Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TAHAP PERKEMBANGAN

KELUARGA I DENGAN SALAH SATU KELUARGA PENDERITA


GANGGUAN NUTRISI DI DUSUN PENIMBUNG UTARA
KECAMATAN GUNUNG SARI

LOMBOK BARAT

OLEH :

MUHAMMAD FAHRUL

045STYC19

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI JENJANG
S1 KEPERAWATAN MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahhiwabarokatuh

Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan kepada ALLAH SWT


yang telah melimpahkan Rahmat dan RidhoNya kepada penyusun, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Komunitas. Sholawat dan
salam penyusun haturkan kepada Nabi Muhamad SAW yang telah memberikan
jalan yang terang dan petunjuk kepada kita semua.

Laporan Pengalaman Belajar Praktek (PBP) Asuhan Keperwatan Keluarga


ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Keluarga II yang berjudul ”
Asuhan kepetrawatan keluarga tahap perkembangan tahap I dengan salah satu
keluarga penderita gangguan nutrisi di dusun penimbung utara kecamatan gunung
sari kabupaten lombok barat”

”.Sesuai dengan judul, tentunya dalam laporan ini membahas tentang Asuhan
Keperawatan mulai dari Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan
Evaluasi.

Penyusunan Asuhan Keperawatan ini tak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh
karena itu, ucapan terima kasih juga penyusun sampaikan kepada semua pihak
yang telah banyak membantu dalam penyusunan Asuhan Keperawatan Keluarga
ini berupa arahan, dorongan, semangat dan motivasi kepada penyusun. Semoga
jasa dan kebaikannya dibalas oleh ALLAH SWT dengan pahala yang berlipat
ganda. Amin Yaa Rabbal’alamin.

Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Agus Supinganto, S.Kep.,Ners.,M.Kes sebagai Dosen Pembimbing


Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penyusun.

2. sebagai Dosen Pembimbing Lahan yang telah memberikan arahan dan


bimbingan kepada penyusun.
3. Teman - teman dan sahabat yang telah memberikan motivasi kepada penyusun
dalam menyelesaikan Asuhan Keperawatan Keluarga.

Hanya kepada ALLAH SWT penyusun memohon agar jasa baik ini
dibalasNya dengan pahala yang berlipat ganda. Akhir kata penyusun
mengharapkan saran dan masukan demi kesempurnaan Asuhan Keperawatan
Keluarga ini, Dan semoga Asuhan Keperawatan Keluarga ini memberikan
manfaat bagi segenap pembaca, khususnya untuk diri penulis.

Mataram, 11 Agustus 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan
keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka
perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui
tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan
pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru (keluarga
baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
keluarga nya masing-masing.
Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan
fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan
dengan keluarga sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan
baru dengan keluarga dan kelompok social lainnya.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang “asuhan
keperawatan keluarga pemula”.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula(baru menikah).
2. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi
pada keluarga pemula (baru menikah).
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga
pemula (baru menikah).
BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Konsep Keluarga dan Keluarga Pemula (Baru Menikah)


Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan
anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992).
keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing
(Friedman 2019).
Whall (2018) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang
perlu dirawat, ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang
mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu
atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh
jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi
sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga .
Family Service America (2020) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara
yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman”.
Hariyanto,2019. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
dua orang/lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan
mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada
pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan
tinggal dalam suatu rumah.
Ciri-ciri struktur keluarga :
1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain.
2. Ada keterbatasan,
3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.

Tujuan Dasar Keluarga:

Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini
memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu-
individu yang dapat menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut.
Keluarga berfungsi sebagai buffer atau sebagai perantara antara masyarakat
dan individu, yakni mewujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat
dengan memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran
anggotanya menerima peran di masyarakat (supriadi, 2019).

Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar baik yang menyangkut


kebutuhan fisik, psikologis maupun social. Sebuah keluarga diharapkan dapat
bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagai anggota
masyarakat (supriadi,2018).

Saat ini banyak kelompok-kelompok yang memiliki fungsi perantara,


namun keluarga tetap menjadi yang paling penting, karena keluargalah yang
memperhatikan secara total segi-segi kehidupan anggotanya. Prioritas
tertinggi yang menjadi perhatian keluarga adalah kesejahteraan anggotanya,
kelompok lain seperti teman kerja, teman sekolah,majelis dan LSM tidak
menaruh perhatian secara keseluruhan hidup individu, mereka sebatas satu
segi seperti kerjasama, persahabatan, keterlibatan dalam urusan sekolah atau
pengajian atau produktivitas dan prestasi di sekolah (supriadi,2017).

Keluarga telah lama dipandang sebagai konteks yang paling vital bagi
pertumbuhan dan perkembangan yyang sehat. Keluarga memiliki pengaruh
penting terhadap pembentukan identitas dan konsep diri individu-individu
yang menjadi anggotanya (Supriadi,2021).

Struktur keluarga (ikatan darah) :

1. Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa


generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah.
2. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu.
3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.

Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan


dasar:

1. PRASEJATERA
Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama,
sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi
salah satu /lebih indikator Keluarga Sejahtera tahap I.
2. KELUARGA SEJAHTERA (KS I)
Telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum
dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan. Indikator :
ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan,
lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana
kesehatan.
3. KELUARGA SEJAHTERA II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai
agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah,
kesehatan (idem), daging/ telur minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru
setahun sekali, Luas lantai 8m2 per orang, Sehat 3 bulan terakhir, Anggota
yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap, Umur 10, 60 tahun
dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun bersekolah, Anak hidup 2 /lebih .
keluarga masih pus saat ini berkontrasepsi.
4. KELUARGA SEJAHTERA III
Indikator: Belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama,
pakaian berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem,
anggota melaksanakan ibadah, daging/telur seminggu sekali, memperoleh
pakaian baru dalam satu tahun terakhir, luas lantai 8 m2 perorang, anggota
keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir.
5. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP III PLUS,
Dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial, pengembangan,
kontribusi pada masyarakat, indikator Keluarga Sejahtera III + (ditambah),
memberikan sumbangan.

Tipe Keluarga yaitu:

Dalam Sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe


keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative dan non
normative. Sussman(1974), Macklin(1988) menjelaskan tipe-tipe keluarga
sebagai berikut:

1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga
yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua
campuran atau orangtua tiri.
b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak
ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan
karier tunggal atau karier keduanya.
c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari
perceraian.
d. Bujangan dewasa sendirian.
e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang
berhubungan.
f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan
anak-anaknya sudah berpisah.
2. Keluarga Non Tradisional
a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan
anak.
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada
hokum tertentu.
c. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
d. Keluarga Gay/lesbian, orang-orang berjenis kelamin sama hidup
bersama sebagai pasangan yang menikah.
e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan
monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber yang sama.

