ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA BARU MENIKAH
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Qoniatun Nisak 2307019
Adib Rofiudin 2307030
Sriwati Handayani 2307022
Bayu Ardiansyah 2307032
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul”Asuhan
Keperawatan Keluarga Baru Menikah". Makalah ini diambil dari buku-buku/referensi
yang berkaitan denganjudul makalah serta diambil dari website untuk melengkapi isi makalah
ini. Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan yang tak ternilai
harganya dari berbagai pihak.
Hasil tugas makalah seminar ini tentunya belumlah sempurna,namun bagi penulis hasil
ini sangatlah berarti terutama dapat memenuhi tugas perkuliahan untuk makalah kuliah
keperawatan Keluarga, dengan harapan hasilnya dapat diterima dan bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula (baru menikah).
2. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada
keluarga pemula (baru menikah).
3. Untuk malgetahui asuhan keperawatan yang dlberikan kepada keluarga pemula (baru
menikah).
BAB 2
KONSEP TEORITIS
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah
dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga adalah kumpulan dua orang /
lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya
peran masing-masing (Friedman 1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat,
ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan
anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan Oleh istilah-
istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat Oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang
berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga.
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang
komprehensif, yaitu sebagai "dua orang atau lebih yang disatukan Oleh ikatanikatan
kebersamaan dan keintiman".
Hariyanto,2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan Oleh
ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka
sebagai bagian dari keluarga.
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang /
lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara Iain sebagai berikut: Diikat tali perkawinan, ada hubungan
darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing - masing, ada pengambil keputusan,
kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah
Ciri-ciri struktur keluarga
Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini memiliki
pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu-individu yang dapat
menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut. Keluarga berfungsi sebagai buffer
atau sebagai perantara antara masyarakat dan individu, yakni mewujudkan semua harapan
dan kewajiban masyarakat dengan memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga sena
menyiapkan pemn anggotanya menerima peran di Masyarakat (supriadi, 1999)
Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar baik yang menyangkut kebutuhan
fisik, psikologis maupun social. Sebuah keluarga diharapkan dapat bertanggung jawab
untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagai anggota Masyarakat (supriadi, 1999).
Saat ini banyak kelonpok-kelompok yang memiliki fungsi namun keluarga tetap
menjadi yang paling penting, karena keluargalah yang memperhatikan secara total segi-
segi kehidupan anggotanya. Prioritas tertinggi yang menjadi perhatian keluarga adalah
kesejahteraan anggotanya, kelompok lain sepefti teman kerja, teman sekolah,majelis dan
LSM tidak menaruh perhatian secara keseluruhan hidup individu, mereka sebatas satu
segi seperti kerjasama, persahabatan, keterlibatan dalam umsan sekolah atau pengajian
atau produktivitas dan prestasi di sekolah (supriadi, 1999)
Keluarga telah lama dipandang sebagai konteks yang paling vital bagi pertumbuhan
dan perkembangan yyang sehat. Keluarga memiliki pengaruh penting terhadap
pembentukan identitas dan konsep diri individu-individu yang menjadi
anggotanya(Supriadi,2009)
1. PRA SEJAHTERA,
Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal: pengajaran agama, sandang,
papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah satu /lebih
indikator Keluarga Sejahtera tahap I.
2. KELUARGA SEJAHTERA (KS 1)
Telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat sosial
psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan. İndikator: ibadah sesuai agarna,
makan 2 kali sehari, pakaian berbeda setiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan:
anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan.
3. KELUARGA SEJAHTERA II
İndikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga) sesuai agama, makan 2
kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem), daging/ telur
minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas lanüi 8m 2 per orang, Sehat
3 bulan terakhir, Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap,
Umur 10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun bersekolah, Anak hidup 2 /lebih.
keluarga masih PUS saat ini berkontrasepsi.
a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga yang
melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran atau
orangtua tiri.
b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak
yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau
karier keduanya.
f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan anak-anaknya
sudah berpisah.
2. Keluarga Non Tradisional
a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hokum
tertentu.
e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari leblh dari satu pasangan monogamy
dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas, sumber yang sama.
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan
dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun
yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua
atau keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan
upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan
keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan
yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan teratasi.
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
c. keluarga,
d. Hubungan Seksual
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak
berusia lima tahun.
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan.
4. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluargan keluarga sendiri. orangtuanya, mulai
membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan Oleh keluarga pemula adalah:
1. Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan kehidupan bersama
yang baru, Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan. Peran berubah. Fungsi
baru diterima. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang
mendasar. Saling menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan
saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan menghadapi
tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang
tua pasangan dan keluarga besar Iainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk
kepentingan perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah kesehatan yaitu
penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat dalam Keluarga
berencana
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan
sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dałam pengkajian meliputi pengumpulan informasi
dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga
diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).
a. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan
tipe keluarga.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini angan keluarga ditentukan dengan
anak tertua dari keluarga inti.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masingmasing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status
imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga
serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami
dan istri.
3) Pengkajian Lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber
air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga
dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.
4) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a) Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
keluarga.
b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaadcan fasilitas Kesehatan merupakan
faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.
c) Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang
diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan
tradisional.
5) Status Sosial Ekonomi
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi keluarga dalam mengenal suatu
penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan
kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah
dangan tepat dan benar.
b) Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga
dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang
sakit salah satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,
1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak
seimbangnya sumbersumber yang ada pada keluarga.
6) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan
yang unik atau berkaitan dengan kesehatan ymg tajadi dalam kehidupm
keluarga yang belurn terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang
yang dapat mengakibatkan kecemasan.
7) Aktiftas
Pola yang dipilih Oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap
terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
8) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,
penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab
terjadinya suatu penyakit.
b) Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi Oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
9) Struktur keluarga
a) Pola komtmikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien
adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik
merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga
untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup
ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa
kepedulian yang tinggi.
b) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
c) Struktur pa-an
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dm konsisten
terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota
keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila
peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan
mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
10)Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota
keluarga itu sendiri.
b) Fungsi sosialisasi.
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga
menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan
mudah stress.
c) Kesehatan
Menumt suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak
untukberkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,
yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari
masalah Kesehatan yang meliputi: pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
2. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
a. Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah
b. Apakah masalah kesehatan dirasakan Oleh keluarga
c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.
d. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
e. Apakah keluarga mempunyai sikap negatif masalah kesehatan.
f. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
g. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
h. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah.
3. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit, termasuk kemarnpuan memelihara lingkungan dan
menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang
perlu dikaji adalah ;
a) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan
yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.
b) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan.
c) Keterampilan keluarga mengenai macarn perawatan yang diperlukan
memadai.
d) Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan
yang diperlukan
e) Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri
dalam keluarga
f) Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam
memelihara lingkungan dimasa mendatang.
g) Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
h) Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan
bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.
i) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik,
pengobatan dan rehabilitasi).
j) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya
perawatan dan pencegahan.
11) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
12) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
13) Stress dan Koping keluarga
a) Stressor jangka pendek dan panjang
i. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
ii. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dlkaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
c) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d) Strategi adaptasi disfungsional
e) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan
14) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik.
15) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia
atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan
koordinasi dengan anggota tim Iain merupakan keharusan untuk menghindari
kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi
yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Tipologi dari diagnosa
keperawatan keluarga terdiri dari
a. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
b. Resiko (ancaman kesehatan)
c. Keadaan sejahtera (wellness)
Contoh diagnosa keperawatan keluarga,
a. Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual Contoh:
1) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah
kekurangan nutrisi.
2) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil
keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi.
3) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dangan masalah kekurangan nutrisi. Sudah ada data yang
menunjang tapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah kurang
bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang
tidak adekuat, dan sebagainya.
b. Diagnosa Keperawatan keluarga Resiko (ancaman)
Contoh:
1) Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi
2) Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak B
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga melakukan stimulasi terhadap
balita.
c. Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial
(sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.
Contoh:
1) Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak
2) Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga bapak
R
3) Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah
keluarga bapak R
3. Menyusun prioritas
NO KRITERIA SKOR BOBOT
1 Sifat masalah
• Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
1
• Ancaman kesehatan 2
• Keadaan Sejahtera 1
• Tinggi 3
• Sedang 2 1
• Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama
yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka
terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.
Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga
Skoring :
Skor x Bobot
Angka tertinggi
Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga
Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas
a. Kriteria 1:
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan
dirasakan Oleh keluarga
b. Kriteria 2:
Kemungkinan masalah diubah, perawat perlu mernperhatikan terjangkaunya
faktor-faktor sebagai berikut :
1)Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah
2)Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
3)Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
4)Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat
dan dukungan masyarakat.
c. Kriteria 3:
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
2) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
3) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
4) Adanya kelompok 'high risk' atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
d. Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu
dilakukan intervensi keperawatan keluarga.
4. Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan
alternatifuntuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
a. Tujuan jangka pendek yang sifatnya diukur langsung dan spesifik
b. Tujuan jangka menengah.
c. Tujuan akhir ataujangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan.
2.7 Implementasi
2. Mensúnulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
a. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan.
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3. Mernberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan
cara :
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
2.8 Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai
keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan
ke keluarga. Untuk itü dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan
kesediaan keluarga.
2. Objektif
Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
3. Analisa
Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terlait dengan
diagnosa keperawatan.
4. Planning
Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap
evaluasi.
I. Pengkajian
A. Identitas KK
Nama : Dedi irawan
Umur : 31 tahun
Pendidikan : S1 Pertanian
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat : Jl. Raya Merdeka II no. 29 Semarang. Jawa Tengah
B. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hub Pend. Pekerjaan Status
Kesehatan
1. Jeni Juita 24 Istri SMA Ibu rumah tangga Sehat
C. Genogram
Semarang Yogyakarta
D. TipeKeluarga
Tipe keluarga pemula atau baru menikah
E. SukuBangsa
Keluarga Tn D berasal dari Semarang sedangkan keluarga Ny.J berasal dari
Yogyakarta.
F. Agama
Keluarga memeluk agama islam dan sering terlibat dalam kegiatan keagamaan
dilingkungan sekitarnya,terutanu Ny.J biasanya Ny.J mengikuti pengajian RT yang
diadakan setiap seminggu sekali.
G. Status Sosial Ekononi
Keluarga Tn. D mengatakan saat ini belurn memiliki pekerjaan, dan untuk
sementara kebutuhan keluarga dipenuhi Oleh kedua orang tua Tn.D karena mereka
masih tinggal satu rumah. Tn.D mengatakan untuk terus berusaha mencari
pekerjaan, supaya tidak terus bergantung dengan orang tuanya.
H. Aküvitas Rekreasi Keluarga
Pada waktu libur,biasanya mereka berkumpul dirumah sambil menonton
televisi dan terkadang berlibur ke pantai.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
A. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah orang tua Tn.D menurut
Tn.D rumah yang ditenpatinya belum selesai dibangun bagian belakang.kondisi
rumah masih terlihat berantakan karena baru seminggu yang lalu pasca pernikahan
antara rumah Tn.D dengan yang Iainnya tidak terlalu dekat,berjarak lebih kurang 2
meter. Kondisi ventilasi dimmah baik dan cukup karena setiap kamar ada jendela
atau ventilasinya. Sehingga cahaya yang masuk cukup dan pertukaran udara sangat
cukup.
Tn.D Mengatakan dukungan dari keluarga besar sangat membantu Tn.D dan Ny.J.
apabila ada diantara mereka yang sakit, maka orang tua dari Tn.D akan membantu
pekerjaan rumah karena mereka berada dalam satu rumah.
D. Strukur Peran
Tn.D dan Ny.J selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik antar
mereka berdua, maupun orang tua dari Ny.J. mereka selalu berusaha menerapkan
komunikasi yang terbuka dalam segala hal,sehingga sampai saat ini jarang terjadi
masalah. Mereka tidak sungkan mengemukakan kebutuhan-kebutuhan dan
perasaan-perasaan mereka.
B. Fungsi Sosialisasi
Ny.J mengatakan bahwa ia dan suaminya hidup bersama dan saling menyesuaikan
diri terhadap peran-peran dan fungsi-fungsi baru yang mereka terima, termasuk
peran suami istri. Dengan lingkungan sekitar, keluarga Tn.D mudah berinteraksi
dan beradaptasi dengan lingkungan. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
berjalan baik dan harmonis. Keluarga meyakini akan norma keluarga sesuai
dengan norma agama dan adat istiadat sehingga keluarga tetap dalam keadaan
harmonis dan sejahtera.Dalam hal mengatur kebutuhan rumah tangga diserahkan
kepada istri(Ny.J) namun apabila nanti ada masalah yang sulit dan mendesak,
mereka akan membicarakan bersama. Kelaurga mengatakan, bila nanti
mempunyai anak, akan mencoba menerapkan kedisiplinan kepada semua anak
mereka.
