Anda di halaman 1dari 17

Makalah Keperawatan Keluarga

STRUKTUR KELUARGA
DI SUSUN
OLEH :
AHMAD NASRI
AIDAR
ISFA RAHMI
ISKANDAR
LIZA ANDAYANI
MUNARDI
MUNAWAR AZIZ
MUSNI
RISKI NOVIANSYAH
WAHLUL
ZULFIKAR

DOSEN PEMBIMBING : NS. NETY HARTATY,.M. KEP, Sp. KEP,.KOM

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH
BANDA ACEH
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu inti dari ilmu keperawatan ialah pemberian asuhan keperawatan
yang bersifat holistic, dimana pasien bukan hanya individu yang mengalami
suatu penyakit, tapi juga termasuk orang yang sehat, serta orang yang berada
dalam lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini yang menjadi objek pemberian
asuhan terpenting yang terkait dengan lingkungan sekitar adalah keluarga.
Karena di sinilah awal mulainya kehidupan masing-masing individu, sehingga
untuk mampu menciptakan individu sehat dapat dimulai melalui keluarganya.
Keluarga juga dikenal sebagai unit terkecil dari masyarakat penerima asuhan
keperawatan. Ia merupakan bagian transisi antara kehidupan individu dengan
masyarakat, sehingga memiliki sifat unik yang membutuhkan asuhan khusus dari
perawat.
Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan
yang menggunakan prosess keperawatan kepada keluarga dan anggota-
anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Sehingga keperawatan keluarga
sangatlah penting demi terciptanya kehidupan sehat, aman dan nyaman.
Meskipun sangat penting dalam kehidupan pemberian asuhan kepada
keluarga saat ini belum bisa dikaatakan maju dan berhasil, karena terdapat
berbagai permasalahan Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang
meskipun telah disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum
disosialisaikan secara umum, selain itu pengetahuan spesifik terkait keperawatan
keluarga belum dimiliki oleh seluruh perawat, sehingga perlu adanya pembekalan
yang lebih dari segi keilmuan.
Salah satu hal yang harus mampu dipahami dalam keperawatan keluarga
adalah konsep, karena inilah acuan atau rujukan dalam penerapan asuhan kepada
keluarga. Kita harus mampu mengenal lebih jauh tentang esensi dasar keluarga,
salah satu yang penting untuk dipahami adalah struktur keluarga. Struktur
keluarga ini menentukan fungsi keluaraga dalam kehidupan sehingga tentu
dengan memahami secara jelas terkait struktur dalam keluarga kita dapat

1
memahami fungsi-fungsi yang dijalankan keluarga, serta bagian-bagian dan pola
dalam keluarga yang sangat diperlukan dalam berbagai pendekatan untuk
memberikan asuhan keperawatan keluarga.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini supaya mahasiswa mampu
melakukan asuhan keperawatan pada keluarga
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari struktur keluarga.
b. Untuk mengetahui fungsi keluarga
c. Untuk mengetahui peran keluarga.
d. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangan keluarga.
e. Untuk mengetahui peran perawat dalam perawatan kesehatan keluarga

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai
bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G
Balion dan Aracelis Maglaya, 1989).
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga (Suprajitna, 2004).
Pengertian Menurut Friedman (1998) yang dikutip dalam Murwani (2007)
struktur keluarga terdiri atas : pola komunikasi keluarga, struktur peran, struktur
kekuatan, dan nilai-nilai keluarga. Struktur dan fungsi merupakan hal yang
berhubungan erat dan terus menerus berinteraksi satu sama lain. Struktur
didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota keluarga dan pola hubungan
dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang
wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dll yang semua itu
mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan
membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat
diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut
untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga yang sangat
kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merusak fungsi keluarga.
Dari ketiga diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang
atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang tinggal

3
dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya masing-
masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya.
Menurut Frieman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga
tradisional dan keluarga non tradisional.
a) Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.
b) Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, bibi
dan paman.
c) Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal
dalam satu rumah tanpa anak.
d) Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang tua
dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
e) Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
f) Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
sudah lanjut usia.

B. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :
1) Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk
membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.