Fungsi keluarga yaitu:

1. Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan


emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas
dan mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan,
nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan
memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
3. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan
anak dan meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota
keluarga nya dan kepentingan di masyarakat.
5. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat
termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan:

Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu


dipahami dan dilakukan, meliputi (Suprajitno, 2004) :

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal


keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan
siapa di antara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan
untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan
dapat dikurangi atau bahkan teratasi.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga.

2.2 Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan (Duval)


(Sociologikal Perspektive)
1. Keluarga baru menikah/pemula Perkawinan dari sepasang insan
menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari
keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok
sosial.
d. Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi
orangtua), mendiskusikan rencana punya anak.
2. Keluarga Dengan anak baru lahir
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi keluarga baru
c. Interaksi keluarga,
d. Hubungan Seksual
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah Dimulai ketika anak pertama
berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak berusia lima
tahun.
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga internal dan luar.
d. Pembagian tanggung jawab.
e. Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak
4. Keluarga dengan anak usia sekolah Dimulai ketika anak pertama telah
berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada
usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
a. Membantu sosialisasi anak dg lingk luar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat.
5. Keluarga dengan anak remaja Dimulai ketika anak pertama melewati
umur 13 tahun, berlangsung selama enam hingga tujuh tahun. Tahap
ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal
atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19
atau 20 tahun.
a. Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab.
b. Mempertahankan hubungan Intim dengan keluarga.
c. Komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan.
d. Persiapan perubahan Sistem peran.
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa Ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah
kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang
belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh
tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak –anak untuk
kehidupan dewasa yang mandiri.
a. Perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended.
b. Pertahankan keintiman pasangan
c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru d. penataan
kembali peran orangtua.
7. Keluarga usia pertengahan Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan.
a. Pertahankan kesehatan Individu dan pasangan usia pertengahan
b. Hubungan Serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan
sebaya
c. Meningkatkan keakraban pasangan.
8. Keluarga usia tua
Dimulaidengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan
pasangan lainnya meninggal.
a. Pertahankan suasana saling menyenangkan.
b. Adapatasi perubahan: kehilangan pasangan keluarga.
c. Pertahankan keakraban pasangann.
d. Melakukan life review masa lalu

Keluarga sebagai system :

Keluarga merupakan sistem sosial yang terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya


peran sosial yang berbeda dengan ciri saling berhubungan dan tergantung
antar individu. Alasan keuarga sebagai sistem :

1. Keluarga punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya


2. Saling berhubungan dan ketergantungan.
3. Unit terkecil dari masyarakat Sebabagai suprasistem

Komponen sistem keluarga

1. Input: anggota keluarga, struktur, fungsi, aturan, lingkungan, budaya,


agama.
2. Proses: proses pelaksanaan fungsi keluarga.
3. Out put: hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesehatan.
4. Feedback: pengontrol perilaku keluarga

Karakteristik Keluarga Sebagai Sistem:

1. Sistem terbuka, sistem yang punya kesempatan dan mau menerima/


memperhatikan lingk. Sekitar.
2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima
/memberi perhatian pada lingk. Sekitar
Tugas perkembangan keluarga baru menikah/pemula:

Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via


perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing;

a. Mempersiapkan keluarga yang baru.


b. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari.
c. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya.
d. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri. orangtuanya, mulai
membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan

Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan oleh keluarga pemula adalah:

1. Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan


kehidupan bersama yang baru, Sumber- sumber dari dua orang yang
digabungkan. Peran berubah. Fungsi baru diterima. Belajar hidup
bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar. Saling
menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua
pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan
minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan
menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan
hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya.
Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah
kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat
Perawat dalam Keluarga berencana.

2.3 Masalah-masalah umum yang terjadi pada keluarga Pemula


Masalah yang timbul antara lain masalah-masalah seksual dan emosional,
kecemasan, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit kelamin baik
sebelum maupun sesudah perkawinan. Untuk mengatasinya perlu ada
penyuluhan dan konseling keluarga berencana, penyuluhan dan konseling
prenatal, dan komunikasi. Dan biasanya juga terjadi perselisihan/keributan
dalam keluarga karena kedua pasangan baru menikah belum bisa
menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru, dengan peran dan fungsi
yang berbeda.

2.4 Masalah keperawatan kesehatan keluarga


1. Komunikasi keluarga disfungsional
2. Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan (krisis) menjadi
orangtua, konflik peran orangtua.
3. Perubahan penampilan peran.
4. Gangguan citra tubuh.
5. Koping keluarga tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial
peningkatan koping keluarga.
6. Risiko terhadap tindak kekerasan.
7. Perilaku mencari bantuan kesehatan.
8. Gangguan tumbuh kembang.
9. Risiko penularan penyakit.

2.5 Proses Keperawatan keluarga


Menurut Friedman (2018:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi
semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja,
dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah.
Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi
masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan,
implemntasi rencana pengerahan sumbersumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut
Effendi (2020) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik
dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga,
menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga , menyatakan kesediaan untuk
membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang dirasakan
keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
Friedman (2019: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga
terdiri dari lima langkah dasar meliputi :
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2019:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai
dengan keadaan keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu
(bahasa yang digunakan seharihari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2018).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan
informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian
keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 2019: 56).
A. Pengumpulan data
1. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal,
dan tipe keluarga.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini angan keluarga ditentukan
dengan anak tertua dari keluarga inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas
setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas
fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
4. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
keluarga.
b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.
c. Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan
yang diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu
pengobatan tradisional.
5. Status Sosial Ekonomi
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam
mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula
terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan
dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
b. Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap
keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota
keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena suatu
penyakit. Menurut (Effendy,2018) mengemukakan bahwa
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya
sumbersumber yang ada pada keluarga.
6. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (2019:125), Riwayat keluarga mulai lahir
hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta
pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan
yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi
berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan
kecemasan.
7. Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh
terhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
8. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai
rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai
faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.
b. Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
9. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 2019) Semua interaksi perawat dengan pasien
adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik
merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan
keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut
mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati
dan rasa kepedulian yang tinggi.
b. Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi
kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress
psikologik.
c. Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat
anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan
sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan
harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.
10. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar
tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu
bagi anggota keluarga itu sendiri.
b. Fungsi sosialisasi.
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak
memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan
mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini
mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
c. Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2019) fungsi mengembangkan dan melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami
fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda
dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta
persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji
adalah ;
1) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami.
4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan.
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang
ada.
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
c. Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan
dan menggunakan sumber/ fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;
1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan
perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah
kesehatan/ penyakit.
2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan.
3) Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang
diperlukan memadai.
4) Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap
perawatan yang diperlukan.
5) Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri
dalam keluarga.
6) Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam
memelihara lingkungan dimasa mendatang.
7) Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
8) Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan
bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.
9) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
(diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi).
10) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya
perawatan dan pencegahan.
11. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga.
12. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan.
b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga .
13. Stress dan Koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6
bulan.
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon
terhadap situasi/stressor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
5) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
14. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga .
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
15. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan
respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu.
Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah
keperawatan. Kolaborasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan
keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya
pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan
berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan
keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada PES dimana untuk problem
dapat digunakan rumusan NANDA. Tipologi dari diagnosa keperawatan
keluarga terdiri dari :
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
2. Resiko (ancaman kesehatan)
3. Keadaan sejahtera (wellness)