Keluarga mengatakan ada stressor saat ini, karena mereka belum mempunyai
pekerjaan. Keluarga mengatakan ada perasaan cemas akan masa depan jika
terusterusan bergantung kepada mertua/orangtua. Mengingat akan kebutuhan
kedepanya akan semakin banyak seperti membuat rumah sendiri, menyekolahkan
anak, dan kebutuhan-kebutuhan lainya, jadi keluarga sedikit berkecil hati dengan
keadaan sekarang ini.
l. Pemeriksaan Umum
l Penampilan Saat ini Tn. D yang bemeran sebagai kepala keluarga,
Umum terlihat sehat, cara perpakaian rapi, kebersihan baik,
postur badan sedang BB 48 kg TB: 165 cm, TD: 120/80
mmHg, RR: 18 x/m, ND:70 x/m.
Sedangkan NY. J yang berperan sebagai seorang istri
tampak kurus, berpakaian rapi, kebersihan baik,BB=36
kg, TB=158 cm. TD:110/70mmHg, ND;60 x/m, RR:16
x/m.
2. Stams mental Mental kedua suami istri baik, Status emosi Tn.D dan NY.
dan cara bicara J mampu berorientasi dengan baik tanpa hambatan.
Berbicara nyambung dengan apa yang dibicarakan.
II. Pemeriksaan
kulit,kuku,dan
rambut.
l. Pemeriksaan kulit Baik pada Tn.D maupun NY.J, Kulit terlihat bersih, warna
kulit merata dan berwarna putih, turgor kulit baik, tidak
terdapat lesi, dn sensivitas baik.
2. Pemeriksaan Pemeriksaan rambut pada Tn. D dan Ny.J yaitu: Rambut
rambut dan kulit dan kulit kepala terlihat bersih, wama rambut hitam, tipis,
kepala tekstur halus, tidak terdapat leşi di kepala
3. Pemeriksaan Pemeriksaan Kepala pada Tn.D dan Ny.J yaitu: Kuku
kepala bersih, rata dan tidak terdapat kelainan
6. Pemeriksaan Pada Tn.d dan Ny.J Wama bibir terlihat normal tidak
mulut dan terdapat caries pada bagian didepan gigi.
tenggorokan
7. Pemeriksaan Pada Tn.D dan Ny.J, Normal, tidak ada gangguan fungsi
leher maupun kelainan anatomis.
IV Pemeriksaan Dada
1. Syistem panapasan Pada Tn.D dan Ny.J, RR-Normaı (napas 24x/m, tidak
menggunakan otot bantu, tidak terdengar bunyi nafas
tambahan)
2. Syistem Pada TnD dan Ny.J, BJ-Normaı, BJ 1 dan BJ 2 terdengar,
kardiovaskular tidak ada BJ tambahan
VI Pemeriksaan Eks Pada Tn.D dan Ny.J, Tidak ada gangguan fungsi maupun
tremitas. kelainan anatomis
36 kg dalam 1 bulan
(selama persiapan pernikahan)
BB = 36 kg
TB = 157 cm Ny. J tampak kurus
• Badan tidak idealis
membaik
2. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan • Identifikasi kesiapan dan
b.d Kurangnya tindakan keperawatan 2x kemampuan menerima
Terpapar Informasi kunjungan maka Defisit informasi.
d.d menunjukan Pengetahuan akan • Sediakan materi dan
perilaku tidak membaik dibuktikan media pendidikan
sesuai anjuran dengan Kriteria hasil: Kesehatan
• Perilaku sesuai • Jadwalkan pendidikan
anjuran meningkat. kesehatan sesuai
• Perilaku sesuai kesepakatan.
dengan • Jelaskan faktor resiko
pengetahuan. yang dapat mempengaruhi
• Pertanyaan tentang kesehatan.
masalah yang di • Ajarkan perilaku hidup
hadapi menurun. bersih dan sehat.
3.5 Implementasi
No Diagnosa Implementasi Respon Ttd
Tanggal/Jam
1.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu runıah tangga, berinteraksi, punya peran
masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut: Diikat tali perkawinan, ada hubungan
darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing-masing, ada pengambil keputusan,
kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu
Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu: membangun
perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, membina hubungan
dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serü merencanakan penambahan anggoü
baru (mempasiapkan menjadi orangua), mendiskusikan rencana punya anak
1.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bias menjalin hubungan
keluarga yang harmonis ke depanya nanti.
DAFTAR PUSTAKA