4
3) Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga dibidang kesehatan.
Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan menjadi :
1) Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif
yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan
sumber daya keluarga.
2) Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan
dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya.
3) Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab yang
besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan
dewasanya.
4) Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan
mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
5) Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap
penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.
6) Fungsi reliugius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan
mengamalkan ajaran agama.
7) Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan
yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.
8) Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi juga
tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara menyeluruh,

5
diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat pendidikan seks bagi anak-
anak.
9) Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah.
Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga
terhadap anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu memberikan kasih sayang,
perhatin dan rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga
memungkinkan mereka tumbun dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
Sedangka asuh, yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak
yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi
kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menadi manusia dewasa yang mandiri
dalam mempersiapkan masa depannya.
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan Proses Komunikasi Pola komunikasi keluarga, yang pertama yaitu
pola interaksi keluarga yang berfungsi : bersifat terbuka dan jujur, selalu
menyelesaikan konflik keluarga, berfikiran positif dan tidak mengulang-ulang
isu dan pendapat sendiri, yang kedua adalah karakteristik komunikasi
keluarga berfungsi untuk : karakteristik pengirim (yakin dalam
mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan
berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik), karakteristik
penerima (siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan
validasi). Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak,
hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen
komunikasi seperti : sender, chanel-media, massage, environtment dan
reciever. Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
1) Karakteristik sender yang berfungsi Yakin ketika menyampaikan pendapat
Jelas dan berkualitas Meminta feedback Menerima feedback
2) Receiver yang tidak berfungsi Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa
menggunakan dasar/data yang obyektif) Ekspresi yang tidak jelas (contoh:
marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya) Jugmental exspressions, yaitu

6
ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu yang tidak didasari
pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar, baik/buruk,
normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel…”, ”kamu harus…” Tidak
mampu mengemukakan kebutuhan Komunikasi yang tidak sesuai
3) Karakteristik receiver yang berfungsi Mendengar Feedback (klarifikasi,
menghubungkan dengan pengalaman) Memvalidasi
4) Receiver yang tidak berfungsi Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal
mendengar Diskualifikasi, contoh : ”iya dech…..tapi….” Offensive
(menyerang bersifat negatif) Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
Kurang memvalidas
5) Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi Menggunakan
emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira Komunikasi terbuka dan
jujur Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga Konflik keluarga dan
penyelesaiannya
6) Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi Fokus
pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu) Semua menyetujui (total
agreement) tanpa adanya diskusi Kurang empati Selalu mengulang isu dan
pendapat sendiri Tidak mampu memfokuskan pada satu isu Komunikasi
tertutup Bersifat negatif Mengembangkan gossip.
2. Struktur peran Dalam hal ini peran adalah serangkaian perilaku yang
diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud
dengan peran formal adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya
sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Sedangkan peran informal
misalnya anak membantu tugas ibu di rumah, suami merangkap tugasnya
sebagai ibu rumah tangga karena dia seorang single parent, dan sebagainya.
3. Struktur kekuatan Dalam hal ini kekuatan merupakan kemampuan (potensial
dan aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk
merubah perilaku orang lain kearah positif. Menurut MC Donald (1980)
dikutip oleh Friedman (1988), kekuasaan didefinisikan dengan kemampuan,
baik kemampuan potensial maupun aktual dari seorang individu untuk
mengontrol mempengaruhi dan merubah tingkah laku seseorang.

7
Dasar-dasar kekuasan keluarga
1.Legitimate power (Kekuasaan / wewenang yang sah) Kekuasaan yang sah
kadang disebut juga wewenang primer dimana satu orang mempunyai hak untuk
mengontrol tingkah laku dari satu anggota keluarga lain, Hal ini merupakan
wewenag yang berdasar atas tradisi disini suami sebagai kepala keluarga
mengontrol seluruh anggota keluarga. Jika kekuasaan sah ada, maka baik suami
maupun istri sama-sama menerima peran dominant, artimya sama-sanma
menunjukkan penerimaan terhadap peran (Friedman, 1988) Legitimate power
adalah Pemimpin memperoleh hak dari pemegang kekuatan untuk memerlukan
dan menuntut ketaatan. Seseorang yang telah memiliki legitimate power, akan
menuntut bawahan atau pengikutnya untuk selalu taat pada peraturannya.
Karena legitimate power memiliki definisi lain, yaitu kekuatan yang bersumber
dari otoritas yang dapat dipertimbangkan hak untuk memerlukan dan pemenuhan
perintah. Contoh daro Legitimate Power adalah : seorang polisi memberhentikan
sebuah mobil yang melanggar aturan lalu lintas, kontrol dominasi orang tua
terhadap anak-anak.
2.Referent power (Kekuasaan referen) Kekuasaan referen mempunyai arti
semacam kekuasaan yang dimulai oleh orang-orang tertentu terhadap orang lain,
karena identitas positif terhadap seperti identifikasi positif dari seorang anak
terhadap orang tua, serta biasanya orang tua merupakan orang yang menjadi
model peran (Friedman, 1988)
3. Reward power (Kekuasaan penghargaan) Kekuasaan penghargaan berasal dari
adanya harapan bahwa orang yang berpengaruh dan dominan akan melakukan
sesuatu yang positif terhadap ketaatan seseorang (Friedman, 1988) Reward
power adalah suatu sikap yang patuh /tunduk yang dicapai berdasarkan
kepatuhan atau kemampuan untuk memberikan reward (imbalan) agar
dipandang orang lain berharga, Seseorang akan patuh terhadap orang lain, jika
dijanjikan akan diberikan sebuah imbalan yang sesuai dengan prestasinya. Selain
itu reward power juda bisa diartikan kemampuan dalam mengontrol distribusi
dalam pemberian reward atau menawarkan pada grup lainnya. Contoh dari
Reward Power adalah bisa dalam bentuk : saat seorang anak berhasil mendapat