Contoh diagnosa keperawatan keluarga ;

1. Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual


Contoh:
a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),
keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
mengenal masalah kekurangan nutrisi.
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),
keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga
mengambil keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan
nutrisi.
c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),
keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dangan masalah kekurangan nutrisi.
2. Diagnosa Keperawatan keluarga Resiko (ancaman)
Sudah ada data yang menunjang tapi belum terjadi gangguan, misalnya
lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,
stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat, dan sebagainya.
Contoh:
a. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan
denganketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi.
b. Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak
B berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mellakukan stimulasi
terhadap Balita.
3. Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Khusus untuk diagnosa
keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.
Contoh:
a. Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga
bapak R
b. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga
bapak R
c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah
keluarga bapak R
4. Menyusun prioritas
Friedman (2020:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi
seleksi bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan
prioritas perasaan peka terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan
dimasa mendatang. Cara membuat skor penentuan prioritas masalah
keperawatan keluarga :

NO KRITERIA SKOR BOBOT


1. Sifat masalah
 Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
 Ancaman kesehatan 2 1

 Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah


 Mudah 2
 Sebagian 1 2

 Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
 Tinggi 3
 Sedang 2 1

 Rendah 1

4. Menonjolnya masalah
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
 Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :

Skor

_____________ x Bobot

Angka tertinggi

Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas

a. Kriteria 1:
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang
sehat karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya
disadari dan dirasakan oleh keluarga
b. Kriteria 2:
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan
terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :
1. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah.
2. Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
3. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu.
4. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam
masyarakat dan dukungan masyarakat.
c. Kriteria 3:
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
1. Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah
2. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah
itu ada.
3. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah.
4. Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.
d. Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang
terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.
5. Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan
tujuan yang berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber
penggambaran pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan dan
operasional perencanaan. Ada 3 kegiatan menurut Friedman (2019:64)
yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan
spesifik.
2. Tujuan jangka menengah.
3. Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai
tujuan.

2.6 Perencanaan Keperawatan keluarga


Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria
dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil
yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus
yang ditetapkan.
2.7 Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan
perencanaan mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan
keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah ini ;
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara :
a. Memberikan informasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara :
a. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan.
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara :
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara ;
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara :
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

2.8 Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana
baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan
dalam satu kali kunjungan ke keluarga . Unyuk itu dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
1. Subjektif
Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah
dilakukan intervens keperawatan. Misal : keluarga mengatakan nyerinya
berkurang.
2. Objektif
Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
3. Analisa
Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan
terkait dengan diagnosa keperawatan.
4. Plannin
Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahap evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan
evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
BAB III

Tinjauan Kasus Askep Keluarga Pemula

3.1 Pengkajian Keluarga


I. Pengkajian
A. Identitas KK
Nama : Rradit hasan
Umur : 33 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Alamat : Pennimbung utara, kecamatan gunung sarai
B. Komposisi Keluarga

NO. Nama L/P Umur Hub Pend Pekerjaan Status Kesehatan


.
1. Rahmatullah L 33 KK SMP Buruh Sehat
2. Husniati P 32 Istri SMP Ibu Rumah Sehat
Tangga

C. Genogram
Batu Butir Batu Butir

Merokok dan cemas Penurunan BB drastis


: Laki- laki meninggal : Klien
: Perempuan meninggal
: Klien Perempuan

: Tinggal serumah
D. Tipe Keluarga
Tipe keluarga pemula atau baru menikah
E. Suku Bangsa Keluarga
Tn.R berasal dari penimbung sedangkan keluarga Ny.H berasal dari
penimbung .Ny.H Mengatakan mempunyai kebiasaan memasak makanan
yang bersantan dan gorengan.
F. Agama
Keluarga memeluk agama islam dan sering terlibat dalam kegiatan keagamaan
dilingkungan sekitarnya,terutama Ny.H.biasanya Ny.H mengikuti pengkajian
RT yang diadakan setiap seminggu sekali.
G. Status Sosial
Tn.R mengatakan sudah memiliki pekerjaan, dan untuk kebutuhan keluarga
dipenuhi oleh Tn.R. Tn.D mengatakan untuk terus berusaha bekerja setiap
hari, supaya kebutuhan keluarga tetap terpenuhi.
H. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Pada waktu libur,biasanya mereka berkumpul dirumah sambil menonton
televisi dan terkadang berlibur ke pantai terdekat.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


A. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dalam tahap Keluarga pemula
B. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menurut Ny.H Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua).
C. Riwayat Keluarga Saat ini
Kedua orang tua saat ini hidup dilingkungan yang sama tetapi sudah lama
meninggal. Ny.H mengatakan keluarganya terbentuk dari pertemuan
kemudian berpacaran dan akhirnya menikah pada 08-05- 2022 .Ny.H juga
mengatakan setelah mereka menikah mereka masih tinggal bersama.Tn.R
mengatakan dia cemas karena pekerjaanya tidak selalu mencukupi kebutuhan
keluarga dan Tn.R memiliki riwayat merokok 1 bungkus sehari.
D. Riwayat keluarga
Sebelumnya. Ny.H mengatakan dulu pernah mengalami kecelakaan
bermotor,dan pernah mengalami penyakit malaria,dan Tn.R juga mengatakan
dulu pernah mengalami sakit malaria, tetapi sampai saat ini tidak pernah sakit
malaria lagi.

