Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN DEWASA TENGAH

Oleh :
GEVPIE ADIYULIANI
R.21.04.15.028

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2022
LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA
DENGAN DEWASA TENGAH

A. Definisi
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai
masa usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut ditandai oleh adanya
perubahan fisik, mental serta perubahan minat (Hurlock,1999). Menurut Erikson
(dalam Santrock, 2002), usia madya merupakan masa kritis dimana baik
generativitas/kecenderungan untuk menghasilkan dan stagnansi atau
kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan.
Menurut Erikson, (dalam Santrock, 2002) pada masa usia madya orang
akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (tetap) tidak
mengerjakan sesuatu apapun lagi. Hurlock (2000) mmbagi masa dewasa menjadi
tiga bagian yaitu :
1. Masa dewasa awal (masa dewasa dini/young adult)
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan
emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan,
perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
Kisaran umurnya antara 21 tahun sampai 40 tahun.
2. Masa dewasa madya (middle adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-
ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain: masa dewasa madya
merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani
dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupannya
dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih
besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan
perhartiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
3. Masa usia lanjut
Usia lanjut adalah periode penutup rentang dalam kehidupan seseorang.
Masa ini dimulai dari umur 60 sampai mati, yang ditandai dengan adanya
perubahan fisik dan psikologis yang mulai menurun. Berdasarkan uraian di atas,
pengertian usia madya adalah usia setengah baya yang dipandang sebagai masa
usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut ditandai oleh adanya perubahan
fisik, mental serta perubahan minat dan merupakan masa kritis dimana baik
generativitas/kecenderungan untuk menghasilkan dan stagnansi atau
kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan.

B. Karakteristik Usia Madya


Menurut Hurlock (1980) terdapat beberapa karakteristik atau ciri-ciri pada
masa dewasa madya, yaitu :
1. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin
terasa lebih menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itu
orang-orang dewasa tidak akan mau mengakui bahwa mereka telah mencapai usia
tersebut.
2. Usia madya merupakan masa transisi
Seperti halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa
kanak-kanak ke masa remaja dan kemudian dewasa, demikian pula usia madya
merupakan masa di mana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan
perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan yang
akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.
3. Usia madya adalah masa stress
Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah,
khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung
merusak homeo stasis fisik dan psikologis seseorang dan membawa ke masa
stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan di
rumah, bisnis, dan aspek social kehidupan mereka.
4. Usia madya adalah usia yang berbahaya
Ciri keempat dari usia madya adalah bahwa umumnya usia ini dianggap
atau dipandang sebagai usia ini dianggap atau dipandang sebagai usia yang
berbahaya dalam rentang kehidupan.
5. Usia madya adalah usia canggung
Sama seperti remaja, bukan anak-anak dan bukan juga dewasa, demikian
juga pria dan wanita berusia madya bukan “muda” lagi tapi bukan juga tua.
Franzblau (dalam Hurluck, 1980) mengatakan bahwa “orang yang berusia madya
seolah-olah berdiri di antara Generasi Pemberontak yang lebih muda dan Generasi
Warga Senior”.
6. Usia madya adalah masa berprestasi
Menurut Erikson (dalam Hurlock, 1980), usia madya merupakan masa
krisis “generativitas” (generativity) kecenderungan untuk menghasilkan maupun
stagnasi kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan.
7. Usia madya merupakan masa evaluasi
Karena usia madya pada umumnya merupakan saat pria dan wanita
mencapai puncak prestasinya, maka logislah apabila masa ini juga merupakan saat
mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula harapan–
harapan orang lain, khususnya semula dan harapan-harapan orang lain, khsusnya
anggota keluarga dan teman.
8. Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
Ciri kedelapan dari usia madya adalah bahwa masa itu dievaluasi dengan
standar ganda, satu standar bagi pria dan satu lagi bagi wanita. Walaupun
perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria dan
wanita baik di rumah, perusahaan, perindustrian, profesi maupun dalam
kehidupan sosial, namun masih terdapat standar ganda terhadap usia.
9. Usia madya merupakan masa sepi
Ciri kesembilan dari usia madya adalah bahwa masa ini dialami masa sepi
(empty nest), masa ketika anak-anak tidak lama lagi tinggal bersama orangtua.
Kecuali dalam beberapa kasus di mana pria dan wanita menikah lebih lambat
dibandingkan dengan usia rata-rata, atau menunda kelahirahan anak hingga
mereka lebih mapan dalam karir, atau mempunyai keluarga besar sepanjang masa,
usia madya merupakan masa sepi dalam kehidupan perkawinan.
10. Usia madya merupakan masa jenuh
Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita mengalami kejenuhan pada
akhir usia tigapuluhan dan empatpuluhan. Para pria mejadi jenuh dengan kegiatan
rutin sehari-hari dan kehidupan bersama keluarga yang hanya memberikan sedikit
hiburan. Berdasarkan uraian di atas, karakteristik usia madya adalah usia madya
merupakan periode yang sangat ditakuti, usia madya merupakan masa transisi,
usia madya adalah masa stress, usia madya adalah usia yang berbahaya, usia
madya adalah usia canggung, usia madya adalah masa berprestasi, usia madya
merupakan masa evaluasi, usia madya dievaluasi dengan standar ganda, usia
madya merupakan masa sepi, dan usia madya merupakan masa jenuh.

