Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA BARU MENIKAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Keluarga


Dosen Pengampu : Ns. , M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Qoniatun Nisak 2307019
Adib Rofiudin 2307030
Sriwati Handayani 2307022
Bayu Ardiansyah 2307032

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FIKKES
UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul”Asuhan
Keperawatan Keluarga Baru Menikah". Makalah ini diambil dari buku-buku/referensi
yang berkaitan denganjudul makalah serta diambil dari website untuk melengkapi isi makalah
ini. Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan yang tak ternilai
harganya dari berbagai pihak.

Hasil tugas makalah seminar ini tentunya belumlah sempurna,namun bagi penulis hasil
ini sangatlah berarti terutama dapat memenuhi tugas perkuliahan untuk makalah kuliah
keperawatan Keluarga, dengan harapan hasilnya dapat diterima dan bermanfaat bagi kita
semua.

Selasa, 12 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan
untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima
Oleh keluarga, maka perawat harus mengeni, memahami tipe dan struktur keluarga,
mengetahui tingkat pencapaian dalam melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman
setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan
keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas
perkembangannya. Pasangan baru (keluarga baru menikah) ialah ketika masing-masing
individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga nya masing-masing.

Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi


sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang
tuanya, mulai membina hubungammgan baru dengan keluarga dan kelompok social
Iainnya.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang "asuhan


keperawatan keluarga pemula".

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula (baru menikah).
2. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada
keluarga pemula (baru menikah).
3. Untuk malgetahui asuhan keperawatan yang dlberikan kepada keluarga pemula (baru
menikah).
BAB 2

KONSEP TEORITIS

2.1 Konsep Keluarga dan Keluarga Pemula (Baru Menikah)

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah
dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga adalah kumpulan dua orang /
lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya
peran masing-masing (Friedman 1998).

Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat,
ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan
anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan Oleh istilah-
istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat Oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang
berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga.

Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang
komprehensif, yaitu sebagai "dua orang atau lebih yang disatukan Oleh ikatanikatan
kebersamaan dan keintiman".

Hariyanto,2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan Oleh
ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka
sebagai bagian dari keluarga.

Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang /
lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.

Ciri-ciri keluarga, antara Iain sebagai berikut: Diikat tali perkawinan, ada hubungan
darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing - masing, ada pengambil keputusan,
kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah
Ciri-ciri struktur keluarga

1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain.


2. Ada keterbatasan,
3. Perbedaan dan ke khususan, peran dan fungsi masing-masing.

Tujuan Dasar Keluarga:

Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini memiliki
pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu-individu yang dapat
menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut. Keluarga berfungsi sebagai buffer
atau sebagai perantara antara masyarakat dan individu, yakni mewujudkan semua harapan
dan kewajiban masyarakat dengan memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga sena
menyiapkan pemn anggotanya menerima peran di Masyarakat (supriadi, 1999)

Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar baik yang menyangkut kebutuhan
fisik, psikologis maupun social. Sebuah keluarga diharapkan dapat bertanggung jawab
untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagai anggota Masyarakat (supriadi, 1999).

Saat ini banyak kelonpok-kelompok yang memiliki fungsi namun keluarga tetap
menjadi yang paling penting, karena keluargalah yang memperhatikan secara total segi-
segi kehidupan anggotanya. Prioritas tertinggi yang menjadi perhatian keluarga adalah
kesejahteraan anggotanya, kelompok lain sepefti teman kerja, teman sekolah,majelis dan
LSM tidak menaruh perhatian secara keseluruhan hidup individu, mereka sebatas satu
segi seperti kerjasama, persahabatan, keterlibatan dalam umsan sekolah atau pengajian
atau produktivitas dan prestasi di sekolah (supriadi, 1999)

Keluarga telah lama dipandang sebagai konteks yang paling vital bagi pertumbuhan
dan perkembangan yyang sehat. Keluarga memiliki pengaruh penting terhadap
pembentukan identitas dan konsep diri individu-individu yang menjadi
anggotanya(Supriadi,2009)

Struktur keluarga (ikatan darah):


1. Patrilineal, keluarga sedarah terdiri anak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah.
2. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri anak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu.
3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami.
5. keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan anak saudara baik dari pihak suami dan istri.

Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar:

1. PRA SEJAHTERA,
Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal: pengajaran agama, sandang,
papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah satu /lebih
indikator Keluarga Sejahtera tahap I.
2. KELUARGA SEJAHTERA (KS 1)
Telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat sosial
psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan. İndikator: ibadah sesuai agarna,
makan 2 kali sehari, pakaian berbeda setiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan:
anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan.