III. Pengkajian Lingkungan


A. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah hasil kerja keras Tn.R dari
hasil pekerjaannya. Menurut Ny.H rumah yang ditempatinya belum selesai
dibangun bagian belakang.kondisi rumah masih terlihat berantakan karena
baru seminggu yang lalu pasca pernikahan. Antara rumah Ny.H dengan yang
lainnya tidak terlalu dekat,berjarak lebih kurang 2 meter. Kondisi ventilasi
dirumah baik dan cukup karena setiap kamar ada jendela atau ventilasinya.
Sehingga cahaya yang masuk cukup dan pertukaran udara sangat cukup.
B. Karakteristik Tetangga dan komunitas RW
Lingkungan dimana keluarga tinggal merupakan tempat hunian yang padat.
Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya kurang dari 2 meter.
Ny.H mengatakan tetangganya cukup ramah,baik,dan sangat kompak denagn
berbagai kegiatan. Mereka terkadang menghabiskan waktu untuk mengobrol
diteras salah satu rumah. Jarak musholla sekitar 500 meter dari rumah
Ny.H .Menurut Ny.H rumahnya tidak terlalu jauh dari tempat praktek bidan
atau pustu, sehingga apabila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan, mereka pergi ke tempat praktek bidan tersebut atau ke pustu yang
berjarak 500 sampai 800 meter dari rumah Ny.H, kegiatan posyandu biasanya
diadakan di posyando terpadu yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah
Ny.H Untuk fasilitas umum,lingkungan rumah Ny.H jauh dari perkotaan.
C. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bagi keluarga Tn.R sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan
seluruh aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam,
batuk filek, hipertensi, dan lain-lain. Sampai saat ini, kedua pasangan suami
istri belum mengalami sakit/membutuhkan pelayanan perawatan.
D. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.R saat ini belum memiliki anak, karena baru beberapa hari
menikah. Kedua pasangan suami istri ini berharap nantinya diberi dua orang
anak, tetapi mereka juga mengatakan terserah kepada Yang Kuasa mau
memberi mereka anak berapa, mereka akan bahagia.
E. Fungsi Ekonomi.
Saat ini Tn.R sudah memiliki pekerjaan. Jadi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, Tn.R giat bekerja setiap harinya demi terpenuhinya kebutuhan
keluarga.

IV. Stress dan Koping Keluarga


A. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Keluarga mengatakan ada stressor saat ini, karena pekerjaan Tn.R
penghasilannya tidak menentu. Keluarga mengatakan ada perasaan cemas
akan masa depan jika terus-terusankebutuhan keluarga terkadang tidak
terpenuhi karena penghasilan Tn.R tidak menentu. Mengingat akan
kebutuhan kedepanya akan semakin banyak seperti merenovasi rumah
sendiri, menyekolahkan anak, dan kebutuhan- kebutuhan lainya, jadi keluarga
sedikit berkecil hati dengan keadaan sekarang ini.
B. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
1. Sistem dukungan keluarga sangat kuat. Keluarga besar saling membantu
dalam menyelesaikan masalah keluarga atau kebutuhan- kebutuhan
keluarga saat ini.
2. Tempat tinggal yang memadai, dan sarana kesehatan yang mudah di
jangkau oleh keluarga.
3. Pola komunikasi yang baik dalam keluarga.
C. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa lalu.
Keluarga mengatakan mereka nanti akan menggunakan sistem dukungan
sosialnya yaitu dari keluarga besar dalam membantu mereka pada saat
membutuhkan pertolongan dikemudian hari.
D. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Ny.H secara telah melakukan adaptasi disfungsional yaitu
pada saat banyak pekerjaan mempersiapkan pernikahan, dia sering lupa
makan, dan membiarkan menunda waktu makan, sehingga terjadi penurunan
BB drastic pada Ny.H

V. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum kondisi
kesehatan secara fisik, Ny.H mengalami penurunan BB drastic dan Tn.R ada
masalah cemas terhadap masa depan dan ada riwayat merokok.

No. Prosedur Hasil Pemeriksaan


I. Pemeriksaan umum
1. Penampilan umum Saat ini Tn.R yang berperan sebagai
kepala keluarga, terlihat sehat, cara
perpakaian rapi, kebersihan baik, postur
badan sedang,BB;48 kg TB:165 cm,
TD:120/80 mmHg, RR:18x/i, ND:70x/i.
Sedangkan Ny.H yang berperan sebagai
seorang istri tampak kurus, berpakaian
rapi, kebersihan baik,BB=36 kg, TB=158
cm. TD:110/70mmHg, ND;60x/I,
RR:16x/i.
2. Status mental dan cara Mental kedua suami istri baik, Status
bicara emosi Tn.R dan Ny.H mampu
berorientasi dengan baik tanpa hambatan.
Berbicara nyambung dengan apa yang
dibicarakan.
II. Pemeriksaan kulit,kuku,dan
rambut.
1. Pemeriksaan kulit Baik pada Tn.R maupun Ny.H, Kulit
terlihat bersih, warna kulit merata dan
berwarna putih, turgor kulit baik, tidak
terdapat lesi, dn sensivitas baik.
2. Pemeriksaan rambut Pemeriksaan rambut pada Tn.R dan Ny.H
yaitu: Rambut dan kulit kepala terlihat
dan kulit kepala bersih, warna rambut hitam, tipis, tekstur
halus, tidak terdapat lesi di kepala
3. Pemeriksaan kepala Pemeriksaan Kepala pada Tn.R dan Ny.H
yaitu: Kuku bersih, rata dan tidak
terdapat kelainan
III. Pemeriksaan kepala dan
leher
1. Pemeriksaan kepala Pemeriksaan pada Tn.R dan Ny.H,
Kepala terlihat simetris, bentuk oval,
tidak ada lesi. Tidak ada kelainan pada
arteri temporalis.
2. Pemeriksaan muka Pemeriksaan pada Tn.R dan Ny.H,
Wajah terlihat simetris, warna kulit putih.
Distribusi merata sesuai dengan warna
kulit. Kekuatan otot temporan normal,
swnsasi wajah normal

3. Pemeriksaan telinga Pemeriksaan pada Tn.R dan Ny.H,


Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada
nyeri tekan.

4. Pemeriksaan mata Pada Tn.R dan Ny.H Warna konjungtiva


normal..

5. Pemeriksaan hidung Pada Tn.R dan Ny.H pemeriksaan hidung


dan sinus Normal, tidak ada lesi maupun cairan.