C. Tugas-tugas Perkembangan Pada Usia Madya


Seperti halnya tugas-tugas dalam perkembangan pada periode lainnya,
Hurlock (1980) mengemukakan tugas perkembangan usia madya sebagai berikut :
1. Tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik
Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan penyesuaian
dengan berbagai perubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya
2. Tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan minat
Orang yang berusia madya seringkali mengasumsikan tenggung jawab
warga negara dan social, serta mengembangkan minat pada waktu luang yang
berorientasi pada kedewasaan pada tempat kegiatan-kegiatan yang berorientasi
pada keluarga yang biasa dilakukan pada dewasa dini.
3. Tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian kejujuran
Tugas ini berkisar pada pemantapan dan pemeliharaan standar hidup yang
relative mapan
4. Tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga
Tugas yang penting dalam kategori ini meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan seseorang sebagai pasangan, menyesuaikan diri dengan oangtua yang
lanjut usia, dan membantu anak remaja untuk menjadi untuk menjadi orang
dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia. Berdasarkan uraian di atas, tugas-
tugas perkembangan pada usia madya adalah tugas yang berkaitan dengan
perubahan fisik, tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan minat, tugas-tugas
yang berkaitan dengan penyesuaian kejujuran, dan tugas-tugas yang berkaitan
dengan kehidupan keluarga.

D. Analisa Data dan Skoring


Data Fokus Tipologi Masalah Etiologi

DS : Aktual Defisit Pengetahuan Kurang terpapar


Mengungkapkan informasi
minat dalam belajar
Tidak
Menjelaskan
menemukan
pengetahuan tentang
sumber informasi
topik
menggambarkan Tidak mendapat
pengalaman informasi
sebelumnya yang
sesuai dengan topik
DO : Defisit
Perilaku sesuai pengetahuan
dengan pengetahuan

DS : aktual Kesiapan Adanya masalah


Anggota keluarga peningkatan koping kesehatan
menetapkan tujuan keluarga
Adanya keinginan
untuk meningkatkan
keluarga
gaya hidup sehat
menyelasikan
Anggota keluarga
masalah
menetapkan sasaran
kesehatan
untuk meningkatkan
kesehatan Upaya
DO ; - meningkatkan
derajat kesehatan
keluarga

