Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan jiwa, yang mencerminkan
kedewasaan dan kepribadian, kondisi tersebut memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual, emosional, secara optimal dari seseorang,
dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain. Rosdahl dalam
(Kusumawati, Farida Hartono & Yudi, 2010).
Kekambuhan gangguan jiwa merupakan keadaan dimana
timbulnya kembali gejala-gejala gangguan psikis yang sebelumnya sudah
memperoleh kemajuan yang baik, biasanya gangguan jiwa kronis
diperkirakan mengalami kekambuhan kembali pada tahun pertama, dengan
kisaran 50% dan pada tahun kedua akan mengalami 79% dari dampak
kekambuhan (Andri, 2008). Secara global angka kekambuhan pasien
gangguan jiwa mencapai 50% hingga 92%, yang diakibatkan karena
ketidakpatuhan dalam berobat, kurangnya dukungan dari keluarga dan
kondisi kehidupan yang rentan akan peningkatan stress (Sheewangisaw,
2012).
Selain itu ada beberapa hal yang dapat memicu kekambuhan
gangguan jiwa, antara lain tidak kontrol ke dokter secara teratur,
menghentikan sendiri obat tanpa persetujuan dari dokter, kurangnya
dukungan dari masyarakat, serta adanya masalah kehidupan yang berat
yang membuat stress pasien (Kusumawati, Farida Hartono & Yudi, 2010).
Pentingnya pendidikan kesehatan deteksi dini kekambuhan
gangguan jiwa yaitu untuk mengetahui dan menanggulangi kekambuhan
gangguan jiwa secara dini dari tanda dan gejala yang muncul, selain itu
juga merupakan awal usaha dalam memberikan kondisi yang kondusif
bagi pasien. Deteksi dini juga berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan mental pasien dan keluarganya sebagai

1
sumber problem mengenai persoalan kejiwaan keluarga (Notosoedirdjo
dan Latipun, 2005).
Pengetahuan yang terbatas mengenai penyebab, gejala dan
pengobatan penyakit jiwa akan membuat individu merasa bahwa penyakit
jiwa berasal dari roh-roh jahat, kutukan, hukuman atau bagian dari garis
keturunan, padahal penyakit jiwa tersebut berasal dari diri individu itu
sendiri (Chen, 2016).
Salah satu upaya penting dalam penyembuhan dan pencegahan
kekambuhan kembali adalah adanya pendidikan kesehatan untuk keluarga
yang merawat pasien gangguan jiwa yang berulang di wilayah kerja
Puskesmas Gatak. Dari hal ini sangat penting sekali agar keluarga dapat
mengatur aktivitas pasien sehari-hari, keluarga dapat mendorong pasien
untuk melakaukan kontrol secara teratur ke rumah sakit, memastikan
minum obat secara teratur sesuai dosis merupakan cara mencegah
kekambuhan. Selain itu dukungan sosial dapat secara langsung
memperkokoh kesehatan jiwa pasien dan keluarga, berbagai macam
dukungan tersebut dapat berfungsi sebagai strategi preventif untuk
mengurangi stress dan konsekwensi negatifnya (Keliat, 2010).
Maka dari itu kami tertarik untuk membuat makalah dengan judul
“Konsep Pendidikan Kesehatan”

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Kesehatan?
2. Apa tujuan pendidikan kesehatan?
3. Apa manfaat pendidikan Kesehatan?
4. Siapa saja sasaran Pendidikan kesehatana di rumah sakit jiwa?
5. Faktor apa aja yang mempengaruhi proses berlangsungnya pendiidkan
kesehatan?