3. KELUARGA SEJAHTERA II

İndikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga) sesuai agama, makan 2
kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem), daging/ telur
minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas lanüi 8m 2 per orang, Sehat
3 bulan terakhir, Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap,
Umur 10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun bersekolah, Anak hidup 2 /lebih.
keluarga masih PUS saat ini berkontrasepsi.

4. KELUARGA SEJAHTERA III


İndikator: Belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama, pakaian
berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem, anggota melaksanakan
ibadah, daging/telur seminggu sekali, memperoleh pakaian baru dalam satu tahun
temkhir, luas lantai 8 m2 perorang, anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir.

5. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP III PLUS,

Dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial, pengembangan, kontribusi pada


masyarakat, indikator Keluarga Sejahtera III + (ditambah), memberikan sumbangan.

Tipe Keluarga yaitu:


Dalam Sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe keluarga
tradisional dan non tradisional atau bentuk normative dan non normative. Sussman
(1974), Macklin (1988) menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut:
1. Keluarga Tradisional

a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga yang
melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran atau
orangtua tiri.
b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak
yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau
karier keduanya.

c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari perceraian.


d. Bujangan dewasa sendirian.

e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan.

f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan anak-anaknya
sudah berpisah.
2. Keluarga Non Tradisional

a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hokum
tertentu.

c. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.

d. Keluarga Gay/lesbian, orang-orang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai


pasangan yang menikah.

e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari leblh dari satu pasangan monogamy
dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas, sumber yang sama.

Fungsi keluarga yaitu:

1. Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,


membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi
stress.
2. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai gum, menanamkan kepercayaan nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam
pemecahan masalah.
3. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan
meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk keluarga nya dan kepentingan
di masyarakat.
5. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.

Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan:

Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipaharni dan


dilakukan, meliputi (Suprajitno, 2004):

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan
dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun
yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua
atau keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan
upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan
keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan
yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan teratasi.

3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan di sekitarnya bagi keluarga.

2.2 Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan (Duval) (Sociologikal


Perspektive)
1. Keluarga baru menikah/pemula

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

b. Menghubungkanjaringan persaudaraan secara harmonis.

c. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelonpok sosial.

d. Merencanakan penambahan anggota baru (manpersiapkan menjadi orangtua),


mendiskusikan rencana punya anak.
2. Keluarga Dengan anak baru lahir
a. Persiapan menjadi orang tua.

b. Adaptasi keluarga baru

c. keluarga,
d. Hubungan Seksual

3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah

Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak
berusia lima tahun.

a. Memenuhi kebutuhan anggota : rumah, rasa aman.


b. Membantu anak untuk bersosialisasi.

c. Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga internal dan luar.

d. Pembagian tanggung jawab.


e. Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak

4. Keluarga dengan anak usia sekolah


Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja

a. Membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar.

b. Mempertahankan keintiman pasangan.

c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat

5. Keluarga dengan anak remaja


Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam
hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga
lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau
20 tahun.

a. Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggung jawab


b. Mempertahankan hubungan Intim dengan keluarga

c. Komunikasi terbuka: hindałi, debat, permusuhan.


d. Persiapan perubahan system peran

6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa


Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
''rurnah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat
atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah yang
masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan
oleh anak - anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.

a. Perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended


b. Pertahankan keintiman pasangan

c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru

d. Penataan kembali peran orangtua

7. Keluarga usia pertengahan

Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan.

a. Pertahankan kesehatan Individu dan pasangan usia pertengahan

b. Hubungan Serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya

c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia tua


Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga
salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.

a. Pertahankan suasana saling menyenangkan.

b. Adapatasi perubahan: kehilangan pasangan keluarga.

c. Pertahankan keakraban pasangann.


d. Melakukan life review masa lalu

Keluarga sebagai system :


Keluarga merupakan sistem sosial yang terdiri kumpulan 2 / lebih yg punya peran
sosial yang berbeda dengan ciri saling berhubungan dan tergantung antar individu. Alasan
keuarga sebagai sistem :
1. Keluarga punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya
2. Saling berhubungan dan ketergantungan
3. Unit terkecil dari masyarakat Sebabagai suprasistem

Komponen sistem keluarga

1. Input: anggota keluarga, struktur, fungsi, aturan, lingkungan, budaya, agama


2. Proses: proses pelaksanaan fungsi keluarga
3. Out put: hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesehatan.
4. Feedback: pengontrol perilaku keluarga
Karakteristik Keluarga Sebagai Sistem:
1. Sistem terbuka, sistem yang punya kesempatan dan mau menerima / memperhatikan
lingkungan sekitar
2. Sistem tertutup, kurang punya kesematan, kurang mau menerima /memberi
perhatian pada lingkungan sekitar

Tugas perkembangan keluarga baru menikah/pemula:

Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via


perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing;

1. Mempetsiapkan keluarga yang baru

2. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari

3. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.

4. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluargan keluarga sendiri. orangtuanya, mulai
membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan

Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan Oleh keluarga pemula adalah:
1. Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan kehidupan bersama
yang baru, Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan. Peran berubah. Fungsi
baru diterima. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang
mendasar. Saling menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan
saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan menghadapi
tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang
tua pasangan dan keluarga besar Iainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk
kepentingan perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah kesehatan yaitu
penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat dalam Keluarga
berencana

2.3 Masalah-masalah umum yang terjadi pada keluarga Pemula


Masalah yang timbul antara Iain masalah-masalah seksual dan emosional, kecemasan,
kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah
perkawinan. Untuk mengatasinya perlu ada penyuluhan dan konseling keluarga berencana,
penyuluhan dan konseling prenatal, dan komunikasi. Dan biasanya juga terjadi
perselisihan/keributan dalam keluarga katena kedua pasangan baru menikah belum bisa
menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru, dengan peran dan fungsi yang berbeda.

2.4 Masalah keperawatan kesehatan keluarga


1. Komunikasi keluarga disfungsional
2. Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan (krisis) menjadi orangtua, konflik
peran orangtua.
3. Perubahan penampilan paan.
4. Gangguan Citra tubuh.
5. Koping keluarga tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial peningkatan
koping keluarga.
6. Risiko terhadap tindak kekerasan.
7. Perilaku mencari bantuan kesehatan.
8. Gangguan turnbuh kembang.
9. Risiko penularan penyakit,

2.5 Proses Keperawatan keluarga


Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua
tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka
referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses
keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri
dari pengkajian terhadap keluatga, identifikasi masalah keluarga dan individu atau
diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-
sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memuut Effendi (2004)
dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan
mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat
untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan
kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang dirasakan
keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari
lima langkah dasar meliputi

1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan
sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dałam pengkajian meliputi pengumpulan informasi
dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga
diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).
a. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan
tipe keluarga.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini angan keluarga ditentukan dengan
anak tertua dari keluarga inti.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masingmasing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status
imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga
serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami
dan istri.
3) Pengkajian Lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber
air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga
dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.
4) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a) Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
keluarga.
b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaadcan fasilitas Kesehatan merupakan
faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.
c) Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang
diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan
tradisional.
5) Status Sosial Ekonomi
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi keluarga dalam mengenal suatu
penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan
kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah
dangan tepat dan benar.
b) Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga
dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang
sakit salah satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,
1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak
seimbangnya sumbersumber yang ada pada keluarga.
6) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan
yang unik atau berkaitan dengan kesehatan ymg tajadi dalam kehidupm
keluarga yang belurn terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang
yang dapat mengakibatkan kecemasan.
7) Aktiftas
Pola yang dipilih Oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap
terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
8) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,
penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab
terjadinya suatu penyakit.
b) Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi Oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
9) Struktur keluarga
a) Pola komtmikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien
adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik
merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga
untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup
ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa
kepedulian yang tinggi.
b) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
c) Struktur pa-an
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dm konsisten
terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota
keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila
peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan
mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
10)Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota
keluarga itu sendiri.
b) Fungsi sosialisasi.
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga
menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan
mudah stress.
c) Kesehatan
Menumt suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak
untukberkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,
yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari
masalah Kesehatan yang meliputi: pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
2. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
a. Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah
b. Apakah masalah kesehatan dirasakan Oleh keluarga
c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.
d. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
e. Apakah keluarga mempunyai sikap negatif masalah kesehatan.
f. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
g. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
h. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah.
3. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit, termasuk kemarnpuan memelihara lingkungan dan
menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang
perlu dikaji adalah ;
a) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan
yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.
b) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan.
c) Keterampilan keluarga mengenai macarn perawatan yang diperlukan
memadai.
d) Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan
yang diperlukan
e) Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri
dalam keluarga
f) Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam
memelihara lingkungan dimasa mendatang.
g) Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
h) Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan
bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.
i) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik,
pengobatan dan rehabilitasi).
j) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya
perawatan dan pencegahan.
11) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
12) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
13) Stress dan Koping keluarga
a) Stressor jangka pendek dan panjang
i. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
ii. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dlkaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
c) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d) Strategi adaptasi disfungsional
e) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan
14) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik.
15) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia
atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan
koordinasi dengan anggota tim Iain merupakan keharusan untuk menghindari
kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi
yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Tipologi dari diagnosa
keperawatan keluarga terdiri dari
a. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
b. Resiko (ancaman kesehatan)
c. Keadaan sejahtera (wellness)
Contoh diagnosa keperawatan keluarga,
a. Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual Contoh:
1) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah
kekurangan nutrisi.
2) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil
keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi.
3) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dangan masalah kekurangan nutrisi. Sudah ada data yang
menunjang tapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah kurang
bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang
tidak adekuat, dan sebagainya.
b. Diagnosa Keperawatan keluarga Resiko (ancaman)
Contoh:
1) Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi
2) Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak B
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga melakukan stimulasi terhadap
balita.
c. Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial
(sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.
Contoh:
1) Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak
2) Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga bapak
R
3) Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah
keluarga bapak R