6. Pemeriksaan mulut Pada Tn.R dan Ny.H Warna bibir terlihat


dan tenggorokan normal tidak terdapat caries pada bagian
didepan gigi.
7. Pemeriksan leher Pada Tn.R dan Ny.H, Normal, tidak ada
gangguan fungsi maupun kelainan
anatomis.
IV. Pemeriksaan dada

1. System pernapasan Pada Tn.R dan Ny.H, RR=Normal (napas


24x/i, tidak menggunakan otot bantu,
tidak terdengar bunyi nafas tambahan)

2. System kardiovaskular Pada Tn.R dan Ny.H, BJ=Normal, BJ 1


dan BJ 2 terdengar, tidak ada BJ
tambahan

V. Pemeriksaan abdomen Pemeriksaan pada Tn.R dan Ny.H,Bising


usus terdengar normal pada kuadrant atas
kanan, turgor baik

VI. Pemeriksaan ekstremitas Pada Tn.R dan Ny.H, Tidak ada


gangguan fungsi maupun kelainan
anatomis

VI. Harapan Keluarga


Keluarga sangat berharap kepada team pelayanan kesehatan, agar tidak
memandang warna, jenis kelamin, status social, ekonomi dalam melayani
pasien/orang-orang yang butuh pengobatan. Serta berharap Keluarga
mendapatkan penghasilan yang menentu.
3.2 Analisa
Analisa data pada keluarga Tn. R

No. Data Interpretasi Data Masalah


1. Ds : Ketidakmampuan Penurunan berat
- Menurut Ny.H pekerjaan mengenal masalah badan setelah
persiapan pernikahan terlalu pernikahan
banyak sehingga sering lupa sehingga terjadi
makan mudah lelah pada
- Ny. H mengatakan sekarang keluarga Tn. R
ini mudah lelah khususnya Ny. H
- Ny.H mengatakan terjadi
penurunan BB sebanyak 4 kg
dari 40 kg menjadi 36 kg
dalam 1 bulan (selama
persiapan pernikahan
Do :
- BB = 36 kg
- TB = 157 cm
- Ny.H tampak kurus
- Badan tidak idealis
2. Ds : Ketidakmampuan Cemas terhadap
- Tn.R memiliki pekerjaan mengambil masa depan karena
tapi mengatakan saat ini keputusan untuk memiliki pekerjaan

susah mendapatkan melakukan yang


tindakan yang penghasilannya
pekerjaan yang
tepat tidak menentu
penghasilannya setabil
pada keluarga
- Tn.R mengatakan ada
Tn.R khusus nya
persaan khwatir terhadap
pada Tn.R
masa depan keluarga.
Do :
- Tn.R ada di rumah pada saat
pengkajian pada jam 9,
seharusnya jam kerja
- Tn.R tampak kecewa karena
penghasilannya tidak
menentu
3. Ds : Ketidak mapuan Resiko tinggi
- Tn.R mengatakan merokok 1 mengenal masalah terjadinya penyakit
bungkus sehari kesehatan akibat merokok
- Tn.R tidak bisa pada keluarga
meninggalkan kebiasaan Tn.R khususnya
merokok Tn.R
- Tn.R mengatakan tersa
seperti ada yang kurang
kalau tidak merokok
Do :
- Tn.R merokok saat dikaji

3.3 Perumusan Diagnosa keperawatan Keluarga


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehingga terjadi
Penurunan berat badan setelah pernikahan menyebabkan mudah lelah, BB
jauh dari rentang ideal pada kelaurga Tn.R khususnya Ny.H B.d
ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan.
2. Cemas terhadap masa depan karena penghasilan yang tidak menentu pada
keluarga Tn.R khususnya pada Tn.R B.d ketidakmampuan mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Resiko tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada Tn.R khususnya
Tn.R B.d ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan

3.4 Prioritas Masalah


Dx.I. Penurunan berat badan setelah pernikahan sehingga terjadi mudah lelah
pada keluarga Tn.R khususnya Ny.H B.d ketidakmampuan mengenal masalah
kesehatan.

No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran


1. Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1 1 Masalah penurunan berat badan
Aktual telah terjadi pada Ny.H
dikarenakan terlalu banyak
pekerjaan dalam mempersiapkan
penikahan dan setelah pernikahan
dan akhirnya terjadi mudah lelah.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 2 Keluarga memiliki sumberdaya
untuk di ubah: yang cukup kuat untuk mengatasi
Tinggi masalah yaitu:
1. Karena memiliki penghasilan
yang tidak menentu, jadi
kurang banyak istirahat dan
makan yang teratur.
2. Pola komunikasi yang baik
dalam keluarga
3. Potensial di 2/3 x 1 = 2/3 1 Masalah sudah berlangsung belum
cegah : Cukup terlalu lama, sekitar kurang lebih
2 minggu terakhir ini.
4. Menonjolnya ½x1=½ ½ Masalah ada tapi di anggap hal
masalah : yang biasa oleh keluarga
Masalah ada
tapi tidak perlu
segera diatasi

Total 41/2

Dx.II. Cemas terhadap masa depan keluarganya karena memiliki pekerjaan


yang penghasilannya tidak menentu Tn.R khususnya pada Tn.R B.d
ketidakmampuan mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

No. Kriteria Perhitunga Bobot Pembenaran


n
1. Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Cemas menjadikan Tn.R berkecil
Actual hati,tidak percaya diri dan
khawatir terhadap masa depan.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 2 Sumberdaya di keluarga cukup
untuk di ubah: kuat
Tinggi 1. Kerabat saling menghargai
dan dapat mengerti
2. Sistim dukungan sosial
keluarga kuat
3. Pola komunikasi keluarga
baik.
3. Potensial di 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Jarak rumah dengan kota
cegah : Cukup terjangkau ( agak dekat).
Keluarga belum memanfaatkan
lapangan pekerjaan yang ada.
4. Menonjolnya ½x1=½ ½ Keluarga merasakan adanya
masalah : masalah tapi cemas dianggap hal
Tidak segera biasa
perlu diatasi

Dx.III Resiko Tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada keluarga Tn.R
Khususnya Tn.R yang berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal
masalah.