2
C. Tujuan
1. Mengetahui Pendidikan Kesehatan.
2. Mengetahui tujuan pendidikan kesehatan.
3. Mengetahui manfaat pendidikan Kesehatan.
4. Mengetahui sasaran Pendidikan kesehatana di rumah sakit jiwa
5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi Pendidikan Kesehatan.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri
manusia yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan
perseorangan dan masyarakat. Pendidikan kesehatan merupakan suatu
proses perkembangan yang selalu berubah secara dinamis dimana
seseorang dapat menerima atau menolak keterangan baru, sikap baru dan
perilaku baru yang ada hubungannya dengan tujuan hidup sehat
(Nyswander, 1947 dalam Azwar 1983 ).
Menurut WHO (1945) pendidikan kesehatan bertujuan untuk
merubah perilaku seseorang dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
(Azwar, 1983). Hasil yang diharapkan adalah perilaku kesehatan atau
perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif
(Notoadmojo, 2012)
Pendidikan kesehatan adalah komponen program kesehatan dan
kedokteran yang terdiri atas upaya terencana untuk mengubah perilaku
individu, kelompok maupun masyarakat yang merupakan perubahan cara
berfikir, bersikap, dan berbuat dengan tujuan membantu pengobatan,
rehabilitasi, pencegahan penyakit, dan promosi hidup sehat.(Stuart,1986
dalam Suliha et al, 2000)
Ketiga definisi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan
merupakan suatu proses perubahan perilaku yang dinamis dengan tujuan
mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia yang meliputi komponen
pengetahuan, sikap, ataupun praktik yang berhubungan dengan tujuan
hidup sehat baik secara individu, kelompok maupun masyarakat, serta
merupakan komponen dari program kesehatan

4
B. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Secara umum, tujuan dari pendidikan kesehatan ialah mengubah
perilaku individu/masyarakat dibidang kesehatan (WHO, 1984 dalam
Notoatmodjo 1997). Tujuan ini dapat diperinci lebih lanjut menjadi :
1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimata masyarakat.
2. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada.(Suliha, 2002).
Secara operasional, tujuan pendidikan kesehatan diperinci oleh
Wong (1974) yang dikutip Tafal (1984) sebagai berikut:
1. Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih besar
pada kesehatan (dirinya), keselamatan lingkungan, dan masyarakatnya.
2. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah
terjadinya sakit menjadi lebih parah dan mencegah keadaan
ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh
penyakit.
3. Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan
perubahan-perubahan system dan cara memanfaatkannya dengan
efesien dan efektif.
4. Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan
bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem
pelayanan formal.
Dari kedua uraian tentang tujuan tersebut diatas, dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah
pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar
menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri dalam
mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai.

5
C. Manfaat Pendidikan Kesehatan
Menurut Machfoedz dkk (2007) dan Taylor dkk (1997), manfaat
pendidikan kesehatan antara lain:
1. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan pasien dan
keluarga dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan,
2. Memungkinkan pasien untuk lebih bertanggung jawab terhadap
kesehatannya
3. Memungkinkan pasien untuk memilih gaya hidup yang lebih sehat
4. Meningkatkan kepuasan keluarga terhadap pelayanan keperawatan
5. Mencegah komplikasi

D. Sasaran Pendidikan Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa


1. Pasien dengan gangguan Jiwa
2. Keluarga/Kerabat/orang terdekat/sahabat/teman/Pengunjung pasien
gangguan jiwa

E. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan


1. Keadaan Pasien
Keadaan Pasien sangat mempengaruhi proses terjadinya
pendidikan Kesehatan apabila sasaran pendidikan kesehatnnya pada
pasien. Apabila kondisi pasiennya tidak memungkinkan seperti pasien
amuk, menarik diri, tidak mau di ajak komunikasi maka pendidikan
kesehatan pun sebaiknya tidak di lakukan. Tetapi, jika pasiennya
dalam kondisi memungkinkan seperti bisa di ajak bicara dan tidak
amuk maka pendidikan kesehatan bisa di lakukan.
2. Lingkungan Sekitar tempat berlangsungnya Pendidikan Kesehatan
Lingkungan sekitar tempat berlangsungnya Pendidikan Kesehtan
sangat berpengeruh pada proses terjadinya pendidikan kesehatan
seperti lingkungan yang ramai, gaduh dan tidak tenang tidak
memungkinkan untuk dilakukannya pendidikan Kesehatan.

6
3. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang pasien/keluarga
terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah
seseorang menerima informasi yang didapatnya.
4. Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah
pula dalam menerima informasi baru.
5. Tingkat Adat Istiadat
Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat
istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan. Kepercayaan
pasien/keluarga lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh
orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan
masyarakat dengan penyampai informasi.