3. Menyusun prioritas
NO KRITERIA SKOR BOBOT
1 Sifat masalah
• Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
1
• Ancaman kesehatan 2

• Keadaan Sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah


2
• Mudah
1 2
• Sebagian
0
• Tidak dapat
3 Potensi masalah untuk dicegah

• Tinggi 3
• Sedang 2 1

• Rendah 1

4 Menonjolnya masalah
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
 Masalah tidak dirasakan 0
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama
yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka
terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.
Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga
Skoring :
Skor x Bobot
Angka tertinggi
Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga
Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas
a. Kriteria 1:
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan
dirasakan Oleh keluarga
b. Kriteria 2:
Kemungkinan masalah diubah, perawat perlu mernperhatikan terjangkaunya
faktor-faktor sebagai berikut :
1)Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah
2)Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
3)Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
4)Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat
dan dukungan masyarakat.
c. Kriteria 3:
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
2) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
3) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
4) Adanya kelompok 'high risk' atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
d. Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu
dilakukan intervensi keperawatan keluarga.
4. Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan
alternatifuntuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
a. Tujuan jangka pendek yang sifatnya diukur langsung dan spesifik
b. Tujuan jangka menengah.

c. Tujuan akhir ataujangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan.

2.6 Perencanaan Keperawatan keluarga

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup


tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan
standar mempakan pemyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

2.7 Implementasi

Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan


mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap
keluarga mencakup hal-hal dibawah ini;
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara :
a. Memberikan informasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

2. Mensúnulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
a. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan.
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

c. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan

3. Mernberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan
cara :
a. Mendemonstrasikan cara perawatan

b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan


menjadi sehat, dengan cara ;
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

2.8 Evaluasi

Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai
keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan
ke keluarga. Untuk itü dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan
kesediaan keluarga.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.


1. Subjektif
Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga şecara subjektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan. Misal : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.

2. Objektif
Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.

3. Analisa

Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terlait dengan
diagnosa keperawatan.

4. Planning

Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap
evaluasi.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi


foımatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif
adalah evaluasi akhir.
BAB III
Tinjauan Kasus Askep Keluarga Baru Menikah

3.1 Pengkajian Keluarga

I. Pengkajian
A. Identitas KK
Nama : Dedi irawan
Umur : 31 tahun
Pendidikan : S1 Pertanian
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat : Jl. Raya Merdeka II no. 29 Semarang. Jawa Tengah
B. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hub Pend. Pekerjaan Status
Kesehatan
1. Jeni Juita 24 Istri SMA Ibu rumah tangga Sehat

C. Genogram
Semarang Yogyakarta

Merokok,dan cemas penurunan BB drastic.

D. TipeKeluarga
Tipe keluarga pemula atau baru menikah

E. SukuBangsa
Keluarga Tn D berasal dari Semarang sedangkan keluarga Ny.J berasal dari
Yogyakarta.
F. Agama
Keluarga memeluk agama islam dan sering terlibat dalam kegiatan keagamaan
dilingkungan sekitarnya,terutanu Ny.J biasanya Ny.J mengikuti pengajian RT yang
diadakan setiap seminggu sekali.
G. Status Sosial Ekononi
Keluarga Tn. D mengatakan saat ini belurn memiliki pekerjaan, dan untuk
sementara kebutuhan keluarga dipenuhi Oleh kedua orang tua Tn.D karena mereka
masih tinggal satu rumah. Tn.D mengatakan untuk terus berusaha mencari
pekerjaan, supaya tidak terus bergantung dengan orang tuanya.
H. Aküvitas Rekreasi Keluarga
Pada waktu libur,biasanya mereka berkumpul dirumah sambil menonton
televisi dan terkadang berlibur ke pantai.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

A. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga dalam tahap Keluarga pemula

B. Tahap perkembangan keluarga yang belurn terpenuhi

Menurut Ny. J Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah


keluarga berencana(keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua)

C. Riwayat Keluarga Saat inti


Kedua orang tua saat ini hidup dilingkungan yang sama.Ny.J mengatakan
keluarganya terbentuk dari pertemuan kemudian berpacaran dan akhirya menikah
pada 18-12-2023. Ny.J juga mengatakan setelah mereka menikah mereka masih
tinggal bersama orang tua. Saat ini kondisi kesehatan kedua orang tua baik.Tn.D
mengatakan dia cemas karena belum mempunyai pekerjaan yang tetap dan Tn.D
memiliki riwayat merokok 1 bungkus sehari.
D. Riwayat keluarga Sebelumnya.