8
juara kelas sesuai permintaan orang tuanya, ia dibelikan mainan yang sudah
dijanjikan oleh orang tuanya .
4.Coercive power (Kekuasaan dominasi atau paksaan yang mampu untuk
menghukum bila tidak taat) Adalah kemampuan untuk menghukum atau
memperlakukan seseorang yang tidak melakukan permintaan atau perintah.
Diperoleh dari salah satu kapasitas untuk membagikan punishment pada mereka
yang tidak mematuhi permintaan atau perintah. Kekuasaan ini juga bisa dibilang
kekuasaan karena rasa takut oleh seseorang yang memiliki kuasa dalam suatu
hal. Karena hal itulah orang-orang yang menjadi bawahan atau pengikutnya,
menjadi tunduk dan mau untuk melakukan perintah yang diberikan oleh orang
yg berkuasa itu. Karena jika mereka tidak mengikuti apa yang diperintahkan,
maka bawahan/pengikutnya tersebut akan mendapatkan sebuah hukuman.
Contoh dari Coercive power adalah : misalnya, seorang guru, karena muridnya
tidak mengerjakan PR, guru tersebut menghukum muridnya dengan
menambahkan tugas yang banyak untuk muridnya. Penggunaan yang efektif dari
sumber-sumber kekuasaan ini berdasarkan persepsi dan kepercayaan bahwa
orang yang memiliki kekuasaan mungkin akan menghukum dengan ancaman,
paksaan atau kekerasan yang bersifat memaksa digunakan dengan pengambilan
keputusan paksa pula (Friedman, 1988)
5.Affective power (Kekuasaan afektif) Pengaruh yang diberikanmelalui
manipulasi dengan cinta kasihmelalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya
hubungan sexual)misalnya hubungan 4. Nilai-nilai keluarga Nilai merupakan
suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma
adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga. Strurktur Keluarga Berdasarkan Jalur Hubungan Darah a. Patrilineal:
keluarga yang disusun melalui garis keturunan ayah b. Matrilineal: keluarga
yang disusun melalui garis keturunan ibu Struktur Keluarga Berdasarkan
Dominasi Keberadaan Tempat Tinggal a. Patrilokal: tinggal dengan keluarga
sedarah dari pihak suami b. Matrilokal: tingal dengan keluarga sedarah dari pihk

9
istri Struktur Keluarga Berdasarkan Dominasi Pengambilan Keputusan a.
Patriakal: dominasi pengambilan keputusan pada pihak suami b. Matriakal:
dominasi pengambilan keputusan pada pihak istri c. Equalitarian: pengambilan
kepeutusan pada pihak suami dan istri.

C. Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai
peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1) Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,
berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran
mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3) Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan tingkat
perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual.

D. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga Dan Tugas Perkembangan


Keluarga
Menurut friedman (1998), tahap perkembangan keluarga berdasarkan
siklus kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap :
1) Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang
menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai
tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama,
menetapkan tujuan bersam, membina hubungan dengan keluarga lain, teman,
kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB.

