 hari.

e. Tanda-tanda vital :
- N: 90x/menit

- RR: 18x/menit

- TD: 120/80 mmHg

- T: 36,3 C

e. Sistem Cardio Vascular

tidak ada masalah dengan sistem kardio vaskuler, N 90x/menit normal

f. Sistem Respirasi

tidak ada masalah dengan sistem respirasi, RR 18x/menit normal

g. Sistem Gastrointestinal (GI Track)

tidak ada masalah dengan sistem GI, makan 3x sehari, BAB rutin tanpa keluhan.

h. Sistem Persyarafan

tidak ada masalah dengan sistem persyarafan

i. Sistem Muskuloskeletal

Tn A pernah mengalami fraktur pada lengan kirinya ketika berusia 15 tahun.


j. Sistem Genetalia

tidak ada masalah dengan sistem genitalia

a. Identitas

Nama : Ny B

Umur : 24 tahun

L/P : perempuan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga dan pedagang online

b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini

sering mengalami nyeri hebat ketika menstruasi.

c. Riwayat Penyakit Sebelumnya

tidak ada

e. Tanda-tanda vital :
- N: 85x/menit

- RR: 20x/menit

-TD: 125/80 mmHg

- T: 36,5 C

e. Sistem Cardio Vascular

tidak ada masalah dengan sistem kardio, N 85x/menit normal

f. Sistem Respirasi

tidak ada masalah dengan sistem respirasi, RR 20x/menit normal

g. Sistem Gastrointestinal (GI Track)

tidak ada masalah dengan sistem GI, pencernaan normal dan BAB setiap hari tanpa
keluhan

h. Sistem Persyarafan
tidak ada masalah dengan sistem persyarafan

i. Sistem Muskuloskeletal

tidak ada masalah dengan sistem muskuloskeletal

j. Sistem Genetalia

Ny B mengatakan menstruasinya datang tidak teratur, dan ketika mens disertai nyeri yang
sangat hebat.

IX. HARAPAN KELUARGA

a. Terhadap masalah kesehatannya : keluarga berharap setelah ini mengetahui program KB,
program hamil dan segera mendapat keturunan.

b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : keluarga berharap petugas bisa memberikan
edukasi yang dapat membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga.

Kediri, 30 Desember 2020

(...........................................................)
ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI

1 DS: Harga diri rendah Ketidakmampuan


situasional keluarga mengenal
- Ny B mengatakan minder masalah kesehatan
ketika ada perkulpulan
keluarga/tetangga yang
menanyakan keadaan
kehamilanya.
- Ny B dan Tn A mengatakan
sudah beberapa kali ditanyai
mengenai keturunan oleh
mertuanya
- Ny B mengatakan malu karena
sudah 7 bulan pernikahanya
belum dikaruniai anak.
DO:

- Ny B berbicara dengan lirih


ketika membahas keturunan

2 DS: Deficit pengetahuan Ketidakmampuan


tentang KB keluarga mengenal
- Keluarga Tn. A dan Ny. B masalah kesehatan
mengatakan selama menjadi
pasangan baru belum pernah
ada petugas kesehatan yang
memberikan penyuluhan
tentang KB sehingga klien
belum mengetahui tentang KB
- keluarga Tn. A dan Ny. B
mengatakan belum memiliki
fasilitas jaminan kesehatan
yang dapat digunakan untuk
pengobatan dan perawatan di
fasilitas kesehatan yang ada.
- Keluarga mengatakan ingin
mengetahui program kehamilan
DO:

- Keluarga lebih sering


mengkonsumsi madu dan jamu
ketika sakit, apabila sakitnya
parah baru memeriksa ke
dokter.

PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Harga diri rendah situasional b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
d.d Ny B mengatakan malu karena sudah 7 bulan pernikahanya belum dikaruniai anak.

2 Deficit pengetahuan tentang KB b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah


kesehatan d.d Keluarga Tn. A dan Ny. B mengatakan selama menjadi pasangan baru
belum pernah ada petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan tentang KB sehingga
klien belum mengetahui tentang KB

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Diagnosa Kriteria Skor Bobot Nilai Total Pembenaran


Kep

Harga diri Sifat masalah : Masalah inii


rendah merupakan
situasional Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 2/3 ancaman kesehatan
b.d Ancaman kesehatan 2
ketidakmamp
uan keluarga Keadaan sejahtera 1
mengenal
Kemungkinan masalah dapat diubah : Masalah ini dapat
masalah
mudah diubah
kesehatan d.d Skala : Mudah 2 2 2
Ny B Sebagian 1
mengatakan
malu karena Tidak dapat 0
sudah 7 Potensial masalah untuk dicegah : Potensial masalah
bulan untuk dicegah
pernikahanya Skala : Tinggi 3 1 1 tinggi.
belum
Cukup 2
dikaruniai
anak Rendah 1

Menonjolnya masalah : Masalah ini harus


segera ditangani,
Skala : sebelum
Masalah berat, harus segera 2 1 1 mengganggu
ditangani fungsi kesehatan
1 lain.
Ada masalah, tetapi tidak perlu
ditangani 0

Masalah tidak dirasakan

TOTAL SKOR 4 2/3

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Diagnosa Kriteria Skor Bobot Nilai Total Pembenaran