No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran


1. Sifat 2/3x1=2/3 2/3 Merokok dapat mengakibatkan
masalah:Resiko berbagai masalah kesehatan baik
untuk yang merokok maupun
yang pasif. 38 Resiko penyakit
yang timbul karena merokok
sangat banyak diantaranya
PPOM, bronchitis, sampai
dengan Kanker Paru.
2. Kemungkinan 1/2x2=1/2 ½ Keluarga memiliki sumber daya
untuk dirubah: diantaranya:
sebagian - Pola komunikasi yang baik
dalam keluarga
- Hubungan keluarga yang
harmonis
- Keluarga terutama Ny.H
mempunyai keinginan agar
Tn.R berhenti merokok.
- Namun, kebiasaan merokok
ini sudah sangat lama jadi
susah untuk dengan cepat
merubahnya.
3. Potensial 1/3x1=1/3 1/3 Perilaku merokok ini sudah lama
dicegah:Rendah Tn.H lakukan. Keluarga tidak
pernah memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk mengurangi
perilaku merokok karena belum
ada yang memotivasi kuat untuk
berhenti merokok.
4. Menonjolnya 0/2x1=0 0 Keluarga tidak merasakan adanya
masalah: masalah karena Tn.R selama ini
masalah tidak tidak pernah menderita sakit
dirasakan. yang diakibatkan oleh rokok.
3.5 Perencanaan
Rencana Keperawatan pada keluarga Tn.R Khusunya Ny.H Dengan Penurunan Berat badan drastic, serta Tn.R dengan Cemas dan
Resiko terjadinya penyakit akibat merokok.

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


1. Perubahan nutrisi Jangka Panjang Jangka pendek Kriteria Standar  Diskusikan bersama
kurang dari Setelah dilakukan Setelah dilakukan intervensi Respon  Masalah keluarga penurunan BB
kebutuhan tubuh intervensi keperawatan keperawatan selama 2x45 verbal Penurunan BB drastic.
sehingga terjadi selama 2x45 menit menit, keluarga mampu: adalah Jika terjadi  Ajak keluarga untuk
Penurunan berat selama 6 minggu, BB 1. Mengenal masalah. Penurunan BB menceritakan penyebab-
badan setelah ny.Jeni kembali - Menjelaskan kembali dalam waktu penyebab lain terjadinya
pernikahan naik/kondisi Ideal. tetntang penurunan BB Cepat/singkat. penurunan Bb drastic.
menyebabkan mudah drastis.  Penyeba  Menjelaskan pada
lelah, BB jauh dari - Menjelaskan kembali Penurunan BB keluarga tanda dan gejala
rentang ideal pada penyebab penurunan drastic adalah akibat penurunan BB
kelaurga Tn.R BB drastis. kurangnya asupan drastic.
khususnya Ny.H B.d - Menyebutka n kembali makanan, pola  Jelaskan pada keluarga
ketidakmampuan tanda dan gejala tidur yang tidak dampak dari penurunan
mengenal masalah penurunan BB drastic. baik(kurang BB drastic jika
kesehatan. - Menjelaskan kembali tidur/begadang), berkelanjutan.
dampak yang dapat penyakitpenyakit
terjadi bila BB tidak tertentu.  Berikan kesempatan
ideal.  Tanda dan gejala keluarga bertanya.
penurunan BB  Bantu keluarga untuk
drastic adalah mengulangi apa yang
Badan terlihat telah didiskusikan atau
Kurus, mudah dijelaskan.
lelah.  Beri pujian atas perilaku
 Keluarga yang benar.
mengatakan
 Jelaskan pada keluarga
keputusannya
mengenai tindakan yang
dalam mengatasi
harus dilakukan saat
penurunan BB
Ny.H sakit akibat
drastic pada Ny.H
penurunan BB drastic ini.
 Bimbing dan motivasi
keluarga untuk
mengambil keputusan
dalam menangani
masalah penurunan BB
drastic.
 Beri pujian atas
keputusan yang diambil
untuk mengatasi masalah
gizi kurang pada Ny.H.
2. Cemas terhadap Setelah dilakukan Setelah dilakukan intervensi Respon  Cemas adalah  Diskusikan bersama
masa depan karena intervensi keperawatan keperawatan selama 2x45 verbal mekanisme yang keluarga tentang
pengasilan pekerjaan selama 2x45 menit menit, keluarga mampu : digunakan tubuh pengertian cemas.
yang tidak menentu selama 6 minggu, 1. Mengenal masalah untuk mengatasi  Jelaskan kepada keluarga
pada Tn.R khususnya keluarga mampu - Menjelaskan kembali stress. dampak akibat cemas
pada Tn.R B.d menghialngkan rasa pengertian cemas.  Kecemasan jadi yang berkelanjutan.
ketidakmampuan cemas/berkurang. - Menjelaskan dampak berlebihan dan tak  Jelaskan pada keluarga
mengambil karna cemas terkendali, mengenai tuags
keputusan untuk 2. Mengambil keputusan kemungkinan bias perkembangan keluarga
melakukan tindakan untuk mencegah menandakan pada tahap ini.
yang tepat terjadinya gangguan penyakit yang  Jelaskan pada keluarga
cemas yang lebih parah, disebut Anxiety masalah-masalah yang
misalnya dengan Disorder sebagai terjadi pada tahap
mencari pekerjaan dampaknya. perkembangan keluarga
sapingan.
 Keluarga saat ini.
menyatakan untuk  Beri kesempatan pada
terus memotivasi keluarga untuk bertanya.
keluarga, dan  Bantu keluarga untuk
saling mengulangi apa yang
menghargai. telah didiskusikan atau
dijelaskan.
 Beri pujian untuk
perilaku yang benar.
 Jelaskan pada keluarga
mengenai tindakan yang
harus dilakukan saat Tn.R
terlihat kecewa.
 BImbing dan motivasi
keluarga untuk
mengambil keputusan
dalam menangani
masalah.
 Beri pujian atas
keputusan yang diambil
untuk mengatasi masalah
cemas pada Tn.R.
3. Resiko tinggi Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan Verbal  Ketergantungan  Diskusikan bersama
terjadinya penyakit intervensi keperawatan 2x45 menit, keluarga rokok adalah keluarga tentang
akibat merokok pada 2x45 menit selama 6 mampu: menyebabkan pengertian
Tn.R khususnya minggu, diharapakan 1. Mengenal bahaya atau ketergantungan ketergangungan.
Tn.R B.d keluarga mampu penyakit lanjut akibat baik fisik maupun  Jelaskan pada keluarga
ketidakmampuan mencegah resiko merokok. mental. tentang penyebab
mengenal masalah terjadinya penyakit - Pengertian  3 dari 4 penyebab seseorang merokok:
kesehatan akibat merokok pada ketergantungan rokok merokok yaitu: karena pengaruh
Tn.R - Penyebab  Keluarga: adanya keluarga, teman, atau
ketergantungan rokok figure merokok karena kepribadiannya.
2. Setelah dilakukan dirumah.  Beri kesempatan keluarga
kunjungan rumah 3x45  Kepribadian: untuk bertanya tentang
menit, keluarga dapat perokok biasanya hal yang tidak
mengambil keputusan dapat membuat dimengerti.
untuk mencegah Tn.R orang lebih  Bimbing keluarga untuk
mengurangi rokok. percaya diri, mengulangi apa yang
3. Setelah dilakukan 5x45 rokok bias telah didiskusikan atau
menit kunjungan rumah, dijadikan teman dijelaskan.
keluarga dapat
membantu Tn.R untuk bagi orang yang  Beri pujian atas
mengurangi atau introped. kemampuan keluarga
berhenti merokok.  Kelompok/tem menyebutkan kembali
4. Setelah dilakukan an: takut tidak apa yang telah dijelaskan
kunjungan 3x35 menit, diterima oleh atau didiskusikan.
keluarga mampu kelompok, sering  Jelaskan kepada keluarga
memodifikasi mendapat tekanan tentang akibat lanjut dari
lingkungan untuk dari teman dan merokok.
membantu mengurangi besarnya  Bimbing keluarga untuk
atau berhenti merokok pengaruh teman menyebutkan kembali
pada Tn.R untuk yang merokok akibat merokok.
mencegah terjadinya  Kesempatan:  Bimbing dan motivasi
penyakit akibat mudahnya keluarga untuk
merokok. mendapatkan mengambil keputusan
rokok dan dengan dalam mengatasi
harga yang lebih ketergantungan rokok.
murah.  Beri pujian atas
 3 akibat merokok keputusan yang diambil
terkait dengan keluarga untuk mencegah
gangguan:fisik, ketergantungan rokok
psikologis, dan
social. pada Tn.R.
 Keluarga  Jelaskan pada keluarga
mengatakan tentang cara mengurangi
keputusanya atau berhenti merokok
untuk membantu pada Tn.R meliputi: Cara
Tn.R berhenti memberikan pada Tn.R,
atau mengurangi komunikasi efektif.
rokok.  Demonstrasikan kepada
 Keluarga dapat keluarga tentang:
menjelaskan  Cara berkomunikasi yang
tentang cara efektif
mencegah atau  Cara memeberikan
mengurangi rokok dukungan.
pada Tn.R yaitu  Beri kesempatan keluarga
tetap memberikan untuk
dukungan dan mendemonstrasikan
perhatian pada kembali cara membantu
Tn.R, tentukan mengurangi atau berhenti
apakah akan merokok.
berhenti total atau  Beri kesempatan keluarga
berhenti sedikit
demi sedikit. untuk menanyakan hal-
 Keluarga dapat hal yang tidak jelas atau
menyebutkan cara dimengerti.
membantu Tn.R  Beri pujian keluarga atas
mengurangi atau keberhasilan tindakan
berhenti merokok. yang dilakukan keluarga.
 Keluarga dapat  Diskusikan dengan
mendemonstrasi keluarga tentang
kan kembali modifikasi lingkungan
dengan benar yang dapat membantu
tentang: Tn.R mengurangi atau
 Cara berhenti merokok untuk
berkomunikasi mencegah penyakit akibat
yang efektip merokok.
 Cara memberikan  Motivasi keluarga untuk
dukungan. dapat menata lingkungan
 Keluarga dapat rumah baik fisik maupun
menyebutkan cara psikologis yang dapat
memodifikasi: membantu T.R
 Lingkungan fisik mengurangi atau berhenti
merokok untuk mencegah
rumah yaitu: penyakit.
menghindari  Beri pujian atas penataan
teman-teman lingkungan yang telah
perokok, dilakukan oleh keluarga.
menghindari
tempat-tempat
mengijinkan
orang bebas
merokok.
 Lingkungan
psikologis yaitu;
buat lingkungan
yang nyaman.
 Keluarga dapat
memodifikasi
lingkungan agar
Tn.R berhenti
merokok atau
mengurangi.
3.6 Evaluasi Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga keluarga Tn.R