10
2) Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai dengan
kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas
perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan tanggungjawab,
adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan
dan menjadi orang tua.
3) Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama
yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas
perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan
kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab dengan anggota
keluarga yang lain.
4) Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13
tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas
untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan
masalah, memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi
keluarga.
5) Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun
sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah
menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan
keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.
6) Keluarga denagn anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama,
meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata
kembali sumber dan fasilitas, penataan yanggungjawab antar anak,
mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan
menantu.
7) Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir meninggalakan
rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun tugas perkembangan, yaitu
mempertahankan suasana yang menyenangkan, bertanggungjawab pada
semua tugas rumah tangga, membina keakraban dengan pasangan,
mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas
sosial.

11
8) Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari
salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah
satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini,
yaitu menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti hidup,
mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan masyarakat.

E. Peran Perawat Dalam Perawatan Kesehatan Keluarga


Perawat kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan
pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan
berperan membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga (Muhlisin, 2012).
Perawat memiliki peran penting dalam perawatan kesehatan keluarga, adapun
peran perawat keluarga meliputi :
1. Pendidik : memberikan penkes kepada keluarga untuk melakukan program
asuhan kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah
kesehatan keluarga.
2. Koordinator : Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjut agar
pelayanan yang comprehensive dapat tercapai
3. Pelaksana : perawat berperan sebagai pelaksana dalam pemberian perawatan
langsung kepada keluarga yang sakit.
4. Pengawas Kesehatan : Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan
“home visit” atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasikan
atau melakukan tentang kesehatan keluarga.
5. Konsultan (penasehat) : sebagai nara sumber keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan. nah disini kita harus inget ya.....tujuan utama yang harus
kita capai sebagai seorang perawat sebelum menjadi konsultan keluarga yaitu
harus dapat membina hubungan saling percaya. caranya yaitu perawat harus
bersikap terapeutik untuk menjalin hubungan yang baik dengan keluarga serta
menyakinkan keluarga dengan pengetahuan dan kemampuan yang kita miliki.

12
6. Kolaborasi : Perawat keluarga juga harus bekerja sama dengan pelayanan
rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yang optimal. Misalnya perawat menemukan salah satu
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan yang serius dan harus
diatasi dengan segera, maka perawat bekerja sama dengan tim kesehatan yang
lain dalam upaya penyembuhan.
7. Fasilitator : Peran perawat disini adalah membantu keluarga didalam
menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya
8. Penemu Kasus : Peran perawat keluarga yang juga sangat penting adalah
mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi
ledakan atau wabah
9. Modifikasi Lingkungan : Perawat keluarga juga harus dapat memodifikasi
lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar tetap
tercapai tujuan utama dalam pencapaian kesehatan keluarga.
Tujuan Khusus Keperawatan Keluarga
1. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah
kesehatan dasar dalam keluarga
3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam pengambilan keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggota keluarga
4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan askep terhadap
anggota keluarga yang sakit
5. Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya
Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan akan
mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan individu. Tingkat pengetahuan
keluarga terkait konsep sehat sakit akan mempengaruhi perilaku keluarga dalam
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.

13
Tahapan Proses Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian Keluarga dan Individu di dalam keluarga
2. Perumusan diagnosis keperawatan
3. Penyusunan keperawatan
4. Pelaksanaaan Asuhan keperawatan
5. Evaluasi
Asuhan keperawatan keluarga adalah proses yang komplek dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
satu atap dan keadaan saling ketergantungan.
Struktur keluarga merupakan susunanan atau pola yang dibangun di dalam
keluarga. Struktur dalam keluarga juga menyatakan cara-cara yang digunakan
untuk menata unit-unit di dalam keluarga sehingga keluarga mampu memenuhi
fungsi-fungsi keluaraga.
Struktur keluarga sangat penting dalam keberlangsungan pemberian asuhan
keperawatan keluarga, karena ia mengacu kepada elemen inti dalam keluarga
yaitu berupa kekuasaan, peran, komunikasi dan nilai yang merupakan elemen
pembentuk struktur atau pola-pola dalam kehidupan keluarga, yang menetukan
harmonis atau tidaknya sebuah keluarga.

B. Saran
Perlu pemahaman yang mendalam terhadap struktur keluarga, terutama
masing-masing elemen harus dipahami secara mendalam sehingga dapat diketahui
bagaimana pola kehidupan dalam keluarga yang sangat penting untuk acuan
pemberian asuhan keperawatan.

15
16

Anda mungkin juga menyukai