Kesiapan
peningkatan
koping keluarga

DS : aktual Manajemen Kompleksifitas


Mengungkapkan Kesehatan keluarga program
tidak memahami tidak efektif pengobatan
masalah yang
Keluarga sulit
diderita
untuk
Mengungkapkan
menjalankan
kesulitan
program
Menjalankan
pengobatan
perawatan yang
ditetapkan
DO :
Keluarga tidak
Gejala penyakit
melakukan
anggota keluarga
program
semakin memberat
pengobatan
Aktifitas keluarga
mengatasi masalah Manajemen
tidak tepat kesehatan
keluarga tidak
efektif

E. Skoring Masalah
1. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d keluarga tidak
tahu penyakit

No kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran

1 Sifat 3 1 Masalah ini adalah masalah yang


X1
3
Masalahh : aktual dan diketahui adanya
Tidak/Kura keluahan bahwa tidak mengetahui
ng Sehat tentang penyakit gastritis

2 Kemungkin 2 2 Masalah ini dapat dengan mudah


X2
2
an masalah diatasi dengan adanya pendidikan
dapat terjadi kesehatan tentang demam
: Dengan
Mudah

3 Potensi 3 1 Potensi masalah dapat dicegah untuk


X1
3
masalah terulang kembali tinggi karena
untuk pendidikan kesehatan yang telah
dicegah : diberikan akan meningkatkan
Tinggi pengetahuan keluarga

4 Menonjolny 1 0,5 Keluarga kerasa masalah ini tidak


X1
2
a masalah : perlu segera ditangani
Ada
masalah
tetapi tidak
perlu segera
ditangani

Total Nilai 4,5


2. Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d adanya masalaha kesehatan
d.d keluarga ingin hidup sehat

No kriteria Perhitunga Nilai Pembenaran


n

1 Sifat 2 0,6 koping keluarga yang tidak efektif


X1
3
Masalahh : akan menimbulkan derajat kesehatan
Ancaman yang kurang hal ini adalah ancaman
Kesehatan kesehatan.

2 Kemungkin 2 2 Masalah ini dapat di cegah dengan


X2
2
an masalah mudah dengan adanya peningkatan
dapat terjadi koping keluarga dengan cara
: Dengan pendidikan kesehatan
Mudah

3 Potensi 2 0,6 tingkat pendidikan orang tua yang


X1
3
masalah kurang membuat potensi masalah ini
untuk adalah cukup
dicegah :
Cukup

4 Menonjolny 1 0,5 Masalah ini ada namun keluarga


X1
2
a masalah : menganggap masalah ini tidak perlu
Ada segera untuk ditangani
Masalah
tetapi tidak
perlu segera
ditangani

Total Nilai 3,7


3. Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif b.d kompleksitas
program pengobatan d.d terjadinya kekambuhan

No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran

1 Sifat Masalahh : 2 0,6 Masalah kesehatan


X1
3
Ancaman yang dialami terjadi
kesehatan kekambuhan
berulang-ulang kali

2 Kemungkinan 1 1 Masalah ini hanya


X2
2
masalah dapat bisa diatasi sebagian
terjadi : Hanya karena pola
sebagian kehidupan keluarga
yang sudah terjaga

3 Potensi masalah 2 0,6 Kegiatan anak-anak


X1
3
untuk dicegah : usia sekolah dan
Cukup senang bermain
menyebabkan anak
kurang istirahat

4 Menonjolnya 1 0,5 Masalah ini ada


X1
2
masalah : ada namun keluarga
masalah tetapi merasa masalah ini
tidak perlu segera tidak perlu untuk
ditangani segeraa ditangani

Total Nilai 2,7

F. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Diagnosa Keperawatan 1 : Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar
informasi d.d keluarga tidak tahu penyakit
2. Diagnosa Keperawatan 2 : Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d
adanya masalaha kesehatan d.d keluarga ingin hidup sehat
3. Diagnosa Keprawatan 3 : Manajemen Kesehatan keluarga tidak
efektif b.d kompleksitas program pengobatan d.d terjadinya kekambuhan

G. Intervensi Keperawatan Keluarga

No Dx Tujuan Rencana Tindakan Rasional

1 Setelah dilakukan 1. Kaji Tingka 1. Mengetahui tingkat


tindakan Pengetahuan dan pengetahuan dan
Defisit
keperawatan selama penyebab penyebab kurangnya
Pengetahuan
3x24 jam diharapkan kurangnya pengetahuan akan
b.d kurang
deficit pengetahuan pengetahuan memudahkan untuk
terpapar
teratasi dengan melakukan intervensi
informasi d.d
kriteria hasil : 2. Untuk menambah
keluarga 2. Berikan media
pengetahuan dan
tidak tahu 1. Pengetahuan untuk
wawasan keluarga
penyakit keluarga memperoleh
3. Pendidikan kesehatan
meningkat informasi
akan meningkatkan
2. Keluarga 3. Berikan
tingkat pengetahuan
memahami pendidikan
keluarga
konsep penyakit kesehatan
4. Untuk
memaksimalkan
4. Kolaborasi dalam pemberian
dengan petugas pendidikan kesehatan
kesehatan untuk
melakukan
pendidikan
kesehatan
2 Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
tindakan masalah masalah kesehatan
Kesiapan
keperawatan selama kesehatan yang apa yang dialami oleh
peningkatan
3x24 jam diharapkan dialami keluarga keluarga
koping
keluarga siap 2. Bantu klien 2. Supaya keluarga dan
keluarga b.d
meningkatkan mengidentifikasi klien mnengetahui
adanya
mekannisme koping keuntungan dan keuntungan dan
masalaha
dengan kriteria kerugian dari kerugian dari
kesehatan d.d
hasil : penanganan. penanganan yang
keluarga igin
akan dilakukan
hidup sehat 1. Keluarga mau
diberikan 3. Berikan informasi
3. Supaya keluarga
penyuluhan aktual yang
mengetahui penyakit
kesehatan terkait diagnosis
dan terapi apa yang
2. Keluarga mau medis dan terapi
akan diberikan.
menjalani
kehidupan sesuai 4. Anjurkan klien

perilaku hidup untuk mengambil 4. Supaya klien dan


keputusan untuk keluarga dapat
dan bersih
penanganan memutuskan
penanganan yang
akan diambil
3 Setelah dilakukan 1. Pertimbangkan 1. Budaya keluarga
tindakan budaya keluarga dapat memnetukan
Manajemen
keperawatan selama ketika tingkat keberhasilan
Kesehatan
3x24 jam diharapkan mempromosikan promosi kesehatan
keluarga
manajemen perawatan diri yang akan diberikan
tidak efektif
kesehatan keluarga pada penderita
b.d
menjadi efektif gastritis
kompleksitas
dengan kriterria hasil 2. Bantu keluarga
program
: dalam
pengobatan
mengidentifikasi 2. Supaya keluarga
d.d 1. Pengobatan dapat perawatan pada mampu mengenali
terjadinya dilakukan secara pasien gastritis perawatan pada
kekambuhan mandiri yang belum pasien demam
2. Keluarga mampu terpenuhi
melaksanakan 3. Anjurkan
kegiatan keluarga untuk
pengobatan saling memotivasi
secara rutin antar satu dengan 3. Motivasi yang tinggi
yang lainnya dari keluarga dapat
dalam mengatasi menentukan
masalah keberhasilan
kesehatan perawatan diri,
4. Diskusikan sehingga motivasi
perubahan gaya dari seluruh anggota
hidup sehat yang keluarga sangat
mungkin diperlukan
diperlukan untuk 4. Supaya keluarga
menceggah dapat menerapkan
terjadinya gaya hidup sehat
kekambuhan. sesuai dengan keluhan
masalah kesehatan
yang dialami
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta :

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta: PPNI

PPNI. (2019). Standal Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta: PPNI

Anda mungkin juga menyukai