7
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN “Kepatuahan Minum Obat”

Topik bahasan : Kepatuhan Minum Obat


Sub Topik : a. Penyebab Sifilis (Raja Singa)
b. Penularan Sifilis (Raja Singa)
c. Pencegahan Sifilis (Raja Singa)
Sasaran : Pasien dan Keluarga yang menjalani Rawat Jalan
Hari/tanggal : Rabu, 11 April 2018
Waktu pertemuan : 09:00 WIB
Tempat : PoliKlinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Bandung
Durasi : 20 menit

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga pasien mampu mengetahui
manfaat kontrol dan minum obat secara teratur dan peran keluarga
dalam mencegah kekambuhan
2. Tujuan Instruksional Khusus
3. Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan keluarga
pasien dapat mengetahui :
a. Menyebutkan manfaat kontrol dan minum obat secara teratur
b. Menyebutkan peran keluarga dalam mencegah kekambuhan
c. Menyebutkan tanda-tanda dan gejala kekambuhan

B. Materi
Terlampir

C. Metode
Ceramah
Tanya Jawab

8
D. Media
 Leflet

E. Kegiatan Penyuluahn
Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluh Media
sasaran
1. Pembukaan Tidak
Menyimak
a. Mengucapkan salam Ada
dan
2 Menit b. Memperkenalkan diri
menjawab
c. Menjelaskan maksud dan
salam
tujuan
2. Materi Tidak
Menjelaskan Materi secara ada
Berurutan diantaranta:
Menimak,
a. Pengertian PMO
memperha
13 Menit b. Jenis-jenis Obat
tikan, dan
c. Manfaat Obat
berdiskusi
d. Reaksi Obat
e. Prinsip Pemberian Obat
f. Tanda Kekambuhan
3. Evaluasi Bertanya Tidak
Memberikan pertanyaan kepada dan ada
3 Menit
klien/keluarga. menjawab
pertanyaan
4. Penutup Tidak
a. Menyimpulkan materi yang ada
telah disampaikan. Menyimak
b. Menyampaikan terima kasih dan
2 Menit
atas waktu yang telah menjawab
diberikan oleh audience. salam
c. Membagikan leaflet.
d. Mengucapkan salam.

9
F. Evaluasi
Waktu : 2 menit
Bentuk soal : Pertanyaan
Jumlah soal : 2 soal
Jenis soal :
1. Sebutkan Prinsip pemberian obat?
2. Sebutkan manfaat pembarian obat?

10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan merupakan
suatu proses perubahan perilaku yang dinamis dengan tujuan mengubah
atau mempengaruhi perilaku manusia yang meliputi komponen
pengetahuan, sikap, ataupun praktik yang berhubungan dengan tujuan
hidup sehat baik secara individu, kelompok maupun masyarakat, serta
merupakan komponen dari program kesehatan.
Bahwa pada dasarnya pendidikan kesehatan bertujuan untuk
mengubah pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat di bidang
kesehatan agar menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai,
mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai.
Menurut Machfoedz dkk (2007) dan Taylor dkk (1997), manfaat
pendidikan kesehatan antara lain: Meningkatkan pengetahuan, kesadaran
dan keterampilan pasien dan keluarga dalam upaya mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, Memungkinkan pasien untuk lebih bertanggung
jawab terhadap kesehatannya, Memungkinkan pasien untuk memilih gaya
hidup yang lebih sehat, Meningkatkan kepuasan keluarga terhadap
pelayanan keperawatan dan Mencegah komplikasi.Sasaran Pendidikan
Kesehatan pada Keperawatan Jiwa bisa Pasien dengan gangguan Jiwa
ataupun Keluarga pasien gangguan jiwa.

B. Saran
Sebaiknya sebelum kita melakukan pendidikan kesehatan kita
harus mengetahui siapa sasaran kita, bagaimana lokasi tempat kita
melakukan pendidikan kesehatannya dan yang paling penting kita harus
mengetahui lebih mendalam mengenai materi yang akan kita sampaikan.

11

Anda mungkin juga menyukai