Kep

Deficit Sifat masalah : Masalah ini


pengetahuan meupakan ancaman
tentang KB Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 2/3 kesehatan
b.d Ancaman kesehatan 2
ketidakmamp
uan keluarga Keadaan sejahtera 1
mengenal
Kemungkinan masalah dapat diubah : Masalah ini mudah
masalah
kesehatan d.d Skala : Mudah 2 2 2 diubah
Keluarga Tn.
A dan Ny. B Sebagian 1
mengatakan Tidak dapat 0
selama
menjadi Potensial masalah untuk dicegah : Masaah ini
pasangan 1 berpotensi tinggi
Skala : Tinggi 3 1 untuk dicegah
baru belum
pernah ada Cukup 2
petugas
kesehatan Rendah 1
yang Menonjolnya masalah : Masalah ini harus
memberikan segera ditangani
penyuluhan Skala :
tentang KB
Masalah berat, harus segera 2 1 1
sehingga
ditangani
klien belum 1
mengetahui Ada masalah, tetapi tidak perlu
tentang KB ditangani 0

Masalah tidak dirasakan

TOTAL SKOR 4 2/3


PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor

1 Harga diri rendah situasional b.d ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah kesehatan d.d Ny B
mengatakan malu karena sudah 7 bulan 4 2/3
pernikahanya belum dikaruniai anak.

2 Deficit pengetahuan tentang KB b.d


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan d.d Keluarga Tn. A dan Ny. B 4 2/3
mengatakan selama menjadi pasangan baru belum
pernah ada petugas kesehatan yang memberikan
penyuluhan tentang KB sehingga klien belum
mengetahui tentang KB

INTERVENSI

DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


HASIL

Harga diri rendah situasional Setelah diberikan asuhan Promosi harga diri
b.d ketidakmampuan keluarga keperawatan selama 1x24 jam
mengenal masalah kesehatan diharapkan tingkat harga diri Observasi
d.d Ny B mengatakan malu meningkat. Monitor verbalisasi yang
karena sudah 7 bulan merendahkan diri sendiri
pernikahanya belum Kriteria Hasil:
Monitor tingkat harga diri
dikaruniai anak. Penilaian diri positif (4) setiap waktu sesuai
cukup meningkat kebutuhan terapeutik
Penerimaan positif Terapeutik
terhadap diri sendiri (4)
cukup meningkat Motovasi terlibat dalam
Perasaan malu (4) cukup verbalisasi positif untuk
menurun diri sendiri
Diskusikan pernyataan
tentang harga diri
Diskusikan penetapan
tujuan realistis untuk
mencapai harga diri yang
lebih tinggi
Diskusikan bersama
keluarga untuk
menetapkan harapan dari
batasan yang jelas
Edukasi

Jelaskan kepada keluarga


pentingnya dukungan
dalam perkembangan
konsep positif diri pasien
Latih cara berfikir dan cara
berperilaku positif
Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi

Deficit pengetahuan tentang Setelah diberikan asuhan Edukasi keluarga berencana


KB b.d ketidakmampuan keperawatan selama 1x24 jam
keluarga mengenal masalah diharapkan tingkat Observasi
kesehatan d.d Keluarga Tn. A pengetahuan meningkat. Identifkasi kesiapan dan
dan Ny. B mengatakan selama kemampuan menerima
menjadi pasangan baru belum Kriteria Hasil:
informasi tentang KB
pernah ada petugas kesehatan Kemampuan menjelaskan Terapeutik
yang memberikan penyuluhan pengetahuan tentang suatu
tentang KB sehingga klien topic (4) cukup meningkat Sediakan materi dan media
belum mengetahui tentang KB Verbalisasi minat dalam pendidikan kesehatan
belajar (5) meningkat Jadwalkan pendidikan
Perilaku sesuai dengan kesehatan sesuai
pengetahuan (4) cukup kesepakatan
meningkat Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi

Jelaskan tentang sistem


reproduksi
Setelah aktivitas
seksualitas setelah
mengikuti program KB

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya
peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.Ciri-ciri keluarga, antara
lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, adahubungan darah, ada ikatan batin,
tanggung jawab masing–masing, ada pengambilkeputusan, kerjasama diantara
anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suaturumah.Tugas perkembangan
kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu: membangun perkawinan,
menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, membinahubungan dengan
keluarga lain: teman dan kelompok social, serta merencanakan penambahan anggota
baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana punya anak
4.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bisa menjalin
hubungan keluarga yang harmonis ke depanya nanti.

DAFTAR PUSTAKA
Apriliana, Yayuk dan kawan. 2019. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP
PERKEMBANGAN KELUARGA PASANGAN BARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR. STIKes Kusuma Husada Surakarta .

Doane, G. H., & Varcoe, C. (2005). Family Nursing as Relational Inquiry: Developing Health
Promoting Practice. Philadelphia: Lippincott : USA

Elizabeth, Anderson. 2006. BUKU AJAR KEPERAWATAN KOMUNITAS TEORI PRAKTIK.


Jakarta: EGC.

Fitzpatrick,J.J & Whall, A.L. (1998) Conceptual Models Of Nursing : Analysis and Application,
Normalk : Appleton & Lange.

Friedman, M. M. (1998). KEPERAWATAN KELUARGA: TEORI DAN PRAKTIK. Jakarta:


EGC.

Harnilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As
Salam.

Suprajitno. 2004. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (APLIKASI DALAM


PRAKTIK). Jakarta: EGC.

Supriadi. 1999. Keperawatan Keluarga. Bandung.

UU PERNIKAHAN NO 1 TAHUN 1974

Widagdo, Wahyu dan siti nur kholifah. 2016. Keperawatan Keluarga dan Komunitas. P2M2:
KEMENKES RI.

Anda mungkin juga menyukai