Ny.J mengatakan dulu pemah mengalami kecelakaan bermotor,dan pernah


mengalami penyakit malaria,dan Tn.D juga mengatakan dulu pernah mengalami
sakit malaria, tetapi sampai saat ini tidak pernah sakit malaria lagi.

III. Pengkajian Lingkungan

A. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah orang tua Tn.D menurut
Tn.D rumah yang ditenpatinya belum selesai dibangun bagian belakang.kondisi
rumah masih terlihat berantakan karena baru seminggu yang lalu pasca pernikahan
antara rumah Tn.D dengan yang Iainnya tidak terlalu dekat,berjarak lebih kurang 2
meter. Kondisi ventilasi dimmah baik dan cukup karena setiap kamar ada jendela
atau ventilasinya. Sehingga cahaya yang masuk cukup dan pertukaran udara sangat
cukup.

B. Karakteristik Tetangga dan komunitas RW

Lingkungan dimana keluarga tinggal merupakan tempat hunian yang


padat.Jarak antara satu rumah dengan rumah yang Iainnya kurang dari 2 meter. Ny.J
mengatakan tetangganya cukup ramah, baik, dan sangat kompak denagn berbagai
kegiatan mereka terkadang menghabiskan waktu untuk mengobrol di teras salah
satu rumah. Jarak masjid sekitar 500 meter dari rumah Tn.D. Menurut Tn.D di
seberang jalan rumahnya ada tempat praktek bidan, sehingga apabila ada anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, mereka pergi ke tempat praktek
bidan tersebut atau ke puskesmas yang dekat dari rumah Tn.D Kegiatan posyandu
biasanya diadakan di posyando terpadu yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah
Tn.D Untuk fasilitas umum, lingkungan rumah Tn.D dekat dari perkotaan.

C. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Tn.D Mengatakan mereka sejak menikah masih tinggal di rumah


Tn.D di Semarang dan untuk saat ini belum ada rencana untuk pindah rumah.
D. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Keluarga Tn.D Mengatakan berinteraksi sangat baik.Ny.J sering mengikuti


pengajian ma'jlis ta 'lim di desa nya.begitu juga dengan Tn.D tinggal di lingkungan
Semarang, mengikuti kegiatan yang ada di sana, seperti mengikuti pengajian.

IV. Struktur Keluarga

A. Sistem Pendukung Keluarga

Tn.D Mengatakan dukungan dari keluarga besar sangat membantu Tn.D dan Ny.J.
apabila ada diantara mereka yang sakit, maka orang tua dari Tn.D akan membantu
pekerjaan rumah karena mereka berada dalam satu rumah.

B. Pola Komunikasi Keluarga


Kluarga Tn.D mempunyai pola komunikasi yang cukup baik,terbuka,Bila timbul
masalah kelurga berusaha mendiskusikan bersama-sama dan memberikan umpan
balik yang tepat dan tidak ada pola komunikasi fungsional yang ditemukan
keluarga.
C. Struktur Kekuatan Keluarga.

Tn.D Merupakan pemegang kendali rumah tangga,tetapi apabila berkaitan dengan


hal pengambilan keputusan Tn.D benanggung jawab untuk mengendalikan masalah
dengan mengambil keputusan secara kompromi dengan Ny.J.

D. Strukur Peran

Tn.D sebagai suami, ia bukan merupakan pencari nafkah satu-satunya karena ia


masih tinggal bersama mertuanya. Tn.D merupakan pemimpin keluarga, sedangkan
Ny.J sebagai istri/ibu rumah tangga. Peran Tn. D di dalam keluarga dilakukan
dengan sebaik-baiknya. Menurut Tn.D ia selalu berusaha menjadi suami yang
baik.Tn.D pun tidak pernah mengambil keputusan sepihak,ia selalu melibatkan
Ny.J untuk
memberikan masukan.
E. Nilai atau Norma Keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai Jawa karena mereka berdua tinggal di
lingkungan orang-orang Jawa. TnD dan Ny.J merupakan pekerja keras. Namun
menurut Ny.J,mereka sendiri tahu yang seperti apa nilai-nilai Jawa sehingga mereka
menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa. Norma yang dianut adalah norma
agama. Apabila menurut agama tidak baik maka mereka tidak akan melakukan hal
itu.
V. Fungsi Keluarga
A. Fungsi Afektif

Tn.D dan Ny.J selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik antar
mereka berdua, maupun orang tua dari Ny.J. mereka selalu berusaha menerapkan
komunikasi yang terbuka dalam segala hal,sehingga sampai saat ini jarang terjadi
masalah. Mereka tidak sungkan mengemukakan kebutuhan-kebutuhan dan
perasaan-perasaan mereka.