Diagnosa Tgl & Waktu Implementasi Evaluasi


Perubahan nutrisi kurang dari Senin,3 Ags  Diskusikan bersama keluarga penurunan BB Subjektif:
kebutuhan tubuh sehingga terjadi 2022, Pukul drastic.  Ny.H Mengatakan ia sekarang
Penurunan berat badan setelah 09.00 WIB  Ajak keluarga untuk menceritakan penyebab- mengerti mengenai masalah
pernikahan menyebabkan mudah penyebab lain terjadinya penurunan BB drastic. penurunan BB drastis yang
lelah, BB jauh dari rentang ideal mempunyai Dampak.
 Menjelaskan pada keluarga tanda dan gejala
pada kelaurga Tn.R khususnya  Ny.H mengatakan lebih
akibat penurunan BB drastic.
Ny.H B.d ketidakmampuan memperhatikan asupan
 Jelaskan pada keluarga dampak dari penurunan
mengenal masalah kesehatan makanan kalori dan proteinya.
BB drastic jika berkelanjutan.
Objektif:
 Berikan kesempatan keluarga bertanya.
 Ny.H dapat menjelakan
 Bantu keluarga untuk mengulangi apa yang telah
kembali masalah penurunan
didiskusikan atau dijelaskan
BB drastis
 Beri pujian atas perilaku yang benar
 Ny.H sebelumnya
 Jelaskan pada keluarga mengenai tindakan yang
mengangkap bukan masalah
harus dilakukan saat Ny.H sakit akibat
dengan penurunan BB drastic
penurunan BB drastic ini.
dan BB tidak ideal saat
 Bombing dan motivasi keluarga untuk
pertama kali dijelaskan,
mengambil keputusan dalam menangani masalah
namun setelah terlibat diskusi,
penurunan BB drastic. Ny.H banyak sekali melontar
 Beri pujian atas keputusan yang diambil untuk pertanyaan.
mengatasi masalah gizi kurang pada Ny.H. Analisa:
 Keluarga sudah mengetahui
masalah mengenai penurunan
BB drastic dan telah
mengambil keputusan yang
tepat yaitu Ny.H banyak
makan kalori,vitamin, makan
teratur,istirahat teratur.
Planning:
 Lakukan pemantauan BB
sampai BB ideal.
Cemas terhadap masa depan Selasa, 2 Ags  Diskusikan bersama keluarga tentang pengertian Subejektif:
karena memiliki pekerjaan yang 2022, Pukul cemas.  Tn.R mengatakan ia sekarang
penghasilannya tidak menentu 11.00 WIB  Jelaskan kepada keluarga dampak akibat cemas mengerti tentang pengertian
pada Tn.R khususnya pada Tn.R yang berkelanjutan. cemas.
B.d ketidakmampuan mengambil 
 Jelaskan pada keluarga mengenai tugas Tn.R mengatakan ia telah
keputusan untuk melakukan memahami dampak dari
perkembangan keluarga pada tahap ini.
tindakan yang tepat cemas jika berkelanjutan.
 Jelaskan pada keluarga masalah- masalah yang
terjadi pada tahap perkembangan keluarga saat  Tn.R mengatakan telah
ini. mengerti tugas keluarga di
 Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya. tahap perkembangan keluarga
 Bantu keluarga untuk mengulangi apa yang telah saat ini/pemula.

