LOMBOK BARAT
OLEH :
MUHAMMAD FAHRUL
045STYC19
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warohmatullahhiwabarokatuh
”.Sesuai dengan judul, tentunya dalam laporan ini membahas tentang Asuhan
Keperawatan mulai dari Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan
Evaluasi.
Penyusunan Asuhan Keperawatan ini tak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh
karena itu, ucapan terima kasih juga penyusun sampaikan kepada semua pihak
yang telah banyak membantu dalam penyusunan Asuhan Keperawatan Keluarga
ini berupa arahan, dorongan, semangat dan motivasi kepada penyusun. Semoga
jasa dan kebaikannya dibalas oleh ALLAH SWT dengan pahala yang berlipat
ganda. Amin Yaa Rabbal’alamin.
Hanya kepada ALLAH SWT penyusun memohon agar jasa baik ini
dibalasNya dengan pahala yang berlipat ganda. Akhir kata penyusun
mengharapkan saran dan masukan demi kesempurnaan Asuhan Keperawatan
Keluarga ini, Dan semoga Asuhan Keperawatan Keluarga ini memberikan
manfaat bagi segenap pembaca, khususnya untuk diri penulis.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula(baru menikah).
2. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi
pada keluarga pemula (baru menikah).
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga
pemula (baru menikah).
BAB II
PENDAHULUAN
Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini
memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu-
individu yang dapat menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut.
Keluarga berfungsi sebagai buffer atau sebagai perantara antara masyarakat
dan individu, yakni mewujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat
dengan memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran
anggotanya menerima peran di masyarakat (supriadi, 2019).
Keluarga telah lama dipandang sebagai konteks yang paling vital bagi
pertumbuhan dan perkembangan yyang sehat. Keluarga memiliki pengaruh
penting terhadap pembentukan identitas dan konsep diri individu-individu
yang menjadi anggotanya (Supriadi,2021).
1. PRASEJATERA
Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama,
sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi
salah satu /lebih indikator Keluarga Sejahtera tahap I.
2. KELUARGA SEJAHTERA (KS I)
Telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum
dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan. Indikator :
ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan,
lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana
kesehatan.
3. KELUARGA SEJAHTERA II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai
agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah,
kesehatan (idem), daging/ telur minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru
setahun sekali, Luas lantai 8m2 per orang, Sehat 3 bulan terakhir, Anggota
yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap, Umur 10, 60 tahun
dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun bersekolah, Anak hidup 2 /lebih .
keluarga masih pus saat ini berkontrasepsi.
4. KELUARGA SEJAHTERA III
Indikator: Belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama,
pakaian berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem,
anggota melaksanakan ibadah, daging/telur seminggu sekali, memperoleh
pakaian baru dalam satu tahun terakhir, luas lantai 8 m2 perorang, anggota
keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir.
5. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP III PLUS,
Dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial, pengembangan,
kontribusi pada masyarakat, indikator Keluarga Sejahtera III + (ditambah),
memberikan sumbangan.
1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga
yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua
campuran atau orangtua tiri.
b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak
ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan
karier tunggal atau karier keduanya.
c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari
perceraian.
d. Bujangan dewasa sendirian.
e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang
berhubungan.
f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan
anak-anaknya sudah berpisah.
2. Keluarga Non Tradisional
a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan
anak.
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada
hokum tertentu.
c. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
d. Keluarga Gay/lesbian, orang-orang berjenis kelamin sama hidup
bersama sebagai pasangan yang menikah.
e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan
monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber yang sama.
Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan oleh keluarga pemula adalah:
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan
respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu.
Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah
keperawatan. Kolaborasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan
keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya
pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan
berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan
keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada PES dimana untuk problem
dapat digunakan rumusan NANDA. Tipologi dari diagnosa keperawatan
keluarga terdiri dari :
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
2. Resiko (ancaman kesehatan)
3. Keadaan sejahtera (wellness)
Keadaan sejahtera 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi 3
Sedang 2 1
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
Skor
_____________ x Bobot
Angka tertinggi
a. Kriteria 1:
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang
sehat karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya
disadari dan dirasakan oleh keluarga
b. Kriteria 2:
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan
terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :
1. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah.
2. Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
3. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu.
4. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam
masyarakat dan dukungan masyarakat.
c. Kriteria 3:
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
1. Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah
2. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah
itu ada.
3. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah.
4. Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.
d. Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang
terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.
5. Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan
tujuan yang berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber
penggambaran pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan dan
operasional perencanaan. Ada 3 kegiatan menurut Friedman (2019:64)
yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan
spesifik.
2. Tujuan jangka menengah.
3. Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai
tujuan.
2.8 Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana
baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan
dalam satu kali kunjungan ke keluarga . Unyuk itu dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
1. Subjektif
Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah
dilakukan intervens keperawatan. Misal : keluarga mengatakan nyerinya
berkurang.
2. Objektif
Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
3. Analisa
Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan
terkait dengan diagnosa keperawatan.
4. Plannin
Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahap evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan
evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
BAB III
C. Genogram
Batu Butir Batu Butir
: Tinggal serumah
D. Tipe Keluarga
Tipe keluarga pemula atau baru menikah
E. Suku Bangsa Keluarga
Tn.R berasal dari penimbung sedangkan keluarga Ny.H berasal dari
penimbung .Ny.H Mengatakan mempunyai kebiasaan memasak makanan
yang bersantan dan gorengan.
F. Agama
Keluarga memeluk agama islam dan sering terlibat dalam kegiatan keagamaan
dilingkungan sekitarnya,terutama Ny.H.biasanya Ny.H mengikuti pengkajian
RT yang diadakan setiap seminggu sekali.
G. Status Sosial
Tn.R mengatakan sudah memiliki pekerjaan, dan untuk kebutuhan keluarga
dipenuhi oleh Tn.R. Tn.D mengatakan untuk terus berusaha bekerja setiap
hari, supaya kebutuhan keluarga tetap terpenuhi.
H. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Pada waktu libur,biasanya mereka berkumpul dirumah sambil menonton
televisi dan terkadang berlibur ke pantai terdekat.
V. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum kondisi
kesehatan secara fisik, Ny.H mengalami penurunan BB drastic dan Tn.R ada
masalah cemas terhadap masa depan dan ada riwayat merokok.
Total 41/2
Dx.III Resiko Tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada keluarga Tn.R
Khususnya Tn.R yang berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal
masalah.
Jelaskan kepada keluarga tentang akibat lanjut demi sedikit sampai berhenti.
dari merokok. Objektif:
Bimbing keluarga untuk menyebutkan kembali Tn.R menjelaskan kembali
akibat merokok. tentang ketergantungan
Bimbing dan motivasi keluarga untuk merokok.
mengambil keputusan dalam mengatasi Tn.R menjelaskan kembali
ketergantungan rokok. tentang dampak/akibat dari
Beri pujian atas keputusan yang diambil keluarga merokok.
untuk mencegah ketergantungan rokok pada Tn.R yang awalnya belum
Tn.R. antusias saat dijelaskan
Jelaskan pada keluarga tentang cara mengurangi mengenai dampak-dampak
atau berhenti merokok pada Tn.R meliputi: Cara dari merokok, namun setelah
memberikan pada Tn.R, komunikasi efektif. terlibat dalam diskusi, Tn.R
4.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu
memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula,
agar bias menjalin hubungan keluarga yang harmonis ke depanya nanti.
DAPTAR PUSTAKA
EGC:Jakarta. Elizabeth,
LOMBOK BARAT
Mahasiswa,
005STYC19
NIP.198003152010012021 NIK.