B. Fungsi Sosialisasi

Ny.J mengatakan bahwa ia dan suaminya hidup bersama dan saling menyesuaikan
diri terhadap peran-peran dan fungsi-fungsi baru yang mereka terima, termasuk
peran suami istri. Dengan lingkungan sekitar, keluarga Tn.D mudah berinteraksi
dan beradaptasi dengan lingkungan. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
berjalan baik dan harmonis. Keluarga meyakini akan norma keluarga sesuai
dengan norma agama dan adat istiadat sehingga keluarga tetap dalam keadaan
harmonis dan sejahtera.Dalam hal mengatur kebutuhan rumah tangga diserahkan
kepada istri(Ny.J) namun apabila nanti ada masalah yang sulit dan mendesak,
mereka akan membicarakan bersama. Kelaurga mengatakan, bila nanti
mempunyai anak, akan mencoba menerapkan kedisiplinan kepada semua anak
mereka.

C. Fungsi Perawatan Kesehatan


Bagi keluarga Tn.D sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan seluruh
aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam, batuk pilek,
hipertensi, dan lain-lain. Sampai saat ini, kedua pasangan suami belum mengalami
sakit/membutuhkan pelayanan perawatan.
D. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.D saat ini belum memiliki anak, karena baru 3 bulan menikah. Kedua
pasangan suami istri ini berharap nantinya diberi dua orang anak, tetapi mereka
juga mengatakan terserah kepada Yang Kuasa mau memberi mereka anak berapa,
mereka akan bahagia.
E. Fungsi Ekonomi.
Saat ini keluarga Tn.D belum memiliki pekerjaan. Jadi untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari kedua pasangan ini, masih bergantung kepada orang tua.
Sehingga mereka memutuskan untuk tinggal bersama orangtua Tn.D.
VI. Stress dan Koping Keluarga

A. Stressor jangka panjang dan jangka pendek

Keluarga mengatakan ada stressor saat ini, karena mereka belum mempunyai
pekerjaan. Keluarga mengatakan ada perasaan cemas akan masa depan jika
terusterusan bergantung kepada mertua/orangtua. Mengingat akan kebutuhan
kedepanya akan semakin banyak seperti membuat rumah sendiri, menyekolahkan
anak, dan kebutuhan-kebutuhan lainya, jadi keluarga sedikit berkecil hati dengan
keadaan sekarang ini.

B. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


1. Sistem dukungan keluarga sangat kuat. Keluarga besar saling membantu dalam
menyelesaikan masalah keluarga atau kebutuhan-kebutuhan keluarga saat ini.
2. Tempat tinggal yang memadai, dan sarana kesehatan yang mudah di jangkau
oleh keluarga.
3. Pola komumkasi yang baik dalam keluarga.
C. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa lalu.
Keluarga mengatakan mereka nanti akan menggunakan sistem dukungan
sosialnya yaitu dari keluarga besar dalam membantu mereka pada saat
membutuhkan pertolongan dikemudian hari.
D. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama NY. J secara telah melakukan adaptasi disfungsional yaitu pada
saat banyak pekerjaan mempersiapkan pernikahan, dia sering lupa makan, dan
membiarkan menunda waktu makan, sehingga terjadi penurunan BB drastic pada
NY. J.
VII. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum kondisi
kesehatan secara fisik, NY. J mengalami penurunan BB drastic dan Tn.D ada masalah
cemas terhadap masa depan dan ada riwayat merokok.
No Prosedur Hasil Pemeriksaan

l. Pemeriksaan Umum
l Penampilan Saat ini Tn. D yang bemeran sebagai kepala keluarga,
Umum terlihat sehat, cara perpakaian rapi, kebersihan baik,
postur badan sedang BB 48 kg TB: 165 cm, TD: 120/80
mmHg, RR: 18 x/m, ND:70 x/m.
Sedangkan NY. J yang berperan sebagai seorang istri
tampak kurus, berpakaian rapi, kebersihan baik,BB=36
kg, TB=158 cm. TD:110/70mmHg, ND;60 x/m, RR:16
x/m.
2. Stams mental Mental kedua suami istri baik, Status emosi Tn.D dan NY.
dan cara bicara J mampu berorientasi dengan baik tanpa hambatan.
Berbicara nyambung dengan apa yang dibicarakan.
II. Pemeriksaan
kulit,kuku,dan
rambut.
l. Pemeriksaan kulit Baik pada Tn.D maupun NY.J, Kulit terlihat bersih, warna
kulit merata dan berwarna putih, turgor kulit baik, tidak
terdapat lesi, dn sensivitas baik.
2. Pemeriksaan Pemeriksaan rambut pada Tn. D dan Ny.J yaitu: Rambut
rambut dan kulit dan kulit kepala terlihat bersih, wama rambut hitam, tipis,
kepala tekstur halus, tidak terdapat leşi di kepala
3. Pemeriksaan Pemeriksaan Kepala pada Tn.D dan Ny.J yaitu: Kuku
kepala bersih, rata dan tidak terdapat kelainan