didiskusikan atau dijelaskan. Objektif:

 Beri pujian untuk perilaku yang benar  Tn.R menjelaskan kembali


definisi cemas, dampak cemas
 Jelaskan pada keluarga mengenai tindakan yang
jika berkelanjutan,serta tugas
harus dilakukan saat Tn.R terlihat kecewa.
keluarga ditahap
 Bimbing dan motivasi keluarga untuk
perkembangan saat ini.
mengambil keputusan dalam menangani
 Tn.R sebelumnya
masalah.
menganggap cemas itu bukan
 Beri pujian atas keputusan yang diambil untuk
masalah, namun setelah telibat
mengatasi masalah cemas pada Tn.R
diskusi, Tn.R banyak sekali
melontarkan pertanyaan.
Analisa:
 Keluarga sudah mengetahui
mengenai cemas, dampak dan
tugas keluarga pada tahap
perkembangan saat ini.
Planning:
 Lakukan pemantauan terhadap
Ekspresi atau ucapan kalimat-
kalimat yang keluar dari Tn.R,
apakah masih ada kata
menyerah,mengeluh, atau rasa
ketakutan.
Resiko tinggi terjadinya penyakit Rabu, 3Ags  Diskusikan bersama keluarga tentang pengertian Subjektif:
akibat merokok pada Tn.R 2022, Pukul ketergangungan.  Tn.R mengatakan ia sekarang
khususnya Tn.R B.d 09.00 WIB  Jelaskan pada keluarga tentang penyebab mengerti mengenai
ketidakmampuan mengenal seseorang merokok: karena pengaruh keluarga, ketergantungan merokok.
masalah kesehatan teman, atau karena kepribadiannya  Tn.R mengataka ia sekarang
 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang mengerti tentang dampak jika
hal yang tidak dimengerti. tidak berhenti atau engurangi

 Bombing keluarga untuk mengulangi apa yang merokok.

telah didiskusikan atau dijelaskan.  Tn.R sekarang telah

 Beri pujian atas kemampuan keluarga memperhatikan kesehatannya.

menyebutkan kembali apa yang telah dijelaskan  Tn.R mengatakan akan


atau didiskusikan. mengurangi merokok sedikit

 Jelaskan kepada keluarga tentang akibat lanjut demi sedikit sampai berhenti.
dari merokok. Objektif:
 Bimbing keluarga untuk menyebutkan kembali  Tn.R menjelaskan kembali
akibat merokok. tentang ketergantungan
 Bimbing dan motivasi keluarga untuk merokok.
mengambil keputusan dalam mengatasi  Tn.R menjelaskan kembali
ketergantungan rokok. tentang dampak/akibat dari
 Beri pujian atas keputusan yang diambil keluarga merokok.
untuk mencegah ketergantungan rokok pada  Tn.R yang awalnya belum
Tn.R. antusias saat dijelaskan
 Jelaskan pada keluarga tentang cara mengurangi mengenai dampak-dampak
atau berhenti merokok pada Tn.R meliputi: Cara dari merokok, namun setelah
memberikan pada Tn.R, komunikasi efektif. terlibat dalam diskusi, Tn.R

 Demonstrasikan kepada keluarga tentang: banyak melontarkan


pertanyaanpertanyaan.
 Cara berkomunikasi yang efektif
Analisa:
 Cara memeberikan dukungan.
 Keluarga sudah mengetahui
 Beri kesempatan keluarga untuk
akibat/dampak dari merokok,
mendemonstrasikan kembali cara membantu
dan telah mengambil
mengurangi atau berhenti merokok.
keputusan yang tepat untuk
 Beri kesempatan keluarga untuk menanyakan mengurangi atau berhenti
hal-hal yang tidak jelas atau dimengerti. merokok.
 Beri pujian keluarga atas keberhasilan tindakan Planning:
yang dilakukan keluarga.  Lakukan pemantauan terhadap
 Diskusikan dengan keluarga tentang modifikasi Tn.R dalam mengurangi atau
lingkungan yang dapat membantu Tn.R berhenti merokok.
mengurangi atau berhenti merokok untuk
mencegah penyakit akibat merokok.
 Motivasi keluarga untuk dapat menata
lingkungan rumah baik fisik maupun psikologis
yang dapat membantu Tn.R mengurangi atau
berhenti merokok untuk mencegah penyakit.
 Memberi pujian atas penataan lingkungan yang
telah dilakukan oleh keluarga.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih,
memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan
suatu budaya. Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali
perkawinan, ada hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab
masing– masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota
keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah. Tugas perkembangan
kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu: membangun perkawinan,
menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, membina
hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serta
merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi
orangtua), mendiskusikan rencana punya anak.

4.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu
memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula,
agar bias menjalin hubungan keluarga yang harmonis ke depanya nanti.
DAPTAR PUSTAKA

Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga(aplikasi dalam praktik).

EGC:Jakarta. Elizabeth,

Anderson.2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan


Praktik.EGC:Jakarta. Friedman, Marylinn M.1978.

Keperawatan Keluarga Teori dan praktik.EGC:Jakarta.


Supriadi.2009.Keperawatan Keluarga.-:Bandung
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DI DUSUN BATU BUTIR DESA


KEKAIT KECAMATAN GUNUNG SARI

LOMBOK BARAT

Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini telah disetujui dan di


sahkan pada Hari/Tanggal :.......................Agustus 2022

Mahasiswa,

ASRAF HASBUL WAFI

005STYC19

Pembimbing lahan Pembimbing Akademik

Ns.Enik Sri Supeni, S.Kep Dr. Agus Supinganto, S.Kep.,Ners.,Kes

NIP.198003152010012021 NIK.

Anda mungkin juga menyukai