III. Pemeriksaan kepala


dan leher

1. Pemeriksaan Pemeriksaan pada Tn.D dan Ny.J, Kepala terlihat


kepala simetris, bentuk oval, tidak ada leşi. Tidak ada kelainan
pada aneri temporalis.
2. Pemeriksaan Pemeriksaan pada Tn.D dan NyJ, Wajah terlihat simetris,
muka warna kulit putih. Distribusi merata sesuai dengan warna
kulit. Kekuatan otot temporan normal, sensasi wajah
normal
3. Pemeriksaan Pemeriksaan pada Tn.D dan Ny.J, Bentuk simetris, tidak
telinga ada leşi, tidak ada nyeri tekan.

4. Pemeriksaan Pada Tn.D dan Ny.J Warna konjungtiva normal..


mata

5. Pemeriksaan Pada Tn.D dan Ny.J pemeriksaan hidung Normal, tidak


hidung dan sinus ada leşi maupun cairan

6. Pemeriksaan Pada Tn.d dan Ny.J Wama bibir terlihat normal tidak
mulut dan terdapat caries pada bagian didepan gigi.
tenggorokan
7. Pemeriksaan Pada Tn.D dan Ny.J, Normal, tidak ada gangguan fungsi
leher maupun kelainan anatomis.

IV Pemeriksaan Dada

1. Syistem panapasan Pada Tn.D dan Ny.J, RR-Normaı (napas 24x/m, tidak
menggunakan otot bantu, tidak terdengar bunyi nafas
tambahan)
2. Syistem Pada TnD dan Ny.J, BJ-Normaı, BJ 1 dan BJ 2 terdengar,
kardiovaskular tidak ada BJ tambahan

V. Pemeriksaan Pemeriksaan pada Tn.D dan Ny.J, Bising usus terdengar


Abdomen normal pada kuadrant atas kanan, turgor baik

VI Pemeriksaan Eks Pada Tn.D dan Ny.J, Tidak ada gangguan fungsi maupun
tremitas. kelainan anatomis

VIII. Harapan Keluarga


Keluarga sangat berharap kepada team pelayanan kesehatan, agar tidak
memandang wama, jenis kelamin, status social, ekonomi dalam melayani
pasien/orang-orang yang butuh pengobatan. Serta berharap Keluarga mendapatkan
pekerjaan secepatnya.
3.2 Analisa
Analisa Data pada keluarga Tn.D
No Data Interpretasi Data Masalah

1 Menurut Ny. J pekerjaan persiapan Ketidakmampuan Defisit nutrisi b.d

pernikahan terlalu banyak sehingga mencema makanan ketidakmampuan

sering lupa makan mencerna

Ny. J mengatakan sekarang ini mudah makanan d.d Ny. J

lelah mengatakan nafsu

Ny. J mengatakan terjadi penurunan makan

BB sebanyak 4 kg dari 40 kg menjadi menurun

36 kg dalam 1 bulan
(selama persiapan pernikahan)
BB = 36 kg
TB = 157 cm Ny. J tampak kurus
• Badan tidak idealis

2 Tn.D mengatakan merokok 1 bungkus Kurangnya Defisit


sehari terpapar informasi pengetahuan b.d
Tn.D tidak bisa meninggalkan kurangnya
kebiasaan merokok terpapar informasi
Tn.D mengatakan terasa seperti ada d.d memberikan
yang kurang kalau tidak merokok prilaku tidak
Tn.D merokok saat dikaji sesuai anjuran

3.3 Perumusan Diagnosa keperawatan Keluarga


1 Defisit nufrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d Ny. J mengatakan nafsu
makan menurun
2 Defisit pengetahuan b.d kurangnya terpapar informasi d.d menunjukkan prilaku tidak
sesuai anjuran
3.4 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI


1. Defisit Nutrisi B.d Setelah dilakukan • Identifikasi status nutrisi.
Ketidak mampuan tindakan keperawatan 2x • Identifikasi makanan yang
mencerna kunjungan maka Defisit disukai.
makanan d.d Ny. J Nutrisi akan membaik
• Identifikasi kebutuhan
mengatakan nafsu dibuktikan dengan
kalori dan jenis nutrien.
makan menurun Kriteria hasil:
• Monitor asupan makanan.
 Berat badan
• Monitor berat badan
membaik. Frekuensi
makan membaik. • Berikan suplemen

 Nafsu makan makanan, jika perlu.

membaik
2. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan • Identifikasi kesiapan dan
b.d Kurangnya tindakan keperawatan 2x kemampuan menerima
Terpapar Informasi kunjungan maka Defisit informasi.
d.d menunjukan Pengetahuan akan • Sediakan materi dan
perilaku tidak membaik dibuktikan media pendidikan
sesuai anjuran dengan Kriteria hasil: Kesehatan
• Perilaku sesuai • Jadwalkan pendidikan
anjuran meningkat. kesehatan sesuai
• Perilaku sesuai kesepakatan.
dengan • Jelaskan faktor resiko
pengetahuan. yang dapat mempengaruhi
• Pertanyaan tentang kesehatan.
masalah yang di • Ajarkan perilaku hidup
hadapi menurun. bersih dan sehat.
3.5 Implementasi
No Diagnosa Implementasi Respon Ttd
Tanggal/Jam

I Defisit • Identifikasi status DS: Kelompok


Nutrisi nutrisi. DO: I
20-03-2024 • Identifikasi • Menurut Ny. J pekerjaan
Pukul kebutuhan kalori dan persiapan pernikahan terlalu
09.00 jenis nutrien. banyak sehingga sering lupa

• Identifikasi makanan makan

yang disukai • Ny. J mengatakan sekarang


ini mudah Lelah
• Ny. J tampak kurus Badan
tidak idealis

2 Defisit • Identifikasi kesiapan DS: Kelompok


Pengetahuan dan kemampuan DO: I
20-03-2024 menerima informasi. • Tn. D mengatakan merokok
Pukul • Sediakan materi dan I bungkus sehari
13.00 media pendidikan • Tn. D tidak bisa
Kesehatan meninggalkan kebiasaan
merokok
• Tn. D tampak merokok

Defisit • Monitor berat badan. DS: Kelompok


Nutrisi Berikan suplemen DO: I
21-03-2024 makanan, j ika perlu • Ny. J mengatakan terjadi
Pukul • Monitor asupan penurunan BB sebanyak
09.00 makanan. 4 kg dari 40 kg menjadi
36 kg dalam 1 bulan
(selama persiapan
pernikahan)
• Ny. J tampak kurus
BB = 36 kg TB = 157
cm

4 Defisit • Identifikasi kesiapan DS: Kelompok


Pengetahuan dan kemampuan DO: I
21-03-2022 menerima informasi. • Tn.D tidak bisa
Pukul • Sediakan materi dan meninggalkan
12.00 media pendidikan kebiasaan merokok
kesehatan • Tn.D mengatakan
terasa seperti ada yang
kurang kalau tidak
merokok
• Tn.D tampak merokok
3.6 Evaluasi

No Diagnosa Tanggal/jam Evaluasi Ttd


I Defisit 20-03-2022 S: Kelompok I
nutrisi Pukul • Menurut Ny. J pekerjaan persiapan
09.00 pemikahan terlalu banyak sehingga
sering lupa makan
• Ny. J mengatakan terjadi penurunan
BB sebanyak 4 kg dari 40 kg
menjadi 36 kg dalam I bulan
(selama persiapan pemikahan)
O:
• Ny. J tampak kurus Badan tidak
idealis BB : 36kg, TB: 157cm
A: Masalah belum teratasi
P:
• Melanjutkan Intervensi
keperawatan monitor asupan
makanan, monitor berat badan.

2 Defisit 20-03-2022 S: Kelompok I


pengetahuan Pukul • Tn.D mengatakan merokok I
13.00 bungkus sehari
O:
• Tn D tampak merokok
A: Masalah belum teratasi
P: Melanjutkan Intervensi keperawatan
dengan
• Melaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi Kesehatan
• Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
3 Defisit 21-03-2022 S: Kelompok I
nutrisi Pukul • Ny. J mengatakan nafsu makan
09.00 meningkat dan berat badan
bertambah
O:
• TB: 157 cm
BB : 47 kg
• Ny. J tampak kurus
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi keperawatan
4 Defisit 21-03-2022 S: Kelompok I
pengetahuan Pukul • Tn.D mengatakan sudah berhenti
13.00 merokok dengan cara mengantikan
rokok dengan permen, dan
menjalankan hobinya
O: Tn.D tampak sudah tidak merokok
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi Keperawatan
BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu runıah tangga, berinteraksi, punya peran
masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut: Diikat tali perkawinan, ada hubungan
darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing-masing, ada pengambil keputusan,
kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu
Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu: membangun
perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, membina hubungan
dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serü merencanakan penambahan anggoü
baru (mempasiapkan menjadi orangua), mendiskusikan rencana punya anak

1.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bias menjalin hubungan
keluarga yang harmonis ke depanya nanti.
DAFTAR PUSTAKA

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga(aplikasi dalam praktik).EGC:Jakarta.

Elizabedl, Anderson. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan


Praktik.EGC:Jakarta.

Friedman, Marylinn M. 1978. Keperawatan Keluarga Teori dan praktik.EGC:Jakarta.


Supriadi. 2009. Keperawatan Keluarga: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai